Anda di halaman 1dari 82

PENGARUH RESIKO BANK, BOARD SIZE DAN TINGKAT PERTUMBUHAN BANK PADA GENDER DIVERSITY DI PERBANKAN YANG LISTING

DI BURSA EFEK INDONESIA 2008-2010


SKRIPSI

Diajukan Kepada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Agung Tirtayasa Dalam Rangka Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

OLEH NAMA NIM : Tubagus Aria Dwitama : 5552081061

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang 2012

PENGARUH RESIKO BANK, BOARD SIZE DAN TINGKAT PERTUMBUHAN BANK PADA GENDER DIVERSITY DI PERBANKAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA 2008-2010
SKRIPSI

Diajukan Kepada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Agung Tirtayasa Dalam Rangka Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

OLEH NAMA NIM : Tubagus Aria Dwitama : 5552081061

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang 2012

PERSEMBAHAN

Bismillah adalah kata awal setelah meninggalkan Universitas ini. Awal kehidupan setelah melewati masa yang panjang, saatnya merealisasikan apa yang telah didapat. Kebanggaan adalah yang didapat oleh keluarga, tapi ini merupakan tanggung jawab yang harus dilaksanakan, mengejar cita-cita untuk menjadi lebih baik setelah ini. Segala macam cobaan untuk menyelesaikan karya ini telah dilewati. Sempat pasrah tapi kemudian bangkit lagi sampai akhirnya terciptalah sebuah karya kecil ini, karena begitu banyak yang memotivasi untuk tetap terus berjuang. Dengan ini saya persembahkan sebuah karya ini untuk semua yang telah memberi semangat, doa dan bantuan pikiran selama mengerjakan. Mama dan papa terima kasih atas doa dan semangat yang telah kalian berikan. Kakak dan keponakan, senyum kalian yang terus memberi semangat dan kebahagian dikala bersama kalian pemacuku. Sahabat-sahabat, kalian tidak pernah bosan memberi motivasi.

HALAMAN MOTTO

NOTHING CAN STOP ME TO FIGHT THE WORLD (ANONIM)

DALAM SETIAP TANTANGAN PASTI ADA PELUANG UNTUK BERHASIL (@YOTers)

It Aint About How Hard You Hit. Its About How Hard You Can Get It And Keep Moving Forward. How Much You Can Take And Keep Moving Forward. The Rest Is Gods Will. (ANONIM)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul PENGARUH RESIKO BANK, BOARD SIZE DAN TINGKAT PERTUMBUHAN BANK PADA GENDER DIVERSITY DI PERBANKAN YANG LISTING DI BEI PERIODE 2008-2010. Saya menyadari bahwa skripsi yang saya tulis ini bukan merupakan suatu yang instan. Namun merupakan buah dari suatu proses yang relative panjang, menyita segenap waktu, tenaga dan pikiran. Penulisan skripsi ini saya lakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Yang pasti, tanpa segenap doa dan dukungan dari berbagai pihak mustahil saya sanggup untuk menyelesaikan skripsi ini. Banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan, baik material dan spiritual, berupa bimbingan, saran, semangat, dan doa. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesarbesarnya kepada: 1. Prof. Dr. H. Soleh Hidayat., M.Pd, selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2. H. Wawan Prahiawan, SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Hj. Lia Uzliawati SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Yeni Januarsih, SE.Ak., M.Si selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 5. Wulan Retnowati,SE.,Ak.M.Ak selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah memberikan waktu, semangat serta bimbingan yang sangat berharga bagi terwujudnya skripsi ini. 6. Rita Rosiana,SE,.M.Si selaku Dosen Pembimbing Pembantu, yang telah memberikan waktu, arahan yang jelas serta motivasi kepada Penulis. 7. Kedua orang tuaku, kakakku dan keponakanku tersayang, terima kasih atas segala doa, semangat tiada henti dan dukungannya selama ini. 8. Seluruh dosen pengajar, staff tata usaha, dan petugas perpustakaan Universitas,Fakultas dan juga jurusan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 9. Seluruh sahabat mahasiswa Akuntansi Reguler 2008 FE UNTIRTA SERANG, yang selalu memberikan semangat pada masa perkuliahan dan bantuan selama penyusunan skripsi. 10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan semangat baik langsung atau tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Serang, 24 Juli 2012

Tubagus Aria Dwitama NIM. 5552081061

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN. PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI.. HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO. KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR................... DAFTAR LAMPIRAN HALAMAN ABSTRAKSI... BAB I PENDAHULUAN............. 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH 1.2 RUMUSAN MASALAH PENELITIAN 1.3 TUJUAN PENELITIAN.. 1.4 MANFAAT PENELITIAN.............. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 TELAAH TEORI.. 2.1.1 AGENCY THEORY.. 2.1.2 RESOURCE DEPENDENCY THEORY. 2.1.3 HUMAN CAPITAL THEORY. i ii iii iv v vi ix xii xiii xiv xv 1 1 6 7 7 9 9 9 10 11

10

2.1.4 SOCIAL PSYCHOLOGI THEORY 2.2 SEKTOR PERBANKAN 2.3 PENELITIAN TERDAHULU 2.4 PENGEMBANGAN HIPOTESIS.. 2.5 KERANGKA PEMIKIRAN.. 2.6 PERUMUSAN HIPOTESIS.. BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................

12 13 14 16 20 20 21 21 21 21 22 22 24 24 24 24 24 25 25 26 26 27 28 28 29 30

3.1 METODE PENGUMPULAN DATA 3.1.1 JENIS DAN SUMBER DATA................... 3.1.2 POPULASI DAN SAMPEL................... 3.1.3 PENGUMPULAN DATA 3.1.4 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL 3.2 METODE ANALISIS. 3.2.1 STATISTIK DESKRIPTIF.. 3.2.2 UJI ASUMSI KLASIK 1. UJI NORMALITAS.. 2. UJI MULTIKOLINIEARITAS 3. UJI HETEROKEDASTISITAS 4. UJI AUTOKORELASI. 3.2.3 ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA 3.3 PENGUJIAN HIPOTESIS. 3.3.1 UJI F. 3.3.2 UJI t.. 3.3.3 UJI R2 3.4 TEKNIK ANALISIS DATA.. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

11

4.1 GAMBARAN UMUM DAN DESKRIPTIF DATA. 4.1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1.2 DESKRIPTIF STATISTIK... 4.2 UJI ASUMSI KLASIK 4.2.1 UJI NORMALITAS. . 4.2.2 UJI MULTIKOLINIEARITAS. 4.2.3 UJI HETEROKEDASTISITAS. 4.2.4 UJI AUTOKORELASI.. 4.3 PENGUJIAN HIPOTESIS 4.3.1 UJI R2.. 4.3.2 UJI F. 4.3.3 UJI t. 4.4 PEMBAHASAN. BAB V PENUTUP.

30 30 31 33 33 36 37 40 41 41 42 43 47 50 50 51 51 52 55

5.1 KESIMPULAN.. 5.2 KETERBATASAN PENELITIAN 5.3 SARAN.. DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN.

12

DAFTAR TABEL HALAMAN TABEL 2.1 REVIEW PENELITIAN TERDAHULU. TABEL 3.1 OPERASIONAL VARIABEL. TABEL 4.1 DAFTAR SAMPEL PENELITIAN. TABEL 4.2 DESKRIPSI VARIABEL PENELITIAN TABEL 4.3 UJI KOLMOGOROV-SMIRNOV TABEL 4.4 UJI MULTIKOLINIEARITAS. TABEL 4.5 HASIL BESARAN KORELASI ANTAR VARIABEL TABEL 4.6 UJI GLEJSER. TABEL 4.7 UJI AUTOKORELASI.. TABEL 4.8 UJI R2. TABEL 4.9 UJI F TABEL 4.10 UJI t... 14 23 30 31 35 36 37 39 40 42 43 44

13

DAFTAR GAMBAR HALAMAN GAMBAR 2.1 KERANGKA PEMIKIRAN... GAMBAR 4.1 GRAFIK HISTOGRAM. GAMBAR 4.2 NORMAL PROBABILITY PLOT GAMBAR 4.3 GRAFIK SCATTERPLOT. 20 34 34 38

14

DAFTAR LAMPIRAN HALAMAN LAMPIRAN A LAMPIRAN B LAMPIRAN C LAMPIRAN D DAFTAR DATA SAMPEL.. TABULASI DATA... UJI ASUMSI KLASIK. OUTPUT REGRESI.. 56 57 59 62

15

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BANK RISK, BOARD SIZE AND BANKS GROWTH RATE ON GENDER DIVERSITY IN INDONESIAN BANKING IN INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2008-2010 BY: TUBAGUS ARIA DWITAMA This study examines the influence of bank risk, board size and banks growth rate on gender diversity in Indonesian banking which listing in Indonesian Stock Exchange. Gender diversity is defined as the percentage of women on the board of commissioners, board of directors and the audit committee. This research is important because it present empirical evidence examining whether gender diversity is associated with financial performance for banking sectors in Indonesia. Data was obtained by annual report from banks which accordance with the criteria of research sample. Processed data analysis of the study used multi-linear regression analysis by SPSS Windows Program v.16.0 the study is consisted of dependent and independent variables. The dependent variable is gender diversity and the independent variables are bank risk, board size and banks growth rate. The simultaneous test result that bank risk, board size and banks growth rate have no influence on gender diversity.

Keywords : bank risk, board size, banks growth rate, gender diversty, and banks.

16

ABSTRAKSI

PENGARUH RESIKO BANK, BOARD SIZE DAN TINGKAT PERTUMBUHAN BANK PADA GENDER DIVERSITY DI PERBANKAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2010
OLEH: TUBAGUS ARIA DWITAMA Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh resiko bank, board size dan tingkat pertumbuhan terhadap gender diversity di perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Gender diversity dapat didefinisikan sebagai persentase wanita di dalam dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit. Penelitian ini sangat penting karena memberikan bukti empiris yang menjelaskan hubungan antara gender diversity dengan kinerja perbankan di Indonesia. Data yang digunakan dari data annual report perbankan yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Proses analisis data menggunakan SPSS v.16, penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen adalah gender diversity. Variabel independen terdiri dari resiko bank, board size dan tingkat pertumbuhan bank. Hasil tes yang dilakukan secara simultan menunjukkan bahwa resiko bank, board size dan tingkat pertumbuhan bank tidak berpengaruh terhadap gender diversity.

Keywords : resiko bank, board size, tingkat pertumbuhan bank, gender diversity dan bank.

17

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Board diversity atau eksistensi dari seorang pria dan wanita yang memiliki perbedaan kewarganegaraan, ras, agama dan umur di dalam keanggotaan dewan direksi saat ini menjadi topik yang dibicarakan di lingkungan perusahaan di dunia (Dutta dan Bose, 2006). Gender diversity di dalam keanggotaan dewan direksi merujuk pada tingkat keterwakilan wanita di dalam board of director dan merupakan salah satu aspek penting dalam board diversity (Dutta dan Bose, 2006). Banyak negara yang memfokuskan etika bisnis pada gender diversity di dalam board of director untuk meningkatkan corporate governance. Banyak negara di Eropa telah menerapkan regulasi tentang kuota keterwakilan wanita di board of director di perusahaan terbuka (de Cabo, 2011). Norwegia, menjadi negara pertama yang menerapkan peraturan ini yaitu 40% wanita di dalam anggota dewan. Spanyol dan Prancis akan menerapkan peraturan tentang kuota keterwakilan wanita paling lambat tahun 2015 dan 2017. Parlemen Italia menyetujui kuota 30% untuk perusahaan yang listing dan perusahaan milik negara. Belanda menerapkan kuota 30% pada Januari 2016, sedangkan Belgia telah mengadopsi regulasi tentang kuota gender harus 1/3 di perusahaan milik negara (selama 1 tahun) dan perusahaan terbuka (antara 5 sampai 8 tahun). Di beberapa negara anggota Zona Euro

18

seperti Inggris Raya, Finlandia dan Swedia telah menerapkan peraturan untuk menyeimbangkan gender di dalam keanggotaan dewan direksi (Visser, 2011). Beberapa studi di dunia menunjukkan bahwa keterwakilan wanita di dalam dewan direksi atau dewan komisaris masih sangat rendah. Berdasarkan data dari Ethical Investment Research Service menunjukkan dari 1600 perusahaan di FTSE All World Developed Index, hanya 7% perusahaan yang dipimpin oleh wanita. Hanya Norwegia (>25%) dan Swedia (mendekati 20%) yang memiliki tingkat keterwakilan yang tertinggi dibandingkan dengan Amerika Serikat (12,7%) dan Jepang memiliki tingkat keterwailan yang sangat ekstrim yaitu 0,4%. Penelitian dari European Professional Womens Network (2006) melaporkan lebih dari 300 perusahaan top di Eropa, menunjukkan rata-rata hanya 8,5% wanita berada di dalam board of director dibandingkan dengan di Amerika Serikat yaitu 14,6% wanita berada di board of director di perusahaan Fortune 500 pada tahun yang sama. Di Indonesia sendiri berdasarkan data statistik Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi menunjukkan bahwa jumlah penduduk wanita yang bekerja pada Agustus 2011 dalam jenis pekerjaan tenaga kepemimpinan adalah sebanyak 211.123 jiwa (18%) dari total 1.117.093 tenaga kepemimpinan dan hanya mengalami perubahan 5% selama periode 2005-2011

(depnakertrans.go.id). Berdasarkan data Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 2009-2014 menunjukkan bahwa dari total 560 anggota dewan terdapat 101 anggota dewan berjenis kelamin wanita atau sebesar 18% dari kuota yang telah ditetapkan yaitu 30% sesuai dengan Pasal 20 UU No.2 tahun 2008 tentang Partai Politik.

19

Untuk mempresentasikan gender di sektor perbankan, Quack dan Hancke (1997) menunjukkan proporsi wanita dalam posisi manajer mengalami penurunan di bank-bank komersial Uni Eropa. Mereka juga menunjukkan adanya jarak antara proporsi wanita sebagai karyawan dan keterwakilan mereka pada posisi manajer. Berdasarkan kelangkaan wanita di dalam dewan direksi, banyak peneliti di bidang bisnis telah mengeksplorasi gender diversity dan corporate governance, walaupun secara umum fokus terhadap satu negara dan analisa lintas industri, kecuali sektor perbankan. Sehingga hanya sedikit penelitian tentang struktur governance di perusahaan perbankan. Perbankan memiliki dua karakteristik yang lebih spesifik dari industri keuangan (de Cabo, 2011). Pertama, secara umum bank lebih rumit dibandingkan jenis industri lainnya. Kedua, adanya jaring pengaman untuk mencegah bank gagal menghasilkan insentif yang kurang baik (moral hazard), dalam kasus bank yang menerima kebijakan jaring pengaman maka akan menimbulkan resiko yang lebih banyak (de Cabo, 2011). Kebijakan ini menunjukkan bahwa corporate governance semakin penting bagi perbankan dengan melihat kecenderungan resiko sistemik yang sangat potensial (European Central Bank, 2005). Relevansi dari keberadaan wanita di dalam anggota dewan direksi dan komisaris tidak hanya dilihat dari sisi etika bisnis tetapi juga dilihat dari beberapa studi yang menyatakan hasil penelitian mereka memberikan pengertian yang lebih baik pada corporate governance. Watson (1993) dan Fondas dan Sassaloss (2000) berpendapat bahwa keberagaman gender dalam komposisi anggota dewan direksi melalui keterwakilan wanita yang lebih

20

dominan akan meningkatkan pengawasan terhadap kepentingan para shareholder dengan pengelolaan manajemen yang lebih baik. Hal ini dikarenakan wanita diharapkan memiliki tanggung jawab yang tinggi sebagai direktur sehingga dapat meningkatkan efektifitas dalam hal mengawasi para manajer (Fondas dan Sassaloss, 2000) dan beragamnya anggota dewan direksi lebih efektif dalam mengidentifikasi masalah dan menghasilkan banyak alternatif solusi (Watson, 1993). Wanita juga memiliki sikap kehatihatian yang tinggi, cenderung menghindari resiko dan lebih teliti dari pria (Kusumastuti, 2006). Hal inilah yang membuat wanita lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan dan dengan adanya wanita di dalam jajaran direksi dikatakan dapat membantu mengambil keputusan yang lebih tepat dan beresiko rendah (Carter, 2003). Di Indonesia sendiri board diversity menjadi hal yang menarik untuk diteliti hal ini dikaitkan dengan corporate governance di Indonesia karena masih ada anggapan bahwa pria lebih pantas menduduki posisi penting dalam perusahaan (Kusumastuti, 2006) dan masih sedikit penelitian tentang gender diversity di industri perbankan nasional. Masih sedikitnya wanita yang ditempatkan di level puncak manajemen mungkin disebabkan adanya pandangan yang berbeda terhadap penyebab kesuksesan yang diraih oleh pria dan wanita. Kesuksesan seorang pria dianggap karena kemampuan atau kecerdasan yang tinggi, sedangkan kesuksesan wanita dianggap sebagai keberuntungan (Crawford, 2006 dalam Kusumastuti, 2006). Namun pada saat suatu pekerjaan tidak dilihat dari faktor keberuntungan, maka kesuksesan wanita didapat dengan kerja keras. Selain itu pada saat terjadi kegagalan,

21

maka kegagalan yang didapat oleh seorang pria disebabkan karena faktor keberuntungan dan kegagalan yang didapat seorang wanita dikarenakan ketidakmampuan (Crawford, 2006 dalam Kusumastuti, 2006). Hal ini menyebabkan proporsi wanita dalam anggota dewan direksi dan komisaris hanya sedikit. Di Indonesia, pada tahun 2006 melalui Bank Indonesia mengeluarkan peraturan tentang corporate governance untuk mengatur perbankan dalam menjalankan usahanya. Berdasarkan peraturan corporate governance yang berlaku di Indonesia, maka Indonesia mengadopsi sistem two-tier board dari sistem yang ada di Belanda dan Amerika Serikat. Ini berarti ada dua dewan, yaitu dewan direksi dan dewan komisaris. Untuk jenis perusahaan perbankan maka ada yang dinamakan komite audit. Posisi dewan komisaris berada di atas posisi dewan direksi dan posisi komite audit sejajar dengan dewan direksi (Fitri, 2009). Berpijak pada penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini karena penelitian tentang gender diversity pada industri perbankan Indonesia masih sangat terbatas dengan bukti empiris yang sedikit dan topik penelitian yang belum banyak dieksplorasi lebih jauh. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Mateos de Cabo (2011) untuk mengetahui hubungan antara resiko yang diasumsikan oleh bank, board size dan tingkat pertumbuhan perbankan pada gender diversity di dalam dewan direksi di industri perbankan Uni Eropa. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada uji statistik, software statistik dan tahun penelitian. Uji statistik sebelumnya menggunakan regresi poisson

22

sedangkan penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Kemudian software yang digunakan adalah SPSS 16.0 sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan STATA V9. Tahun penelitian yang digunakan adalah periode 2008-2010 sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan periode 19982004. Dalam penelitian ini resiko bank menggunakan indikator Log Equity on Total Asset sebagai pengukur tingkat leverage, untuk mengetahui seberapa besar proteksi yang diberikan oleh bank terhadap nilai yang investasi oleh stockholder kepada bank tersebut. Untuk variabel board size menggunakan indikator jumlah anggota dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit sesuai dengan Komite Nasional Kebijakan Governance (2006). Variabel tingkat pertumbuhan bank menggunakan indikator growth rate of total assets, untuk merefleksikan tingkat strategi pertumbuhan bank tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan mengambil judul : Pengaruh Resiko Bank, Board Size dan Tingkat Pertumbuhan Bank Pada Gender Diversity Di Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia 2008-2010.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian Sesuai dengan penjelasan latar belakang di atas, maka disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah resiko bank berpengaruh negatif terhadap gender diversity? 2. Apakah board size berpengaruh positif terhadap gender diversity?

23

3. Apakah tingkat pertumbuhan bank berpengaruh positif terhadap gender diversity?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini dapat disusun secara konsisten untuk menjawab rumusan masalah penelitian, yaitu : 1. Resiko bank berpengaruh negatif terhadap gender diversity. 2. Board size berpengaruh positif terhadap gender diversity. 3. Tingkat pertumbuhan bank berpengaruh positif terhadap gender diversity. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak berikut : Kegunaan ilmiah 1. Bagi akademisi dan peneliti selanjutnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi peneliti yang berikutnya yang obyek penelitian yang sejenis. Dan memberikan kontribusi pada literatur tentang corporate governance pada industri perbankan nasional. Kegunaan praktek 1. Bagi Manajemen

24

Penelitian ini diharapkan memberi pertimbangan berupa kebijakan-kebijakan kepada pihak manajemen bank dalam merekrut wanita ke dalam dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit serta dampaknya terhadap kinerja keuangan perusahaan. 2. Bagi Stakeholder Penelitian ini diharapkan memberi masukan terhadap kinerja wanita di dalam dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit, sehingga para stakeholder dapat memberi saran atau masukan terhadap kinerja wanita di dalam dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit.

25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Teori Ada beberapa teori yang dapat digunakan dalam meneliti manfaat gender diversity terhadap kinerja perusahaan. Beberapa teori yang berasal dari berbagai bidang memberikan sudut pandang yang berbeda tentang manfaat gender diversity terhadap sebuah perusahaan. Penelitian Carter (2010) yang menggunakan beberapa teori dalam melakukan penelitian hubungan antara board diversity dan kinerja perusahaan, yaitu resource dependence theory, human capital theory, agency theory dan social psychology, sehingga penelitian ini menggunakan pendekatan dari berbagai disiplin ilmu dan memakai empat teori yang diambil dari teori organisasi, ekonomi dan sosial psikologi. 2.1.1 Agency Theory Penelitian Fama (1980) mengungkapkan bahwa mekanisme

pengendalian internal mejadi alat yang sangat penting dalam menjaga kepentingan para shareholder dan ini hanya dapat dilakukan ketika pemantauan dilakukan dengan sangat baik. Pada penelitian Carter (2003) mengindikasikan bahwa semakin banyak keberagaman dalam dewan direksi/komisaris dapat memberikan pengawasan yang lebih baik kepada para manajer karena board diversity dapat meningkatkan independensi dewan direksi/komisaris.

26

Penelitian

Hillman

dan

Dalziel

(2003)

menyatakan

dalam

menjalankan fungsi pengawasan, para anggota direksi membutuhkan kemampuan untuk memadukan antara pengalaman dan kapabilitas untuk mengevaluasi manajemen dan menilai strategi bisnis. Meningkatnya gender diversity dapat diartikan sebagai peningkatan kualitas pengawasan dan pengendalian para manajer. Sehingga bank-bank yang ingin meningkatkan gender diversity dalam dewan direksi dan komisaris harus mencari direktur wanita diluar dari pool of candidates, karena sebagian kandidat lebih senior dan homogen (Powell, 1999 dalam de Cabo, 2011). 2.1.2 Resource Dependence Theory Beberapa penelitian menggunakan perspektif resource dependency bahwa sebuah organisasi bekerja di dalam sebuah sistem yang terbuka dan perlu untuk berubah dan memperoleh sumber daya tertentu untuk bertahan hidup dan mendapatkan sumber daya, hal ini menciptakan ketergantungan antara perusahaan dengan unit eksternal. Dalam konteks ini, keberagaman yang tinggi dalam anggota direksi dapat memperluas jaringan dan kontak serta membantu menempatkan perusahaan dalam jaringan dan hubungan dengan perusahaan lainnya (Hillman, 2000 dalam de Cabo, 2011). Resource dependency theory menawarkan fungsi dewan direksi yang menyediakan manfaat kepada perusahaan dari hubungan dengan pihak luar, yaitu memberikan saran dan konsultasi, legitimasi (Hillman dan Dalziel, 2003) dan saluran untuk mengkomunikasikan informasi dan mendapatkan komitmen dan bantuan dari elemen penting dari luar perusahaan (Pfeffer dan Salancik, 1978 dalam de Cabo, 2011).

27

Resource dependency theory menyediakan dasar dari beberapa teori untuk penelitian bisnis yang berhubungan dengan board diversity (Carter, 2010). Keberagaman secara umum dan perbedaan gender secara khusus, dapat menciptakan informasi unik yang dapat membantu para manajemen dalam membuat keputusan yang lebih baik. Anggota direksi yang beragam dapat memberikan opini yang berbeda terhadap suatu masalah, sehingga dapat menyelesaikan suatu masalah dan meningkatkan kualitas dari proses pengambilan keputusan (Forbes dan Milliken, 1999 dalam de Cabo, 2011). Namun, pentingnya manfaat dari gender diversity tergantung pada tingkat strategi perusahaan (Hillman, 2000 dalam de Cabo 2011). Perusahaan beroperasi pada lingkungan yang kompleks akan menghadapi ketergantungan lingkungan yang luas dan lebih cenderung untuk menilai lebih jauh setiap perspektif dan hubungan dengan pihak eksternal yang disediakan dari gender diversity. Dengan demikian berdasarkan strategi yang berorientasi pada pertumbuhan seharusnya dapat meningkatkan manfaat dari keterwakilan wanita di dalam anggota dewan direksi. 2.1.3 Human Capital Theory Ada sebuah asumsi umum yang menyatakan wanita tidak memiliki kemampuan untuk mencapai posisi dewan direksi (Burke, 2000 dalam de Cabo, 2011). Namun, yang sebenarnya adalah wanita itu sama saja dengan pria pada beberapa hal termasuk tingkat pendidikan tetapi wanita tidak terlalu berpengalaman dalam bidang bisnis (Terjesen, 2010). Berdasarkan penelitian Carter (2010) yang menyatakan bahwa teori human capital memprediksi kinerja dewan direksi dapat dipengaruhi oleh

28

keberagaman karena beragam dan unik. Faktanya, human capital theory merupakan komplemen dari beberapa konsep yang berhubungan dengan board diversiy yang merupakan penjabaran dari resource dependence theory. Sebagai contoh, penelitian Robinson dan Deschant (1997) menyatakan bahwa keberagaman dalam perusahaan (gender, ras dan usia) dapat meningkatkan kreatifitas dan inovasi serta lebih efektif dalam memecahkan suatu masalah. Namun, Carter (2010) memperingatkan bahwa berdasarkan teori kontijensi, efek dari gender diversity bisa positif atau negatif tergantung perspektif kinerja keuangan perusahaan, tergantung keadaan internal dan eksternal yang berbeda dari perusahaan. Dalam hal ini, Aguilera (2008) menunjukkan bahwa keefektifitas dari praktek corporate governances (termasuk meningkatkan board diversity) mungkin tergantung pada ukuran perusahaan, fase pertumbuhan atau penurunan yang merupakan

perkembangan perusahaan dan pemerintah yang mengatur aktifitas bisnis. Adam dan Ferreira (2009) juga melaporkan bukti yang serupa, bahwa gender diversity dalam direksi perusahaan konsisten dengan teori kontijensi, walaupun direksi yang berbeda jenis kelamin merupakan pengawas yang bagus yang cenderung memiliki karakteristik yang positif yang kadangkadang merugikan perusahaan. 2.1.4 Social Psychology Theory Teori ini memprediksikan bahwa setiap individu yang memiliki status mayoritas mempunyai potensi untuk menggunakan pengaruhnya terhadap keputusan dalam grup (Westphal dan Milton, 2002 dalam de Cabo, 2011). Faktanya, sebagai pionir dari penelitian yang menggunakan teori ini, Kanter

29

(1977) menyatakankan grup yang homogen dibangun oleh sebuah kepercayaan dan orang-orang yang berada diluar grup dianggap sebagai ancaman. Dengan demikian, menambahkan satu atau dua orang wanita kedalam grup yang didominasi oleh para pria sama halnya dengan meningkatkan fenomena tokenisme. Becker (1957) menyatakan bahwa bekerja dengan anggota kelompok tertentu dapat membebankan biaya nonmoneter. Hasilnya output dari kelompok ini sangat rendah walaupun produktifitas setiap anggota sangat tinggi. Di sisi lain, Westphal dan Milton (2002) menyarankan anggota kelompok yang minoritas dapat mendorong cara berpikir yang berbeda dalam proses pengambilan keputusan. Kim (2009) menyatakan bahwa board diversity secara positif terkait dengan seberapa luas dan cepatnya dari strategi yang dilaksanakan oleh pihak manajemen tingkat atas. 2.2 Sektor Perbankan Literatur dari penelitian pada anggota dewan direksi/komisaris masih sangat terbatas, baik di luar negeri dan di Indonesia sendiri. Secara khusus, komposisi dan tugas dari dewan direksi merupakan inti dari praktek corporate governance di industri perbankan, tetapi gender diversity tidak mendapat perhatian yang cukup. Faktanya, hanya beberapa penelitian yang meneliti hubungan antara gender diversity dengan kinerja perbankan. Richard (2000) meneliti tentang hubungan antara keberagaman ras, strategi bisnis dan kinerja perbankan dan menemukan keberagaman ras dihubungkan dengan strategi pertumbuhan dapat meningkatkan produktivitas dan memberikan kontribusi untuk menciptakan nilai bagi para manajer bank. Bantel dan

30

Jackson (1989) berpendapat bahwa heterogenitas memberikan pengaruh positif berupa pengambilan keputusan yang kreatif dan inovatif. Hal ini menunjukkan bahwa bank yang lebih inovatif dipimpin oleh manajemen tingkat atas yang berpendidikan tinggi yang berbeda latar belakang di

pendidikan. Sementara itu, untuk penelitian tentang board diversity

Indonesia hanya di perusahaan manufaktur saja tetapi penelitian di perusahaan perbankan sangat terbatas sehingga topik tentang board diversity sangat relevan untuk diteliti agar dapat mengetahui kondisi perbankan yang memiliki dewan direksi dan dewan komisaris yang berjenis kelamin wanita memiliki kinerja yang baik atau tidak. 2.3 Penelitian Terdahulu Berikut adalah review penelitian terdahulu : Tabel 2.1 Review penelitian terdahulu
PENELITI
Richard, O.C 2000

JUDUL
Racial diversity, business strategy and firm performance : A resource based review.

HASIL
meneliti tentang hubungan antara keberagaman ras, strategi bisnis dan kinerja perbankan dan menemukan keberagaman ras dihubungkan dengan strategi pertumbuhan dapat meningkatkan produktivitas dan memberikan kontribusi untuk menciptakan nilai bagi para manajer bank Bank yang memiliki lebih banyak wanita di dewan direksi merupakan bank yang resikonya lebih rendah dan hutangnya sedikit. Bank yang memiliki lebih banyak wanita di dalam dewan direksi dapat lebih mengontrol para manajernya untuk tidak melakuakn moral hazard. Wanita sering tidak dimasukkan dalam keanggotaan dewan direksi karena para

Ruth Mateos de Cabo, et al 2011

Gender Diversity on European Banks Board of Director

31

anggota dewan direksi lainnya lebih menyukai homogenitas. Luis RodriguezDominguez, et al, 2010 Explanatory relationship diversity performance factors of the between gender and corporate Tinggi nya tingkat keterwakilan wanita di sector energy dan minyak mempunyai hubungan positif dengan ROA, ROE dan GM serta mempunyai hubungan negative dengan nilai pasar, ROS dan ROAN, walaupun tidak signifikan. Berbeda dengan sector energy dan minyak, keterwakilan wanita di sector consumer goods dan real estate mempunyai hubungan positif dengan kinerja perusahaan tetapi tidak signifikan. Keterwakilan wanita di industi manufaktur, konstruksi dan bahan mentah mempunyai hubungan positif dengan market value dan negative terhadap ROA. Keterwakilan wanita di industri jasa menunjukkan negative dengan ROS dan ROE serta ROA. Perusahaan yang memiliki keseimbangan antara wanita dan pria di dalam anggota dewan direksi memiliki kinerja yang lebih baik disbanding yang tidak seimbang. Allen N.Berger, al, 2011 Executive board composition and et bank risk taking 2. 3. 1. Semakin muda anggota dari anggota eksekutif maka semakin berorientasi dengan semakin tinggi resiko yang diambil. Eksekutif wanita lebih memilih ke bank yang stabil. Keterwakilan eksekutif dengan gelar Ph.D dapat mengurangi pengambilan resiko. H1a diterima karena pemimpin dengan tingkat pendidikan yang tinggi dapat meningkatkan kinerja perusahaan. H1b ditolak karena pemimpin dengan title akademik tidak berpengaruh dalam meningkatkan kinerja perusahaan. H1c ditolak karena umur dari pemimpin perusahaan tidak berpengaruh dalam meningkatkan kinerja perusahaan. H1d ditolak karena lama masa jabatan pemimpin perusahaan tidak berpengaruh dalam meningktkan kinerja perusahaan. H1e diterima karena ada perbedaan kinerja perusahaan yang dipimpin oleh seorang wanita dibandingkan dipimpin oleh pria.

Louis T.W. Cheng 2010

Management Demography and Corporate Performance : Evidence from China

32

2.4 Pengembangan Hipotesis Rendahnya keterwakilan wanita dalam anggota dewan direksi biasanya dihubungkan dengan fenomena glass ceiling. Yaitu sebuah setting yang berupa prosedur, struktur, hubungan khusus atau kebiasaaan yang menyulitkan wanita untuk mencapai posisi puncak dalam suatu perusahaan (Powell dan Butterfield, 1994). Hal ini juga terjadi di dalam industri perbankan luar negeri maupun nasional. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi rendahnya keterwakilan wanita dalam anggota dewan direksi karena mereka lebih menghindari resiko daripada pria (de Cabo, 2011). Hal ini juga dipertimbangkan oleh beberapa peneliti lainnya yang menunjukkan wanita tidak merefleksikan keadaan ekonomi saat ini dan menjadi faktor utama yang menyebabkan ada glass ceiling dalam perusahaan. Lebih lanjut lagi, Schubert (1999) menemukan bahwa di dalam kontekstual pengambilan keputusan keuangan, sikap wanita yang cenderung menghindari resiko sehingga bisa menjadi faktor dari diskriminasi secara statistical terhadap wanita (wanita dinilai rata-rata di dalam grup dan bukan di nilai secara individual) di dalam perusahaan (Phelps, 1992 dalam de Cabo, 2011). Hal ini menunjukkan ketika perusahaan atau bank berasumsi ada tingkat resiko yang signifikan, mereka tidak menyukai memperkerjakan wanita di dalam keanggotaan dewan direksi, hal ini terjadi saat wanita tidak mempunyai kemampuan dalam membuat keputusan yang beresiko yang dapat membuat bank tersebut sukses (de Cabo, 2011). Sejalan dengan penelitian Adam dan Ferreira (2004) yang menemukan

33

bahwa dewan direksi lebih homogen ketika perusahaan menghadapi lingkungan yang beresiko. Berdasarkan uraian, maka kami simpulkan hipotesis : H1 : Resiko bank berpengaruh negatif terhadap gender diversity. Tipe kebiasaan yang sering ditemukan di dalam dewan direksi (Pearce dan Zahra, 1992 dalam de Cabo, 2011) adalah adanya kemungkinan sedikitnya keterwakilan wanita di dalam anggota dewan direksi yang kecil merupakan bias dari grup yang homogen, ketika heterogenitas menjadi inti permasalahan dari konflik dan menyulitkan dalam pengambilan keputusan dalam anggota dewan direksi. Adams dan Ferreira (2007) menyatakan bahwa beberapa CEO akan lebih memilih anggota dewan direksi yang kecil dan homogen, hal ini diambil karena dapat mengurangi proses pengawasan dewan direksi. CEO lebih tertarik pada dewan direksi yang homogen karena para CEO akan lebih mudah untuk berteman dengan para direksi, yang mana biasanya didominasi oleh para pria yang berimplikasi pada wanita yang dianggap sebagai unsur pengganggu. Beberapa penelitian menyatakan bahwa diversity, terutama pada gender, telah diperkenalkan secara luas dengan meningkatnya jumlah direksi dan independen dalam prakteknya. Hal ini sesuai dengan ditemukannya dalam dewan direksi yang anggotanya banyak dengan tingkat keterwakilan wanita yang tinggi sebagai direksi independen berarti lebih beragam (Brammer, 2007 dalam de Cabo, 2011). Robinson dan Dechant (Kusumastuti, 2006) memberikan beberapa proposisi dan bukti empiris yang berkaitan dengan persebaran dalam dewan. Pertama, diversity dalam dewan

34

memberikan pemahaman yang lebih baik tentang marketplace, di mana hal ini berhubungan dengan demografi supplier dan customer perusahaan yang juga beragam. Kedua, diversity dapat meningkatkan kreatifitas dan inovasi. Ketiga, diversity menghasilkan alternative pemecahan masalah yang efektif. Keempat, diversity dapat meningkatkan efektifitas dalam kepemimpinan perusahaan. Kelima, diversity dapat meningkatkan hubungan global yang semakin efektif. Berdasarkan uraian tersebut, maka disimpulkan hipotesis sebagai berikut : H2 : Board size berpengaruh positif terhadap gender diversity. Berdasarkan literatur tentang diversity juga memberikan pentingnya akuntansi sebagai variabel untuk menilai budaya keberagaman dalam perusahaan (de Cabo, 2011). Sehingga dapat ditentukan ada hubungan yang mungkin terjadi antara gender diversity dan strategi pertumbuhan bank, yang mana cara yang paling mudah diidentifikasi dari laporan tahunan bank. Dalam industri jasa keuangan terutama pada perbankan, pertumbuhan yang sangat cepat melalui merger dan akuisisi menghasilkan ketidakefisienan dalam beroperasi, yang mana memberikan efek negatif pada kinerja perusahaan (Hopkins dan Hopkins, 1997 dalam de Cabo, 2011). Ketika bankbank berorientasi pada pertumbuhan dihadapkan dengan masalah efisiensi, mereka mungkin lebih proaktif dalam meningkatkan jumlah direksi wanita, hal ini mungkin sejalan dengan perspektif dan isu-isu yang menyatakan wanita yang cenderung mempertimbangkan proses pengambilan keputusan dan menghasilkan keputusan yang lebih baik (Bear, 2010). Board diversity dapat memainkan peran yang sangat penting dalam keadaan krisis karena dari

35

perspektif resource-dependence, ini akan lebih meningkatkan kesempatan keberagaman jaringan kerja (Hambrick dan DAveni, 1992 dalam de Cabo, 2011). Lebih jauh lagi, perushaan yang beroperasi pada lingkungan yang kompleks akan tumbuh positif dan mendapatkan hasil yang signifikan ketika mereka memiliki jumlah pekerja wanita yang banyak (Francoeur, 2008). Alasan lain tingginya keterwakilan wanita dalam dewan direksi pada bank dengan growth-oriented berasal dari perspektif diskriminasi Becker (1957). Pada tipe tasted-based discrimination yang artinya perusahaan akan lebih memilih keuntungan yang sedikit daripada mempromosikan wanita ke dalam dewan direksi. Jika bank memiliki strategi pertumbuhan yang tinggi akan menghasilkan pendapatan yang sangat tinggi atau akan menghadapi masalah efisiensi dalam beroperasi, mereka mungkin bersedia membayar atau kehilangan pendapatan daripada tidak bekerja dengan wanita, sehingga memungkinkan mereka mempunyai banyak keberagaman dalam dewan direksi ketika mereka bebas memilih para wanita untuk bekerja dalam dewan direksi. Dalam penelitian tentang diskriminasi pada dewan direksi di perusahaan-perusahaan Spanyol, de Cabo (2011) menemukan bahwa perusahaan dalam kondisi pasar yang kompetitif memiliki tingkat keterwakilan wanita yang lebih tinggi. Peneliti menginterpetasikan ini adalah manifestasi dari teori diskriminasi Becker, bahwa dalam pasar yang kompetitif, diskriminasi tidak lagi diterima sejak tidak memberikan efek ekonomi. Berdasarkan uraian, maka dapat disimpulkan : H3 : Tingkat pertumbuhan bank berpengaruh positif terhadap gender diversity.

36

2.5 Kerangka Pemikiran Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu maka kerangka konseptual penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Resiko bank

Board size

Gender diversity

Tingkat pertumbuhan bank

2.6 Perumusan Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut : H1 : Resiko bank berpengaruh negatif terhadap gender diversity. H2 : Board size berpengaruh positif terhadap gender diversity. H3 : Tingkat pertumbuhan bank berpengaruh positif terhadap gender diversity.

37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data historis. Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bank yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010 yang dipublikasikan secara umum serta tercantum dalam Direktori Perbankan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. 3.1.2 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang diteliti (Mustofa, 2001). Populasi penelitian ini adalah bank yang listing di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi, dimana sampel yang baik adalah sampel yang dapat mewakili sebanyak mungkin criteria populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah : Bank yang sudah go public terdaftar di BEI 2008-2010. Bank yang mempublikasikan laporan keuangan selama periode 2008-2010.

38

Bank yang memiliki sedikitnya 1 orang wanita di dalam dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit selama 2008-2010.

Data yang tersedia harus cukup, lengkap dan baik serta bisa diolah dan dapat diakses melalui web BEI dan web bank bersangkutan.

3.1.3 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data dokumentasi yaitu data annual report bank yang go public dan dipublikasikan selama periode 2008-2010. 3.1.4 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya 1. Variabel Dependen Gender diversity sebagai variabel dependen diukur dengan proporsi jumlah wanita di dalam keanggotaan dewan karena di Indonesia menganut two-tier board structure yang terdiri dari dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit pada setiap badan hukumnya. 2. Variabel Independen . Untuk menguji hubungan antara board diversity dan resiko bank akan menggunakan indikator Log Equity on Total Assets sebagai pengukur tingkat leverage, variabel ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar proteksi yang diberikan bank terhadap nilai investasi yang diinvestasikan oleh pihak lain kepada bank tersebut. Board size dimasukan sebagai variabel independen karena mewakili homogenitas dalam pengertian bias terhadap keberagaman dianggap tidak

39

memberi manfaat dan mereka memilih anggota dewan dengan jumlah kecil dan homogen. Growth rate of total asset dari 2008-2010 dimasukkan sebagai indikator variabel independen dari tingkat pertumbuhan bank. Berdasarkan uraian di atas maka disusun tabel operasionalisasi variabel sebagai berikut : Tabel 3.1 Tabel operasional variabel
Variabel Definisi operasional Indikator Skala

Resiko bank (X1)

Mengukur tingkat proteksi yang diberikan kepada ekuitas yang diinvestasikan kpd mereka ukuran anggota dewan di perusahaan

Log Equity on Total Assets

Rasio

Board size (X2)

Anggota dewan komisaris + anggota dewan direksi + komite audit Growth Rate Total Assets of

Nominal

Tingkat Pertumbuhan Bank (X3) Gender Diversity (Y)

Tingkat pertumbuhan total asset Jumlah wanita dalam dewan

Rasio

pada

di

Total anggota wanita / total anggota dewan

Rasio

40

3.2 Metode Analisis 3.2.1 Statistik Deskriptif Analisis ini digunakan untuk mengetahui gambaran secara umum data penelitian, mengenai variabel-variabel penelitian yaitu gender diversity, resiko yang diasumsikan oleh bank, board size dan tingkat pertumbuhan bank. Deskripsi variabel tersebut disajikan untuk mengetahui nilai rata-rata minimum, maksimum dan standar deviasi dari variabel yang diteliti. Mean digunakan untuk menghitung rata-rata variabel yang diteliti. Maksimum digunakan menghitung jumlah atribut paling banyak diungkapkan disektor perbankan. Analisis deskriptif bertujuan untuk pengujian hipotesis. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik. 3.2.2 Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diuji terlebih dahulu untuk memenuhi asumsi dasar dan pengujian yang dilakukan antara lain : 1. Uji Normalitas Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan grafik normal probability plot dan pengujian one sample Kolmogorov Smirnov, yaitu untuk membandingkan antara distribusi kumulatif dari data

sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas

41

Uji multikolinearitas ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kemiripan yang akan menyebabkan terjadinya korelasi, antara variabel independen yang satu dengan variabel independen lainnya dalam satu model. Apabila sebagian atau seluruh variabel independen berkorelasi kuat berarti terjadi multikolinearitas. Uji ini dapat dilakukan dengan menghitung nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance value tiap-tiap variabel independen (Gozali, 2005). 3. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas adalah terjadinya ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji

heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah pada model regresi penyimpangan variabel bersifat konstan atau tidak. Untuk menguji ada tidaknya heterokedastisitas dalam penelitian ini dapat digunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Apabila grafik yang ditunjukkan dengan titik-titik tersebut membentuk suatu pola tertentu maka telah terjadi heterokedastisitas dan apabila polanya acak tersebar maka tidak terjadi heterokedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Uji ini muncul karena adanya observasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu sama lain. Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson, dimana hasil pengujian ditentukan

42

berdasarkan nilai Durbin-Watson. Uji Durbin-Watson dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai taksiran faktor gangguan yang berurutan. 3.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi juga dapat dilakukan untuk mengetahui kelinieritas variabel terikat dengan variabel bebasnya, selain itu juga dapat menunjukkan ada atau tidaknya data yang ekstrim. Analisis regresi linear berganda terdiri dari satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel independen. (idmatgokil.wordpress.com). Persamaan regresi adalah sebagai berikut : GD = 0 + 1RISK + 2BSIZE + 3GROWTH + e Keterangan : GD 0 RISK BSIZE GROWTH 1- 3 e : : : : : : : Gender diversity Konstanta Resiko yang diasumsikan oleh bank Board size Tingkat pertumbuhan bank koefesien regresi error

3.3 Pengujian Hipotesis Untuk melakukan pengujian hipotesis terhadap variabel independen
pada variabel dependen

(H1, H2, dan H3) digunakan alat analisis regresi

berganda. Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis yang digunakan antara lain

43

adalah uji koefisiensi regresi simultan (uji F), pengujian signifikan parameter individual (uji t) dan Koefisien Determinan (Uji R2). 3.3.1 Uji F Pengujian ini bertujuan untuk menguji secara signifikan hubungan resiko bank, board size dan tingkat pertumbuhan bank pada gender diversity di dalam anggota dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit. Jika nilai signifikan F lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis alternatif tidak dapat ditolak atau dengan = 5% variabel independen secara statistik mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama (Ghozali, 2005). Langkah-langkah yang dilakukan adalah (Gujarati, 2003): 1. Merumuskan Hipotesis (Ha) Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. 2. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.05 (=0,05). 3. Membandingkan F
hitung

dengan F

tabel

Nilai F hitung dapat dicari dengan rumus (Gujarati, 2003):

F hitung = R2 / (k-1) (1-R2) / (N-k)

Dimana : R2 k N = = = Koefisien Determinasi Banyaknya koefisien regresi Banyaknya observasi

Bila F hitung < F tabel, variabel independen secara bersamasama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

44

Bila F hitung > F tabel, variabel independen secara bersamasama berpengaruh terhadap variabel dependen.

4. Dengan menggunakan nilai probabilitas, Ha akan diterima jika probabilitas kurang dari 0,05. 5. Menentukan nilai koefisien determinasi, dimana koefisien ini menunjukkan seberapa besar variabel independen pada model yang digunakan mampu menjelaskan dependennya. 3.3.2 Uji t Pengujian ini bertujuan untuk menguji secara signifikan dari masingmasing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Apabila tingkat signifikan yang diperoleh (p-value) lebih kecil dari 0,05 maka H0 dapat ditolak atau dengan = 5 % variabel independen tersebut berhubungan secara statistik terhadap variabel dependen. Uji t ini pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas (independen) secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. 3.3.3 Uji R2 Koefisiensi determinan (R2) digunakan untuk mengukur seberapa kemampuan model dapat dalam menerangkam variasi dependen. Nilai koefiensi determinan antara nol dan satu. Nilai (R2) yang paling kecil berarti kemampuan variabel-variabel dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Secara umum koefisiensi determinasi untuk data silang (cross section) relative rendah karena adanya variasi yang besar

45

antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtut waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisiensi determinan yang tinggi. Kelemahan dari penggunaan koefisiensi determinan ini adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted (R2) pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Nilai adjusted (R2) dapat naik turun apabila satu variabel independen ditambah ke dalam model. 3.4 Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini data yang telah dikumpulkan akan dianalisis menggunakan statistik dengan bantuan program SPSS 16 untuk melakukan uji statistik deskriptif, uji normalitas dan regresi linier berganda.

46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum dan Deskriptif Data Obyek Penelitian 4.1.1.Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan nasional yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan periode 2008-2010. Pada periode ini terdapat 84 bank, akan tetapi setelah dilakukan metode purposive sampling, maka sampel yang layak digunakan dalam penelitian ini 69 perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Data diambil dari annual report bank-bank tersebut. Terdapat 15 sampel yang digugurkan yaitu karena data bank tersebut tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Berikut adalah data bank yang dijadikan sampel penelitian. Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KODE EMITEN AGRO BABP BBCA BBKP BBNI BBRI BDMN BMRI BNGA NAMA BANK Bank Agroniaga Tbk Bank ICB Bumiputera Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Bukopin Tbk Bank Negara Indonesia Tbk Bank Rakyat Indonesia Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Mandiri Tbk Bank CIMB Niaga Tbk

47

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

BNII BNLI BSWD BVIC INPC MAYA MEGA NISP PNBN SDRA BNBA MCOR BAEK BTPN

Bank International Indonesia Tbk Bank Permata Tbk Bank Swadesi Tbk Bank Victoria International Tbk Bank Artha Graha Internasional Tbk Bank Mayapada Internasional Tbk Bank Mega Tbk Bank OCBC NISP Tbk Bank Pan Indonesia Tbk Bank Himpunan Saudara Tbk Bank Bumi Arta Tbk Bank Capital Indonesia Tbk Bank Ekonomi Raharja Tbk Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

4.1.2.Deskriptif Statistik Variabel Penelitian Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, maka berikut didalam Tabel 4.2 akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi untuk masing-masing variabel. Tabel 4.2 Deskripsi Variabel Penelitian Bank-Bank Sampel
Descriptive Statistics N GENDER_DIVERSITY RISK BSIZE GROWTH Valid N (listwise) 69 69 69 69 69 Minimum .010 -1.222 7 -.132 Maximum .375 -.041 27 .626 Mean .13686 -.95249 15.14 .17772 Std. Deviation .073589 .233549 5.001 .143794

Sumber: data sekunder yang diolah, 2012

48

Pada Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 69 sampel data yang diambil dari annual report yang dipublikasi oleh perusahaan perbankan yang tercatat di BEI dari periode 2008 sampai 2010. Data rasio GENDER_DIVERSITY terendah (minimum) adalah 0,010 yaitu AGRO dan BBRI pada tahun 2008 dan yang tertinggi (maksimum) adalah 0,375 yaitu AGRO pada tahun 2010. Kemudian rata-rata (mean) gender diversity adalah 0,13686. Sementara standar deviasi 0,073589 menunjukkan simpangan data yang relatif kecil, karena nilainya yang lebih kecil daripada mean-nya. Dengan tidak besarnya simpangan data, menunjukkan bahwa data variabel GENDER_DIVERSITY dikatakan cukup baik. Data rasio RISK yang terendah (minimum) adalah -1,222 yaitu BBKP pada tahun 2010 dan yang tertinggi (maksimum) adalah -0,41 yaitu AGRO pada tahun 2008. Kemudian rata-rata RISK adalah -0,95249 dan standar deviasi 0,233549 menunjukkan simpangan data relatif kecil, karena nilainya lebih kecil daripada mean-nya. Data nominal BSIZE yang terendah (minimum) adalah 7 yaitu BNBA pada 2009 dan 2010, sedangkan yang tertinggi (maksimum) adalah 27 yaitu BNGA pada tahun 2010. Rata-rata BSIZE adalah 15,14 dan standar deviasinya adalah 5,001 menunjukkan simpangan data relatif kecil karena nilainya lebih kecil daripada mean-nya.

49

Data rasio GROWTH yang terendah (minimum) adalah -0,132 yaitu AGRO pada tahun 2008 dan yang tertinggi (maksimum) adalah 0,626 yaitu BTPN pada tahun 2009. Rata-rata GROWTH adalah 0,17772 dan standar deviasinya adalah 0,143794 menunjukkan simpangan data relatif kecil karena nilainya lebih kecil daripada mean-nya.

4.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, ada dua cara untuk mendeteksinya, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara yang termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Dari gambar 4.1 terlihat bahwa pola distribusi mendekati normal, akan tetapi jika kesimpulan normal tidaknya data hanya dilihat dari grafik histogram, maka hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

50

Gambar 4.1 Grafik Histogram

Gambar 4.2 Normal Probability Plot

Sumber: data sekunder yang diolah, 2012

51

Grafik probabilitas pada gambar 4.2 diatas sekilas memang terlihat normal karena distribusi data residualnya terlihat mendekati garis normalnya. Namun biasanya hal ini menyesatkan oleh karena itu analisis statistik digunakan untuk memastikan apakah data tersebut benar-benar normal. Pengujian normalitas data secara analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Secara multivariat pengujian normalitas data dilakukan terhadap nilai residualnya. Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai asymptotic significance diatas 0,05 (Ghozali, 2007). Hasil pengujian normalitas data terlihat dalam Tabel 4.3 Tabel 4.3 Tabel Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
a

69 Mean Std. Deviation .0000000 .06769397 .118 .118 -.118 .980 .292

Most Extreme Differences

Absolute Positive Negative

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.

Sumber: data sekunder yang diolah, 2012. Berdasarkan tabel pengujian normalitas, tampak bahwa variabel penelitian RISK, BSIZE dan GROWTH mengikuti distribusi normal dengan nilai asymptotic significance yang lebih dari 5 persen.

52

4.2.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini menggunakan persamaan regresi GENDER_DIVERSITY = f(RISK, BSIZE, GROWTH). Untuk mengetahui apakah terjadi

multikolinearitas dapat dilihat dari VIF yang terdapat pada masing-masing variabel seperti terlihat pada tabel 4.4, berikut : Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficients

Collinearity Statistics Model 1 RISK BSIZE GROWTH Tolerance .880 .918 .951 VIF 1.136 1.090 1.051

a. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY

Sumber : data sekunder yang diolah, 2012

53

Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah jika mempunyai nilai Tolerance dibawah 1 dan nilai VIF dibawah 10. Dari tabel tersebut diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai Tolerance berada dibawah 1 dan nilai VIF jauh di bawah angka 10. Dengan demikian dalam model ini tidak ada masalah multikoliniearitas. Kesimpulan ini didukung dengan hasil koefisien korelasi antar variabel seperti pada tabel 4.5 di bawah ini : Tabel 4.5 Hasil Besaran Korelasi antar Variabel
Coefficient Correlations Model 1 Correlations GROWTH BSIZE RISK Covariances GROWTH BSIZE RISK a. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY GROWTH 1.000 .088 .219 .004 9.201E-6 .001
a

BSIZE .088 1.000 .286 9.201E-6 3.072E-6 1.921E-5

RISK .219 .286 1.000 .001 1.921E-5 .001

Sumber : data sekunder yang diolah, 2012 Melihat besaran (koefisien) korelasi antar variabel diatas, tampak korelasi masih dibawah 95%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikoliniearitas yang serius.

4.2.3 Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

54

pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2005). Untuk menentukan heterokedastisitas dapat menggunakan grafik scatterplot, titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, bila kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi heterokedastisitas dan model regresi layak digunakan. Hasil ujia heterokedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot ditunjukkan pada gambar 4.3 berikut ini : Gambar 4.3 Grafik Scatterplot

Sumber : data sekunder yang diolah, 2012

55

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heterokedastisitas. Akan tetapi analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan dalam keakuratan dalam menginterpretasikannya, oleh sebab itu perlu dilakukan uji statistik untuk lebih menjamin keakuratan hasil. Uji Glejser test adalah salah satu uji statistik digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas. Glejser menyarankan untuk meregresi nilai absolut dari ei terhadap variabel X (variabel bebas) yang diperkirakan mempunyai hubungan yang erat dengan i2. Berdasarkan output SPSS maka hasil uji heterokedastisitas dapat ditunjukkan dalam tabel 4.6 sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser

Coefficients

Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) RISK BSIZE GROWTH a. Dependent Variable: ABSRES B .079 .018 .000 -.017 Std. Error .025 .024 .001 .038 .097 -.054 -.055 Coefficients Beta t 3.204 .740 -.423 -.440 Sig. .002 .462 .674 .661

Sumber: data sekunder yang diolah, 2012

56

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dalam tabel 4.6 tersebut nampak bahwa semua variabel bebas menunjukkan hasil yang tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas tersebut tidak terjadi heterokedastisitas dalam varian kesalahan.

4.2.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : 1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2. Angka D-W diantara -2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi. 3. Angka D-W diatas +2 berarti ada auotkorelasi negatif. Tabel 4.7 Uji Autokorelasi
Model Summary Adjusted R Model 1 R .392
a b

Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.343

R Square .154

Square .115

.069239

a. Predictors: (Constant), GROWTH, BSIZE, RISK b. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY

Sumber: data sekunder yang diolah, 2012.

57

Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik DurbinWatson sebesar 1,343 maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif karena nilai D-W terletak diantara -2 dan +2.

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ini menguji hipotesis-hipotesis dengan metode analisis regresi berganda (multiple regression). Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dan hipotesis dalam penelitian ini, metode regresi berganda menghubungkan satu variabel dependen dengan beberapa variabel

independen dalam suatu model prediktif tunggal. Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya hubungan resiko bank, board size dan tingkat pertumbuhan bank yang merupakan variabel independen pada gender diversity yang merupakan variabel dependen.

4.3.1 Uji Koefesien Determinasi (R2) Koefesien determinasi (R2) menjelaskan proporsi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersamaan. Nilai koefesien determinasi berkisar antara 0 R2 1. Bila nilai R2 semakin mendekati satu maka variabel bebas yang ada semakin besar dalam menjelaskan variabel terikat, tetapi bila nilai R2 mendekati 0 maka variabel bebas semakin kecil dalam menjelaskan variabel terikat.

58

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Koefesien Determinasi

Model Summary Adjusted R Model 1 R .392


a

Std. Error of the Estimate

R Square .154

Square .115

.069239

a. Predictors: (Constant), GROWTH, BSIZE, RISK

Sumber : data sekunder yang diolah, 2012. Mengacu pada Insukrindo (1998) dalam Ghozali (2005) penggunaan nilai adjusted R2 dianjurkan pada saat mengevauasi model regresi, hal ini dikarenakan adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,115, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel independen bisa menjelaskan sebesar 11,5 persen terhadap variabel dependen, sedangkan sisanya sebesar 88,5 persen dijelaskan oleh faktor lain diluar model persamaan regresi. Sedangkan Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 0,069239. Makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.

4.3.2 Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Hasil pengujian pengaruh simultan dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut.

59

Tabel 4.9 UJI F

ANOVA Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares .057 .312 .368 df

Mean Square 3 65 68 .019 .005

F 3.938

Sig. .012
a

a. Predictors: (Constant), GROWTH, BSIZE, RISK b. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY

Sumber : data sekunder yang diolah, 2012 Dari hasil pengujian hipotesis terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 3,938 dengan tingkat signifikansi 0,012. Oleh karena probabilitas (0,012) lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel dependen

(GENDER_DIVERSITY) dengan semua variabel independen (RISK, BSIZE, GROWTH) secara bersama-sama.

4.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (t-test) Keandalan model regresi sebagai alat estimasi sangat ditentukan oleh signifikansi parameter-parameter dalam model yaitu koefesien regresi. Uji signifikansi dilakukan dengan statistik t (uji t). Uji t digunakan untuk menguji signifikansi koefesien regresi secara parsial dari variabel independenya (Ghozali, 2005). Hasil perhitungan parameter individual t statistik dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut.

60

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Pengujian Parameter Individual

Coefficients

Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) RISK BSIZE GROWTH B .253 .038 -.005 -.036 Std. Error .039 .038 .002 .060 .120 -.332 -.071 Coefficients Beta t 6.446 .986 -2.788 -.607 Sig. .000 .328 .007 .546

a. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY

Sumber : data sekunder yang diolah, 2012. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel GENDER_DIVERSITY memiliki hubungan dengan resiko bank, board size dan tingkat pertumbuhan bank dengan persamaan matematis sebagai berikut :

Y = 0,253 + 0,038X1 0,005X2 0,036X3 + e Dari persamaan di atas dapat diartikan: a. Nilai konstanta sebesar 0,253 Hal ini berarti bahwa tanpa adanya hubungan resiko bank, board size dan tingkat pertumbuhan bank maka akan terjadi peningkatan rasio gender diversity hingga mencapai nilai sebesar 0,253 atau dengan kata lain jika variabel independen dianggap konstan, maka gender diversity sebesar 0,253. b. Koefesien regresi variabel resiko bank (X1)

61

Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan resiko bank dengan asumsi variabel lainnya tetap (cateris paribus), maka gender diversity akan mengalami perubahan dengan arah yang sama. c. Koefesien regresi variabel board size (X2) Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan board size dengan variabel lainnya tetap (cateris paribus), maka board size akan mengalami perubahan dengan arah yang berbeda. d. Koefesien regresi variabel growth (X3) Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan growth dengan variabel lainnya tetap (cateris paribus), maka growth akan mengalami perubahan dengan arah yang berbeda. Adapun penjelasan terhadap masing-masing variabel sebagai berikut : a. Resiko bank (RISK) Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan resiko bank (RISK) pada gender diversity. Koefesien regresi resiko bank sebesar 0,038. Hal ini menunjukkan t resiko bank mempunyai pengaruh positif pada gender diversity. Probabilitas menunjukkan lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,328, artinya bahwa variasi variabel resiko bank tidak mempunyai pengaruh yang signifikan pada gender diversity. Sedangkan arah koefesien dari variabel resiko bank menunjukkan arah positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan resiko bank (RISK) secara signifikan mempunyai pengaruh negatif pada gender diversity tidak dapat diterima atau ditolak.

62

b. Board Size (BSIZE) Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan board size pada gender diversity. Koefesien regresi board size sebesar -0,005. Hal ini menunjukkan pengaruh negatif pada gender diversity. Probabilitas

menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,007 yang artinya bahwa variasi variabel board size mempunyai pengaruh yang signifikan pada gender diversity. Sedangkan arah koefesien variabel BSIZE menunjukkan arah yang negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan board size secara signifikan mempunyai pengaruh positif pada gender diversity tidak dapat diterima atau ditolak. c. Tingkat Pertumbuhan Bank (GROWTH) Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pertumbuhan bank. Koefesien regresi tingkat pertumbuhan bank sebesar -0,036. Hal ini menunjukkan pengaruh negatif pada gender diversity. Probabilitas

menunjukkan lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,546 yang artinya bahwa variabel tingkat pertumbuhan bank mempunyai pengaruh yang tidak signifikan pada gender diversity. Sedangkan arah koefesien variabel ini menunjukkan arah yang negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan tingkat pertumbuhan bank yang secara signifikan mempunyai pengaruh positif pada gender diversity tidak dapat diterima atau ditolak.

63

4.4 Pembahasan Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel resiko bank mempunyai pengaruh positif atau sama sekali tidak ada pengaruh pada gender diversity. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jianakoplos dan Bernasek (1998), Sunden dan Surette (1998) dan Johnson dan Powell (1994) yang menyatakan bahwa wanita cenderung menghindari resiko dalam pengambilan keputusan keuangan. Barber dan Odean (2001) dan Niederle dan Vesterlund (2001) menyatakan bahwa wanita kurang percaya diri dibandingkan dengan pria, hal ini sesuai penelitian Goel dan Thakor (2008) yang menyatakan manajer yang terlalu percaya diri akan membuat keputusan investasi yang buruk. Dalam kasus di Indonesia, dari sampel perusahaan perbankan mempunyai persentase rata-rata wanita di dalam keanggotaan dewan komisaris, direksi dan komite audit dari 69 perusahaan yang listing di BEI adalah 12,5%. Walaupun dalam beberapa studi menunjukkan semakin tinggi persentase wanita di dalam keanggotaan dewan komisaris, direksi dan komite audit maka semakin tinggi pula kinerja keuangan tapi hubungan ini akan sedikit berbeda di Indonesia karena sebagian besar perusahaan berada di bawah pengaruh keluarga (Claessens et al, 2000). Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel board size mempunyai pengaruh negatif pada gender diversity. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Bohren dan Strom (2005) di Norwegia yang menyatakan bahwa semakin banyak anggota dewan direksi akan

64

meningkatkan ketidakefisienan dalam pengambilan keputusan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin heterogennya dewan komisaris, direksi dan komite audit hanya membuang waktu dalam pengambilan keputusan dan kurang efektif jika dibandingkan dengan yang homogen, terlebih lagi jika perusahaan berada dilingkungan yang kompetitif (Erhardt et al, 2003 dalam Dominguez, 2010). Dalam kasus di Indonesia, gender diversity tidak diatur dalam ketentuan peraturan tentang corporate governance yang berlaku. Peraturan Bank Indonesia tahun 2008 hanya mengatur komposisi komisaris, direksi dan komite audit harus memberikan kuota minimal 50% kepada pihak independen. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa variabel tingkat pertumbuhan bank mempunyai pengaruh negatif pada gender diversity. Hal ini sesuai dengan Hopkins dan Hopkins (1997) yang menyatakan bahwa bank yang memiliki strategi pertumbuhan yang cepat membutuhkan pendapatan yang sangat tinggi dan biasanya menghadapi masalah efisiensi dalam operasinya dan dapat dipastikan mereka akan lebih memilih mendapatkan penghasilan yang sedikit dibandingkan untuk tidak bekerja dengan wanita. Hasil penelitian ini sejalan dengan Teori Becker yang kedua yaitu Tasted-based discrimination, yaitu sebuah entitas akan mendapatkan pendapatan yang sedikit dengan mempromosikan perempuan untuk berada di manajer puncak.

65

Dalam kasus di Indonesia, karena periode penelitian yang digunakan adalah tahun 2008 hingga 2010 yang mana pada tahun 2008 dan 2009 adalah periode krisis keuangan global yang berdampak pada pasar modal Indonesia dan iklim perbankan nasional. Sedangkan periode 2010 adalah periode pasca krisis keuangan global (Darmadi, 2010).

66

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan resiko bank, board size dan tingkat pertumbuhan bank pada gender diversity di dalam dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit di perbankan yang listing di BEI periode 2008-2010, maka dapat disimpulkan : 1. Resiko bank tidak memiliki pengaruh negatif pada gender diversity di dalam anggota dewan komisaris, direksi dan komite audit di industri perbankan nasional yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. 2. Board size tidak memiliki pengaruh positif pada pada gender diversity di dalam anggota dewan komisaris, direksi dan komite audit di industri perbankan nasional yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. 3. Tingkat pertumbuhan bank tidak memiliki pengaruh positif pada gender diversity di dalam anggota dewan komisaris, direksi dan komite audit di industry perbankan nasional yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010.

67

5.2 Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan yang masuk pada kategori perbankan. Dengan menggunakan sampel penelitian yang lebih banyak, dimungkinkan ada hasil yang berbeda dengan hasil penelitian ini. 2. Penelitian ini hanya menggunakan periode tiga tahun. Dengan menggunakan periode yang lebih panjang dimungkinkan adanya hasil yang berbeda dengan penelitian ini.

5.3 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disampaikan beberapa saran yaitu sebagai berikut: 1. Disarankan untuk merancang suatu peraturan yang mengatur jumlah kuota perempuan didalam keanggotaan dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit di perusahaan perbankan pada khusunya dan di perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Dengan adanya peraturan perusahaan. 2. Disarankan untuk melakukan penelitian serupa dengan menggunakan variabel independen yang berbeda, seperti ROA, nilai perusahaan yang diukur dengan rasio Tobins Q dan rasio hutang sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik. Selain itu, disarankan juga untuk menggunakan periode yang lebih lama. tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kinerja

68

DAFTAR PUSTAKA

Adams, R.B., & Ferreira, D. 2009. Women on Board and Their Impact on Governance and Performance. Journal of Financial Economic, 94, 291-309. Adams, R.B., & Ferreira, D. 2007. A Theory of Friendly Boards. Journal of Finance, 62, 217-250. Aguilera, R., et al. 2008. An Organizational Approach to Comparative Corporate Governance : Costs, Contingencies and Complementarities. Organization Science, 19, 475-492. Bank Indonesia, 2004. Booklet Perbankan Indonesia. Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan. Bantel, K.A., & Jackson, S.E. 1989. Top Management and Innovation in Banking : Does The Composition of The Top Team Make A Difference?. Strategic Management Journal, 10, 107-124. Becker, G. 1957. The Economics of Discrimination (2nd Edition). Berger, Allen N. 2011. Executive Board Composition and Bank Risk Taking. Carter, D., et al. 2003. Corporate Governance, Board Diversity And Firm Value. Financial Review, 38, 33-53. Carter, D., et al. 2010. The Gender and Ethnic Diversity of US Boards and Board Committees and Firm Financial Performance. Corporate Governance : An International Review, 18, 396-414. Cheng, Louis T.W. 2010. Management Demography and Corporate Performance : Evidence from China. International Business Review 19(2010) page 261-275. Darmadi, Salim. 2011. Board Diversity and Firm Performance : The Indonesian Evidence. Journal Corporate Ownership and Control, Vol. 8, 2011. Dutta, Probal and Bose, Sudipta, 2006, Gender Diversity in the Boardroom and Financial Performance of Commercial Banks : Evidence from Bangladesh. Fama, E.F. 1980. Agency Problem and The Theory of The Firm. Journal of Political Economy, 88(2), 288-307. Fondass and Sassalos, 2000, A Different Voice in the Boardroom: How the Preference of Women Directors Affect Board Influence Over Management.

69

Francoeur, et al. 2008. Gender Diversity in Corporate Governance And Top Management. Journal of Bussiness Ethics, 81, 83-95. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketiga. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hasan, M.Iqbal. 2005. Pokok-Pokok Materi Statistik 2. Jakarta. PT Bumi Aksara. Hillman, A.J., & Dalziel, T. 2003. Board of Directors and Firms Performance : Integrating Agency and Resource Dependence Perspectives. Academy of Management Review, 28, 383-396. Kanter, R. 1977. Men and Women of The Corporation. New York : Basic Books. Kim, et al. 2009. The Strategic Role of The Board: The Impact of Board Structure on Top Management Team Strategic Action Capability. Corporate Governance : An International Review, 11, 189-205. Kusumastuti, Sari., et al. 2007. Pengaruh Board Diversity Terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 9, No 2, 88-98. Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), 2006, Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, Jakarta. Mateos de Cabo, Ruth. 2011. Gender Diversity on European Banks Board Of Directors. Powell, G., & Butterfield, A. 1994. Investigating The Glass Ceiling Phenomenon: An Empirical Study of Actual Promotion to Top Management. Academy of Management Journal, 37, 68-86.. Quack, S and Hancke, B, 1997, Women in decision-making in finance. Rahma Fitri, Hotma. 2009. Women on Board and Firm Financial Performance. Tesis, Program Magister Akuntasi Internasional, University Utara Malaysia, Malaysia. Richard, O.C. 2000. Racial Diversity, Bussiness Strategy and Firm Performance: A Resource-Based Review. Academy of Management Journal, 43(2), 164-177. Robinson, G. & Dechant, K. 1997. Building A Bussiness Case For Diversity. Academy of Management Executive, 11, 164-177. Rodriguez-Dominguez, Luis. 2010. Explanatory Factors of The Relationship Between Gender Diversity and Corporate Performance. Euro Journal Law Economy, DOI 10.1007/s10657-010-9144-4. Springer Science+Business Media.
70

Samani. 2006. Pengaruh Good Corporate Governance dan Leverage Pada Kinerja Keuangan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007, thesis, Program Magister Akuntansi, Universitas Diponegoro, Semarang. Schubert, et al. 1999. Financial Decision Making : Are Women Really More Risk Averse?. American Economic Review, 89(2), 381-385. Sucianti. 2007. Perbandingan Indikator Kinerja Bank Dominasi Asing dan Dominasi Negara pada Bank yang Go Public di BEI. Universitas Paramadina. Supriyatno, 2006, Pengaruh Corporate Governance dan Bentuk Kepemilikan terhadap Kinerja Keuangan Bank di Indonesia, Disertasi, UGM, Yogyakarta. Terjesen, S , Sealy and Singh, V, 2009, Women Directors on Corporate Boards: A Review and Research Agenda. Terjesen, S and Singh, V, 2008, Female Presence On Corporate Boards: A Multy-Country Study of Environtmental Context. The Indonesian Institute For Corporate Governance, 2009, Good Corporate Governance Dalam Perspektif Manajemen Stratejik. Trinanda, Didin Mukodim, 2010, Effect of Application of Corporate Governance on The Financial Performance of Banking Sector Companies, Gunadarma University. Visser, M, 2011, Advancing Gender Equality in Economic Decision-Making. Watson, et al, 1993, Cultural Diversitys Impact on Interaction Process and Performance: Comparing Homogenenus and Diverse Task Group. Academy of Management Journal, 36(3), 590-602. Westphal, J. D., & Milton, L.P. 2000. How Experience and Network Ties Affect The Influence Of Demographic Minorities on Corporate Boards. Administrative Science Quarterly, 45, 366-398. Www.depnakertrans.go.id diakses pada tanggal 10 Juni 2012. Www.idmatgokil.wordpress.com diakses pada tanggal 30 Juni 2012.

71

LAMPIRAN

72

LAMPIRAN A DAFTAR NAMA SAMPEL

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

KODE EMITEN AGRO BABP BBCA BBKP BBNI BBRI BDMN BMRI BNGA BNII BNLI BSWD BVIC INPC MAYA MEGA NISP PNBN SDRA BNBA MCOR BAEK BTPN

NAMA BANK Bank Agroniaga Tbk Bank ICB Bumiputera Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Bukopin Tbk Bank Negara Indonesia Tbk Bank Rakyat Indonesia Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Mandiri Tbk Bank CIMB Niaga Tbk Bank International Indonesia Tbk Bank Permata Tbk Bank Swadesi Tbk Bank Victoria International Tbk Bank Artha Graha Internasional Tbk Bank Mayapada Internasional Tbk Bank Mega Tbk Bank OCBC NISP Tbk Bank Pan Indonesia Tbk Bank Himpunan Saudara Tbk Bank Bumi Arta Tbk Bank Capital Indonesia Tbk Bank Ekonomi Raharja Tbk Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

73

LAMPIRAN B TABULASI DATA

KODE EMITEN AGRO BABP BBCA BBKP BBNI BBRI BDMN BMRI BNGA BNII BNLI BSWD BVIC INPC MAYA MEGA NISP PNBN SDRA BNBA MCOR BAEK BTPN AGRO BABP BBCA BBKP BBNI BBRI BDMN BMRI BNGA BNII

Y (GENDER DIVERSITY 0,100 0,142 0,187 0,063 0,080 0,010 0,043 0,087 0,235 0,117 0,111 0,230 0,333 0,154 0,143 0,100 0,105 0,059 0,125 0,125 0,167 0,125 0,063 0,222 0,187 0,111 0,067 0,050 0,105 0,043 0,087 0,190 0,176

X1 (RISK) -0,041 -1,097 -1,027 -1,180 -1,119 -1,046 -0,983 -1,071 -1,046 -1,066 -1,102 -0,684 -1,027 -1,149 -0,764 -1,086 -0,975 -0,910 -1,000 -0,721 -0,903 -1,051 -0,928 -0,054 -1,114 -1,009 -1,167 -1,076 -1,066 -0,793 -1,051 -0,983 -1,066

X2 (BOARD SIZE) 10 14 16 16 23 20 23 23 17 17 18 13 9 13 14 10 19 17 8 8 12 8 16 9 16 18 15 20 19 23 23 21 17

X3 (GROWTH) -0,132 -0,009 0,126 -0,052 0,100 0,208 0,199 0,123 0,100 0,033 0,375 0,164 0,067 0,138 0,232 -0,001 0,182 0,204 0,351 0,048 0,043 0,164 0,294 0,156 0,114 0,149 0,139 0,127 0,288 -0,081 0,101 0,038 0,072

74

BNLI BSWD BVIC INPC MAYA MEGA NISP PNBN SDRA BNBA MCOR BAEK BTPN AGRO BABP BBCA BBKP BBNI BBRI BDMN BMRI BNGA BNII BNLI BSWD BVIC INPC MAYA MEGA NISP PNBN SDRA BNBA MCOR BAEK BTPN

0,222 0,153 0,333 0,143 0,167 0,100 0,111 0,059 0,125 0,143 0,167 0,182 0,063 0,375 0,250 0,083 0,071 0,050 0,056 0,077 0,111 0,111 0,231 0,278 0,150 0,154 0,222 0,143 0,167 0,077 0,117 0,059 0,143 0,167 0,182 0,063

-1,066 -0,708 -1,071 -1,208 -0,886 -1,071 -0,955 -0,860 -0,917 -0,764 -0,971 -1,032 -1,041 -0,041 -1,161 -0,979 -1,222 -0,876 -1,046 -0,804 -1,161 -1,036 -1,013 -1,018 -0,971 -0,693 -1,143 -1,215 -0,833 -1,076 -0,991 -0,951 -0,788 -0,921 -0,971 -0,914

18 13 9 14 12 10 18 17 8 7 12 11 16 8 16 12 14 20 18 26 9 27 26 18 20 13 9 14 12 13 17 17 7 12 11 16

0,036 0,130 0,308 0,201 0,384 0,138 0,082 0,209 0,216 0,175 0,336 0,181 0,626 0,024 0,236 0,148 0,277 0,093 0,275 0,199 0,103 0,139 0,179 0,232 0,317 0,021 0,400 0,105 0,324 0,300 0,200 0,400 0,107 0,555 -0,003 0,550

75

LAMPIRAN C UJI ASUMSI KLASIK 1. UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters 69


a

Mean Std. Deviation

.0000000 .06769397 .118 .118 -.118 .980 .292

Most Extreme Differences

Absolute Positive Negative

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.

76

2. UJI MULTIKOLINIEARITAS

Coefficients

Collinearity Statistics Model 1 RISK BSIZE GROWTH Tolerance .880 .918 .951 VIF 1.136 1.090 1.051

a. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY

3. UJI HETEROKEDASTISITAS

77

Coefficients

Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) RISK BSIZE GROWTH a. Dependent Variable: ABSRES B .079 .018 .000 -.017 Std. Error .025 .024 .001 .038 .097 -.054 -.055 Coefficients Beta t 3.204 .740 -.423 -.440 Sig. .002 .462 .674 .661

4. UJI AUTOKORELASI

Model Summary Adjusted R Model 1 R .392


a

Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.343

R Square .154

Square .115

.069239

a. Predictors: (Constant), GROWTH, BSIZE, RISK b. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY

78

LAMPIRAN D OUTPUT REGRESI

Variables Entered/Removed Variables Model 1 Entered GROWTH, BSIZE, RISK


a

Variables Removed Method . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY

Model Summary Adjusted R Model 1 R .392


a

Std. Error of the Estimate

R Square .154

Square .115

.069239

a. Predictors: (Constant), GROWTH, BSIZE, RISK

ANOVA Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares .057 .312 .368 df

Mean Square 3 65 68 .019 .005

F 3.938

Sig. .012
a

a. Predictors: (Constant), GROWTH, BSIZE, RISK b. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY

79

Coefficients

Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) RISK BSIZE GROWTH B .253 .038 -.005 -.036 Std. Error .039 .038 .002 .060 .120 -.332 -.071 Coefficients Beta T 6.446 .986 -2.788 -.607 Sig. .000 .328 .007 .546

a. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY

80

81

82

Anda mungkin juga menyukai