Kelompok 6
Saparullah (13306141038) (13306141041) (1330614) (1330614) (1330614)
Page 1
MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI A. Hakikat dan Makna Sains, Teknologi, dan Seni Bagi Manusia
Dari beragam kebudayaan yang diciptakan umat manusia, terdapat tujuh unsur-unsur pokok yang selalu ada pada setiap kebudayaan masyarakat, menurut Kluchkhon sebagaimana dikutip Koentjaraningrat (1996), bahwa unsur pokok kebudayaan tersebut meliputi peralatan hidup (teknologi), sistem mata pencaharian hidup (ekonomi), sistem kemasyarakatan (organisasi sosial), sistem bahasa, kesenian (seni), sistem pengetahuan (ilmu pengetahuan sains), serta sistem kepercayaan (religi). Secara etimologis, kata sains berasal dari bahasa Latin, yaitu scire, yang berarti mengetahui atau belajar. Sedangkan dalam terjemahan bahasa Indonesia berarti ilmu pengetahuan. Salah satu fungsi utama ilmu pengetahuan dan teknologi adalah untuk sarana bagi kehidupan manusia, yakni untuk membantu manusia agar aktivitas kehidupannya menjadi lebih mudah, lancar, efisien, dan efektif, sehingga kehidupannya menjadi lebih bermakna dan produktif. Dengan demikian, iptek bagi manusia selalu berkaitan dengan usaha manusia untuk menciptakan taraf kehidupan yang lebih baik. Dalam definisi lain (terutama berdasarkan kajian filsafat ilmu), istilah iptek (ilmu, pengetahuan, dan teknologi) sering dibedakan karena ketiga istilah tersebut dianggap memiliki bobot keilmiahan berbeda. Menurut pengertian ini, pengetahuan merupakan pengalaman bermakna dalam diri tiap orang yang tumbuh sejak ia dilahirkan. Oleh karena itu, manusia yang normal, baik sekolah maupun tidak, sudah pasti dianggap memiliki pengetahuan. Pengetahuan dapat dikembangkan karena manusia mempunyai bahasa untuk mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran, serta mempunyai kemampuan menalar, yaitu berpikir menurut suatu alur tertentu. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh manusia melalui tangkapan pancaindra, instuisi, serta firasat; sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklarifikasi, diorganisasi, serta diinterpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran yang objektif, sudah teuji kebenarannya, serta dapat diuji ulang secara ilmiah. Ilmu merupakan pengetahuan yang sudah mencapai taraf tertentu yang telah memenuhi sistematika, objek kajian, dan metode pembahasan akan kajian tersebut. Ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran,
Page 2
selalu dapat dikontrol oleh orang yang ingin mengetahuinya. Berpijak pada pengertian ini, maka ilmu memiliki unsur-unsur pokok sebagai berikut. 1. Pengetahuan (knowledge) 2. Tersusun sistematis 3. Menggunakan penalaran 4. Dapat dikrontol secara kritis oleh orang lain Ilmu pengetahuan bersifat fungsional dalam kehidupan manusia sehari-hari. Apalagi setelah tersusun menjadi sebuah ilmu (ilmu pengetahuan), maka fungsi dan penerapannya dalam rangka memanfaatkan sebuah benda, alat, senjata, atau hewan akan menjadi lebih baik. Sementara itu, jika pengetahuan dan ilmu pengetahuan diterapkan dalam kehidupan seharihari untuk menghasilkan sesuatu, maka akan menghasilkan kemampuan yang disebut sebagai teknologi. Sebagaimana dikatakan oleh Brown dan Brown (1980), bahwa teknologi pada hakikatnya merupakan penerapan pengetahuan oleh manusia guna mengerjakan sesuatu yang diinginkannya. Senada dengan pendapat Marwah Daud Ibrahim yang mengatakan bahwa ilmu pengetahuan merupakan jawaban sistematis atas pertanyaan mengapa (know why), sedangkan teknologi adalah jawaban praktis dari pertanyaan bagaimana (know who). Dalam kajian filsafat ilmu, setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian. Oleh karena itu, terdapat sebutan spesialis untuk orang yang hanya mendalami bidang ilmu tertentu dan generalis untuk seseorang yang banyak tahu (dalam bidang ilmu) namun tidak sampai mendalam. Sedangkan pengetahuan, baru dapat dikategorikan sebagai ilmu apabila memenuhi tiga kriteria pokok sebagai berikut. 1. Adanya aspek ontologis, artinya bidang studi yang bersangkutan telah memiliki objek studi/kajian yang jelas. Objek studi dapat diidentifikasi, diberi batasan, dan diuraikan sifat-sifat esensialnya. Adapun jenis objek studi suatu ilmu yaitu objek material dan objek formal. 2. Adanya aspek epistemologi, artinya bidang studi yang bersangkutan telah memiliki metode kerja yang jelas. Tiga metode kerja suatu bidang studi yaitu deduksi, induksi, dan eduksi.
Page 3
3. Adanya aspek aksiologi, artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki nilai guna atau kemanfaatan. Misalnya, bidang studi tersebut dapat menunjukkan adanya nilai teoritis, hukum, generalisasi, kecendrungan umum, konsep, serta kesimpulan yang logis, sistematis, dan koheren. Selain itu, dalam teori dan konsep tidak menunjukkan adanya kerancuan atau penentangan kontradiktif diantara satu sama lainnya. Seni berasal dari bahasa Latin, yaitu ars yang berarti kemahiran. Secara etimologis, seni diformulasikan sebagai suatu kemahiran dalam membuat barang atau mengerjakan sesuatu. Pengertian seni merupakan kebalikan dari alam, yaitu sebagai hasil campur tangan (sentuhan) manusia, mengubah suatu benda bagi kepentingan rohani dan jasmani secara tekun. Seni adalah ekspresi jiwa seseorang yang berkembang menjadi budaya manusia. Seni dan keindahan yang tercipta tidak dapat dipisahkan. Dengan seni, cipta dan karya manusia, termasuk teknologi, mendapat sentuhan keindahan atau estetika. Dari uraian di atas, seni diartikan sebagai kegiatan manusia (human activity), yaitu proses kegiatan manusia dalam menciptakan benda-benda yang bernilai estetik. Jadi, dengan sentuhan seni, teknologi, sebagai hasil karya manusia tidak sekedar menjadi alat, tetapi juga bernilai indah. Contohnya pesawat terbang, tidak hanya berkembang dari sisi kualitas, kemampuan mesin, dan ketahanan, tetapi juga berkembang estetik, baik dalam hal model, interior pesawat, warna, dan sebagainya. Selain itu, seni juga berarti hasil karya itu sendiri. Pesawat adalah teknologi hasil karya dan seni manusia. Ilmu pengetahuan merupakan usaha manusia untuk memahami gejala dan fakta alam, lalu melestarikan pengetahuan tersebut secara konsepsional dan sistematis. Sedangkan teknologi adalah usaha manusia untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk kepentingan dan kesejahteraan. Karena hubungan tersebut, maka perkembangan ilmu pengetahuan selalu terkait dengan perkembangan teknologi, begitu pula sebaliknya. Sains dan teknologi saling membutuhkan, karena sains tanpa teknologi bagai pohon tanpa akar. Sains hanya mampu mengajarkan fakta dan nonfakta pada manusia, tidak mampu mengajarkan apa yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh manusia. Jadi, fungsi sains hanyalah mengoordinasikan semua pengalaman manusia dan menempatkannya ke dalam suatu sistem yang logis, sedangkan fungsi seni adalah sebagai pemberi persepsi mengenai suatu keteraturan dalam hidup. Tujuan sains dan teknologi adalah untuk memudahkan manusia dalam menjalani
Page 4
kehidupannya. Sedangkan tujuan seni adalah memberi sentuhan estetik sebagai hasil budaya yang indah dari manusia.
2. Dalam bidang kedokteran dan kesehatan Manusia menciptakan alat-alat operasi mutakhir, bermacam-macam obat, dan penggunaan benda radioaktif untuk pengobatan dan mendiagnosis berbagai penyakit, sehingga penyakit dapat segera disembuhkan. Selain itu, dapat menurunkan angka
Page 5
kematian dan mortalitas. Contoh obat yang mengandung unsur radioaktif adalah isoniazid, sangat efektif dalam menyembuhkan penyakit TBC. 3. Dalam bidang telekomunikasi Manusia telah membuat televisi, radio, dan telepon yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan cepat dalam waktu yang singkat, bahkan dari daerah yang sangat jauh, sehingga penggunaan waktu sangat efisien.
4. Dalam bidang pertahanan dan keamanan Manusia telah menciptakan alat atau persenjataan yang sangat canggih, sehingga dapat mempertahankan keamanannya dengan baik.
ketidakmampuan mausia dalam mengendalikan kekuatan teknologi tersebut. Ada empat bidang ilmu pengetahuan dan teknologi strategis yang akan menentukan masa depan dunia, yaitu material, energi, mikroelektronik dan bioteknologi (Rahardi Ramelan, 2004). Dari bidang-bidang tersebut menghasilkan pula empat macam teknologi, yaitu teknologi bahan, teknologi energi, energi mikroelektronika, dan teknologi hayati. Teknologi bahan adalah teknologi yang memanfaatkan material, terutama logam seperti besi dan baja untuk memenuhi kebutuhan manusia yang menggunakan bahan material tersebut. Teknologi energi adalah teknologi yang memanfaatkan sumber-sumber energi baik energi
konvensional maupun energi modern. Teknologi mikroelektronik atau teknologi informatika adalah teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengelola, dan menyebarluaskan informasi. Sedangkan teknologi hayati atau bioteknologi adalah teknologi yang berusaha secara sistematis menggunakan serta mengarahkan syitem atau komuni biologis, terutama organism kecil untuk menghasilkan barang atau jasa secara efisien. Faktor yang paling menentukan dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan tenologi adalah manusia. Manusia ini dibina melalui perguruan tinggi dan lembaga penelitian, bahkan pembinaan kemampuan di sektor industri. Misalnya dibentuk berbagai wadah seperti Kantor
Manusia, Sains, Teknologi, Seni Page 6
Menteri Negara Riset dan Teknologi, Dewan Riset Nasional, Dewan Standarisasi Nasional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Di jaman ini perhatian tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tampak pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009, khususnya pada bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Pembangunan iptek pada hakikatnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka membangun peradaban bangsa. Sejalan dengan paradigm baru di era globalisasi yaitu tekno-ekonomi. Selain itu, iptek menentukan tingkat efektivitas dan efisensi proses ternsformasi sumber daya menjadi sumber daya baru yang lebih bernilai. Berikut ini adalah masalah yang dihadapi bangsa Indonesia terkait dengan pemanfaatan dan kemampuan iptek sebagai berikut (RPJMN 2004-2009): 1. 2. 3. Rendahnya kemampuan iptek nasional dalam menghadapi perkembangan global. Rendahnya kontribusi iptek nasional di sekitar produksi. Belum optimalnya mekanisme intermedasi iptek yang menjembatani interaksi antara kapasitas penyedia iptek dengan kebutuhan penggunanya. 4. Lemahnya sinergi kebijakan iptek, sehingga kegiatan iptek belum sanggup memberikan hasil yang signifikan. 5. Masih terbatasnya sumber daya iptek, yang tercermin dari rendahnya kualitas SDM dan kesenjangan pendidikan di bidang iptek. 6. 7. 8. Belum berkembangnya budaya iptek di kalangan masyarakat. Belum optimalnya peran iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan hidup. Masih lemahnya peran iptek dalam mengansipasi dan menanggulangi bencana alam.
Page 7