Anda di halaman 1dari 2

Ernie, apakah kamu menyadari apa yang sedang kita lakukan ini?

Penonton film itu seperti sebuah organ raksasa, kau dan aku sedang memainkannya. Pada saat kita memencet nada yang ini maka akan mendapatkan reaksi yang begini, kemudian jika kita memainkan chord yang itu maka mereka akan bereaksi dengan cara yang begitu. Dan suatu hari, kita bahkan tidak tidak perlu membuat film -- ada elektrodaelektroda yang sudah diimplant dalam otak mereka, yang kita perlukan hanya menekan tombol yang berbeda dan mereka (penonton) akan bereaksi oooh dan aaah , kita akan menakut-nakuti mereka dan membuat mereka terta!a. "ukankah itu sesuatu yang indah? (#poto $%&'('')) *tu adalah cuplikan kata-kata +lfred ,itchcock pada Ernst -ehman, penulis skenarionya ketika mempersiapkan film .orth by .orth!est ($%/%). #inema secara tradisional sering dipandang sebagai medium yang 0oyeuristik, dimana selalu ada jarak antara layar dan penonton. 1arak dan diferensi ini sangat penting bagi pengkonstruksian subjektifitas, baik itu karakter-karakter yg terdapat dalam film maupun penontonnya. 2onsep mengenai subjek dalam teori film itu dibangun melalui hasrat scopophilic (sudut pandang psikoanalisa). Dengan cara bagaimana subjek di dalam film dihadirkan dalam perbedaan se3ualnya? +pa yang menjadi objek hasrat dari si subjek itu? #iapa yang melihat dan apa yang sedang dilihat? Dan apa artinya itu bagi penonton (subjek diluar film)? "agaimana penonton diposisikan secara ideologis melalui mekanisme identifikasi? ini sekedar pandangan tradisional psikoanalisa tentang subjek untuk melengkapi sore ini4. +ntara psikoanalisa (mata) dan schi5oanalisa 6rhi5omatik7 (8tak) #la0oj 9i5ek :s ;illes Deleu5e 2eduanya sama-sama menyadari pentingnya merujuk pada intepretasi 2atolik untuk membicarakan film-film nya ,itchcock, sebagaimana study yang pernah dilakukan oleh Eric <ohmer dan =laude =habrol (Hitchcock: The First Forty-Four Films 1979original 1957). >erdapat ? perbedaan mendasar diantara keduanya( Pertama, 9i5ek melihat bah!a 2atolisisme ,itchcock sebagai pendalaman dari gagasan 1ansenisme, inilah sesungguhnya karakteristik ,itchcockian itu. "ah!a manusia (subjek) itu penuh dosa, oleh karenanya tindakan penyelamatan (sal0ation) tak dapat dilakukan oleh dirinya sendiri sebagai pribadi, melainkan harus datang dari luar yaitu dari >uhan, yang telah menentukan sesiapa yang akan diselamatkan dan sesiapa yang tidak (dikutuk). (9i5ek( Everything you always wante to know a!out "acan# !ut where a$rai to ask Hitchcock-199%). ini sepaham dengan analisa <ohmer dan =habrol. #ementara itu menurut Deleu5e itu gak ada urusannya dengan rasa bersalah si subjek atau >uhan yang impossible dan mengerikan itu. @enurutnya ,itchcock tengah mengembangkan konsepsi yang sangat kuat melalui relasi-relasi antara teori dan praktik. (=inema $(@o0ement-*mage $%&A). 2edua, "aik 9i5ek maupun Deleu5e sama-sama membahas tentang metafor yang diungkapkan ,itchcock untuk film-filmnya, yaitu >apissery (pola-pola kain sulaman yang berulang dan berkait seperti jaringan). 9i5ek melihat ini dalam kaitan dengan impossible ;a5e , pandangan @ata >uhan yang tertangkap subjek (karakter dalam

film) dalam jaring-jaring yang telah ditentukan. #ubjek ini merepresentasikan subjek di luar film (penonton). Penonton dapat beridentifikasi dengan pandangan karakter ini dan pada saat yang sama merasakan rasa bersalahnya dan ketakutan atas the ;a5e of ;od. @eskipun begitu, penonton tak akan dapat beridentifikasi dengan Pandangan >uhan. Dengan demikian menurut 9i5ek sinemanya ,itchcock memberikan representasi yang ultim tentang bagaimana subjek diluar sinema mengalami dunia. #ubjek-subjek yang direpresentasikan itu berada dalam keterbatasan yang sama dengan penonton dalam kehidupan sehari-harinya. #ementara Deleu5e melihat tapissery sebagai jaringan-jaringan relasi yang secara hati-hati dikembangkan oleh ,itchcock dengan tujuan untuk melibatkan penonton dalam tindakan-tidakan (mental). 1adi bukan persoalan mata atau pandangan. 2alau di dalam film-filmnya ,itchcock itu ada mata, maka mata itu adalah mata pikiran (&egotiation 1995). Penonton tidak mencari representasi-representasi dari kehidupan sehari-harinya, melainkan turut berpartisipasi dalam permainan relasi yang di ciptakan oleh ,itchcock. 2etiga, ini menyangkut cita-cita ,itchcock tentang bagaimana caranya untuk mempengaruhi pikiran (penonton) secara langsung tanpa mediasi. Penekanan 9i5ek adalah pada aspek symptomatik dari fantasinya ,itchcock yang harus berfungsi tanpa representasi demi membentuk inti psikotik ala ,itchcockian. #ementara didalam realitasnya masih diperlukan representasi yang menjadi semacam pertalian yang menghubungkan ,itchcock dan publiknya, antara subjek-subjek dalam film dan subjek-subjek diluar film. Pendeknya melihat imaji sebagai representasi, ini hal yang umum dalam teori film, dengan lain cara kembali ke Plato, Descartes atau 2ant dalam filsafat menyangkut gagasan tentang subjek. Dalam representasi, subjek diluar film (penonton) membentuk identitasnya dengan cara beridentifikasi dengan subjek dalam film, penonton mencontohnya sebagai model atas subjektifitasnya. Deleu5e menyangkal pandangan ini seluruhnya, baik konsep tentang representasi maupun konsep tentang identifikasi sebagai permodelan dalam membentuk subjektifitas. 8tak menurut Deleu5e, baik sisi intelektual maupun emosionalnya berfungsi secara paralel terhadap tubuh (tidak hirarkis), hal ini dapat memberi pemahaman lebih tentang bagaimana kita mempersepsi diri kita sebagai subjek. Dengan demikian ungkapan ,itchcock tentang elektroda-elektroda yang diimplant kedalam otak bukanlah sesuatu yang symptomatik, melainkan refleksi filosofis tentang bagaimana imaji-imaji bekerja, apa efek-efek langsung dalam dirinya. ,al ini lebih berguna, memikirkan soal imaji-imaji ,itchcockian dari sisi Efek dan +fek yang di tempatkan dalam gerak melalui permainanan yang kompleks antara tubuh dan otak, antara persepsi dan memori. #ekedar untuk melengkapi status saya kemarin4 (Diserap dari berbagai sumber4.) #elamat "erbuka Puasa44

Anda mungkin juga menyukai