Anda di halaman 1dari 33

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang

Era globalisasi yang semakin maju, mengharuskan setiap Negara untuk terus melakukan pembangunan. Masalah pembangunan merupakan sesuatu yang harus dijalankan oleh setiap Negara baik Negara berkembang maupun Negara maju. Pada negara-negara yang sedang berkembang, pembangunan merupakan suatu keharusan yang harus di realisasikan agar dapat maju dan bersaing dengan Negara lain dalam segala bidang. Indonesia sebagai Negara berkembang harus memfokuskan pada pembangunan yang berkelanjutan di semua sektor, baik itu yang berupa pembangunan fisik maupun non fisik. Pembangunan ini nantinya di arahkan pada pemerataan pembangunan di setiap daerah hal inilah yang akan menjadi indikator keberhasilan pembangunan yang ada di Indonesia, yaitu dengan adanya sistem otonomi daerah. misalnya pembentukan Provinsi-provinsi baru, pembentukan Kabupaten baru, dan sebagainya hal ini dimaksudkan untuk memekarkan diri dari daerah asal agar lebih mandiri lagi dengan alasan setiap daerah mempunyai banyak potensi baik kekayaan alam berupa tambang maupun daerah yang memiliki keunikan wisata alam bahari yang nantinya dapat memberikan pemasukkan bagi daerah dalam melanjutkan pembangunan berkelanjutan. Seperti halnya Kota Kendari sebagai Kota baru yang sedang berkembang, diharapkan semua kegiatan dan aktifitas disetiap lini kehidupan diarahkan pada perkembangan menuju pembangunan yang berkelanjutan. Banyak faktor yang dapat menunjang pembangunan di daerah diantaranya dengan melakukan pembangunan berupa fasilitas-fasilitas umum yang nantinya dapat mendukung aktifitas pembangunan sebagai fungsi penunjang terlaksananya pembangunan yang berkelanjutan. Seiring dengan berkembangnya aktifitas pembangunan di Kota Kendari maka sarana penunjang juga sangat dibutuhkan. Oleh karena banyaknya aktifitas dan kegiatan pertemuan maupun rapat yang di lakukan oleh beberapa instansi pemerintahan dan beberapa organisasi masyarakat (LSM) maupun partai-partai politik baik itu pertemuan yang bersifat khusus (rapat internal), maupun kegiatan pertemuan yang bersifat umum seperti seminar, sosialisasi Parpol dan yang sejenisnya. Selama ini kegiatan pertemuan di Kota Kendari di selenggarakan di tempat yang menyediakan fasilitas konvensi dengan fasilitas terbatas. Seperti hotel, Gor yang kapasitasnya terbatas, sedangkan kegiatan pameran dan hiburan biasanya di area MTQ. sehingga banyak instansi-instansi maupun organisasi politik lebih memanfaatkan gedung atau ruang sekolah dan tempat-tempat lain yang mampu menampung aktifitas kegiatan tersebut, dengan berbagai fasilitas kelengkapan Gedung yang kurang memadai baik itu kebutuhan ruang, peralatan serta perlengkapannya. Dari uraian di atas, Kota Kendari membutuhkan wadah yang di bangun khusus untuk keperluan pertemuan, pameran, serta aktivitas yang yang jumlah kapasitasnya tidak terbatas. Sebagai gerbang untuk Kota Kendari dalam memasuki pasar global, maka perencanaan gedung Convention

Center , dipilih untuk dikemukakan dan di kembangkan dengan harapan dapat berfungsi sebagai sarana penunjang dan mampu mendukung kegiatan utamanya disamping kegiatan lain yang bergerak dalam bidang jasa antara lain kegiatan pertemuan, hiburan dan pameran. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka di dapatkan beberapa masalah adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana menentukan lokasi dan site untuk gedung Convention Center yang sesuai dengan fungsinya sebagai tempat pertemuan, pameran dan hiburan? 2. Bagaimana mewujudkan tampilan fisik bangunan yang moderen?

3. Bagaimana menentukan kebutuhan ruang, hubungan ruang, pola pengelompokkan ruang, besaran ruang, persyaratan ruang dan pola sirkulasi ruang yang fleksibel, efektif dan efisien? C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan

1. Tujuan pembahasan a. Untuk memilih dan menentukan lokasi dan site yang tepat untuk perancangan Gedung Convention Center yang sesuai dengan fungsinya sebagai gedung pertemuan, pameran dan hiburan di Kota Kendari ! b. Untuk mewujudkan tampilan fisik Gedung yang moderen!

c. Untuk menentukan kebutuhan ruang, hubungan ruang, pola pengelompokkan ruang, besaran ruang, persyaratan ruang dan pola sirkulasi ruang yang fleksibel, efektif dan efisien! 2. Sasaran pembahasan Menyusun acuan dasar perancangan yang meliputi acuan perancangan makro dan acuan perancangan mikro yang lebih mengarah pada perancangan fisik Gedung Convention Center. D. 1. Lingkup Pembahasan dan Batasan Judul Lingkup Pembahasan

a. Pembahasan di arahkan pada pembahsan Arsitektur yang merupakan alternatif rancangan, perancangan tapak, tata fisik pewadahan dan kebutuhan ruang. b. Materi meliputi pelayanan di Kendari, prediksi waktu perhitungan yaitu proyeksi 10 tahun. 2. Batasan Judul

Gedung Convention Center yang menjadi wadah untuk kegiatan bisnis, khususnya dalam bidang pelayanan informasi dan jasa yang bersifat komersial di batasi dengan :

a. Kegiatan Pertemuan a) Yang bersifat edukasi yaitu rapat, seminar, konferensi, dan kegiatan-kegiatan sejenisnya. b) Yang bersifat seremonial yaitu pesta, upacara, pergelaran, pementasan dan kegiatan sejenisnya. b. Kegiatan pameran / promosi

Yang dilakukan dalam bentuk pameran mengenai hasil produksi, terutama produk lokal/wilayah Sulawesi Tenggara dan juga yang produk Nasional untuk lebih membuka wawasan terhadap perkembangan teknologi yang telah maju di Indonesia. c. Kegiatan penunjang

Kegiatan perkantoran meliputi kegiatan pengelola gedung. E. 1. Metode dan Sistematika Pembahasan Metode pembahasan

Metode yang dipakai adalah metode deduktif, pembahasan mengenai aspek-aspek yang menyangkut fasilitas Gedung Convention Center hingga acuan Arsitektural dengan metode studi kompilasi data sekunder dan primer. Data sekunder Data primer 2. : Studi literature, bahan bacaan dan lain-lain : Survei lapangan mengenai aspek-aspek yang berhubungan dengan pembahasan.

Sistematika pembahasan

Untuk mencapai tujuan pembahasan maka di tempuh tahapan pembahasan sebagai berikut : BAB I : Merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang, ungkapan masalah, lingkup pembahasan dan batasan judul, metode dan sistematiaka pembahasan BAB II : Tinjauan pengadaan Gedung Convention Center sebagai sarana pertemuan, pameran, hiburan/rekreasi di Kendari, yang pembahasannya dapat dikemukakan secara umum mengenai data tentang Convention Center serta mengidentifikasikan data-data dan masalah yang menjadi faktor penentu serta penunjang pengadaan fasilitas tersebut. BAB III : Mengemukakan tinjauan analisi terhadap penerapan Gedung Convention Center. BAB IV : Merupakan pendekatan-pendekatan program perencanaan dan perancangan. BAB V BAB VI : Merupakan acuan perencanaan dan perancangan. : Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian judul Adapun pengertian perencanaan gedung Convention Center di Kendari dapat diuraikan sebagai berikut: Perencanaan : Proses pembuatan cara merencanakan atau merancang, (poerwadar, 1990 : 851 ) Gedung : Tempat untuk menyelenggarakan atau wadah untuk kelangsungan suatu kegiatan ( Marsum, 2005) Convention : Menurut E. Pino, T. Wittermans, dalam kamus inggris-Indonesia. Convention berarti kerapatan, perkumpulan, persetujuan. Kebiasaan dalam hal ini Conventinon dapat diartikan sebagai tempat melakukan aktivitas yang berhubungan dengan pertemuan, rapat, seminar, konferensi atau sejenisnya. Center : Bereasal dari bah asa Inggris yang berarti pusat ( Ibrahim, 1996)

Berdasarkan pengertian diatas, maka perencanaan gedung Convention Center dapat diartikan sebagai perancangan suatu wadah yang menampung kegiatan pertemuan, rapat, konferensi, seminar, kegiatan pameran, dan hiburan/ rekreasi yang berlokasi di Kendari dengan skala prioritas pelayanan secara Lokal dan Nasional.

B.

Tujuan dan sasaran pengadaan

1. Tujuan pengadaan a. Memenuhi tuntutan pengadaan wadah yang representatif bagi pengadaan kegiatan dalam berbagai sektor yang berhubungan langsung terhadap kegiatan pertemuan, rapat, seminar, sekaligus dapat memperlihatkan hasil-hasil perkembangan pembangunn secara nyata melalui pameran. b. Menampung salahsatu kebutuhan dari berbagai kalangan yang selama ini belum disediakan secara tersendiri. 2. Sasaran pengadaan Sasaran yang ingin dicapai dari pengadaan Gedung Convention Center adalah: diharapkan dapat menciptakan sumber daya handal yang dapat menunjang peningkatan kualitas di Kota Kendari sebagai

salah satu gerbang dikawasan Indonesia khususnya dalam menyikapi laju informasi pada berbagai sektor. C. Ragam Fungsi Gedung ConventionCenter Merupakan suatu wadah yang dipergunakan oleh sekelompok orang untuk melakukan kegiatan dalam bidang tertentu sesuai jenis aktifitas yang berlangsung dalam kaitannya terhadap kegiatan pertemuan, pameran dan hiburan.(Nyoman, 1999.) Ragam fungsi Gedung Convention Center menurut fungsi utaamanya adalah: 1. 2. 3. 4. Fungsi wadah pertemuan Fungsi wadah pameran/ eksebisi Fungsi wadah hiburan/ rekreasi Fungsi perkantoran

1. Fungsi wadah pertemuan a. Pengertian Adalah suatu wadah yang diperguanakan oleh sekelompok orang untuk melakukan kegiatan dalam bidang tertentu sesuai jenis aktivitas dalam kaitannya terhadap kegiatan pertemuan. b. Tujuan pertemuan

1) Berdasarkan pengertiannya bahwa tujuan pertemuan adalah untuk menciptakan dan mejawab solusi setiap permasalahan yang timbul dalam masyarakat pada berbagai sektoor, sosial, ekonomi, budaya, politik, dan pertahanan- pertahanan. 2) Berkumpulnya beberapa orang atau kelompok dapat mempererat tali silaturahmi dikalangan pengunjung. c. Manfaat

Pada pembahasan ini beberapa manfaat yang ditimbulkan oleh adanya aktivitas kegiatan pertemuan antara lain: 1) Dapat menyatukan berbagai persepsi, perbedaan pendapat, menemukan pemecahan secara bersamam-sama dalam suatu tempat. 2) 3) d. Mendorong terciptanya peningkatan status dikalangan masyarakat sebagai makhluk sosial. Meningkatkan sumber daya manusia seiring pekembangan era globalisasi. Jenis dan sifat pertemuan

Kegiatan pertemuan pada pembahasan ini dapat dikembangkan menurut jenis dan sifatnya adalah kegiatan pertemuan yang bersifat edukasional dan kegiatan pertemuan yang seremonial. 1) Rapat/ sidang adalah pertemuan untuk membicarakan tentang suatu masalah. Permasaalahan dapat dipecahkan secara bersama-sama dengan mempergunakan methode diskusi dan penyelesaian bersumber kesimpulan berbagai masukan atau ide (peserta mempunyai posisi yang sama untuk memecahkan masalah). 2) Konferensi adalah pertemuan untuk merundingkan atau bertukar pendapat mengenai suatu masaalah umumnya jenis pertemuan ini dipergunakan untuk menyelesaikan perbedaan pendapat dari dua kelompok yang berselisih yang biasanya diakhiri dengan penandatanganan surat atau perjanjian/memorandum. 3) Seminar adalah pertemuan atau persidangan untuk membahas

Suatu masaalah tertentu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan berbagai fenomena yang terjadi dalam kehidupan dibawah pimpinan para ahli/pakar.

Kegiatan yang bersifat seremonial 1) 2) 3) Pesta/ resepsi Upacara Pertunjukan/ penataran

2. Fungsi ruang pameran a. pengertian Usaha untuk memperkenalkan/mempromosikan hasil produksi konsumen mengenai produk-produk dari dalam maupun luar negeri. b. Tujuan 1) Untuk menyampaikan informasi tentang kemajuan hasil produksi dari perkembangan teknologi yang lebih maju. 2) Mendorong para konsumen untukn lebih mengembangkan wawasan mengenai hasil produksi sebagaio upaya untuk mengantisipasi persaingan dipasaran, utamanya hasil produksi luar negeri. c. Bentuk-bentuk promosi/pemasaran

Mengenai pameran merupakan ajang promosi dari hasil produksi maka dapat diuraikan dalam beberapa bentuk: 1) Display produk contoh dalam skala kecil

Bentuk promosi atau pameran yang dilakukan oleh produsen maupun pengusaha berfungsi untuk tujuan promosi produk baru. 2) Display pre-stand

Jenis promosi atau pameran yang terdiri atas beberapa pengusaha kecil yang menyewakan satu stand pertempat yang berkaitan dengan suatu kegiatan atau event tertentu yang berlangsung pada saat itu. 3) Trade show

Bentuk promosi atau pameran dengan tujuan dagang murni, biasanya dilakukan oleh asosiasi atau publik tertentu yang mempnyai sasaran. Kegiatan ini diselenggarakan pada pusat-pusat konvensi. Gedung serbaguna pertemuan bisnis atau seminar, suatu kegiatan eksebisi. 4) Pameran besar

Pameran besar-besaran atau disebut dengan pecan raya yang diselenggarakan dalam suatu kompleks atau arena yang berskala nasional, bahkan internasional. 3. Fungsi hiburan/ rekreasi a. Pengertian Hiburan merupakan jenis aktivitas yang dilakukan manusia untuk mengembalikan kesegaran berfikir setelah melakukan kegiatan yang melelahkan. Hiburan yang berarti rekreasi yang berasal dari bahasa inggris yaitu recreation berarti menciptakan kembali. Sedangkan menurut kamus bahasa indonesia, rekreasi adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang menyenangkan dan memuaskan dalam arti fisik dan emosional. b. Tujuan dan manfaat hiburan/rekreasi

1) Tujuan Ditinjau dari aspek motivasi bereaksi antara lain: a) Motivasi individu : bertujuan menapatkan kesenangan dan kepuasan serta membentuk kepribadian dan karakter diri. b) Motivasi umum 2) Manfaat : bertuan untuk membina hubungan pantar manusia (berkomunikasi)

Manfaatnya sangat besar terhadap kehidupan manusia, hal ini dapat dilihat dari beberapa hal yaitu: a) b) Mengandung unsur-unsur yang bersifat pendidikan seperti bekomunikasi Mengembalikan kondisi pengunjung terutama setelah meakiukan aktivitas yang menguras pikiran.

3) Jenis dan macam hiburan/ rekreasi a) Hiburan/rekreasi budaya (cultural Assets) Yaitu dengan tujuan mengunjungi rumah adat, museum, makam bersejarah, benteng dan lain-lain. (1) Hiburan / rekreasi kota (city fasilities) Yaitu kunjungan terhadap pergelaran seni, pameran, kolam renang, lapangan olahraga, taman, bioskop, restoran, dan sebagainya. (2) Hiburan / rekreasi obyek pendidikan Biasanya untuk wisata remaja dengan mengunjungi pabrik-pabrik, industri, perkebunan, universitas dan lain-lain. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa hiburan/rekreasi pada Gedung Convetion Center ini untuk penerapannya lebih di fokuskan pada hiburan / rekreasi kota (city fasilities). 4. Fungsi perkantoran a. Pengertian 1) Tempat yang di gunakan dalam menjalakan bisnis maupun profesi. 2) Kantor dan kawasan Central Business Distric (CBD) mempunyai satu hubungan yang sangat erat sejak awal perkembangannya di dalam proyek mixused yang didalamnya tergantung jenis kegiatan seperti hunian, perkantoran, hotel dan industri. 3) Tempat/ruang, gedung/kumpulan gedung dimana dipusatkan administrasi dari suatu organisasi atau bagian darinya sehingga kegiatan yang bersifatteknis ataupun operasional bias berjalan dengan baik

b. Batasan fungsi

fungsi perkantoran pada Gedung Convenction Center terbatas pada fungsi sebagai ruang pengelolah fasilitas, untuk memenuhi kebutuhan penuntutnya sehinngga dengan penanganan fasilitas secara profesional akan menarik lebih banyak konsumen untuk menyewa fasilitas tersebut sesuai dengan jenis kegiatan yang ada didalamnya. D. Studi Banding gedung Convention Center 1. Jakarta Convention Centre (JCC)

Gambar. II.1.Tampak depan Jakarta Convention Centre (Sumber : www.jcc.co.id.2007) Jakarta Convention Centre (JCC) merupakan gedung pusat kegiatan pertemuan, kegiatan seremonial, kegiatan promosi, atau pameran maupun kegiatan-kegiatan yang bersifat event. Didesain

khusus untuk melayani dunia bisnis, professional dan pemimpin-pemimpin pemerintahan. Balai siding Jakarta Convention Centre merupakan tempat pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang terbesar dan terbaik di Indonesia. JCC menampilkan suasana keramahan tradisional Indonesia. Lokasinya yang strategis dipusat bisnis, dekat dengan Bursa Efek Jakarta membuat kemudahan akses dari seluruh penjuru kota. Balai sidang Jakarta Convention Centre pada awalnya dibuat untuk keperluan penyelenggaraan pertemuan 10th Non-aligned Movement Summit (KTT Non Blok IX) yang dihadiri oleh 65 kepala Negara dan delegasi 109 negara pada bulan September 1992. Jakrata Convention Centre (JCC) telah menjadi tuan rumah untuk banyak kegiatan dari konferensi tingkat tinggi dunia, pameran, seminar, pertemuanpertemuan, peluncuran produk, acara makan siang dan malam, dan sebagainya. 2. a. Auditorium Auditorium hall dapat dipergunakan sebagai tempat konvensi dengan jumlah peserta berskala besar. Terdapat 4 area auditorium hall, nort auditorium, south auditorium, central auditorium. Fasilitas gedung

Gambar. II.2.Interior Auditorium (Sumber : www.google.com)

b. Exhibition Hall

Gambar. II.3.Interior Exhibition Hall (Sumber : www.google.com) Exhibition hall dengan bentuk setengah lingkaran, dan luas3.630m2 sangat cocok digunakan sebagai ruangan untuk melakukan pameran, yang dibagi 4 ruangan yaitu exhibition. dilengkapi dengan wall tv berlayar besar yang terdapat di beberapa titik. c. Meeting room

Gambar. II.4.Interior Exhibition Hall (Sumber : www.google.com) Terdapat 6 ruangan pertemuan dalam tiga ukuran berbeda, yaitu multi purpose room, function room, med/large meet, small meeting room setiap ruang dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap dengan presentasi,seperti projektor, transparancy OHP, slide, dan didukung pula dengan sistem audio, selain itu auditorium hall dapat dipergunakan sebagai tempat konvensi dengan jumlah peserta berskala besar. d. Parking area Tempat parkir yang luas, bisa menampung 600 s/d 750 kendaraan roda empat. 3. Bali International Convention Centre

Gambar. II.5.Tampak dari atas Bali International Convention Centre (Sumber : www.indo.com/services/bicc/index.html.2008)

Lokasi Fasilitas

: Nusa Dua Bali, Indonesia :

a. Plenary Hall (Nusa Indah Hall) : luas area 2394 m2, mempunyai 2 balkon kapasitas 2500 kursi theatre style, 1200 kursi classroom style, 1800 cocktails style dan 1500 banquet style, built-in stage 17 x 3 m, buit in screen 5 x 8m . b. Auditorium : kapasitas 506 kursi, built-in stage 12.6 x 6.3 m, built in screen 4.7 x 10 m.

2. Exhibition : terdiri atas indoor exhibition dengan luas 1350 m2 dan outdoor exhibition dengan luas 2000 m2, menyediakan fasilitas penyimpanan barang yang terdiri atas 4 ruangan dengan luas 78 m2, 117 m2, 108 m2 dan 36 m2. 3. Meeting room: terbagi atas 8 ruangan, total luas 3490 m2, kapasitas 10-500 peserta. 4. Business centre : termasuk ruang kesekretariatan, fotocopy, facsimile dan akses intrernet, press room, large converence registration conter dan kantor organizer.

Teleconference system, video projector, simultaneous translation equipment, electronic data presenter, rear projection screen, microphones, video cameras, VCRs, TV monitors, overhead projectors, LCD, auditorium sound control room, stage lighting system, closed circuit televition, CD players, cassette recorders/ players, film projection and sound projection.

Sarana penujang

Perletakan ruamg-ruang yang saling berkaitan ditempatkan salling berdekatan begitupula dengan fasilitas penunjang ditempatkan pada area-area yang strategis sehingga memudahkan pencapaian.

Aksesibiltas

Struktur

a. Menggunakan system bentang lebar karena fungsi ruangan-ruang yang kebanyakan tidak menghendaki adanya kolom. b. Penggunaan high ceiling unntuk kesan monumental.

Jarak 10 km dari Ngurah Rai international airport, dapat menikmati fasilitas perbelanjaan, entertainment, restaurant, hotel dan fasilitas rekreasi lainnya hanya dengan berjalan kaki.

Infrastruktur :

Bali International Convention Centre tetap menerapkan budaya tradisional utamanya dalam penataan interior dalam Gedung, sehingga menciptakan suasana exotic dan

menjadi daya tarik tersendiri bagi para penyelenggara konvensi.

Serba-serbi

Dari beberapa hasil studi banding diatas, maka kita dapat menarik beberapa kesimpulan :

ASPEK ------ARSITEKTURAL

NAMA GEDUNG

Jakarta Convention Centre

Bali International Convention Centre 1 2 3 Konsep Konsep bentuk dan gaya pada Gedung ini menggunakan gaya Arsitektur Moderen dan dipadukan dgn arsitektur tradicional pada interiornya (penggabungan budaya daerah) Bentuk dan gaya pada Gedung ini menggunakan gaya Arsitektur Moderen dan dipadukan dgn arsitektur tradisional pada interiornya (penggabungan budaya daerah)

Lokasi Jakarta Bali

Pelaku aktivitas Remaja dan dewasa Remaja dan dewasa Fasilitas a. Fasilitas ibadah b. Fasilitas pertemuan c. Fasilitas pameran d. Fasilitas penginapan e. Fasilitas restoran f. Fasilitas bermain anak a. Fasilitas ibadah b. Fasilitas perkantoran c. Fasilitas restoran d. Fasilitas pertemuan g. Fasilitas hotel h. Fasilitas hiburan

Penerapan kedesain fisik Gedung Kendari Convention Center Menerapkan beberapa fasilitas penunjang pada Gedung, menerapkan desain interior yang mengadopsi gaya arsitektur tradisional baik itu orrnamen dinding dan beberapa ornamen lainnya yang merupakan wujud dari kebudayaan Nusantara.

Menerapkan beberapa fasilitas penunjang pada Gedung, menerapkan desain interior yang menngadopsi gaya arsitektur tradisional baik itu ornamen dinding dan lantai beberapa ornamen lainnya yang merupakan wujud dari kebudayaan Bali

Tabel II.2. Hasil studi banding beberapa gedung Pertemuan:

BAB III

TINJAUAN KOTA KENDARI

A. Tinjauan Kota Kendari Sejarah Kota Kendari Kota Kendari dimasa Pemerintahan kolonial Belanda merupakan ibukota kewedanan dan ibukota Onder Afdeling Laiwoi yang luas wilayahnya kurang lebih 31,420 Km2. Sejalan dengan dinamika perkembangan sebagai pusat perdagangan dan pelabuhan laut antar pulau, maka Kendari terus tumbuh menjadi ibukota Kabupaten dan masuk dalam Propinsi Sulawesi Tenggara. Dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 terbentuklah Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kendari ditetapkan sebagai ibukota propinsi yang terdiri atas 2 (dua) wilayah kecamatan yakni Kecamatan Kendari dan Kecamatan Mandonga dengan luas wilayah 76,76 Km2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1978 Kota Kendari ditetapkan menjadi Kota Administratif dan berkembang menjadi 3 (tiga) wilayah kecamatan dengan luas wilayah 187,990 Km2 yang meliputi Kecamatan Kendari, Kecamatan Mandonga dan Kecamatan Poasia. Melalui perjuangan yang cukup panjang dan tekad warga kota yang menginginkan Kota Administratif Kendari menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II sebagai daerah otonom, maka dengan keluarnya UndangUndang Nomor 6 Tahun 1995 tanggal 3 Agustus 1995 Kota Administratif Kendari berubah status menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari yang diresmikan oleh Bapak Menteri Dalam Negeri pada tanggal 27 September 1995 dan tanggal ini pula ditetapkan sebagai hari lahirnya Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari.

Seiring berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka istilah Daerah Tingkat II dan Kotamadya berubah menjadi Kabupaten dan Kota sehingga Kota Kendari menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri. Kondisi Fisik Kota Kendari a. Keadaan Administrasi

Kota Kendari yang sebelumnya disebut Kotamadya Kendari, terbentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia dengan Nomor 6 Tahun 1995. Sehubungan dengan fungsi dan perannya sebagai Ibu Kota Propinsi, maka dalam konteks regional Kota Kendari ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan sosial ekonomi dalam suatu wilayah lebih luas. Kota Kendari yang secara administratif berkedudukan sebagai Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun1995. Secara astronomis terletak dibagian selatan garis khatulistiwa berada diantara 3 54 30- 4 311 Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara 122 23- 122 39 Bujur Timur.

Secara administratif wilayah ini terbagi dalam sepuluh Kecamatan yaitu Kecamatan Kendari, Kecamatan Mandonga, Kecamatan Poasia, Kecamatan Baruga, Kecamatan Puuwatu, Kecamatan Kadia, Kecamatan Wua-Wua, Kecamatan Abeli, Kecamatan Kambu, dan Kecamatan Kendari Barat yang meliputi 64 Kelurahan. Kecamatan Kendari dengan luas 19,55 Ha (6,61 %), Kecamatan Mandonga dengan luas 23,36 Ha (7,89 %), Kecamatan Poasia dengan luas 43,52 Ha (14,71 %), Kecamatan Baruga dengan luas 49,58 Ha (16,76 %), Kecamatan Puuwatu dengan luas 42,71 Ha (14,43), Kecamatan Kadia dengan luas 9,10 Ha (3,08 %), Kecamatan Wua-Wua dengan luas 12,35 Ha (4,17 %), Kecamatan Abeli dengan luas 49,61 Ha (16,77 %), Kecamatan Kambu dengan luas 23,13 Ha (7,82 %), Kecamatan Kendari Barat dengan luas 22,98 Ha (7,77 %). Secara administratif Kota Kendari berbatasan dengan : a) b) c) d) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Moramo Kab. Konsel dan Laut Kendari. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sampara Kab.Konawe. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan.

Cbwk_bwk

Gambar III.1. Peta Kota Kendari (Sumber : www.google kdi.com)

Luas Wilayah Kota Kendari yaitu 295,89 Km2 atau 29,589 Ha yang terdiri dari wilayah daratan kota Kendari, yaitu 295.89 km atau 0,70 % dari luas daratan propinsi Sulawesi Tenggara. Sedangkan luas wilayah laut (perairan) Kota Kendari sekitar 110.000 km atau 11.000.000 Ha, yang terdiri dari pulaupulau kecil dan terdapat satu pulau wilayah Kota Kendari yang dikenal sebagai pulau Bungkutoko tersebar di beberapa wilayah Kabupaten. Luas daratan Sulawesi Tenggara ini sekitar 2,02 % dari luas daratan Indonesia, yang mencapai 1.890.754 km. b. Keadaan Iklim

Kota Kendari mempunyai curah hujan yang cukup tinggi menurut data yang diperoleh dari Badan Meterologi dan Geofisika Stasiun Maritim terjadi 258 hari hujan dengan curah hujan 2.859,3 mm selama tahun 2010. Suhu udarah dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Perbedaan ketinggian dari permukaan laut, daerah pegunngan dan daerah peisir mengakibatkan keadaan suhu yang sedikit beda untuk masing-masing tempa dalam satu wilayah. Secara keseluruhan wlayah Kota Kendari merupakan daerah bersuh tropis. c. Keadaan suhu

Secara umum, Kota Kendari merupakan daerah yang bersuhu tropis dengan suhu udara maksimum 32,4 C dan minimum 26,2 C, tekanan udara rata-rata 1.011,158 Millibar dengan kelembaban udara rata-rata 85,08 %. Kecepatan angin di Kota Kendari selama tahun 2010 pada umumnya berjalan normal mencapai 1,814167 m/detik. d. Musim

Kota Kendari memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan Desember sampai bulan Maret pada bulan berikutnya musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai bulan September, sedangkan musim pancaroba (peralihan) terjadi pada bulan awal dan akhir setiap musim hujan dan kemarau. e. Keadaan Morfologis

Kota Kendari terletak mengelilingi Teluk Kendari dengan berbagai potensi dan peluang untuk mengembangkan usaha dan lebih dari itu daerah ini merupakan daerah khusus pengembangan kawasan wisata di Kendari Beach ini merupakan bagian dari koridor wisata pusat Kendari -Water Front Area (Teluk Kendari) - Pantai Mayaria - Tanjung Tapulaga -Pulau Bokori. Kondisi Penduduk Dan Sosial Budaya a. Laju Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan Penduduk Kota Kendari selama sepuluh tahun terakhir dari tahun 2000 s.d 2010 adalah rata-rata sebesar 3,54 persen per tahun, Lebih besar jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 2,07 persen.

Tabel 3.1. Jumlah Penduduk dan Sex Ratio Menurut Kecamatan Kota Kendari 2010 Kecamatan Laki-laki Perempuan Laki-laki+ Perempuan Sex Ratio (1) (2) (3) (4) (5) Mandonga 18.111 18.049 36.163 100 Baruga

9.731 9.637 19.368 101 Puwatu 14.277 13.472 27.749 106 Kadia 19.546 19.698 39.244 99 Wua-Wua 12.420 11.987 24.407 104 Poasia 12.740 12.237 24.977 104 Abeli

11.477 10.961 22.438 105 Kambu 13.714 13.421 27.135 102 Kendari 12.854 12.703 25.557 101 Kendari Barat 21.528 21.400 42.928 101 KOTA KENDARI 146.401 143.565 289.966 102 SULTRA

1.121.826 1.110.760 2.232.586 101 (Data Kota Kendari Dalam Angka BPS, 2011)

Laju pertumbuhan Penduduk Kecamatan Wua-wua merupakan yang tertinggi di bandingkan dengan Kecamatan Lainnya yakni sebesar 8,23 persen per tahun, diikuti Kecamatan Baruga dan Kambu, masingmasing sebesar 7,38 persen dan 6,78 persen per tahun. Sedangkan yang terendah di Kecamatan Kendari Barat yakni sebesar 1,02 persen per tahun. b. Jumlah Populasi Penduduk

Text Box: Pt = Po x (1 + r)nBerdasarkan jumlah populasi penduduk Kota Kendari menurut kelompok umur pada tahun 2010 yaitu 289,966 jiwa dihitung dari 1 persen jumlah penduduk (Kantor Biro Statistik Kendari dalam angka 2011) dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 3,54 persen. Untuk proyeksi 10 tahun yang akan datang, maka jumkah populasi penduduk dihitung dengan mengunakan rumus: Dimana : Pt = Prediksi jumlah penduduk yang diproyeksikan Po = jumlah penduduk saat ini r = Rata-rata prosentasi pertumbuhan

n = jangka waktu proyeksi Maka jumlah populasi penduduk tahun 2010 - 2020 adalah : Pt = Po x (1 + 3,54)10 = 289.966 x (1 + 0,0354)10 = 289.966 x (1,0354)10 = 289.966 x 1,41 = 408.852,06 = 408.852 jiwa

Jadi, jumlah penduduk Kota Kendari untuk tahun 2020 yang akan datang di perkirakan adalah 408.852 jiwa. c. Potensi Ekonomi

Kota Kendari mempunyai peranan penting dan strategis terutama dalam bidang ekonomi. Ini dapat dilihat dari tingginya pendapatan per kapita pendudukan Kota Kendari yang diperkirakan mengalami kenaikan 17,55 % per tahun. Dari peningkatan pendapatan per kapita penduduk di atas, hal ini dapat menjadi pendorong majunya sub sektor pariwisata jika ditinjau dari segi bisnis karena dapat meningkatkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pariwisata seperti hotel, restoran dan rumah makan. Sex ratio Penduduk Kota Kendari adalah sebesar 102, artinya bahwa tiap 100 Penduduk Perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki. Lebih tinggi jika dibandingkan dengan sex ratio Sulawesi Tenggara yakni sebesar 101. Terdapat beberapa Kecamatan memiliki sex ratio yang sama. Puwatu dan Abeli adalah dua Kecamatan yang memiliki sex ratio tertinggi di Kota Kendari sebesar 106 persen. Sedangkan Kadia adalah Kecamatan yang memiliki sex ratio terkecil dari Kecamatan lainnya yakni sebesar 98 persen, artinya bahwa tiap 100 Penduduk perempuan terdapat 98 Penduduk Laki-laki d. Sosial budaya

Pada umumnya masyarakat kota kendari memiliki tingkatan yang heterogen. Baik di timgkat pendidikan, pekerjaan, maupun asal penduduk. Walaupun demikian dalam kehidupan sehari-hari prilaku masyarakat tetap menunjukkan sikap kegotong-royongan dalam kehidupan sehari-hari yang sangat akrab, sehingga hal ini sangat menunjang pelaksanaan pembangunan yang di canangkan oleh pemerintah daerah khususnya dalam pembangunan fasilitas-fasilitas penunjang kegiatan masyarakat. e. Persebaran Penduduk

Persebaran penduduk Kota Kendari yang tidak merata pada tahun 2010 sebanyak 14,80 persen penduduk Kota Kendari yang tinggal di wilayah Kendari Barat hanya 6.68 persen tinggal dikecamatan baruga dan lebihnya tersebar pada 8 Kecamatan dengan persebaran yang bepariasi. Penyebab terjadinya persebaran penduduk terjadi pergeseran kegiatan perekonomian Kota Kendari dengan semakin banyaknya sarana prekonomian yang dibangun, untuk penduduk Kecamatan Mandonga sebesar 36.162 jiwa, Kecamatan Baruga sebesar 19.368 jiwa, Kecamatan Puuwatu sebesar 27.749 jiwa, Kecamatan Kadia sebesar 39.244 jiwa, Kecamatan Wua-Wua sebesar 24.407 jiwa, Kecamatan Poasia sebesar 24.977 jiwa, Kecamatan Abeli sebesar 22.438 jiwa, Kecamatan Kambu sebesar 27.135 jiwa, Kecamatan Kendari sebesar 25.557 jiwa dan Kecamatan Kendari Barat sebesar 42.92 jiwa, masingmasing mengalami peningkatan jumlah penduduk dengan persebaran penduduk yang tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.

Gambar III.2. Persebaran Pendud (Data Kota Kendari Dalam Angka BPS, 2011)

B. Rencana Tata Ruang Kota Kendari 1. Pola Umum Tata Wilayah Kota Kendari

Rencana struktur tata ruang pada dasarnya merupakan arahan tata jenjang fungsi-fungsi pelayanan didalam kota yang merupakan rumusan kebijaksanaan tentang pusat-pusat kegiatan fungsional kota berdasarkan jenis, intensitas, kapasitas dan lokasi pelayanannya. Jenjang kegiatan tersebut secara keseluruhan disusun sesuai dengan fungsi kota yang telah dirinci dalam skala pelayanan kota, regional, nasional dan internasional. Konsep Dasar Pengembangan Kota Kendari yang sudah dirumuskan, secara keseluruhan merupakan arahan bagi penyusunan struktur pelayanan kegiatan kota dan konsep tersebut telah disusun dengan mempertimbangkan aspek-aspek : a. Potensi lokasi dalam menampung kegiatan-kegiatan fungsional berdasarkan jenis kegiatan dan skalanya. b. Keterkaitan antar jenjang kegiatan-kegiatan fungsional. c. Sifat fleksibilitas kegiatan fungsional perkotaan bersangkutan.

Adapun pengelompokan kegiatan-kegiatan fungsional tersebut disesuaikan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh seperti kegiatan fungsional yang ada, aksesibilitas, ketersediaan lahan, sebaran dan jarak antar pusat-pusat kegiatan fungsional skala pelayanan kegiatan, pola pemanfaatan ruang yang ada dan kecenderungan perkembangannya dan sebaran dari pusat-pusat kegiatan yang direncanakan. Berdasarkan semua hal tersebut, maka perincian kegiatan-kegiatan fungsional perkotaan pada masingmasing Bagian Wilayah Kota (BWK) selain telah mempunyai fungsi yang dominan juga setiap BWK tersebut telah diupayakan merupakan satu kesatuan fungsional dan mempunyai karakteristik tertentu yang mendukung pembangunan Kota Kendari, baik dibidang ekonomi, sosial, fisik maupun lingkungan. Pada tabel di bawah dapat dilihat arahan fungsi tiap Bagian Wilayah Kota (BWK) sebagai hasil penjabaran dari konsep dasar pengembangan Kota Kendari yang secara keseluruhan memperhatikan struktur kegiatan utama masing-masing BWK dalam mendukung arah pengembangan dan pembangunan Kota Kendari.

2.

Pembagian Kawasan Kota

Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RUTRW) Kendari sampai tahun 2010, Wilayah Kota Kendari terbagi dalam tujuh Bagian Wilayah Kota (BWK) meliputi : BWK I : Luas sekitar 1.704,60 Ha, mencakup Kecamatan Mandonga, Kecamatan Baruga yang meliputi Kelurahan : Punggaloba (sebagian), Tobuaha, Mandonga, Korumba, Anggilowu (sebagian), Kadia dan Bende. BWK II : Luas sekitar 1.291,42 Ha, mencakup Kecamatan Kendari dan Kecamatan Mandonga yang meliputi Kelurahan : Kemaraya, Watu-watu, Tipulu, Punggaloba, Anggilowu, (sebagian) dan Alolama (sebagian). BWK III : Luas sekitar 2.490 Ha, mencakup Kecamatan Kendari yang meliputi Kelurahan : Benua-Benua, Sodohoa, Sanua, Dapu-Dapura, Kandai, Kendari Caddi, Kampung Salo, Kasilampe, Gunung Jati, Mangga Dua, Matta dan Purirano. BWK IV : Luas sekitar 9.024 Ha, mencakup Kecamatan Poasia yang meliputi Kelurahan : Todonggeu, Sambuli, Nambo, Petoaha, Bungkutoko, Talia, Poasia, Lapulu, Pudai, Matabubu, Abeli, Anggomelai, Tobimeita, Benua Nirai dan Anggoeya. BWK V : Luas sekitar 4.902 Ha, mencakup Kecamatan Poasia dan Kecamatan Baruga yang meliputi Kelurahan : Rahanduona, Anduonohu, Mokoau, Kambu, Lepo-Lepo (sebagian). BWK VI : Luas sekitar 4.986,73 Ha, mencakup Kecamatan Baruga dan Kecamatan Mandonga yang meliputi Kelurahan : Kelurahan: Lepo-Lepo (sebagian), Baruga, Bonggoeya, Wua-Wau, Puwatu (sebagian), Watulondo (sebagian) dan Kadia (sebagian). BWK VII : Luas sekitar 5.190,25 Ha, mencakup Kecamatan Mandonga yang meliputi Kelurahan : Kelurahan: Puwatu (sebagian), Watulondo (sebagian), Punggaloka (sebagian), Labibia dan Wawombalata.

Gambar III.3. Peta Pembagian BWK Kota Kendari Tahun 2000-2010 ( Sumber: Pemkot Kendari) 3. Fungsi dan Peran Kota Kendari Berdasarkan potensi yang dimiliki Kota Kendari, maka kemampuan pelayanan seluruh kegiatan potensial yang ada secara internal dan eksternal akan dapat menentukan fungsi dan peran kota. Kota Kendari dalam masa-masa yang akan datang tetap akan berfungsi sebagai : a) b) c) d) e) f) C. Pusat Pertumbuhan Wilayah Pengembangan Pusat Perdagangan Pusat Pendidikan Pusat Pemerintahan Pusat Industri Pusat Kebudayaan dan Pariwisata. Metode Perancangan

Metode yang diambil adalah metode Diskriptif evaluatif yaitu metode perancangan denga cara mengumpulkan data dan kondisi existing serta melakukan kajian pustaka kemudian dilakukan analisis dengan melakukan sintesa sehingga dapat diperoleh solusi untuk penyelesaian permasalahan. D. 1. Metode Pengumpulan Data Data Primer

Data Primer adalah data yang langsung diperoleh dari lapangan, yaitu dengan cara : Observasi ( Pengamatan) Survey lapangan Studi banding proyek sejenis 2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari Instansi terkait yang berhubungan dengan Convention Center, yaitu:

E. 1.

Peta Digital Udara dari BAPEDA Kota Kendari Data RTRW dari BAPEDA Kota Kendari Literatur. Hasil Data Gambar Foto Digital

Gambar III.4. Existing Condition (Sumber : googel.comS)

2. Gambar Foto Lokasi

Gambar III.5. Existing Condition (Sumber : Sketsa Pribadi)

Anda mungkin juga menyukai