Anda di halaman 1dari 16

1 of 16

Document1
I. PENGANTAR
- Daur Hidrologi
- Perkembangan konsep pemenuhan kebutuhan air; dari exploitasi menjadi konservasi.
- Lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran

II. PENGERTIAN DASAR
2.1. Konsep media berpori
2.2. Besaran Dasar Aliran Media Berpori
1.1. Hukum Darcy
1.2. Kecepatan dalam Konsep Flux
1.3. Tekanan dan Head
1.4. Hydraulic conductivity
1.4.1. Permeability
1.4.2. Magnitude
1.4.3. Heterogenity/homogeneity
1.4.4. Isotropy dan Anisotropy
1.4.5. Refraksi (hal 172)
1.5. Porosity/void ratio
2.3. Definisi Aquifer, Aquiclude, Aquitard serta Pelapisan Akifer
(Confined, Phreatic, Leaky)


2 of 16
Document1
III. FORMULASI PERSAMAAN DASAR GERAK AIR TANAH
3.1. Kekekalan Massa pada Lapisan J enuh Air Terkekang

Hukum kekekalan massa dinyatakan sebagai:
} }
=

CV CV
A
dA n V d
dt
d


dimana adalah volume air tanah
W
yang berada di dalam control volume. Sementara
n V

adalah besarnya flux air tanah (q


i
) yang menembus dinding ruang control volume.
Sehingga, khusus untuk aliran air tanah, persamaan kekekalan masa menjadi

( )
dy dx dz
z
q
q q
dz dx dy
y
q
q q
dz dy dx
x
q
q q
t
z
z z
y
y y
x
x x
W
(

|
.
|

\
|
c
c
+ + +
(

|
|
.
|

\
|
c
c
+ + +
(

|
.
|

\
|
c
c
+ + =
c
c

Karena
W
bukan hanya fungsi t, maka bentuk turunan pada ruas kiri harus berupa
turunan parsial, dan bila volume control volume (yang besarnya sama dengan dx dy
dz) dilambangkan oleh
T
, serta massa jenis dianggap konstan menurut waktu, maka
dx
x
q
q
x
c
c
+
x
q
y
q
z
q
dy
y
q
q
y
y
c
c
+
dz
z
q
q
z
z
c
c
+
dx
x
q
q
x
c
+
x
q
y
q
z
q
dy
y
q
q
y
y
c
c
+
dz
z
q
q
z
z
c
+
3 of 16
Document1

T
z
y
x W
T
z
y
x W
z
q
y
q
x
q
t
z
q
y
q
x
q
t

|
|
.
|

\
|
c
c
+
c
c
+
c
c
=
c
c

|
|
.
|

\
|
c
c
+
c
c
+
c
c
=
c
c

[1]

Persamaan ini menggambarkan seberapa banyak jumlah air yang ditambahkan kedalam
ruang control volume (c
W
), bila neto dari flux yang masuk dan keluar dari ruang
tersebut adalah sebesar cq. Pertambahan jumlah air ini, di dalam ruang control volume,
akan diakomodasikan dalam bentuk (a) peningkatan tekanan air sebesar cp, dan (b)
peningkatan volume porositas sebesar c
V
. Bila c
p
adalah perubahan volume air akibat
perubahan tekanan sebesar cp, maka secara matematis dapat dituliskan

V p W
c + c = c [2]

Hubungan antara cp dengan c
p
yang diakibatkannya bisa didapat dari definisi
kompresibilitas air (|). Disini | didefinisikan sebagai perbandingan antara besarnya
perubahan volume air A
p
(relatif terhadap total volume air didalam control volume
W
)
terhadap perubahan tekanan Ap yang menyebabkan perubahan volume tadi, sehingga

p p
p
W p W p
c
c
=
A
A

A
= |
0
lim
,
atau
W p
p | c = c
Mengingat bahwa p=gh dan
W
= n
T
, dimana n adalah porositas, maka

( )
h g n
h g n
T
T p
c | =
c | = c ) (
[3]
Disini harga h harus dimasukkan negatif karena peningkatan volume +c
p
hanya dapat
diakibatkan oleh penurunan head (-h).

Besarnya perubahan volume porositas dapat diformulasikan berangkat dari definisi
kompresibilitas akifer (o). Perlu dicatat bahwa, apabila volume akifer dipaksa untuk
berubah sebesar A
T
maka tegangan efektif yang bekerja pada butiran materi akifer akan
berubah pula sebesar Ao
e
. Dalam konteks ini, o didefinisikan sebagai perbandingan
4 of 16
Document1
antara A
T
(relatif terhadap volume awalnya
T
) dengan Ao
e
yang diakibatkannya,
sehingga

e
T
T
e
T
T
e
o c
c

=
o A
A

o A
= o
1
1
0
lim
[4]
Ruang control volume yang berisi media berpori sebanyak
T
, sebenarnya terdiri dari
volume butiran (
S
) ditambah volume pori (
V
), atau
T
=
S
+
V
. dengan demikian

( )
V S
V S T
c + c =
+ c = c
[5]
Perubahan volume media berpori c
T
yang sedang dibahas disini adalah mengembang
atau memadat media berpori akibat berubahnya tekanan air tanah oleh aktivitas aliran air
tanah. Jadi berbeda dengan kejadian settlement misalnya, disini perubahan volume
sebesar c
T
dipandang sebagai kejadian dimana aliran airtanah menyebabkan tekanan air
pori meningkat sebesar cp sehingga volume pori mengembang sebesar c
p
. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa mengembang/menyusutnya ruang pori disini diakomodasi
dalam bentuk rearrangement butiran tanah sedemikian rupa sehingga volume butirannya
sendiri relatif tidak berubah (c
S
~ 0). Dengan demikian persamaan [5] menjadi:

V T
c = c
Bila ini kita substitusikan kedalam [4] akan didapat

e
V
T
o c
c

= o
1

atau
e T V
o c o = c [6]
Besarnya tegangan effektif o
e
adalah tegangan total o
T
(akibat berat tanah lapisan atas
yang aktif menekan akifer) setelah dikurangi tegangan pori (tekanan air tanah) sebesar p,
sehingga o
e
= o
T
p dan dengan sendirinya perubahan tegangan effektif co
e
= co
T
cp.
Disini co
T
adalah perubahan tegangan total dan tegangan total hanya akan berubah bila
gaya dari lapisan atas yang aktif menekan akifer berubah. Didalam konteks pembicaraan,
yang ada hanyalah perubahan tekanan pori cp akibat adanya perubahan flux air tanah.
5 of 16
Document1
Sedangkan berat lapisan atas yang menekan akifer tidak berubah (co
T=0
). Dengan
demikian,
co
e
= cp
Disini terlihat jelas hubungan antara pengurangan tekanan air tanah (akibat pemompaan
misalnya) akan meningkatkan effective stress sehingga tekanan terhadap butiran akan
meningkat, yang selanjutnya dapat menyebabkan land subsidence. Bila hasil terakhir
dikembalikan kedalam [6], maka
( ) p
T V
c o = c
dan karena p=gh, maka
h g
T V
c o = c [7]

Penggabungan persamaaan [3] dan [7] kedalam persamaan [2] akan menghasilkan

( ) h n g
h g h g n
T
T T
V p W
c o + | =
c o + c | =
c + c = c
[8]
dan bila hasil terakhir ini dikembalikan ke persamaan [1], akan didapat
( )
( ) | |
z
q
y
q
x
q
t
h
n g
z
q
y
q
x
q
t
h
n g
z
q
y
q
x
q
t
z
y
x
T
z
y
x
T
T
z
y
x W
c
c
+
c
c
+
c
c
=
c
c
o + |

|
|
.
|

\
|
c
c
+
c
c
+
c
c
=
c
c
o + |

|
|
.
|

\
|
c
c
+
c
c
+
c
c
=
c
c

Apabila didefinisikan bahwa
( ) o + | = n g S
s
[9]
maka

z
q
y
q
x
q
t
h
S
z
y
x
S
c
c
+
c
c
+
c
c
=
c
c
[10]

Besaran S
S
dikenal sebagai specific storage. bila dibandingkan antara definisinya sesuai
dengan [9] dengan persamaan [8], terlihat bahwa
6 of 16
Document1

( )
h S
h n g
T s
T W
c =
c o + | = c

atau
h
S
T
W
s
c
c
= .
Jadi interpretasi fisik S
S
adalah perubahan volume air dari volume akifer
T
bila terjadi
perubahan hydraulic head sebesar ch. Sering pula disajikan dalam ungkapan S
S
adalah
volume air yang keluar dari satu satuan volume akifer bila hydraulic headnya diturunkan
sebanyak satu satuan.
Selanjutnya, bila bila besarnya fluks dirumuskan menurut Darcy, dimana
x
h
K q
i i
c
c
= ,
maka

|
.
|

\
|
c
c
c
c
+
|
|
.
|

\
|
c
c
c
c
+
|
.
|

\
|
c
c
c
c
=
c
c
z
h
K
z y
h
K
y x
h
K
x t
h
S
z y x s


3.2. Penyederhanaan dan pengembangan pemakaian formulasi
gerak air tanah lebih lanjut.

Penurunan formal hanya dapat dilakukan untuk kasus Confined. Untuk kasus-kasus lain
diturunkan berdasarkan analogi, diantaranya:

- Rumusan dasar Confined-unsteady-nonuniform-anisotropic

|
.
|

\
|
c
c
c
c
+
|
|
.
|

\
|
c
c
c
c
+
|
.
|

\
|
c
c
c
c
=
c
c
z
h
K
z y
h
K
y x
h
K
x t
h
S
z y x s

- Steady state dimana 0 / = c c t h

|
.
|

\
|
c
c
c
c
+
|
|
.
|

\
|
c
c
c
c
+
|
.
|

\
|
c
c
c
c
=
z
h
K
z y
h
K
y x
h
K
x
z y x
0
- Apabila ketebalan akifer relatif sangat kecil dibandingkan dengan cakupan luasan
horisontalnya, sehingga aliran kearah horisontal jauh lebih dominan dibandingkan
dengan aliran pada arah vertikal maka anggapan 2 dimensi (2-D) dianggap memadai.
Total aliran setebal B adalah


|
|
.
|

\
|
c
c
c
c
+
|
.
|

\
|
c
c
c
c
=
c
c
y
h
K B
y x
h
K B
x t
h
S B
y x s

7 of 16
Document1
Bila storativity adalah B S S
S
= dan transmissivity adalah B K T
i i
= , maka

|
|
.
|

\
|
c
c
c
c
+
|
.
|

\
|
c
c
c
c
=
c
c
y
h
T
y x
h
T
x t
h
S
y x

Untuk kasus homogen-anisotropic

2
2
2
2
y
h
T
x
h
T
t
h
S
y x
c
c
+
c
c
=
c
c

Untuk kasus homogen-isotropic

2
2
2
2
y
h
x
h
t
h
T
S
c
c
+
c
c
=
c
c

Untuk kasus steady-homogen-isotropic

2
2
2
2
0
y
h
x
h
c
c
+
c
c
=
Atau dz dy
x
h
K Q
x
c
c
=
- Phreatic 2-D dimana ketebalan akifer B adalah ketebalan lapisan jenuh air h.


( ) ( )
x
h
r x
h
t
h
K
S
y
c
c
+
c
c
=
c
c
2
2
2 2
1
2

- Confined 2-D dengan recharge/pemompaan Q
p
(x,y) dan Q
p
dalam m
3
/det/m
2
.

( ) y x Q
y
h
T
y x
h
T
x t
h
S
y x
,
P
+
|
|
.
|

\
|
c
c
c
c
+
|
.
|

\
|
c
c
c
c
=
c
c

- Confined 2-D dengan leaky dari lapisan atas/bawah yang tebalnya B
L
, konduktivitas
hidroliknya K
L
dan hydraulic headnya h
L
.

dy dx
B
h h
K
y
h
T
y x
h
T
x t
h
S
L
L
L y x

+
|
|
.
|

\
|
c
c
c
c
+
|
.
|

\
|
c
c
c
c
=
c
c


8 of 16
Document1
IV. SOLUTION METHOD
4.1. Mathematical Approach

4.1.1. Analytical

4.1.1.1. Rectangular grid

Persamaan gerak air tanah dalam bentuk PDE diselesaikan secara analitis sesuai dengan
boundary condition yang sesuai dengan situasi yang diinginkan. Tidak mengandung
numerical error akibat penyederhanaan matematis, tetapi solusinya bersifat khusus untuk
situasi dimana rumus diturunkan dan terbatas untuk situasi yang uniform-homogen
sehingga kurang realistis bila dibandingkan dengan kompleksitas lapangan yang
sebenarnya.

Contoh 1:
Berapa tinggi muka air tanah pada daerah sejarak L dari sungai bila terjadi
recharge oleh persipitasi rata-rata Q
x
?

Persamaan aliran air tanah phreatic dengan recharge adalah
dy dx Q
y
h
h K
y x
h
h K
x t
h
S
r y x y
+
|
|
.
|

\
|
c
c
c
c
+
|
.
|

\
|
c
c
c
c
=
c
c

Untuk 1-D steady flow persamaan diatas menjadi
r x
Q
x
h
h K
x
+
|
.
|

\
|
c
c
c
c
= 0
selanjutnya |
.
|

\
|
c
c
c
c
=
x
h
h K
x
Q
x r

|
.
|

\
|
=
dx
dh
h K d dx Q
x r


dh h K dx x Q
dx
dh
h K x Q
dx
dh
h K d dx Q
x r
x r
x r
=
=
|
.
|

\
|
=
} }


L
h
0
Q
r
h
L
x
9 of 16
Document1

( )
2
0
2 2
0
2
2
1
0
2
2
1
0
h h K L Q
h K x Q
dh h K dx x Q
L x r
h x
h h
x
L x
x
r
h h
ho h
x
L x
x
r
L
L
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
} }



x
r
L
L
x
r
K
L Q
h h
h h
K
L Q
2
2
0
2
0
2
2
+ =
=


Contoh 2: (lihat contohnya pada Appendix III)


4.1.1.2. Radial Flow

Konsep Dasar dan Rumus Kerja
Merupakan alat yang paling cocok bagi analisa karakteristik bentuk permukaan hydraulic
head akibat pemompaan, karena metoda didasarkan atas transformasi koordinat cartesian
menjadi koordinat silinder/polar. Dikembangkan secara intensif untuk menjawab
tantangan eksplorasi berapa banyak air tanah yang dapat kita pompa ?. Pengembangan
ini juga menghasilkan protokol pengukuran S dan T in-situ.

10 of 16
Document1
dr
r
ho
hr
du
Z


Melalui ransformasi
2 2
y x r + = , y x = u , dan z = z didapatkan

- Rumusan dasar Confined-unsteady-nonuniform-anisotropic
|
.
|

\
|
c
c
c
c
+
u c
c
+
c
c
+
|
.
|

\
|
c
c
c
c
=
c
c
z
h
K
z
h
r
K
y
h
r
K
r
h
K
r t
h
S
z
r r
r s
2
2
2

Untuk kasus homogen-isotropic

r
h
r r
h
t
h
T
S
c
c
+
c
c
=
c
c 1
2
2

Untuk kasus steady-homogen-isotropic

r
h
r r
h
c
c
+
c
c
=
1
0
2
2
atau dz
r
h
K r Q
c
c
t = 2
- Phreatic 2-D dimana ketebalan akifer B adalah ketebalan lapisan jenuh air h.


( ) ( )
x
h
r x
h
t
h
K
S
y
c
c
+
c
c
=
c
c
2
2
2 2
1
2


11 of 16
Document1
Contoh 1:
Berapakah h(r) bila suatu confined akifer yang homogen-isotropic dipompa
secara konstan sebesar Q . Pada
T r
Q
r
h
r r
0
0
2t
=
c
c
= dan h=h
0
.
Solusi:
Untuk kasus steady-homogen-isotropic

r
h
r r
h
c
c
+
c
c
=
1
0
2
2

Definisikan r h c c = , , maka

, +
c
, c
=
c
c
+
|
.
|

\
|
c
c
c
c
=
c
c
+
c
c
=
r r
r
h
r r
h
r
r
h
r r
h
1
1
1
0
2
2

Dengan variable separation

( ) ( ) C r
r
r
r
r
+ = ,
c = , c
,
c = , c
,
} }
ln ln
1 1
1 1

atau
( ) C r
r
h
+ =
|
.
|

\
|
c
c
ln ln
Pada
T r
Q
r
h
r r
0
0
2t
=
c
c
= , maka

( )
( )
0
0
0
0
ln
2
ln
ln
2
ln
r
T r
Q
C
C r
T r
Q
+
|
|
.
|

\
|
t
=
+ =
|
|
.
|

\
|
t

Jadi ( ) ( )
0
0
ln
2
ln ln ln r
T r
Q
r
r
h
+
|
|
.
|

\
|
t
+ =
|
.
|

\
|
c
c

atau
( ) ( )
0
0
ln
2
ln ln r
T r
Q
r
e
r
h
+
|
|
.
|

\
|
t
+
=
c
c

sekali lagi dengan variable separation
12 of 16
Document1

( ) ( )
( ) ( )
( )
|
|
.
|

\
|
t
=
t
=
=
c = c
} }
+
|
|
.
|

\
|
t
+
+
|
|
.
|

\
|
t
+
0
0
0
ln
2
ln ln
ln
2
ln ln
ln
2
ln
2
0
0
0
0
r
r
T
Q
h h
r r
T r
Q
h
dr e dh
r e h
r
ro
o
h
ho
r
ro
r
T r
Q
r
h
ho
r
T r
Q
r

Sehingga

|
|
.
|

\
|
t
+ =
0
0
ln
2
) (
r
r
T
Q
h r h
Sering kali rumus disajikan dalam bentuk drawdown , yaitu Ah(r) = h(r)-h
o
, sehingga:

|
|
.
|

\
|
t
= A
0
ln
2
) (
r
r
T
Q
r h

Rumus Kerja Kasus-Kasus Lainnya

Confined
Steady
|
|
.
|

\
|
t
=
0
0
ln
2
) (
r
r
T
Q
h r h
Unsteady


~
=
t
=
=1
2
0
!
) (
) ln( 5772 . 0 ) (
4
) (
4
) (
k
k
k k
u
u u W
Tt
S r
u
u W
T
Q
h r h


Phreatic
Steady
|
|
.
|

\
|
t
=
0
2
0
2
ln ) (
r
r
K
Q
h r h
Unsteady
) 327 ( 12 . 8 ) (
,
4
,
4
) , , (
4
) (
2
2
2
0
pp Fig u W
k h
k r
Tt
S r
u
Tt
S r
u
u u W
T
Q
h r h
r MAT
z
y
B A
A A
~
= q = =
q
t
=

Lain-lain leaky and multi layer, partially penetrating, recharge

13 of 16
Document1
Perenerapan Superposisi Rumusan Radial Flow
- Multiple-well system (pp 327)
- Prescribed head and impervios Boundary (pp 330)
- Stepped pumping rate (327)

Pumping Test of S and T (Sec 8.6 pp343-350)

Prinsip dasar adalah sebagai berikut. Menurut Theiss, bila notasi h
0
menandakan
h(t=0,r=), dan di dalam persamaan-persamaan
u T
S r
t
u W
T
Q
r t h h
1
4
) (
4
) , (
2
0
(

=
(

t
=


harga Q, S, T, dan r adalah konstant, maka h
0
-h(t,r) vs t dari ideal confined aquifer akan
identik dengan W(u) vs 1/u.

Jadi, dari superimpose plot h
0
-h(t,r) vs t data lapangan dengan plot W(u) vs 1/u (See Fig.
8.22 pp. 345) akan didapat u dan W(u) untuk t dan r yang dipilih, sehingga dapat dihitung
2
0
4
) , ( 4
) (
r
u t T
S
h r t h
u W Q
T
=
t
=

Masalahnya kondisi tidak selalu ideal, sehingga dibutuhkan kemampuan mengenali
karakteristik penyebab penyimpangan (fig 8.23 pp.346) dan membandingkannya
dengan kurva aquifer response yang tepat (See Fig 8.5, 8.8, 8.9, 8.12).

Lab test: tidak representatif tetapi jauh lebih murah(Sec 8.4 pp 335)

4.1.2. Numerical

Ada tiga yang terkenal; Finite difference, Finite element, dan Boundary element. Sebagai
pengenalan, berikut disajikan contoh finite difference

Contoh 1: (Sec. 5.3 pp.181)


4.2. Analog Method
Memanfaatkan sifat komponen elektronik dimana q dianalogikan dengan arus
listrik, k dengan resistance, dan dh/dx dengan beda potensial (voltage). System
akuifer disimulasi melalui grid rangkaian listrik.
Bila cx = cy ~ Ax pada penyederhanaan central difference dari persamaan
14 of 16
Document1

2
2
2
2
y
h
T
x
h
T
t
h
S
y x
c
c
+
c
c
=
c
c

akan didapatkan

|
.
|

\
|
A
+
+
A
+
=
c
c
2
5 5 2
2
3 5 1 5
2 2
x
h h h
x
h h h
T
t
h
S
atau ( ) ( )
5 4 3 2 1
5 2
4h h h h h T
t
h
S x + + + =
c
c
A
Persamaan diatas dianalogikan dengan persamaan rangkaian listrik
( )
5 4 3 2 1
5
4
1
V V V V V
R t
V
C + + + =
c
c

dimana C adalah capacitance, R adalah resistance, dan V adalah voltage
System ini sangat populer sebelum digital komputer menjadi murah. (Section 5.2
pp. 178-181; Section 8.9 pp. 359-364)

4.3. Graphical Method: Flownet
Akurasinya sangat rendah serta sangat subyektif tetapi sangat efektif untuk
mendapatkan sketsa gambaran karakteristik aliran regional pada tingkat preliminary
study.


15 of 16
Document1
V. GROUND WATER GEOLOGY

Persiapan buat regional geohidrology
Pelapisan yang realistis

Lithology; physical make up of the geological system taht includes:
- mineral composition
- grain size
- grain packing

Stratigraphy; describes the geometrical and age relationship between the formations in
geologic system of sedimentary origin

Structure of geologic deposits and formations, such as cleavages, fractures, folds and
faults, are the goemetrical properties of the geologoic systems produced by deformation
after deposition or crystallization

In unconsolidated deposits, lithology and stratigraphy constitute the most
important controls.
Situation in which the stratigraphy and structure control the occurrence of aquifer
and aquitards are ilustrated in Fig 1.4

Unconformity
Fluvial deposits
Aeolian deposits
Glacial deposits
Sedimentary rocks:
- sandstone
- carbonate rock
- coal
Igneous and metamorphic rocks
Permafrost

16 of 16
Document1
VI. REGIONAL GROUND WATER

Faktor mempengaruhi pola aliran
Topografy
Pelapisan K
(Fig 6.4 pp.198

Recharge and dishcharge area, ground water devide, ground water contour

Water budget in ground water hydrology concept

VI. GROUND WATER ISSUE

Contamination and geotechnical problems

Anda mungkin juga menyukai