ESTIMASI KEBUTUHAN DAYA LISTRIK SULAWESI SELATAN SAMPAI TAHUN 2017 Harifuddin
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi jumlah daya listrik tersambung di Sulawesi Selatan tahun 2007 sampai 2017 dengan menggunakan data sekunder daya listrik tersambung yang berbentuk time series tahun 1996-2006 pada PT. PLN (PERSERO) WIL. SULSELTRABAR. Berdasarkan estimasi yang diperoleh tahun 2007 bahwa jumlah daya listrik tersambung untuk pelanggan rumah tangga sebesar 880 MVA , pelanggan sosial sebesar 46,36 MVA, pelanggan bisnis sebesar 233,08 MVA, dan pelanggan industri sebesar 237,73 MVA. Sedangkan estimasi jumlah daya listrik tersambung tahun 2017 untuk pelanggan rumah tangga sebesar 1.280 MVA, pelanggan sosial sebesar 66,66 MVA, pelanggan bisnis sebesar 515,12 MVA, dan pelanggan industri sebesar 507,93 MVA. Metode yang dipakai ialah metode deskriptif dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana dan regresi non linier, dimana data yang diteliti tidak dikendalikan atau dimanipulasi oleh peneliti, tetapi fakta yang diungkapkan berdasarkan data yang ada pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulseltrabar. Hasil estimasi tahun 2017 menunjukkan bahwa peningkatan jumlah daya listrik tersambung yang paling banyak ialah pada pelanggan rumah tangga yaitu sebesar 1.280 MVA. Hasil estimasi jumlah total daya listrik tersambung pada PT. PLN (PERSERO) WIL. SULSELTRABAR pada tahun 2017 adalah 2.369,72 MVA. Kata Kunci: Estimasi, Daya Listrik, Regresi Linier Sederhana, Regresi non Linier.
Kemajuan teknologi di segala bidang meningkat dengan begitu cepat, kemajuan ini membawa konsekuensi peningkatan kebutuhan akan daya listrik. Listrik merupakan salah bentuk energi yang banyak dibutuhkan, ini dimungkinkan karena energi listrik mudah dalam penyaluran dan dapat dengan mudah dirubah ke bentuk energi lain. Untuk memenuhi kebutuhan daya listrik yang ada sekarang, pembangunan dan pengembangan sistem kelistrikan yang dikelolah oleh PLN perlu dikembangkan. Pertambahan penduduk yang semakin pesat dan diiringi pertumbuhan ekonomi yang tinggi menyebabkan kebutuhan akan tenaga listrik semakin meningkat, sehingga dibutuhkan penyediaan dan penyaluran tenaga listrik yang memadai, baik dari segi teknis maupun ekonomisnnya. Penggunaan tenaga listrik sekarang ini merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan masyarakat dan sering kali dianggap sebagai salah satu tolok ukur taraf kemajuan rakyat sejalan dengan perkembangan teknologi. Makin banyaknya industri yang berskala menengah maupun besar serta pertumbuhan pelanggan yang meningkat setiap tahunnya akan
membutuhkan pelayanan dan penyaluran energi listrik secara kontinyu dengan kualitas layanan yang lebih baik. Kegiatan perdagangan, perekonomian dan industri tumbuh pesat akhir-akhir ini. Oleh karena itu permintaan akan tenaga listrik melonjak saat ini dan pertumbuhan yang cepat ini diperkirakan akan berlangsung terus untuk tahuntahun yang akan datang. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan energi listrik, maka pihak penyuplai energi listrik dalam hal ini PLN berusaha untuk melayani dan memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat, sehingga PLN harus menyediakan pembangkit listrik yang baru. Propinsi sulawesi selatan sebagai salah satu propinsi di Indonesia tentunya memerlukan banyak sarana untuk pembangunan. Salah satu sarana utama yang penting dan sangat menentukan ialah tenaga listrik sebagai salah satu roda penggerak perekonomian. Bertolak dari kenyataan di atas maka dianggap perlu untuk mengkaji kebutuhan daya listrik Sulawesi Selatan dimasa yang akan datang. Estimasi ketersediaan daya listrik ialah suatu perkiraan jangka panjang tentang besarnnya
Harifuddin, Estimasi Kebutuhan Daya Listrik Sulawesi Selatan Sampai Tahun 2017
kebutuhan daya listrik untuk suatu daerah tertentu dengan menggunakan suatu metode analisis. Dalam sistem kelistrikan estimasi sangat dibutuhkan untuk memperkirakan dengan tepat seberapa besar daya listrik yang dibutuhkan untuk melayani beban dan kebutuhan energi dalam distribusi energi listrik dimasa yang akan datang. Selain faktor teknis, faktor ekonomi juga merupakan faktor terpenting yang perlu diperhitungkan. Bila perkiraan tidak tepat akan menyebabkan tidak cukupnnya kapasitas daya yang disalurkan guna memenuhi kebutuhan beban, sebaliknnya jika perkiraan beban terlalu besar maka akan menyebabkan kelebihan kapasitas pembangkit sehingga menyebabkan kerugian. Ada beberapa faktor yang saling mempengarui dan mendorong melonjaknnya kebutuhan tenaga listrik tersebut antara lain: a. Industri tumbuh dengan pesat. b. Kegiatan ekonomi meningkat dengan mantap. c. Tingkat kehidupan yang lebih baik, standar hidup yang lebih tinggi, pendapatan perkapita yang terus meningkat memerlukan energi listrik yang lebih banyak. d. Kemampuan penyediaan pembangkitan dengan kapasitas yang lambat laun bertambah. e. Kualitas penyediaan daya listrik yang semakin membaik.
BEBAN LISTRIK
Dalam merencanakan suatu sistem distribusi maka banyak hal yang harus diperhatikan, salah satu diantarannya ialah beban listriknya. Untuk mengetahui beban listrik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: a. Jenis beban listrik Jenis beban listrik menurut daerah biasanya digolongkan dalam beberapa golongan, yakni: 1) Berdasarkan lingkungan atau lokasi: a. Beban pusat pertokoaan b. Beban perumahan c. Beban perumahan luar kota d. Beban pedesaan 2) Berdasarkan jenis pelanggan: a. Beban umum b. Beban industri 3) Berdasarkan jadwal pelayanan listrik: a. Beban perumahan
b. Beban penerangan jalan c. Beban perkantoran d. Beban industri 4) Berdasarkan jenis kegiatan pelanggan: a. Beban perumahan Beban perumahan adalah beban yang terdiri dari peralatan-peralatan listrik yang biasa dipakai pada rumah-rumah penduduk. Beban yang harus dilayani tergantung dari sifat dan tingkat sosial seseorang. Semakin maju peradaban seseorang semakin banyak pula kebutuhan akan energi listrik. Pada beban perumahan kebutuhan maksimum biasannya berlangsung di malam hari antara pukul 18.00-22.00, dimana selama selang waktu tersebut konsumen paling banyak mengkonsumsi listrik untuk kebutuhan hiburan seperti mendengarkan radio/tape dan televisi. Beban perumahan jarang menimbulkan masalah kelistrikan karena biasanya terdiri dari peralatan- peralatan listrik yang kapasitasnya kecil. b. Beban Industri Beban industri adalah beban pelanggan yang terdiri kelompok pabrik atau industri. Beban ini biasanya terpisah dari daerah perumahan penduduk untuk mencegah fluktuasi tegangan yang sering terjadi di industri yang dapat mengganggu peralatan rumah tangga setempat. Kapasitas daya yang digunakan oleh industri, pada umumnya lebih besar dibandingkan dengan yang lainnya. Beban puncak biasanya terjadi pada siang hari karena motor motor listrik beropersi pada saat tersebut. Dengan demikian penyaluran daya listrik perlu diperhatikan, mengingat terhentinya penyaluran daya listrik yang relatif singkat akan menimbulkan kerugian yang cukup besar pada industri. c. Beban usaha / Perdagangan Beban usaha atau perdagangan adalah beban listrik yang terdiri dari peralatan peralatan listrik yang biasa digunakan pada pusat pusat perbelanjaan, rumah makan dan perhotelan seperti kipas angin, AC, pompa listrik dan sebagainya. Kebutuhan terbesar untuk kelompok beban ini biasanya berlangsung antara pukul 08.00 pagi, dimana pada saat itu 15
took-toko mulai buka dan mencapai puncaknya pada sore hari karena pada waktu tersebut beban mulai bertambah dengan bekerjanya lampu-lampu penerangan. d. Beban sosial Beban sosial adalah beban pelanggan yang terdiri dari tempat-tempat sosial seperti rumah sakit, sekolah, tempat ibadah, dan sebagainya. Beban puncak umumnya terjadi pada siang hari sedangkan pada malam hari kebanyakan dari beban perumahan saja. b. Menghitung tingkat pertumbuhan dan rata-rata pertumbuhan Untuk menghitung tingkat pertumbuhan dan rata-rata pertumbuhan dilakukan dengan menggunakan rumus:
variabel (Y) ialah jumlah daya listrik yang tersambung yang akan disediakan oleh PT. PLN (Persero) Wilayah Sulseltrabar. 3. Defenisi Operasional Variabel Defenisi Operasional yang akan diteliti dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Tahun pengamatan ialah tahun kejadian dimana data yang diambil di PT. PLN (Persero) Wilayah Sulseltrabar yakni tahun 1996-2006 b. Jumlah daya listrik ialah besarnnya daya listrik yang tersambung setiap tahun yang disediakan oleh PT. PLN (Persero) Wilayah Sulseltrabar.
T.Ppertahun N -1
x 100%
Model persamaan regresi non linier eksponensial ialah: = a(e) bt atau ditransformasi kedalam bentuk y =ln a +bt linier ln y (3) Model persamaan regresi non linier logaritma ialah: = a + b ln (t) y (4) Seluruh proses perhitungan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel , dimana :
Dalam penelitian ini variabel terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel X ialah tahun pengamatan, sedangkan
Harifuddin, Estimasi Kebutuhan Daya Listrik Sulawesi Selatan Sampai Tahun 2017
y = perkiraan perkembangan jumlah daya listrik tersambung (VA). t = tahun yang dicari a dan b = koefisien- koefisien regresi Untuk menentukan model persamaan terbaik dilakukan dengan menghitung koefisien determinasi (R2) yang nilainya selalu positif dan bernilai antara nol sampai dengan 1, koefisien ini sudah cukup baik untuk prediksi jika berada diatas 0,5. Rumus koefisien determinasi adalah :
Mengacu pada data aktual jumlah daya listrik tersambung untuk rumah tangga, sosial, bisnis, dan industri di Sulawesi Selatan tahun 1996 2006 maka dengan demikian dapat dicari model peramalan terbaik yang akan digunakan dalam mengestimasi jumlah daya listrik tersambung tahun 2007 2017. Asumsi yang digunakan dalam menyusun model peramalan ialah : (1) adanya ketergantungan atau hubungan antara jumlah daya listrik akan datang dengan jumlah daya listrik masa sebelumnya.
(5)
Tabel 1. Jumlah pelanggan listrik di Sulawsi Selatan (7)
(RK. Sembiring: 1995) Dimana: n = banyaknya data y =daya terpakai t = tahun pengamatan Setelah dihitung koefisien determinasinya, kemudian menentukan model terbaik dengan menghitung Jumlah Kuadrat Sisa (JKS), model yang terbaik ialah dengan JKS terkecil dengan rumus sebagai berikut : i ) 2 (RK. Sembiring 1995) JKS = ( yi - y
Dimana: yi = data aktual daya tersambung tahun ke i (1996-2006) i = data daya tersambung hasil prediksi pada y tahun ke I (2007-2017)
Tahun 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Jumlah Pelanggan 713.513 890.794 971.030 1.034.979 1.081.751 1.117.599 1.138.233 1.156.344 1.171.302 (8) 1.188.201 1.214.298
a. Daya Listrik Pelanggan Rumah Tangga Berdasarkan data yang ada pada tabel 2 dan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan persamaan regresi linier sederhana, parabola, eksponensial, logaritma, koefisien determinasi (R2), dan jumlah kuadrat sisa (JKS) maka
diperoleh bentuk persamaan regresi dari daya listrik tersambung pelanggan rumah tangga
seperti pada tabel 3 dan tabel 4 berikut:
linier sederhana, parabola, eksponensial, logaritma, koefisien determinasi (R2), dan jumlah kuadrat sisa (JKS) maka diperoleh bentuk persamaan regresi dari daya listrik tersambung pelanggan rumah
17
Hasil perhitungan Jumlah Kuadrat Sisa (JKS) keempat model regresi di atas berturut-turut diperoleh koefisien JKS terkecil yaitu model linier, model parabola, model eksponensial dan model logaritma, dengan demikian model regresi linier dipergunakan untuk memprediksi
Tabel 2 . Jumlah daya listrik tersambung di Sulawesi Selatan tahun 1996 2006
Jumlah daya listrik yang tersambung (VA) Tahun 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 R.Tangga 420.165.220 480.346.851 568.410.321 587.666.950 642.540.100 685.768.400 708.306.800 728.688.200 743.377.050 770.108.400 803.176.350 Sosial 26.190.410 29.281.670 30.751.050 31.657.010 33.822.110 35.838.000 35.345.700 38.090.400 40.128.160 42.194.610 44.969.360 Bisnis 94.294.860 109.956.300 127.389.445 131.060.750 139.184.800 152.049.850 157.885.050 174.226.173 187.273.600 205.210.500 226.451.750 Industri 141.374.650 159.979.150 160.422.170 172.358.000 176.012.750 177.384.385 178.628.500 187.281.250 187.762.450 191.074.750 194.323.350 Pemerintah 34.174.020 33.612.170 45.678.360 48.297.300 49.823.576 49.809.988 53.426.423 58.200.287 65.941.947 71.209.001 77.426.022 Jumlah total 716.199.160 813.176.141 932.651.346 971.040.010 1.041.383.336 1.100.850.623 1.133.592.473 1.186.486.310 1.228.443.207 1.279.797.261 1.346.346.832
Tabel
3.
Persamaan regresi dan koefisien determinasi (R 2) daya listrik tersambung pelanggan Rumah tangga
Persamaan Koefisien Determinasi
0,9462 0,99 0,9018 0,9808
Model Regresi
Linier Parabola Eksponensial Logaritma
= periode 2007 2017 dengan persamaan : Y 8 7 4.10 + 4.10 X, dengan kurva sebagai berikut :
900,000,000 800,000,000 700,000,000
D ay a t e rsa m b u n g
Persamaan
100,000,000 0 0 2 4 6 8 10 12
6 2
Tahun Ke
Gambar 1: Kurva model linier daya listrik tersambung pelanggan rumah tangga
Harifuddin, Estimasi Kebutuhan Daya Listrik Sulawesi Selatan Sampai Tahun 2017
Gambar 2: Kurva model parabola daya listrik tersambung pelanggan sosial c. Daya Listrik Pelanggan Bisnis
Tabel 5. Persamaan regresi dan koefisien determinasi (R2) daya listrik tersambung pelanggan sosial
Model Regresi
Linier Parabola Eksponensial Logaritma
Persamaan
Koefisien Determinasi
0,981 0,9834 0,9806 0,8783
= Y
3.107 + 2.106x
Dari data tabel 2 dan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan persamaan regresi linier sederhana, parabola, eksponensial, logaritma, koefisien determinasi (R 2), dan jumlah kuadrat sisa (JKS) maka diperoleh bentuk persamaan regresi dari daya listrik tersambung pelanggan rumah tangga seperti pada tabel 7dan tabel 8. Tabel 7. Persamaan regresi dan koefisien determinasi (R 2) daya listrik tersambung pelanggan bisnis
Persamaan Koefisien Determinasi
0,9581 0,9855 0,9701 0,7592
Tabel 6. Persamaan regresi dan JKS daya listrik tersambung pelanggan sosial
Model Regresi
Linier Parabola Eksponensial Logaritma
Model Regresi
Linier Parabola Eksponensial Logaritma
Persamaan
Tabel 8. Persamaan regresi dan JKS daya listrik tersambung pelanggan bisnis
Model Regresi
Linier Parabola Eksponensial Logaritma
Hasil perhitungan Jumlah Kuadrat Sisa (JKS) keempat model regresi diatas berturut-turut diperoleh koefisien JKS terkecil yaitu model linier, model parabola, model eksponensial dan model logaritma, dengan demikian model regresi non linier parabola dipergunakan untuk memprediksi ketersediaan daya listrik pelanggan sosial tangga periode 2007 2017 dengan = 3.107+ 1.106x + 30303x2 dengan persamaan Y kurva sebagai berikut:
50.000.000 45.000.000 40.000.000
Daya t er s am bung
Persamaan
35.000.000 30.000.000 25.000.000 20.000.000 15.000.000 10.000.000 5.000.000 0 0 2 4 6 8 10 12 y = 30303x 2 + 1E+06x + 3E+07 R2 = 0,9834
Hasil perhitungan Jumlah Kuadrat Sisa (JKS) keempat model regresi diatas berturut-turut diperoleh koefisien JKS terkecil yaitu model linier, model parabola, model eksponensial dan model logaritma, dengan demikian model regresi non linier parabola dipergunakan untuk memprediksi ketersediaan daya listrik pelanggan bisnis tangga periode 2007 2017 dengan = 1.108 +3.106x +706.478x2 dengan persamaan Y kurva sebagai berikut:
250.000.000
200.000.000
D aya tersambung
Tahun Ke
150.000.000
100.000.000
50.000.000
19
0 2 4 6 8 10 12
Tahun Ke
Gambar 3: Kurva model parabola daya listrik tersambung pelanggan bisnis d. Daya Listrik Pelanggan Industri Data aktual yang ada pada tabel 2 dan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan persamaan regresi linier sederhana, parabola, eksponensial, logaritma, koefisien determinasi (R2), dan jumlah kuadrat sisa (JKS) maka diperoleh bentuk persamaan regresi dari daya listrik tersambung pelanggan rumah tangga seperti pada tabel 9 dan tabel 10 berikut: Tabel 9. Persamaan regresi dan koefisien determinasi (R 2) daya listrik tersambung pelanggan industri
Persamaan Koefisien Determinasi
0,9781 0,9874 0,9825 0,8512
Hasil perhitungan Jumlah Kuadrat Sisa (JKS) keempat model regresi diatas berturut-turut diperoleh koefisien JKS terkecil yaitu model linier, model parabola, model eksponensial dan model logaritma, dengan demikian model regresi non linier parabola dipergunakan untuk memprediksi ketersediaan daya listrik pelanggan sosial tangga periode 2007 2017 dengan = + 9.107 +7.106x +421548x2 persamaan Y dengan kurva sebagai berikut:
250.000.000
200.000.000
Daya tersam bung
150.000.000
Model Regresi
Linier Parabola Eksponensial Logaritma
100.000.000
0 0 2 4 6 8 10 12
Tahun Ke
Tabel 10. Persamaan regresi dan JKS daya listrik tersambung pelanggan industri
Model Regresi
Linier Parabola Eksponensial Logaritma
Persamaan
Harifuddin, Estimasi Kebutuhan Daya Listrik Sulawesi Selatan Sampai Tahun 2017
Rumah Tangga dari tahun 2007 sampai 2017 Untuk pelanggan sosial Estimasi peningkatan jumlah daya listrik tersambung dari tahun 2007 sampai tahun 2017 dapat digambarkan seperti pada kurva regresi berikut ini :
80.000.000 E s t im a s i J u m la h D a y a L is t r ik T e r s a m b u n g (V A) 75.000.000 70.000.000 65.000.000 60.000.000 55.000.000 50.000.000 45.000.000 40.000.000 35.000.000 30.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Dari tabel di atas maka dapat digambarkan diagram balok pertumbuhan jumlah daya listrik tersambung yang akan terjadi untuk pelanggan rumah tangga, sosial, bisnis, dan industri di Sulawesi Selatan pada tahun 2007- 2017.
1.400.000.000
Es tim as i J u m la h d a ya L is tr ik T e r s am b u n g (V A)
Tahun
Tahun
R. Tangga Sosial Bisnis Industri
Gambar 5. Diagram balok estimasi peningkatan jumlah daya listrik tersambung pada tahun 2007 2017 Estimasi peningkatan jumlah daya listrik tersambung untuk pelanggan rumah tangga dari tahun 2007 sampai 2017 dapat digambarkan seperti pada kurva regresi dibawah ini,
E s tim a s i J u m la h D a y a L is t r ik T e r s a m b u n g (V A ) 1.400.000.000 1.200.000.000 1.000.000.000 800.000.000 600.000.000 400.000.000 200.000.000 0
Gambar 7. Estimasi pertumbuhan jumlah daya listrik tersambung untuk pelanggan sosial dari tahun 2007 sampai 2017 Untuk pelanggan bisnis Estimasi peningkatan jumlah daya listrik tersambung dari tahun 2007 sampai tahun 2017 dapat digambarkan seperti pada kurva regresi berikut ini,
600.000.000
500.000.000
400.000.000
300.000.000
200.000.000
100.000.000
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Gambar 6. Estimasi pertumbuhan jumlah daya listrik tersambung untuk pelanggan
2007
2008
2009 2010
2011
2012
2013
2014 2015
2016
2017
Tahun
Gambar 8. Estimasi pertumbuhan jumlah daya listrik tersambung untuk pelanggan bisnis dari tahun 2007 sampai 2017 21
Untuk pelanggan Industri Estimasi peningkatan jumlah daya listrik tersambung dari tahun 2007 sampai tahun 2017 dapat digambarkan pada grafik dibawah ini,
600.000.000 Estim a si J u m la h D a y a L istrik T e rsa m b u n g (V A)
500.000.000
400.000.000
300.000.000
200.000.000
100.000.000
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Berdasarkan simpulan di atas, maka disarankan: 1. Pihak PT PLN (Persero) Wilayah Sulseltrabar agar dapat memperhatikan peningkatan jumlah daya listrik tersambung untuk masa yang akan datang dan memperhatikan karakteristik beban di masa lampau, karena dengan mengetahui karakteristik beban masa lampau maka pengoperasian sistem renaga listrik dapat diatur sedemikian rupa sehingga diharapkan suatu operasi sistem tenaga listrik yang optimal 2. Untuk peneliti dimasa mendatang disarankan agar perumusan model penelitian melibatkan berbagai variabel lain seperti pengembangan suatu daerah, keadaan suatu daerah yang menyebabkan meningkatnnya pemakaian energi listrik pada daerah tersebut
Gambar 9. Estimasi pertumbuhan jumlah daya listrik tersambung untuk pelanggan industri dari tahun 2007 sampai 2017
DAFTAR PUSTAKA
B.M Weddy. 1978. Sistem Tenaga Listrik. Jakarta: Aksara Persada Indonesia. Hasan, Iqbal . M. 2002. Pokok Pokok Materi Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Isma, Amrullah. Dkk. 1985. Studi Pengembangan Sistem Kelistrikan Kota Watampone dan sekitarnnya. Makassar: Skripsi Fakultas Teknik UNM. Yusuf, M dan Harifuddin. 1996. Studi Pengembangan Kelistrikan Kabupaten Luwu. Makassar: Skripsi Fakultas Teknik UNHAS.
Kadir, Abdul. 1995. Energi. Jakarta : Universitas Indonesia ___________. 1996. Pembangkit Tenaga Listrik. Jakarta : Universitas Indonesia. ___________.2000. Distribusi dan Utilisasi Tenaga listrik. Jakarta : Universitas Indonesia. Kamaruddin. dkk. 1997. Kamus Istilah Karya Tulis: Bumi Aksara. Pabla. AS. 1986. Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Cetakan ketiga. Terjemahan Ir. Abdul Hadi. Jakarta: Erlangga. Sembiring RK. 1995. Analisis Regresi. Bandung : ITB. Sugiyono. 1994. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.