Anda di halaman 1dari 2

Kuliah Pertamaku

Hari ini kuliah pertamaku. Anatomi Veteriner. Kukedipkan mataku berkali-kali untuk memastikan apa yang kubaca. Sekali lagi, Anatomi Veteriner. Hah? Pelajaran apa ini? Dari namanya cantik sekali namun aku yakin pasti menipu. Buktinya pelajaran Fisika, namanya cantik tapi bahasannya tidak akan cantik. Namaku Adler. Marry Adler. Aku merupakan mahasiswa semester satu di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Harvard. Negara asalku adalah Peru, sebuah Negara beriklim tropis di area Amerika Latin. Aku kuliah di Harvard bukan keinginanku, namun orang tuaku. Biar kau bisa mengobati ternak keledai kita, kata Ayah. Pilihan untuk kuliah di sinilah yang seperti keledai. Aku berbahasa Inggris terbatas dan berprestasi pas-pasan. Aku hanya suka makan tempe dan minum susu. Hanya dua item inilah yang kumakan pagi ini. Aku terburu-buru. Semalam aku bergadang karena menonton sinetron Korea favoritku. Bantalku basah karena tangisan konyol menghayati adegan bodoh itu. Terpaksa kujemur bantalku dan kulempar sarungnya ke mesin cuci. Jam 6.30. Aku telat. Aku menggedor-gedor kamar mandi yang ternyata kamar mandi itu rusak dan memang tidak ada orangnya. Akhirnya aku mengantre di paling belakang dari sebuah kamar mandi umum di belakang kosku. Ngomong-ngomong soal kos, aku hanya bisa menyewa kamar kos yang agak jauh dari kampus. Aku harus menggunakan angkutan umum untuk bisa tiba di kampus. Menunggu angkutan umum lima menit, perjalanan 10 menit, dan naik tangga menuju lantai lima 7 menit. Tidak sempat! Swap! Aku terpeleset di kamar mandi. Ih, kamar mandi yang menjijikan sekali. Ada beberapa helai makhluk melata kenyal di dalam baknya. O, God. Tempe dan susu yang baru sampai di lambung pun kumuntahkan keluar. Akibatnya aku kelaparan lagi namun tidak akan sempat untuk membuat sarapan lagi. Aku segera keluar kamar mandi dan menuju kamar tidur. Aku bergegas ganti sambil terus melirik jam. Pikiranku kacau. Bagaimana jika aku telat? Apakah aku boleh masuk? Aku harus beralasan apa untuk keterlambatanku? Arghh.. Kuliah pertama yang benar-benar menyenangkan. Jas alamamaterku terselip di bawah tumpukan pakaian kotor di dasar mesin cuci. Gila! Aku lupa bahwa kuliah pertama harus memakai jas alamamater. Ini gara-gara pengenalan kampus kemarin yang memakan waktu seharian dan aku lupa mengapa aku melempar jas ini ke dalam mesin cuci. Buku, buku? Oh, sudah masuk tas. Aku bergegas keluar rumah kos dan berlari menuju bus stop. Huaa.. Ketinggalan beberapa meter. Huft. Akhirnya aku menunggu bis berikutnya dengan pasrah. Kulihat jam di

tangan dan berharap waktu berhenti saat itu juga. Namun tidak mungkin. Aku mengeluarkan dompetku dan kulihat sebuah catatan kecil di antara uang poundsterling. Proud To Be A Vet. Ukiran yang kubuat dengan tanganku sendiri. Hari ini seharusnya adalah hari kemenanganku karena aku telah menggapai dunia baru untuk menjadi mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Harvard. Tapi malah begini jadinya. Tinn tinn.. Itu bus kota. Aku bergegas naik dan kutempati kursi penumpang di sebelah pengemudi. Sejenak aku merasa aneh. Tapi biarkan. Toh kampus juga tidak jauh-jauh amat. Cukup sekali ini saja aku dipermalukan diri sendiri di bus kota. Lantai 6? Tidak ada kah tempat lain di universitas sebesar ini untuk kuliah selain di lantai 6? Tuhan, ambil aku. Lift tidak berfungsi dan aku harus melakukan program pembesaran betis gratis dengan menapaki anak tangga satu per satu. Semakin lama langkahku semakin cepat sampai akhirnya aku berlari. Lantai 2, 3, 4, 5 sudah terlewati. Tangga menuju lantai 6 terasa tebing untuk berpuncak di Gunung Everest. Sekali lagi aku berharap. Tuhan, ambil aku. Mau ke mana, Nona? tanya seseorang dari sebuah ruangan. Mau kuliah, Tuan, jawabku ketus dan terburu-buru memasuki kelas. Tapi lantai 6 hari ini tidak ada jadwal kegiatan apa pun, katanya. Langkah dan napasku terhenti. Jantungku terasa berhenti berdetak serasa akan pingsan. Gubrak!! Aku jatuh dari tempat tidur. Aku ternyata masih di kamar kos. Kupandangi jam dinding dengan hati-hati ala slow motion. Pukul 4 pagi. Hari inilah yang benar untuk kuliah pertamaku. Segera aku mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Dalam hati aku berdoa semoga kamar mandinya tidak rusak. Ternyata kamar mandi baik-baik saja dan tidak ada sehelai pun binatang melata di dalam baknya.

Anda mungkin juga menyukai