Anda di halaman 1dari 15

I.

Potensi Bisnis & Kewirausahaan


1. Identifikasi Potensi Bisnis Dalam melakukan analisa terhadap potensi bisnis yang sering juga disebut analisa pasar. Pertama-tama harus melakukan identifikasi terhadap pasar yang akan menjadi target. Apa yang merupakan potensi bisnis dari pasar itu, dan seberapa luas potensi tersebut serta bagaimana perkembangannya dikemudian hari. Sebuah pertanyan yang merupakan penuntun dari proses kegiatan analisa pasar atau analisa potensi bisnis ini sering diungkapkan dalam sebuah kalimat What Business are We In? Yang dimaksud dalam ungkapan ini adalah untuk mengetahui bergerak dalam bisnis apa usaha yang kita lakukan misalnya, apakah bergerak dalam bisnis mobil, bisnis mebel, bisnis jasa konstruksi bangunan, bisnis percetakan/ penerbitan, bisnis komputer dan sebagainya. Masing masing jenis bisnis mempunyai kondisi luas pasar atau potensi yang berbeda beda karena konsumen bagi masing masing bisnis tentu saja berbeda. Bisnis mobil misalnya pasarnya tentu saja orang orang yang sudah mempunyai pekerjaan dan penghasilan, sedangkan bisnis penerbitan buku tentu saja konsumennya adalah para pelajar dan mahasiswa yang belum bekerja dan belum berpenghasilan. Masing masing akan memiliki karakteristik sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lain. Dengan mengetahui karekteristik pasar atau konsumen bagi bisnisnya masing masing. Maka akan dapat memperoleh pentunjuk tentang bagaimana harus melayaninya dengan sebaik baiknya. Bisnismen yang dapat melayani pasar atau konsumennya secara lebih baik akan dapat memperoleh posisi yang baik dalam percaturan bisnis itu. Sebaliknya jika tidak dapat melayaninya secara baik tentu akan kalah dalam persaingan. Dipihak lain dari segi penjual/pengusaha, analisa pasar merupakan upaya untuk menentukan siapa yang menjadi konsumennya dan seberapa besar permintaan terhadap suatu produk yang ditawarkannya ataupun yang dapat ditawarkannya. Identifikasi macam ini akan berpangkal pada kebutuhan dari orang atau organisasi yang menjadi konsumen perusahaan itu. Kebutuhan tersebut akan bervariasi dan beraneka ragam. Ada kebutuhan akan mobil yang mewah, besar dan angun. Adapula yang memebutuhkan mobil sedan yang mewah tapi mungil dan sporty. Dalam hal kebutuhan masyarakat beraspun terdapat perbedaan. Ada yang menginginkan beras yang murah dan babar meski rasanya kurang enak , adapula yang

menghendaki beras Rojo lele atau Cianjur yang enak rasanya meskipun mahal harganya. Oleh karena itulah maka Toyota menghasilkan bermacam macam jenis mobil sedan type Corona, Corell, Starlet, Kijang, Jeep dan sebagainya. Daihatsu mengeluarkan mobil mobil type Charman, Charade, Taft, Hijet, dan sebagainya. Kedua titik pandang tersebut, merupakan proses analisa pasar. Analisa pasar ini dilakukan oleh semua orang maupun perusahaan baik besar maupun kecil yang akan berada dalam hal tingkat kerumitannya, akan tetapi semuanya melalui proses yang sama. Dari adanya analisa pasar tersebut yang dilakukan oleh pembeli maupun penjualan itu maka akan terjadilah peluang dimana akan terjadinya transaksi jual beli.

2. Peran Kewirausahaan dalam Mengembangkan Potensi Bisnis Keberhasilan yang telah dicapai oleh bangsa jepang dan barat adalah karena mereka mampu melahirkan enterprenuer-enterprenuer yang tangguh. Untuk dapat berkembang dibutuhkan enterprenuer. Diperkirakan kebutuhan bagi pertumbuhan ekonomi yang pesat untuk enterprenuer besar sebanyak 2% dari jumlah penduduk suatu bangsa. Menurut Thomas Zimmerer dalam bukunya, ada 8 faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan antara lain sebagai berikut : Wirausahawan Sebagai Pahlawan. Faktor diatas sangat mendorong setiap orang untuk mencoba mempunyai usaha sendiri karena adanya sikap masyarakat bahwa seorang wirausaha dianggap sebagai pahlawan serta sebagai model untuk diikuti. Sehingga status inilah yang mendorong seseorang memulai usaha sendiri. Pendidikan Kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan sangat populer di banyak akademi dan universitas di Amerika. Banyak mahasiswa semakin takut dengan berkurangnya kesempatan kerja yang tersedia sehingga mendorong untuk belajar kewirausahaan dengan tujuan setelah selesai kuliah dapat membuka usaha sendiri. Faktor ekonomi dan Kependudukan. Dari segi demografi sebagian besar entrepreneur memulai bisnis antara umur 25 tahun sampai dengan 39 tahun. Hal ini didukung oleh komposisi jumlah

penduduk di suatu negara, sebagian besar pada kisaran umur diatas. Lebih lagi, banyak orang menyadari bahwa dalam kewirausahaan tidak ada pembatasan baik dalam hal umur, jenis kelamin, ras, latar belakang ekonomi atau apapun juga dalam mencapai sukses dengan memiliki bisnis sendiri. Pergeseran ke Ekonomi Jasa Di Amerika pada tahun 2000 sektor jasa menghasilkan 92% pekerjaan dan 85% GDP negara tersebut. Karena sektor jasa relatif rendah investasi awalnya sehingga untuk menjadi populer di kalangan para wirausaha dan mendorong wirausaha untuk mencoba memulai usaha sendiri di bidang jasa. Kemajuan Teknologi. Dengan bantuan mesin bisnis modern seperti komputer, laptop, notebook, mesin fax, printer laser, printer color, mesin penjawab telpon, seseorang dapat bekerja dirumah seperti layaknya bisnis besar. Pada zaman dulu, tingginya biaya teknologi membuat bisnis kecil tidak mungkin bersaing dengan bisnis besar yang mampu membeli alat-alat tersebut. Sekarang komputer dan alat komunikasi tersebut harganya berada dalam jangkauan bisnis kecil. Gaya Hidup Bebas. Kewirausahaan sesuai dengan keinginan gaya hidup orang Amerika yang menyukai kebebasan dan kemandirian yaitu ingin bebas memilih tempat mereka tinggal dan jam kerja yang mereka sukai. Meskipun keamanan keuangan tetap merupakan sasaran penting bagi hampir semua wirausahawan, tetapi banyak prioritas lain seperti lebih banyak waktu untuk keluarga dan teman, lebih banyak waktu senggang dan lebih besar kemampuan mengendalikan stress hubungan dengan kerja. Dalam penelitian yang telah dilakukan bahwa 77% orang dewasa yang diteliti, menetapkan penggunaan lebih banyak waktu dengan keluarga dan teman sebagai prioritas pertama. Menghasilkan uang berada pada urutan kelima dan membelanjakan uang untuk membeli barang berada pada urutan terakhir. E-Commerce dan The World-Wide-Web Perdagangan on-line tumbuh cepat sekali, sehingga menciptakan perdagangan banyak kesempatan bagi wirausahawan berbasis internet atau website. Data menunjukkan bahwa 47% bisnis kecil melakukan akses internet sedangkan

35% sudah mempunyai website sendiri. Faktor ini juga mendorong pertumbuhan wirausahawan di beberapa negara. Peluang Internasional. Dalam mencari pelanggan, bisnis kecil kini tidak lagi dibatasi dalam ruang lingkup Negara sendiri. Pergeseran dalam ekonomi global yang dramatis telah membuka pintu ke peluang bisnis yang luar biasa bagi para wirausahawan yang bersedia menggapai seluruh dunia. Kejadian dunia seperti runtuhnya tembok Berlin, revolusi di negara-negara baltik UniSoviet dan hilangnya hambatan perdagangan sebagai hasil perjanjian Masyarakat Ekonomi Eropa, telah membuka sebagian besar pasar dunia bagi para wirausahawan. Peluang Internasional akan terus berlanjut dan tumbuh dengan cepat pada abad ke 21.

Faktor yang mendukung pembahasan ini adalah faktor Pendidikan Kewirausahaan. Di luar negeri banyak universitas mempunyai suatu program khusus dalam mempelajari bidang kewirausahaan, sehingga ada suatu embrio young entrepreneur. Peranan perguruan tinggi hanya sekedar menjadi fasilitator dalam memotivasi, mengarahkan dan penyedia sarana prasarana dalam mempersiapkan sarjana yang mempunyai motivasi kuat, keberanian, kemampuan serta karakter pendukung dalam mendirikan bisnis baru.

II. Manajemen Operasional & Produksi


Manajemen produksi dan operasi merupakan instrumen penting dalam sebuah proses menjalankan usaha . Hal itu dikarenakan dalam proses inilah kita akan menghasilkan produk baik berupa barang maupun jasa . pengertian manajemen produksi dan operasi adalah mengelolah input agar dapat menghasilkan output , Secara garis besar manajemen produksi dan operasi meliputi tiga tahap besar yaitu a. Perencanaan , dimulai dengan metode peramalan,kemudiaan perencanaan produk, perencanaan proses produksi, perencanaan fasiitas dan perencanaan layout pabrik atau tataruang pabrik , b. Pengolahan atau Penyelenggaraan , termasuk diantaranya penjadwalan produksi , pengelolaan investory dan pengelolaan sumber daya manusia c. Pengawasan , kegiatan pengendalian atas proses perencanaan dan pengolahan yang bertujuan menjgakualitasdan mutu

1. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasional


Secara sederhana manajemen produksi atau operasi adalah suatu pengelolaan proses pengubahan atau proses konversi di mana sumber sumber daya yang berlaku sebagai input diubah menjadi barang dan jasa sebagai output. Sumber sumber daya yang dimaksud dengan input itu adalah sebagai faktor faktor produksi yang meliputi sumber daya alam ( bahan mentah ) , sumber daya manusia (tenaga kerja) , sumber daya finansial ( modal ) , teknologi ( peralatan atau mesin produksi ) dan jiwa kewirausahaan.

Ada tiga aspek yang saling berkaitan dalam ruang lingkup manajemen operasi, yaitu :
1. Aspek Struktural 2. Aspek Fungsional 3. Aspek Lingkungan

2. Sejarah Perkembangan manajemen produksi dan operasi Dalam garis besarnya perkembangan kegiatan memproduksi secara modern dapat dibedakan kepada beberapa tahap berikut Periode Revolusi Industry Revolusi industry yang dimulai di abad 18 di inggris yang kemudian masuk ke trans atlantik dan sampailah semangat tersebutke AS sebelum tahun 1960an . Pada saaat itu terjadi proses subtitusi dari kekuatan yanng bersumber pada tenaga kerja atau manusia diganti dengan tenaga. Periode Manajemen Ilmiah ( Scientifik manajemen ) Periode antara tahun 1980 1920 dikatakan sebagai masa perkembangan manajemen ilmiah ( sciensific management) . Esensi dari sifat perkembangan memproses dari periode ini adalah bagaimana metode ilmiah dijalankan dalam kegiatan memproduksi , sehingga setiap pekerjaan dapat menjalankan pekerjaannya secara efisien dan efektif. Periode Produksi Massal Perkembangan proses produksi terus berlanjut. Periode manajemen ilmiah digantikan dengan periode produksi massal yang bermula dari inovasi Handry Ford dalam memproduksi mobil

Otomatisasi dan Robotisasi Perkembangan produksi memasuki maa otomatisasi dan robotisasi semenjak

pertenganhan tahun 1940an . abad 20 merupakan abad otomatisasi dan robotisasidalam memproduksi barang dan jasa . Peride Komputeralisasi Perkembangan proses produksi yang dapat dinikmati saat ini adalah komputeralisasi . Beberapa inovasi dalam meningkatakn efisiensi dalam dunia bisnis dihasilkan dari subtitusi yang luar biasa dari modal terhadap tenaga kerja adalah komputer .

III.

Manajemen Keuangan & Budaya Perusahaan

1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,

pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Seorang manajer keuangan dalam suatu perusahaan harus mengetahui bagaimana mengelola segala unsur dan segi keuangan, hal ini wajib dilakukan karena keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam mencapai tujuan perusahaan. 2. Berikut ini adalah penjelasan singkat dari fungsi Manajemen Keuangan: b. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu. c. Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan. d. Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara. e. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan. f. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dan mengamankan dana tersebut.

g. Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan. h. Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan. i. Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan

perusahaan sekaligus sebagai bahan evaluasi 3. Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin. Seorang manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan. 4. Terdapat tiga bentuk utama dari organisasi bisnis, yaitu: a. Perusahaan perorangan, b. Persekutuan, dan c. Perseroan. 5. Budaya Perusahaan dan Strategi Manajemen Sedangkan budaya perusahaan pada sisi yang sama merupakan penerapan nilai-nilai dalam suatu masyarakat yang terikat bekerja di bawah naungan suatu perusahaan. Budaya perusahaan umumnya terdiri atas dua lapisan. Lapisan pertama adalah lapisan yang umumnya mudah dilihat dan sering dianggap mewakili budaya perusahaan secara menyeluruh. Lapisan pertama ini disebut Visible Artifacts. Lapisan ini terdiri atas cara orang berperilaku. Termasuk pula simbol-simbol yang dipakai, kegiatan protokoler (seremonial), dan ceritacerita yang sering dibicarakan oleh para anggota. Ini sering disebut sebagai identitas. Namun demikian, Visible Artifacts tidaklah ada begitu saja. Ia hadir mewakili nilai- nilai yang lebih dalam dari para anggota. 6. Hubungan antara Lingkungan dan Strategi Manajemen terhadap Budaya Perusahaan: a. Budaya Adaptasi Budaya adaptasi ditandai oleh lingkungan yang tidak stabil dengan strategi terfokus pada kegiatan eksternal. b. Budaya Misi Budaya ini ditandai oleh keadaan lingkungan yang relatif stabil. Dalam keadaan lingkungan yang stabil, perusahaan mulai memperhatikan orangorang di luar perusahaan.

c. Budaya Partisipatif Budaya ini memfokuskan perhatiannya kepada keterlibatan seluruh orang dalam perusahaan terhadap perubahan lingkungan yang cepat (unstable). d. Budaya Konsisten Budaya ini dikembangkan dalam keadaan lingkungan yang stabil. Dalam keadaan itu, perusahaan memfokuskan strateginya ke arah internal perusahaan.

IV.

Etika dan Hukum Bisnis

1. Pengertian Etika Bisnis Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. 2. Dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa hal yg perlu diperhatikan, antara lain adalah : 1) Pengendalian diri 2) Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility) 3) Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi 4) Menciptakan persaingan yang sehat 5) Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan 6) Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) 7) Mampu menyatakan yang benar itu benar

8) Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah 9) Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama 10) Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati 11) Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan 3. Peran Etika Bisnis Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena : Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal. Mampu meningkatkan motivasi pekerja. Melindungi prinsip kebebasan berniaga Mampu meningkatkan keunggulan bersaing. Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya. Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara : Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct) Memperkuat sistem pengawasan Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus

4. Pengertian Hukum Bisnis

Hukum Bisnis adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan hukum, baik yang tertulis maupun tidak tertulis, yang mengatur hak dan kewajiban yang timbul dari suatu perjanjian-perjanjian maupun perikatan-perikatan yang terjadi dalam praktek bisnis.

5. Fungsi Hukum Bisnis Fungsi Hukum Bisnis adalah sebagai sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis, untuk memahami hak dan kewajibannya dalam praktek bisnis, agar terwujud watak dan perilaku aktivitas di bidang bisnis yang berkeadilan, wajar, dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian hukum) 6. Aspek Hukum dalam Bisnis

i. Aspek kontrak (perjanjian) yang menjadi sumber hukum utama dimana masing-masing pihak tunduk pada perjanjian yang telah disepakati bersama. ii. Aspek kebebasan membuat perjanjian dimana para pihak bebas membuat dan menentukan isi dari perjanjian yang disepakati bersama

V. Strategi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis


1. Startegi Perencanaan Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic, Social, Technological), atau STEER (Socio-cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory). 2. Ada beberapa macam jenis perencanaan yang ditinjau dari beberapa segi, yaitu: a. Jenis perencanaan menurut prosesnya

1. Policy Planning, suatu rencana yang memuat kebijakan-kebijakan saja, tentang garis besar atau pokok dan bersifat umum. Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakan itu tidak dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN. 2. Program Planning, merupakan perincian dan penjelasan daripada policy planning. Dalam perencanaan ini biasanya memuat, hal-hal berikut: a. Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan b. Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan c. Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan d. Prosedur kerja yang harus dipatuhi e. Struktur organisasi yang harus dipenuhi 3. Operational Planning (perencanaan kerja), yakni suatu perencanaan yang memuat halhal yang bersifat teknis seperti cara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuan yang lebih tinggi. Hal-hal yang seringkali dimuat dalam perencanaan ini adalah: Analisa daripada program perencanaan a. Penetapan prosedur kerja b. Metode-metode kerja c. Tenaga-tenaga pelaksana d. Waktu, dan sebagainya b. Jenis perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya 1. National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagiseluruh wilayah negara 2. Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah 3. Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangatterbatas. c. Jenis perencanaan menurut penggunaannya 1. Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuksekali pakai saja. Dalam artian jika rencana tersebut telahtercapai, maka tidak akan digunakan lagi 2. Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secaraberulang-ulang, walaupun sudah dilaksanakan berkali-kali

3. Proses Penyusunan Perencanaan Merumuskan Misi dan Tujuan.

Usaha sistematis formal untuk menggariskan wujud utama dari perusahaan , sasaran sasaran, kebijakan kebijakan dan strategi untuk mencapai sasaran-sasaran dan wujud utama perusahaan yang bersangkutan. Memahami Keadaan Saat ini

Perencanaan menyangkut jangkauan masa depan dari keputusan-keputusan yang dibuat sekarang, untuk mengenal sistematis peluang dan ancaman dimasa mendatang. Dengan pilihan langkah-langkah yang tepat akan lebih menguntungkan perusahaan. Meliputi jangka pendek dan sampai jangka panjang. Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya Tujuan

Segala kemudahan dan kemungkinan hambatan dalam usaha mencapai tujuan perlu sedini mungkin diidentifikasi, agar persiapan dapat dilakukan. Disatu pihak perusahaan dapat meraih kemudahan dan manfaat optimal dengan kesempatan yang tersedia. Menyusun rencana Kegiatan untuk mencapai Tujuan

Tujuan dapat dicapai dengan beberapa cara, diantaranya adalah : a. Menyusun berbagai alternatif kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang mungkin

dapat dipilih. b. c. Menilai dan membandingkan untung rugi setiap alternatif kegiatan kebijakan. Memilih dan menetapkan suatu alternatif yang paling cocok dan baik diantara

alternatif-alternatif lain. 4. Efektivitas Perencanaan Manfaat pengelolaan dan perencanaan yang efektif, yakni :

Pengembangan diri dengan melakukan perencanaan yang efektif, maka seseorang akan mampu menyisakan waktu luang yang berharga untuk menyusun pengembangan diri guna peningkatan kinerjanya. Pekerjaan tuntas dan selesai tepat waktu sehingga pekerjaan tidak menumpuk; dan tidak mesti melakukan lembur guna menuntaskan pekerjaan. Pekerjaan dapat ditata dengan rapi, dan akan memudahkan proses mengorganisasikan dan mengendalikan pekerjaan lainnya. 5. Pengembangan Rencana Bisnis
Sekali wiraswasta menciptakan suatu ide bisnis, mereka memperhatikan bagaimana menerapkan fungsi-fungsi bisnis yang baru saja digambarkan, untuk membuat bisnis yang berhasil. Mereka menciptakan rencana bisnis, yaitu deskripsi rinci dari bisnis yang diusulkan, termasuk suatu deskripsi dari bisnis, jenis pelanggan yang ingin ditarik, persaingan, dan fasilitas yang diperlukan untuk produksi. Rencana bisnis tidak hanya untuk wiraswasta, tetapi juga untuk investor atau kreditor yang mungkin memberikan dukungan dana. Wiraswasta biasanya memberikan rencananya kepada investor yang mungkin berminat sebagai pemilik sebagian dari bisnis. Mereka juga memberikan rencananya kepada kreditor ( seperti bank umum ) yang mungkin memberikan pinjaman bisnis. Jadi, rencana bisnis harus jelas dan meyakinkan orang lain bahwa bisnis tersebut akan menguntungkan. Apabila investor tidak percaya kepada rencana bisnis, mungkin mereka tidak berminat menanamkan modalnya. Bila kreditor tidak percaya kepada rencana kita, mereka tidak akan memberikan pinjaman. Dalam hal ini, wiraswasta harus mengandalkan seluruhnya kepada dana sendiri, yang mungkin tidak mencukupi untuk mendukung bisnis. 6 Memperkirakan Lingkungan Bisnis

Lingkungan yang mengelilingi bisnis meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan industri, dan lingkungan global.

1. Lingkungan Ekonomi Lingkungan ekonomi diperkirakan untuk menentukan bagaimana permintaan untuk produk mungkin berubah dalam memberikan reaksi kepada kondisi ekonomi yang akan datang. Permintaan suatu produk dapat menjadi sangat sensitive tergantung

kekuatan ekonomi. Namun demikian, kelayakan bisnis baru mungkin dipengaruhi lingkungan ekonomi. 2. Lingkungan Industri Lingkungan industri diperkirakan untuk menentukan tingkat persaingan. Jika pasar untuk produk spesifik hanya dilayani oleh sedikit dan beberapa perusahaan, maka perusahaan baru mungkin dapat menangkap porsi yang signifikan dari pasar.

3. Lingkungan Global Lingkungan global diperkirakan untuk menentukan bagaimana permintaan produk mungkin berubah dalam reaksi kepada kondisi global yang akan datang. Permintaan global suatu produk bisa sangat sensitif mengubah ekonomi luar negeri, jumlah pesaing asing, kurs mata uang, dan regulasi perdagangan internasional.

7. Rencana Bisnis Bagaimana menyusun perencanaan bisnis yang tepat. Hal yang pertama yang harus dilakukan adalah melakukan suatu survey (riset) terhadap produk yang akan dituju itu sendiri. Nilai kompetitif dari produk itu sendiri, bagaimana pasar menyerapnya serta bagaimana pasar dapat menerima produk itu sendiri. Langkah kedua adalah dengan menyusun perencanaan terhadap organisasi yang akan dibangun. Dimulai dengan menyusun business plan kemudian dilanjutkan dengan menyusun struktur organisasinya yang kemudian diselaraskan dengan pembuatan budget operasional dari perusahaan itu sendiri. Langkah ketiga adalah menyusun kerangka strategi perusahaan. Apa yang dimaksud dengan kerangka

strategi? Perencanaan yang ditetapkan oleh perusahaan untuk meningkatkan nilai optimalisasi dari keuntungan perusahaan. Pada proses penyusunan rencana bisnis hal yang perlu dipertimbangkan adalah adanya suatu estimasi terhadap peramalan perusahaan ke depannya. Peramalan yang ditetapkan adalah aspek peramalan dengan konsep realistis (dengan asumsi resiko berjalan normal), konsep pesimistis (dengan asumsi resiko tinggi) dan konsep optimistis (dengan asumsi resiko rendah). Namun apa pun kondisi yang dihadapi dalam proses bisnis, setiap pengusaha sebaiknya mengendalikan faktor resiko dengan menerapkan dalam kerangka strategis perusahaan.

Langkah keempat dalam penyusunan rencana bisnis adalah melakukan proses analisis terhadap titik imbal balik dari produk. Proses ini dijalankan dengan melakukan proses perhitungan terhadap budget dari perusahaan. Adapun perhitungan budget yang dilakukan adalah proes perhitungan budget operasional (OPEX) dan budget investasi (CAPEX), dari sinilah kemudian dilakukan proses pengukuran terhadap nilai titik impas yang bisa didapatkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Rencana bisnis tidak hanya dapat dijadikan acuan bagi perusahaan untuk memulai usaha, namun juga dapat menjadi pertimbangan dan referensi bagi investor untuk mengembangkan usaha. Lalu bagaimana mengukur keakuratan dari suatu perencanaan bisnis? Hal yang menarik karena keakuratan dari suatu rencana bisnis membutuhkan proses implementasi terlebih dahulu dalam menjalankan strategi yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Suatu langkah yang tepat dari komitmen menjalankan langkah strategis tersebut menjadi nilai yang kuat dalam merealisasikan rencana bisnis yang akurat sesuai dengan standar persyaratan yang termuat dalam rencana bisnis.

Anda mungkin juga menyukai