Anda di halaman 1dari 1

berbeda-beda sesuai dengan tipe candidiasis yang terjadi pada rongga mulut pasien.

Di samping itu, pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan sitologi eksfoliatif, kultur swab, uji saliva, dan biopsi sangat diperlukan dalam mendukung diagnosa candidiasis oral (Sufiawati dan Rahmayanti, 2011).

f. Terapi Pengobatan farmakologis kandidiasis oral dikelompokkan dalam tiga kelas agen antifungal yaitu: polyenes, azoles, dan echinocandins. Antifungal Polyenes mencakup Amphotericin B dan Nystatin. Amphotericin B dihasilkan oleh Streptomyces nodosus dan memiliki aktivitas antijamur yang luas. Di samping keuntungannya, antifungal ini dapat menimbulkan efek nefrotoksik. Obat antifungal lain yang sekarang banyak digunakan adalah Nystatin. Azoles dibagi dalam dua kelompok yaitu imidazoles dan triazoles. Azoles akan menghambat ergosterol yang merupakan unsur utama sel membran jamur sedangkan Caspofungin termasuk golongan antifungal echinocandins yang digunakan untuk pengobatan terhadap infeksi jamur Kandida dan spesies aspergillus (Andryani, 2010). Obat anti jamur dapat diberikan secara topikal maupun sistemik, dengan syarat pemakaiannya harus sesuai dengan tipe kandidiasis yang akan dirawat. Obat obat anti jamur yang dapat diberikan secara topikal berupa: clotrimazole lozenge, nystatin pastiles, dan nystatin suspensi oral, sedangkan obat anti jamur yang dapat dibenkan secara sistemik yaitu: ketoconazole tablet, itraconazole tablet, fluconazole tablet. Hal yang sangat penting dilakukan oleh pasien adalah menjaga kebersihan rongga mulut, sehingga kandida albikans yang merupakan mikroorganisme komensal dan flora normal di rongga mulut tidak berubah menjadi agen infeksius opportunistik penyebab kandidiasis oral. Pasien juga harus menghindari faktorfaktor predisposisi yang dapat menimbulkan kandidiasis (Andryani, 2010).

Anda mungkin juga menyukai