Anda di halaman 1dari 12

BUPATI KLATEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN


NOMOR 10 TAHUN 2013
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2006
TENTANG TATA CARA PEMILIHAN PENCALONAN PENGANGKATAN PELANTIKAN
DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KLATEN,
Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pelaksanan pemilihan Kepala Desa di Kabupaten
Klaten, perlu melakukan penyesuaian dengan menekankan prinsip demokrasi,
peran serta masyarakat,pemerataan dan keadilan terhadap Peraturan Daerah
Kabupaten Klaten Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan,
Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 1
Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor
9 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan,
Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Klaten Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan,
Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa;
Mengingat

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945;
2.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah


Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

3.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang


Bebas Dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3886);

4.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);

6.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4587);

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan


Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4593);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan

Antara

Pemerintah,

Pemerintahan

Daerah

Propinsi

dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia


Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala
Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2006 Nomor 9), sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 1 Tahun 2007
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 9 Tahun
2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan
Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2007
Nomor 1);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2009
Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Nomor 49);

Dengan persetujuan bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KLATEN
dan
BUPATI KLATEN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan

: PERATURAN

DAERAH

TENTANG

PERUBAHAN

KEDUA

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2006


TENTANG TATA CARA PEMILIHAN PENCALONAN PENGANGKATAN
PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA.

Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran
Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2006 Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Klaten Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Klaten Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan,
Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2007
Nomor 1) diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ditambah 1(satu) ayat yakni ayat (5) Pasal 10 sehingga
berbunyi sebagai berikut :
Pasal 10

(1) Anggota Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) terdiri atas unsur
Perangkat Desa, Lembaga Kemasyarakatan dan tokoh masyarakat diluar unsur BPD.
(2) Susunan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Ketua, Wakil
Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Seksi-seksi yang disesuaikan dengan kebutuhan.
(3) Ketua Panitia pemilihan, dipilih dari dan oleh anggota Panitia Pemilihan dalam musyawarah
anggota Panitia Pemilihan yang dituangkan dalam Berita Acara.
(4) Anggota Panitia Pemilihan tidak dapat mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Kepala Desa.
(5) Tugas Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
2. Ketentuan Pasal 14 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 14
Yang dapat memilih Kepala Desa adalah penduduk Desa Warga Negara Republik Indonesia yang
:
a.

terdaftar secara sah sebagai penduduk Desa yang bersangkutan;

b.

sudah mencapai usia 17 (tujuh belas) tahun pada saat pemungutan suara atau
telah/pernah menikah;

c.

tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan Pengadilan yang


mempunyai kekuatan hukum tetap;dan

d.

terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap.

3. Ketentuan pada judul Bagian Ketiga dan ayat (1) Pasal 17 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Bagian Ketiga
Daftar Pemilih Tambahan
Pasal 17
(1) Panitia Pemilihan membuat Daftar Pemilih Tambahan sebelum Daftar Pemilih Tetap
ditetapkan.
(2) Daftar pemilih tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh dari hasil pendataan
dan pencatatan pemilih yang belum terdaftar dan belum tercatat di dalam daftar pemilih
sementara.
4. Ketentuan pada judul Bagian Keempat Pasal 18 ayat (2) diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Bagian Keempat
Daftar Pemilih Tetap
Pasal 18

(1)

Panitia Pemilihan mengadakan koreksi dan pembetulan Daftar Pemilih Sementara


sebagai akibat terjadinya perubahan/mutasi pemilihan yang telah di daftar dan dicatat dalam
Daftar Pemilih Sementara.

(2)

Daftar Pemilih Sementara yang telah dikoreksi dan dibetulkan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) ditetapkan menjadi Daftar Pemilih Tetap yang dituangkan dalam
berita acara.

5. Ketentuan Pasal 19 ayat (1) huruf i diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 19
(1) Yang dapat dipilih sebagai Kepala Desa adalah penduduk Desa Warga Negara Republik
Indonesia yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dibuktikan dengan surat pernyataan dari Bakal
Calon Kepala Desa;
b. setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Pemerintah dibuktikan dengan surat
pernyataan dari calon Kepala Desa;
c. berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan/atau sederajat
dibuktikan dengan fotocopi ijasah atau surat tanda tamat belajar yang dilegalisir oleh
pejabat yang berwenang;
d. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat mulai dibukanya pendaftaran
dibuktikan dengan fotocopy akta kelahiran atau surat kelahiran yang dilegalisir oleh
pejabat yang berwenang;
e. sehat jasmani dan rohani, serta nyata-nyata tidak terganggu jiwa/ingatannya dibuktikan
dengan surat keterangan kesehatan dari dokter pemerintah;
f. berkelakuan baik, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan Kepolisian ;
g. tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan
hukuman paling singkat 5 (lima) tahun dibuktikan dengan surat keterangan dari
Pengadilan Negeri;
h. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa dibuktikan dengan surat pernyataan dari
Bakal Calon Kepala Desa;
i. terdaftar sebagai penduduk Desa setempat yang dibuktikan dengan kepemilikan KK
dan/atau KTP, yang telah dimiliki paling sedikit 1 (satu) tahun pada saat mulai
dibukanya pendaftaran;
j. tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dibuktikan dengan surat keterangan dari Pengadilan Negeri; dan

k. belum pernah menjabat sebagai Kepala Desa dua kali masa jabatan dibuktikan dengan
surat pernyataan dari Bakal Calon Kepala Desa.
(2) Bagi Kepala Desa yang akan mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Kepala Desa wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban Kepala Desa yang dibuktikan dengan surat
keterangan Camat.
(3) Bagi Pegawai Negeri Sipil dan TNI/Polri yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa, selain
harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga harus mendapat izin
tertulis dari pimpinan atau Instansi yang berwenang.
(4) Bagi perangkat desa yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa, selain harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga harus menyampaikan surat
pemberitahuan kepada Kepala Desa.
(5) Bagi Pimpinan atau Anggota BPD yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa, selain harus
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga harus menyampaikan surat
pemberitahuan kepada Camat.
(6) Bagi Calon Kepala Desa terpilih terhitung mulai tanggal pelantikannya sebagai Kepala Desa
harus bertempat tinggal di Desa yang bersangkutan sampai dengan akhir masa jabatan.
6. Ketentuan ayat (2) Pasal 25 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 25
(1) Kepada Calon Kepala Desa diberikan kesempatan untuk melakukan kampanye sejak
pengumuman Calon Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan sampai dengan saat mulai
berlakunya jam malam.
(2) Tata tertib kampanye, pemasangan tanda gambar dan penetapan jam malam sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.
(3) Dalam pelaksanaan kampanye, Calon Kepala Desa dilarang mempermasalahkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945, serta menjelek-jelekkan Calon Kepala Desa yang lain.
(4) Kampanye tidak dibenarkan dalam bentuk arak-arakan/pawai dan bentuk lain yang dapat
mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
7. Ketentuan ayat (5) Pasal 26 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 26
(1) Dalam melaksanakan kampanye, Calon Kepala Desa memaparkan kepada masyarakat
tentang program kerja yang akan dilaksanakan selama 6 (enam) tahun seandainya terpilih
sebagai Kepala Desa.
(2) Pemaparan program kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di TPS setelah
undian tanda gambar selesai dilaksanakan.

(3) Calon Kepala Desa menyerahkan naskah tertulis program kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Panitia Pemilihan.
(4) Calon Kepala Desa dilarang memberikan dan/atau menjanjikan akan memberikan sesuatu,
baik langsung maupun tidak langsung, dengan nama atau dalih apapun dalam usaha untuk
memenangkan dirinya dalam pemilihan Kepala Desa.
(5) Calon Kepala Desa yang dapat dibuktikan melanggar larangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

8. Ketentuan ayat (2) Pasal 27 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :


Pasal 27
(1) Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pemungutan suara dilaksanakan, Panitia Pemilihan
memberitahukan tentang akan diadakannya Pemilihan Kepala Desa kepada penduduk Desa
yang berhak memilih dan mengumumkan di tempat-tempat yang terbuka dan strategis di
wilayah Desa yang bersangkutan .
(2) Sebelum pemungutan suara dilaksanakan, Panitia harus sudah menyampaikan pemberitahuan
kepada penduduk Desa yang berhak memilih sesuai dengan Daftar Pemilih Tetap.
(3) Dalam surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dicantumkan nama dan
alamat pemilih sesuai Daftar Pemilih Tetap dan tempat serta waktu pemilihan
diselenggarakan.
(4) Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku sebagai undangan untuk
menggunakan hak pilih dalam pemungutan suara.
(5) Apabila undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) hilang/belum diterima, maka
penduduk desa yang berhak memilih dan terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap dapat
menggunakan hak pilihnya dengan menunjukkan KTP yang masih berlaku.
9. Diantara Pasal 33 dan Pasal 34 disisipkan 1(satu) Pasal yakni Pasal 33A sehingga berbunyi
sebagai berikut :
Pasal 33A
(1)

Kartu suara dinyatakan sah apabila :


a. Ditandatangani oleh Ketua atau Wakil Ketua Panitia Pemilihan dan dibubuhi cap/stempel
Panitia Pemilihan;
b. Kartu suara dicoblos dengan alat yang disediakan oleh Panitia;
c. Lubang coblosan masih di dalam batas garis tanda gambar pada satu tanda gambar Calon;
d. Dalam kartu suara terdapat satu lubang coblosan atau lebih tetapi masih berada dalam
satu tanda gambar Calon.

(2)

Kartu suara dinyatakan tidak sah apabila :


a. Tidak menggunakan kartu suara yang telah ditentukan;
b. Tidak terdapat tanda tangan Ketua atau Wakil Ketua Panitia Pemilihan dan cap Panitia
Pemilihan;
c. Terdapat tanda atau coretan dalam bentuk apapun;
d. Mencoblos lebih dari satu tanda gambar Calon;
e. Mencoblos tanda gambar selain dari gambar calon yang berhak dipilih;
f. Mencoblos diluar tanda gambar yang disediakan;
g. Dalam kartu suara terdapat lebih dari satu coblosan yang terletak di luar tanda gambar
termasuk mencoblos dan tembus diluar tanda gambar calon atau didalam tanda gambar
lainnya;
h. Kartu suara dicoblos dengan alat lain di luar yang disediakan oleh Panitia Pemilihan;
i. Kartu suara yang rusak/sobek, baik yang disengaja ataupun tidak disengaja;
j. Kartu suara yang tidak dicoblos sama sekali.

(3)

Kartu suara disampaikan kepada pemilih dalam kondisi terbuka/tidak dalam lipatan.

10. Ketentuan ayat (2) Pasal 39 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 39
(1) Pemilihan ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) dilaksanakan hanya diikuti
oleh calon-calon yang mendapatkan suara terbanyak dengan jumlah suara yang sama.
(2) Dalam hal pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hasilnya tetap sama, maka
pemilihan dinyatakan batal dan harus dilaksanakan proses pemilihan kembali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 ayat (4).
11. Ketentuan ayat (3) diubah dan ditambah 1 (satu) ayat sehingga Pasal 44 berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 44
(1)

Rencana biaya pemilihan dibuat oleh Panitia Pemilihan diajukan kepada Pemerintah
Desa.

(2)

Pemerintah Desa dan BPD menetapkan besarnya biaya pemilihan Kepala Desa dengan
memperhatikan kebutuhan yang diperlukan dan kemampuan keuangan desa.

(3)

Biaya pemilihan kepala desa dibebankan pada APBDes, yang bersumber dari Pemerintah
Desa, bantuan Pemerintah Kabupaten serta sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

(4)

Dalam hal desa tidak mampu untuk membiayai pelaksanaan pemilihan kepala desa, desa
dapat menerima sumbangan dari pihak ketiga termasuk bakal calon kepala desa dengan

besaran sumbangan berdasarkan musyawarah yang dihadiri panitia pemilihan, BPD,


Unsur Pemerintah Desa, bakal calon kepala desa dan pihak ketiga selain bakal calon
kepala desa.
12. Ketentuan Pasal 45 ditambah 1(satu) ayat sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 45
(1) Selama menjalankan tugasnya, Kepala Desa wajib membuat pertanggungjawaban atas
penyelenggaraan pemerintahan Desa.
(2) Pertanggungjawaban Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

b.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban kepada BPD;

c.

Informasi penyelenggaraan pemerintahan Desa kepada


masyarakat; dan

d.

Laporan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan.

(3) Camat wajib melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pertanggungjawaban


Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Pasal II
Paraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Klaten.
Ditetapkan di Klaten
pada tanggal
BUPATI KLATEN,
Cap

Ttd
SUNARNA

Diundangkan di Klaten
pada tanggal
Plt.SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KLATEN,
Cap

Ttd

SARTIYASTO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 NOMOR 10
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN

NOMOR 10 TAHUN 2013


TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN
NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN PENCALONAN
PENGANGKATAN PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

I. UMUM
Bahwa untuk kelancaran pelaksanan pemilihan Kepala Desa di Kabupaten Klaten, perlu
melakukan

penyesuaian

dengan

menekankan

prinsip

demokrasi,

peran

serta

masyarakat,pemerataan dan keadilan terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 9


Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan
Pemberhentian Kepala Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Klaten Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor
9 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan
Pemberhentian Kepala Desa.
Dengan demikian perlu penyempurnaan terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Klaten
Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan
Pemberhentian Kepala Desa beserta perubahannya, yang dituangkan dalam Peraturan Daerah.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal I
Angka 1
Pasal 10
Cukup Jelas
Angka 2
Pasal 14
Cukup Jelas
Angka 3
Pasal 17
Cukup Jelas
Angka 4
Pasal 18
Cukup Jelas
Angka 5
Pasal 19
Cukup Jelas

Angka 6
Pasal 25
Cukup Jelas
Angka 7
Pasal 26
Cukup Jelas
Angka 8
Pasal 27
Cukup Jelas
Angka 9
Pasal 33A
Cukup Jelas
Angka 10
Pasal 39
Cukup Jelas
Angka 11
Pasal 44
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)

Struktur Pendapatan Desa dalam APBDes sesuai dengan Pasal 4 ayat (3)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa, terdiri dari:
a. Pendapatan Asli Desa (PADesa);
b. Bagi Hasil Pajak Kabupaten/Kota;
c. Bagian dari Retribusi Kabupaten/Kota;
d. Alokasi Dana Desa (ADD);
e. Bantuan Keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota dan Desa lainnya;
f. Hibah;
g. Sumbangan Pihak Ketiga
Ayat (4)
Cukup Jelas
Angka 12
Pasal 45
Cukup Jelas
Pasal II

Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 97

Anda mungkin juga menyukai