BUPATI KLATEN,
Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pelaksanan pemilihan Kepala Desa di Kabupaten
Klaten, perlu melakukan penyesuaian dengan menekankan prinsip demokrasi,
peran serta masyarakat,pemerataan dan keadilan terhadap Peraturan Daerah
Kabupaten Klaten Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan,
Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 1
Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor
9 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan,
Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Klaten Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan,
Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa;
Mengingat
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Antara
Pemerintah,
Pemerintahan
Daerah
Propinsi
dan
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 1 Tahun 2007
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 9 Tahun
2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan
Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2007
Nomor 1);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2009
Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Nomor 49);
: PERATURAN
DAERAH
TENTANG
PERUBAHAN
KEDUA
ATAS
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran
Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2006 Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Klaten Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Klaten Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan,
Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2007
Nomor 1) diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ditambah 1(satu) ayat yakni ayat (5) Pasal 10 sehingga
berbunyi sebagai berikut :
Pasal 10
(1) Anggota Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) terdiri atas unsur
Perangkat Desa, Lembaga Kemasyarakatan dan tokoh masyarakat diluar unsur BPD.
(2) Susunan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Ketua, Wakil
Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Seksi-seksi yang disesuaikan dengan kebutuhan.
(3) Ketua Panitia pemilihan, dipilih dari dan oleh anggota Panitia Pemilihan dalam musyawarah
anggota Panitia Pemilihan yang dituangkan dalam Berita Acara.
(4) Anggota Panitia Pemilihan tidak dapat mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Kepala Desa.
(5) Tugas Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
2. Ketentuan Pasal 14 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 14
Yang dapat memilih Kepala Desa adalah penduduk Desa Warga Negara Republik Indonesia yang
:
a.
b.
sudah mencapai usia 17 (tujuh belas) tahun pada saat pemungutan suara atau
telah/pernah menikah;
c.
d.
3. Ketentuan pada judul Bagian Ketiga dan ayat (1) Pasal 17 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Bagian Ketiga
Daftar Pemilih Tambahan
Pasal 17
(1) Panitia Pemilihan membuat Daftar Pemilih Tambahan sebelum Daftar Pemilih Tetap
ditetapkan.
(2) Daftar pemilih tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh dari hasil pendataan
dan pencatatan pemilih yang belum terdaftar dan belum tercatat di dalam daftar pemilih
sementara.
4. Ketentuan pada judul Bagian Keempat Pasal 18 ayat (2) diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Bagian Keempat
Daftar Pemilih Tetap
Pasal 18
(1)
(2)
5. Ketentuan Pasal 19 ayat (1) huruf i diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 19
(1) Yang dapat dipilih sebagai Kepala Desa adalah penduduk Desa Warga Negara Republik
Indonesia yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dibuktikan dengan surat pernyataan dari Bakal
Calon Kepala Desa;
b. setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Pemerintah dibuktikan dengan surat
pernyataan dari calon Kepala Desa;
c. berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan/atau sederajat
dibuktikan dengan fotocopi ijasah atau surat tanda tamat belajar yang dilegalisir oleh
pejabat yang berwenang;
d. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat mulai dibukanya pendaftaran
dibuktikan dengan fotocopy akta kelahiran atau surat kelahiran yang dilegalisir oleh
pejabat yang berwenang;
e. sehat jasmani dan rohani, serta nyata-nyata tidak terganggu jiwa/ingatannya dibuktikan
dengan surat keterangan kesehatan dari dokter pemerintah;
f. berkelakuan baik, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan Kepolisian ;
g. tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan
hukuman paling singkat 5 (lima) tahun dibuktikan dengan surat keterangan dari
Pengadilan Negeri;
h. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa dibuktikan dengan surat pernyataan dari
Bakal Calon Kepala Desa;
i. terdaftar sebagai penduduk Desa setempat yang dibuktikan dengan kepemilikan KK
dan/atau KTP, yang telah dimiliki paling sedikit 1 (satu) tahun pada saat mulai
dibukanya pendaftaran;
j. tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dibuktikan dengan surat keterangan dari Pengadilan Negeri; dan
k. belum pernah menjabat sebagai Kepala Desa dua kali masa jabatan dibuktikan dengan
surat pernyataan dari Bakal Calon Kepala Desa.
(2) Bagi Kepala Desa yang akan mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Kepala Desa wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban Kepala Desa yang dibuktikan dengan surat
keterangan Camat.
(3) Bagi Pegawai Negeri Sipil dan TNI/Polri yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa, selain
harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga harus mendapat izin
tertulis dari pimpinan atau Instansi yang berwenang.
(4) Bagi perangkat desa yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa, selain harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga harus menyampaikan surat
pemberitahuan kepada Kepala Desa.
(5) Bagi Pimpinan atau Anggota BPD yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa, selain harus
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga harus menyampaikan surat
pemberitahuan kepada Camat.
(6) Bagi Calon Kepala Desa terpilih terhitung mulai tanggal pelantikannya sebagai Kepala Desa
harus bertempat tinggal di Desa yang bersangkutan sampai dengan akhir masa jabatan.
6. Ketentuan ayat (2) Pasal 25 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 25
(1) Kepada Calon Kepala Desa diberikan kesempatan untuk melakukan kampanye sejak
pengumuman Calon Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan sampai dengan saat mulai
berlakunya jam malam.
(2) Tata tertib kampanye, pemasangan tanda gambar dan penetapan jam malam sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.
(3) Dalam pelaksanaan kampanye, Calon Kepala Desa dilarang mempermasalahkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945, serta menjelek-jelekkan Calon Kepala Desa yang lain.
(4) Kampanye tidak dibenarkan dalam bentuk arak-arakan/pawai dan bentuk lain yang dapat
mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
7. Ketentuan ayat (5) Pasal 26 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 26
(1) Dalam melaksanakan kampanye, Calon Kepala Desa memaparkan kepada masyarakat
tentang program kerja yang akan dilaksanakan selama 6 (enam) tahun seandainya terpilih
sebagai Kepala Desa.
(2) Pemaparan program kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di TPS setelah
undian tanda gambar selesai dilaksanakan.
(3) Calon Kepala Desa menyerahkan naskah tertulis program kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Panitia Pemilihan.
(4) Calon Kepala Desa dilarang memberikan dan/atau menjanjikan akan memberikan sesuatu,
baik langsung maupun tidak langsung, dengan nama atau dalih apapun dalam usaha untuk
memenangkan dirinya dalam pemilihan Kepala Desa.
(5) Calon Kepala Desa yang dapat dibuktikan melanggar larangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
(2)
(3)
Kartu suara disampaikan kepada pemilih dalam kondisi terbuka/tidak dalam lipatan.
10. Ketentuan ayat (2) Pasal 39 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 39
(1) Pemilihan ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) dilaksanakan hanya diikuti
oleh calon-calon yang mendapatkan suara terbanyak dengan jumlah suara yang sama.
(2) Dalam hal pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hasilnya tetap sama, maka
pemilihan dinyatakan batal dan harus dilaksanakan proses pemilihan kembali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 ayat (4).
11. Ketentuan ayat (3) diubah dan ditambah 1 (satu) ayat sehingga Pasal 44 berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 44
(1)
Rencana biaya pemilihan dibuat oleh Panitia Pemilihan diajukan kepada Pemerintah
Desa.
(2)
Pemerintah Desa dan BPD menetapkan besarnya biaya pemilihan Kepala Desa dengan
memperhatikan kebutuhan yang diperlukan dan kemampuan keuangan desa.
(3)
Biaya pemilihan kepala desa dibebankan pada APBDes, yang bersumber dari Pemerintah
Desa, bantuan Pemerintah Kabupaten serta sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
(4)
Dalam hal desa tidak mampu untuk membiayai pelaksanaan pemilihan kepala desa, desa
dapat menerima sumbangan dari pihak ketiga termasuk bakal calon kepala desa dengan
b.
c.
d.
Ttd
SUNARNA
Diundangkan di Klaten
pada tanggal
Plt.SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KLATEN,
Cap
Ttd
SARTIYASTO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 NOMOR 10
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN
I. UMUM
Bahwa untuk kelancaran pelaksanan pemilihan Kepala Desa di Kabupaten Klaten, perlu
melakukan
penyesuaian
dengan
menekankan
prinsip
demokrasi,
peran
serta
Angka 6
Pasal 25
Cukup Jelas
Angka 7
Pasal 26
Cukup Jelas
Angka 8
Pasal 27
Cukup Jelas
Angka 9
Pasal 33A
Cukup Jelas
Angka 10
Pasal 39
Cukup Jelas
Angka 11
Pasal 44
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Struktur Pendapatan Desa dalam APBDes sesuai dengan Pasal 4 ayat (3)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa, terdiri dari:
a. Pendapatan Asli Desa (PADesa);
b. Bagi Hasil Pajak Kabupaten/Kota;
c. Bagian dari Retribusi Kabupaten/Kota;
d. Alokasi Dana Desa (ADD);
e. Bantuan Keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota dan Desa lainnya;
f. Hibah;
g. Sumbangan Pihak Ketiga
Ayat (4)
Cukup Jelas
Angka 12
Pasal 45
Cukup Jelas
Pasal II
Cukup Jelas