2. Pengobatan Lengkap
Adalah pasien yang telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap tetapi tidak memenuhi persyaratan sembuh atau gagal.
4. Gagal
Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan
TB pada Kehamilan
Sama dengan pengobatan TB pada umumnya. (WHO) hampir semua OAT aman untuk kehamilan, kecuali streptomisin. Streptomisin tidak dapat dipakai pada kehamilan karena bersifat permanent ototoxic dan dapat menembus barier placenta. gangguan pendengaran dan keseimbangan yang menetap pada bayi yang akan dilahirkan. Perlu dijelaskan kepada ibu hamil bahwa keberhasilan pengobatannya sangat penting artinya supaya proses kelahiran dapat berjalan lancar dan bayi yang akan dilahirkan terhindar dari kemungkinan tertular TB.
Pirasinamid (Z) tidak boleh digunakan. Paduan OAT yang dapat dianjurkan adalah 2RHES/6RH atau 2HES/10HE.
Rifampisin ( R)
Pirasinamid (Z).
Streptomisin dan Etambutol diekskresi melalui ginjal, hindari pada pasien gangguan ginjal. Apabila fasilitas pemantauan faal ginjal tersedia,: Etambutol dan Streptomisin tetap dapat diberikan dengan dosis yang sesuai faal ginjal. Paduan OAT yang paling aman untuk pasien dengan gagal ginjal adalah 2HRZ/4HR.
Diabetes harus dikontrol. Insulin dapat digunakan untuk mengontrol gula darah, setelah selesai pengobatan TB, dilanjutkan dengan anti diabetes oral. .
Meningitis TB TB milier dengan atau tanpa meningitis TB dengan Pleuritis eksudativa TB dengan Perikarditis konstriktiva.
Selama fase akut prednison dosis 30-40 mg per hari, kemudian diturunkan secara bertahap. Lama pemberian disesuaikan dengan jenis penyakit dan kemajuan pengobatan
Indikasi operasi TB
Pasien batuk darah berat yang tidak dapat diatasi dengan cara konservatif. Pasien dengan fistula bronkopleura dan empiema Pasien MDR TB dengan kelainan paru yang terlokalisir TB tulang yang disertai kelainan neurologik.
Untuk TB paru
Bila jenis obat penyebab efek samping itu belum diketahui, maka
Pemberian kembali OAT harus dengan cara drug challenging dengan menggunakan obat lepas. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan obat mana yang merupakan penyebab dari efek samping tersebut
Paduan OAT (RHZ) telah terbukti efektif menyembuh pasien TB melalui aktiviti bakterisidal, sterilisasi dan mencegah resisten Potential hepatotoxicity derangement of hepatic function drug induce hepatitis (hepatitis imbas obat = HIO) Dapat terjadi pada masing-2 pemberian R,H,Z.
26
27
ISONIAZID (INH)
INH tidak toksik untuk hati Kekerapan : 1 - 2% (4% usia > 65 tahun) Dugaan produk metabolit asetilasi 75-95% INH dieksresi dlm bentuk metabolit (asetil isoniazid, asam nikotinat, isonikotinil glisin, isonikotinil hidrazon dan Nmetil isoniazid) Faktor genetik mempengaruhi kec. metabolisme Perbedaan kec.asetilasi tidak mempengaruhi efektiviti atau toksisiti INH kadar transaminase terjadi 20% pasien yang mendapat INH, tapi hanya 0,2 5 % yang disertai tanda HIO Asetilasi cepat mono asetil hidrasin lebih cepat dirubah diasetilhidrazin eksressi
28
RIFAMPISIN (RIF)
Hepatotoksik
29
PIRAZINAMID (PZA)
Paling sering dan paling toksik ~ dose dependent hepatotoxicity Dosis 3 gr/hari (40-50 mg/kg) : 15% Sangat mungkin oleh efek langsung Mekanisme : ?
30
ETAMBUTOL
Data etambutol : minimal Inggris (1969), dilaporkan dari 197.000 kasus pengobatan OAT 10 kasus gangguan fungsi hati
31
FAKTOR RISIKO
Usia > 50 tahun Malnutrisi Genetik TB yang berat, klinis hepatitis (+) tapi OAT masih diberikan
Penyakit hati kronik Perempuan > laki-laki Alcoholism IV drug use
32
MANIFESTASI KLINIS
Malaise Fatique Anoreksia Mual Muntah Nyeri epigastrium Hepatomegali ringan Ikterus Urine spt air teh SGOT (AST) SGPT Bilirubin
33
KRITERIA DIAGNOSIS
Gejala klinik hepatitis SGOT dan SGPT : > 150 IU/L (3 x pemeriksaan berurutan) atau > 250 IU/L ( 1x pemeriksaan) Ikterus nyata / bilirubin total > 3,4 mmol/L Petanda serologi virus hepatitis negatif
PENATALAKSANAAN (1)
Evaluasi fungsi hati semua pasien TB sebelum pemberian OAT 2. Penjelasan efek samping OAT yang mungkin terjadi (gejala hepatitis), kapan stop OAT dan kapan konsultasikan ke dokter 3. Pasien TB Paru dgn penyakit hati menahun, evaluasi fungsi hati dilakukan lebih sering dan teratur terutama 2 bulan pertama dgn cara uji fungsi hati/minggu pada 2 minggu pertama dan berikutnya setiap 2 minggu. 4. Pasien TB Paru tanpa penyakit hati sebelumnya, pemeriksaan ulang jika timbul gejala yang jelas
1.
PENATALAKSANAAN
Peningkatan SGOT/SGPT biasanya jarang dijumpai segera setelah pengobatan dimulai - SGOT/SGPT 2 x N ulang fungsi hati - SGOT/SGPT < 2 x N ulang /2 minggu - SGOT/SGPT mendekati N ulang sesuai gejala yang ada 6. Stop OAT jika : Klinik (+) atau Laboratorium (+) klinik (-)
5.
SGOT, SGPT
SGOT, SGPT
5 kali normal
3 kali normal, gejala (+)
SGOT, SGPT 3 kali normal, gejala (-) lanjutkan terapi dgn pengawasan sampai klinik dan laboratorium normal
PENATALAKSANAAN
Setelah penghentian OAT, terdapat beberapa pilihan. Jika kondisi pasien baik dan BTA (-) tunda OAT sampai uji fungsi hati normal. Bila terjadi reaksi, segera kembali ke dosis sebelumnya dan besoknya dosis dinaikkan lagi Bila tercapai dosis penuh dari satu obat, pemberiannya diteruskan sambil dicoba diberikan obat lain Bila OAT (R,H,Z) ternyata tidak memberikan efek samping pada hati, lanjutkan pemberian Bila OAT (R,H,Z) ternyata tetap memberikan efek samping pada hati, maka berikan OAT alternatif dengan supervisi dokter ahli (Terkadang OAT pilihan alternatif sangat terbatas, dianjurkan mengulang prosedur introduksi OAT (seperti protokol) jika uji fungsi hati telah kembali normal Pasien hepatitis akut (ikterik) tunda pemberian OAT sampai hepatitis sembuh
37
Tunda OAT sampai hepatitis akut mereda OAT sangat dibutuhkan 3 SE Hepatitis akut mereda 6 RH Hepatitis tidak mereda 9 SE
40
2005
2006
27
2007 0.3%
Proportion of TB patients tested for HIV Key
29
No reported activity
< 15% 15 to 50% 51 to 75% More than 75%
Penurunan imunitas lebih cepat, dan pertahanan hidup bisa lebih singkat walaupun pengobatan TB berhasil
Penderita TB/HIV mempunyai kemungkinan hidup lebih singkat dibanding penderita HIV yg tidak pernah kena TB ART menurunkan tingkat kematian pada pasien TB/HIV
Kapankah harus menduga seseorang menderita HIV dan melakukan uji HIV?
Yang per lu diperhatikan adalah : Dimana
Di daerah dg prevalensi HIV tinggi atau rendah Siapa Kelompok orang dg risiko tinggi Bgmn Keluhan tanda/ gejala yg menimbulkan dugaan HIV
Gejala
Penurunan berat badan >10kg (atau >20% dari berat badan), Diare >1 bulan Nyeri saat menelan (odynophagia) Perasaan terbakar di kaki (neuropathy)
Uji HIV
Uji HIV dilakukan jika tersedia fasiliti Jika uji HIV tidak tersedia, gunakan indikator kecurigaan klinis untuk membantu manajemen penatalaksanaan penyakit dan menetapkan fasilitas rujukan uji setempat (hubungi fasilitas kesehatan setempat)
Banyak variasi pada gambaran foto toraks Lebih banyak TB ekstra paru dan TB disseminata
Diagnosis diferensial lebih luas
TB
BTA Positif
BTA Negatif
Obati utk TB pelayanan HIV jika positif Ulangi penilaian utk penyakit lain terkait HIV
Perbaikan 3-5 h
Bukan TB
BTA Positif
Obati utk TB, CPT pelayanan HIV jika +
BTA Negatif
Mungkin TB
Sputum BTA/biakan, foto toraks, evaluasi klinis
Mungkin bukanTB
Ulangi penilaian utk TB
Obati utk infeksi bakteri dan/atau PCP pelayanan HIV jika +, CPT
Respons
Kolaborasi TB/HIV
Koordinasi program TB - HIV diperlukan utk : Mencegah HIV pada pasien TB Mencegah TB pada pasien HIV Pemeriksaan pasien dan kontak ( untuk TB dan HIV ) Koordinasi pengobatan dan penyediaan obat
TB/HIV: Pengobatan
Pada pengobatan TB/HIV perlu dipertimbangkan:
Interaksi antar obat-obat yang digunakan Peran antiretroviral therapy (ART) Overlap efek samping obat Immune-reconstitution inflammatory syndrome (IRIS) Masalah kepatuhan pengobatan
Nilai CD4
ART
Mulai ART begitu pengobatan TB tidak disertai efek samping ( 2 8 minggu OAT) Mulai ART setelah OAT fase intensif selesai Tunda ART sampai pengobatan TB selesai
Gambaran klinis
Adanya TB paru dan tanda HIV advanced , atau tidak ada perbaikan secara klinis; adanya TB ekstra paru
TB paru BTA negatif, berat badan bertambah dengan pengobatan, tanpa tanda/gejala HIV advanced
ART
Mulai ART begitu pengobatan TB tidak disertai efek samping ( 2 8 minggu OAT)
Mulai ART setelah OAT fase intensif selesai
TB paru BTA positif, berat badan bertambah dgn pengobatan, tanpa tanda/gejala HIV advanced
Grup
NRTI NRTI
NRTI NRTI
Nama Merek
Zidovex, Antivir Hiviral
Stavir, Zerit Videx
Nevirapine Nelfinavir Efavirenz/EFZ Zidovudine + Lamivudine Stavudine + Lamivudine Stavudine + Lamivudine + Nevirapine
NNRTI PI NNRTI
Semua pasien TB yang positif HIV seharusnya menerima Terapi Pencegahan Kotrimoksasol (CPT) tanpa peduli jumlah CD4, paling tidak selama dalam pengobatan TB. CPT dianjurkan untuk semua pasien dengan jumlah sel CD4 kurang dari 200 sel/mm3
[Anjuran WHO]
OAT
PZA, RIF, INH
ARV
Nevirapine Efavirenz Abacavir Zidovudine Ritonavir Amprenavir Indinavir
Mual, muntah
Hepatitis
Leukopenia, anemia
RIF
Zidovudine
IRIS
Immune Reconstitution Inflammatory Syndrome (IRIS)