Anda di halaman 1dari 20

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

IMPAS TUNTAS (INOVASI MESIN PENGASAPAN TELUR ASIN) TEROBOSAN UNTUK MODERNISASI DAN INOVASI TELUR ASIN

BIDANG KEGIATAN: PKM-KC

Diusulkan oleh: 1. ARIF HIDAYAT 2. FAKHRIYUDHA 3. RAMDHA DIEN AZKA 5. TAQWATUL H. CANDINI
115060700111108 115060707111025 105060201111007 2011 2011 2010 2011 2010

4. HILDARIA KURNIANINGSIH 115060701111047


105120207111073

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... DAFTAR ISI .............................................................................................. DAFTAR TABEL ...................................................................................... DAFTAR GAMBAR..................................................................................

i ii iii iv

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ B. Perumusan Masalah ............................................................................... C. Tujuan .................................................................................................... D. Luaran yang Diharapkan ....................................................................... E. Kegunaan Program ................................................................................ F. Tinjauan Pustaka .................................................................................... G. Metode Pelaksanaan .............................................................................. H. Jadwal Kegiatan .................................................................................... I. Rincian Biaya ......................................................................................... J. Daftar Pustaka........................................................................................ K. LAMPIRAN-LAMPIRAN

1 3 3 3 3 4 6 10 11 12

1) Biodata Ketua dan Anggota Kelompok.............................................. 13


2) Biodata Dosen Pendamping...............................................................

15

ii

DAFTAR TABEL Tabel 1. Karakteristik Kimia Tempurung Kelapa........................................ Tabel 2. Komposisi Kimia Tempurung Kelapa........................................... Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ....................................................... Tabel 4. Biaya Pembuatan IMPAS TUNTAS............................................. 6 6 10 11

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Desain Mesin ............................................................................ Gambar 2. Desain Tampak Samping ......................................................... Gambar 3. Desain Tungku ......................................................................... Gambar 4. Desain Cerobong Asap ............................................................. Gambar 5. Susunan Rak dan Aliran Asap ................................................. Gambar 6. Plat Rangka Luar Mesin ........................................................... Gambar 7. Desain Rak ............................................................................... Gambar 8. Atmega 16 ................................................................................ Gambar 9. RTC .......................................................................................... Gambar 10. Relay ....................................................................................... Gambar 11. Buzzer ..................................................................................... Gambar 12. Sensor Suhu ............................................................................ Gambar 13. LED Display ........................................................................... Gambar 14. Skema Pendeteksi Suhu ......................................................... Gambar 15. Skema Pendeteksi Waktu ....................................................... Gambar 16. Desain Motif Pembungkus Telur ...........................................

7 7 7 7 8 8 8 9 9 9 9 9 9 9 9 10

iv

1 A. Latar Belakang Masalah Hasil peternakan Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Peningkatan itu sangat berpengaruh dalam pangan dan perekonomian Indonesia. Menurut data statistik dirjen peternakan 2010 populasi 42,090 juta menghabiskan sekitar 216,7 ton daging dan 216.701.000 ton telur (Statistik Dirjen Peternakan, 2010). Realita dalam perekonomian Indonesia, kontribusi peternakan dalam pembentukan Produk Domestik Bruto Indonesia lebih dari 12% per tahunnya (Badan Pusat Statistik, 2012). Sementara dari aspek penyerapan tenaga kerja, kontribusi sektor peternakan terus mengalami peningkatan, dari sekitar 6% pada tahun 2005 menjadi sekitar 11% pada tahun 2008 (Pusdatin Kementerian Pertanian, 2008). Peningkatan itu juga di karenakan jumlah hewan ternak terus meningkat. Salah satunya adalah itik, itik meningkat sekitar 5,67% pada tahun 2004 dan terus meningkat dari tahun ke tahun (Statistik Pertanian, 2005). Itik menyumbangkan telur lebih dari 180.000 ton atau setara dengan 16% produksi telur nasional pada tahun 2005. Itik baru menyumbangkan 38.700 ton atau setara dengan 3% dari produksi daging unggas nasional atau sekitar 2% dari produksi daging nasional (Balai Penelitian Ternak, 2007). Konsumsi telur meningkat sebesar 6,6% yaitu dari 4,11 kg menjadi 4,38 kg pada periode yang sama (Statistik Pertanian, 2004). Sedangkan seluruh itik di Indonesia dipelihara sedikitnya oleh 285.000 rumah tangga petani atau sama dengan 6,34% rumah tangga petani atau 35,49% rumah tangga peternak unggas pada tahun 1993. Jumlah peternak itik tersebut menurun sejak tahun 1973 dari total 1.633.651 menjadi 285.000 pada tahun 1993. Seluruh itik di Indonesia dipelihara sedikitnya oleh 285.000 rumah tangga petani atau sama dengan 6,34% rumah tangga petani atau 35,49% rumah tangga peternak unggas pada tahun 1993 (DITJENNAK, 2004). Jumlah petani itu pun akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya minat konsumsi terhadap telur. Telur itik mengandung semua gizi yang dibutuhkan manusia bahkan kandungan proteinnya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan telur ayam, yaitu masing-masing 12,81 dan 12,14%. Kandungan lemak dalam telur itik (13,77%) lebih tinggi dibandingkan dengan telur ayam, puyuh dan angsa yaitu masing-masing 11,15, 11,09 dan 13,27%

2 (CHEN, 1996). Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan Oleh akibat sebab serangan itu usaha

mikroorganisme

melalui

pori -pori

telur.

pengawetan sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur (Menegristek, 2000). Hal itu pun yang menjadi masalah dari pengrajin telur asin karena singkatnya daya tahan dari telur asin. Metode pengawetan telur yang ada saat ini adalah pendinginan, pembungkusan kering, pelapisan dengan minyak dan pencelupan dalam berbagai cairan. Telur asin pun merupakan salah satu metode yang banyak di pakai oleh pengrajin Home Industry untuk mengawetkan telur. Namun, metode pengawetan ini masih menggunakan cara tradisional dan daya tahannya hanya 1 sampai 3 minggu saja. Oleh karena itu diperlukan metode untuk memperlama daya tahan dari telur asin salah satunya adalah dengan sistem pengasapan. Salah satu solusi menghemat bahan bakar yang digunakan pada proses pengasapan digunakannya tempurung kelapa karena mengingat bahwa Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa yang utama di dunia. Luas areal tanaman kelapa pada tahun 2000 mencapai 3,76 juta ha, dengan total produksi diperkirakan sebanyak 14 milyar butir kelapa, yang sebagian besar (95%) merupakan perkebunan rakyat. Tempurung kelapa belum begitu banyak dimanfaatkan di

Indonesia. Bobot tempurung mencapai 12% dari bobot buah kelapa. Dengan demikian, apabila data Memperindag menyebutkan secara ratarata produksi buah kelapa per tahun adalah sebesar 5,6 juta ton, maka terdapat sekitar 672 ribu ton tempurung yang dihasilkan dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis mengusulkan IMPAS (Inovasi Mesin Pengasapan Telur Asin) guna mempertahankan daya tahan telur asin lebih tahan lama dan mengurangi limbah tempurung kelapa yang kurang dimanfaatkan, serta memperbaiki perekonomian baik petani kelapa dan produsen telur asin dengan meningkatkan minat beli konsumen terhadap inovasi produk telur asin yang baru .

3 B. Perumusan Masalah Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu masalah yaitu: 1. Bagaimana membuat desain prototipe mesin pengasapan telur asin yang ekonomis dengan memanfaatkan limbah tempurung kelapa sehingga bisa meninggkatkan daya tahan telur asin dan inovasi produk telur asin asap ? 2. Bagaimana prinsip kerja mesin pengasap ? C. Tujuan Program Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini, antara lain: 1. Menciptakan mesin pengasapan telur asin yang ekonomis yang dapat membuat daya tahan telur asin lebih lama dan menghasilkan inovasi produk telur asap baru. 2. Mengetahui prinsip kerja mesin pengasap agar dapat dibuat mesin asap yang baik dan benar. D. Luaran yang diharapkan Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terciptanya mesin pengasapan yang dapat menambah daya tahan ( Life time ) telur asin dan dapat meningkatkan keuntungan para peng erajin ( Home Industry ) dan mengurangi limbah tempurung kelapa serta menjadi inovasi, serta terobosan baru dalam bidang pengasapan telur asin sehingga meningkatkan daya jual produk kepada konsumen. E. Kegunaan Program Kegunaan-kegunaan dari PKM- KC IMPAS TUNTAS (Inovasi Mesin Pengasapan Telur Asin) Terobosan untuk Modernisasi dan Inovasi Telur Asin ini diantaranya adalah: Aspek sosial : a) Menyadarkan pada masyarakat pentingnya pengasapan dalam pembuatan telur asin agar hasil telur asinnya lebih tahan lama. b) Memudahkan produsen dalam pembuatan telur asin . c) Memperbaiki perekonomian produsen -produsen Home Industry . Aspek Iptek : a) Memberi inovasi baru mesin untuk pengasapan yang praktis dan ekonomis.

4 b) Menjadi inspirasi bagi penciptaan atau pengemb angan produk dalam pembuatan telur asin. F. Tinjauan Pustaka a) Telur Asin Widjaja (2003) mengemukakan bahwa telur asin memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan dengan telur segar dan tahan disimpan selama dua minggu. Dijelaskan juga oleh Samosir (1993) bahwa lama perendaman telur dalam adonan dan banyaknya garam yang digunakan akan mempengaruhi kualitastelur asin. Menurut Dahnimar (2006) telur asin yang menggunakan medium pengasinan berupa air, garam dan abu dapur dengan perendaman selama 3 hari, menghasilkan telur asin rebus yang dapat disimpan selama 2 hari. Menurut Djaafar (2007) pengawetan telur hendaknya tidak merusak lemak maupun komponen lainnya. Lemak merupakan salah satu unsur gizi yang terdapat dalam makanan. Lemak dalam telur berfungsi meningkatkan cita rasa, memperbaki tekstur, sebagai pembawa flavor dan sebagai sumber energi bagi tu buh. Namun, mengkonsumsi oksidasi lemak atau minyak yang sudah seperti

mengalami

dapat

mengganggu

kesehatan,

penyakit jantung dan kolesterol. Kuning telur banyak mengandung asam lemak, termasuk omega-3. Asam lemak omega-3 merupakan asam lemak jenuh ganda yang sangat baik bagi tubuh. Untuk mempertahankan kandungan omega-3 dalam telur asin selama proses penggaraman dapat ditambahkan proses pengasapan. Selain dapat

mempertahankan kandungan omega-3 pengasapan juga berfungsi sebagai pengawet alami (Djaafar, 2007). b) Pengasapan Komponen asap tersebut merupakan substansi yang

bersifat preservatif dan bakteriostik. Selama pengasapan, akan berbentuk lapisan yang melapisi permukaan bahan yang berguna

5 untuk mencegah penguapan air dan mencegahmikroba masuk kedalam bahan. Selain itu, phenol dan asap organik merupakan zat anti bakteri (bakteriostatik agent ) dan sebagai antioksidan. Hal ini disebabkan karena gugusan aldehyd dan keton bereaksi dengan lemak, hal ini menyebabkan bahan asap daya simpannya 2 kali lebih lama dari pada bahan biasa (Ibarra, 1983). Suhu pengasapan merupakan suhu optimum untuk aktifitas enzim tertentu Juga yang diperlukan dengan untuk meningkatkan akan asap

tersebut.

pemanasan,

mengurangi

endapan/kristal nitrat pada curing prosses . Selain itu dapat juga merangsang terjadinya brawning-reaction yang menimbulkan aroma enak dan menarik. Menurut Sugitha, dkk. (2004) Komposisi asap secara garis besarnya adalah phenol, alkohol, asap organik dan K arbonis serta hidrokarbons. Menurut IPTEK (2009), tahap penting lain dalam

pengasapan adalah memilih jenis bahan bakar yang akan digunakan. Bahan bakar yang bisa digunakan dalam pengasapan telur asin asap adalah kayu petai cina, batok kelapa, sekam. Ditambahkan oleh Sugitha, dkk. (2004) bahan bakar lain sebagai alternatif adalah serbuk gergaji, serutan kayu, tempurung,

tempurung kelapa, dan sebagainya. Pengasapan dapat dilakukan d engan cara pengasapan dingin pada suhu 35-45 o C, tetapi kadang-kadang suhu 50 o C masih dianggap pengasapan dingin. Pengendaliannya tentu cukup sulit. Pengasapan dingin dengan cara pengasapan tidak langsung lebih cocok yaitu, tungku ditempatkan terpisah dari ruangan. c) Tempurung Kelapa Tempurung kelapa merupakan bagian dari buah kelapa yang fungsinya secara biologis adalah pelindung inti buah dan terletak di bagian sebelah dalam tempurung dengan ketebalan

6 berkisar antara 2-6 mm. Tempurung kelapa dikategorikan sebagai kayu keras tetapi mempunyai kadar lignin yang lebih tinggi dan kadar selulosa lebih rendah dengan kadar air sekitar 6-9 % (Pranata, 2007). Karakteristik tempurung kelapa dapat dilihat di Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik Kimia Tempurung Kelapa Komponen Persentase (%) Kadar Air 7,8 Kadar Abu 0,4 Kadar Karbon 18,80 Kadar Zat Menguap 80,80 Sumber : (Pranata, 2007) Tempurung kelapa yang termasuk kayu keras, secara kimiawi memiliki komposisi yang sama dengan kayu yaitu tersusun dari lignin, selulosa dan hemiselulosa. Komposisi kimia tempurung kelapa dapat dilihat di Tabel 2. Tabel 2. Komposisi Kimia Tempurung Kelapa Komponen Persentase (%) Lignin 36,51 Hemiselulosa 19,27 Selulosa 33,61 Sumber : (Pranata, 2007) G. Metode Pelaksanaan a) Studi Pustaka Metode pelaksanaan pertama yang digunakan dalam program ini adalah studi pustaka atau mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan perancangan dan pembuatan mesin pengasapan telur asin yang diantaranya meliputi pendesignan model kerangka, perancangan kerangka, dan aksesoris yang diperlukan. b) Pendesainan Kerangka Sebelum pembuatan secara langsung, hal pertama yang dilakukan adalah membuat desain kerangka mesin pengasapan. Dalam pendesainan kerangka ini meliputi desain 3 dimensi dari mesinnya yang meliputi tampak depan, samping, bagian dalam mesin, rak telur, dan aksesoris tambahan.

Gambar 1. Desain Mesin

Gambar 2. Desain Tampak Samping

Gambar 3. Desain Tungku c) Konstruksi Mesin Pengasap Telur Asin Konstruksi mesin pengasapan telur ialah sebagai berikut: a. Mesin harus terdiri dari memiliki cerobong asap agar asap tidak terkumpul didalam mesin dan harus ada penyaringan udara yang keluar dari cerobong asap.

Gambar 4. Desain Cerobong Asap b. Jumlah Rak telur dalam mesin haruslah berjumlah genap, agar memudahkan pergantian tempat rak dan penempatannya berjarak agar asap mudah mengalir ke atas.

Gambar 5. Susunan Rak dan Aliran Asap c. Mesin juga harus memakai plat besi 2mm 2 lapis dengan lapis bahan pemantul panas diantara plat agar panas di dalam mesin tidak keluar.

Gambar 6. Plat Rangka Luar Mesin d. Rak menggunakan plat 1 mm. untuk perlindungan rak, rak dilapisi dengan seluloid agar tahan panas dan ditambahkan pengait untuk menggantung pembungkus telur bermotif serta diberi plat berlubang agar udara dapat mengalir ke atas.

Gambar 7. Desain Rak

9 e. Mesin dipasangkan roda sebagai penunjang mobilitas seperti gambar 1. Roda dipilih yang memiliki pengunci sehingga dapat dibuat diam tidak bergerak. f. Mesin dipasang mikro kontroler atmega 16, RTC (Real Time Controller), rellay, buzzer/alarm, sensor suhu (IC LM 35) dan adaptor yang dihubungkan menjadi 1 intalasi listrik (black box) serta LED display agar dapat menginformasikan pengguna saat proses

pengasapan.

Gambar 8. Atmega 16

Gambar 9. RTC

Gambar 10. Rellay

Gambar 11. Buzzer

Gambar 11. Sensor Suhu


SUHU BLACK BOX

Gambar 13. LED Display


LED DISPLAY / ALARM

Gambar 14. Skema Pendeteksi Suhu


LED DISPLAY / ALARM

WAKTU

BLACK BOX

Gambar 15. Skema Pendeteksian Waktu

10 d) Pemasangan Aksesoris Mesin Pengasap Telur Asin Setelah pembuatan konstruksi selesai, maka dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan aksesoris lain yang diperlukan untuk menunjang kerja mesin agar lebih baik dan mudah untuk dioperasikan seperti roda, tombol pengaturan, desain pembungkus telur bermotif berbahan aluminium foil sehingga dapat membuat inovasi telur bermotif dan dapat digantungkan pada rak saat pengasapan dan lain-lain.

Gambar 16. Desain Motif Pembungkus Telur e) Uji Kelayakan Pakai (equality control) Langkah ini adalah langkah terakhir dalam metode pelaksanaan program ini. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan mesin ini untuk dipakai. Dalam uji kelayakan ini dilakukan beberapa uji antara lain uji ketahanan terhadap panas, uji kekuatan, dan pengujian terkait lainnya. H. Jadwal Kegiatan Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kegiatan Studi Literatur Pematangan Konsep Pendesainan Kerangka Konstruksi Kerangka Pemasangan Aksesoris Tambahan Evaluasi Tahap 1 Uji Kelayakan Pakai Evaluasi Tahap 2 Persiapan Monev dan Pembuatan Laporan Bulan Ke1 2 3 4

11 I. No. 1 Rincian Biaya Tabel 4. Biaya pembuatan IMPAS TUNTAS Jenis dan Barang Bahan Habis Pakai a) Kertas A4 80gr b) Tinta printer isi ulang c) Ballpoint d) ATK (gunting, penghapus, stapler) Peralatan dan bahan: a. Roda b. Kaca (1x1 meter) c. Plat stainless steel 2mm d. Besi L 3 cm (6 meter) e. Kuas f. Cat dasar zincronmate (20kg) g. Cat Finishing Hammertone h. Seluloid i. Microcontroler Atmega 16 j. RTC k. Bezzer/alarm l. Sensor Suhu m. Rellay n. Adaptor o. Kabel p. Baterai q. LED Display r. Aluminium Foil s. Plat Berlubang t. Kompor u. Kawat v. Baut w. Tinner x. Tang y. Obeng z. Gunting Kawat aa. Lem Besi bb. Amplas Biaya lain-lain: a. Sewa mesin las b. Sewa solder c. Kawat las d. Biaya transportasi Total Pengeluaran 3 2 1 1 Jumlah Rim Buah Pack Dozen Biaya Satuan @Rp. @Rp. @Rp. @Rp. 40.000 35.000 30.000 15.000 Rp. Rp. Rp. Rp. Total 120.000 75.000 30.000 15.000

4 3 6 3 4 1

Buah Buah Buah Buah Buah Buah

@Rp. 150.000 @Rp. 75.000 @Rp. 415.000 @Rp 68.000 @Rp. 20.000 @Rp. 380.000 @Rp. 120.000 @Rp. 500.000 @Rp. 50.000 @Rp. 20.000 @Rp. 20.000 @Rp. 35.000 @Rp. 40.000 @Rp. 50.000 @Rp. 5.000 @Rp. 2.000 @Rp. 25.000 @Rp. 50.000 @Rp. 200.000 @Rp. 135.000 @Rp. 15.000 @Rp. 500 @Rp. 7.000 @Rp. 50.000 @Rp. 95.000 @Rp. 45.000 @Rp. 45.000 @Rp. 5.000 @Rp. 400.000 @Rp. 50.000 @Rp. 195.000 @Rp. 300.000

Rp. 750.000 Rp. 225.000 Rp. 2.490.000 Rp. 204.000 Rp. 80.000 Rp. 380.000 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 120.000 500.000 150.000 40.000 60.000 70.000 40.000 100.000 25.000 8.000 75.000 50.000 800.000 135.000 300.000 15.000 35.000 150.000 190.000 90.000 90.000 100.000

1 Kg 1 Pack 3 Buah 2 Buah 3 Buah 2 Buah 1 Buah 2 Buah 5 Meter 4 Buah 3 Buah 1 Pack 4 Pack 1 Buah 20 Meter 30 Buah 5 Buah 3 Buah 2 Set 2 Buah 2 Kaleng 20 Buah 7 Hari 2 Hari 2 -

Rp. 2.800.000 Rp. 100.000 Rp. 390.000 Rp. 300.000 Rp.11.102.000

12 J. Daftar Pustaka

Astawan, M. 2006. Telur asin, aman dan penuh gizi . Jakarta. Badan Pusat Statistik, 2005. Profil Pangan dan Pertanian. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Dahnimar, 2006. Pembuatan telur asin . Komunikasi Pribadi di Sicincin Tanggal 25 September 2006, Sicincin. Firdaus, Ikhsan. 2012. Prospek Peternakan Bebek Cukup Menjanjikan Solusi Masa Pensiun. Lampung Ginting, Nurzainah. 2007. Penuntun Praktikum Teknologi Hasil Ternak. Medan: Universitas Sumatera Utara Ketaren, Pius P., 2007. PERAN ITIK SEBAGAI PENGHASIL TELUR DAN DAGING NASIONAL. Bogor: Balai Penelitian Ternak Menegristek, 2010. Telur Asin. Jakarta: Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Novia, Deni, Dkk. 2012. STUDI PEMBUATAN TELUR ASIN ASAP MENGGUNAKAN SABUT KELAP. Padang: Universitas Andalas Samosir, D. J. 1993. Ilmu Ternak Itik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sugitha, I.M., L.Ibrahim., S.N.Aritonang, N.Syair dan S.Melia. 2004. Dasar Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Peternakan. Padang: Universitas Andalas Padang. Suharno, B. dan K. Amri. 2003. Beternak Itik Petelur Secara Intensif . Penebar Swadaya, Jakarta. Surya, Adi. 2008. LIMBAH PERKEBUNAN KELAPA (Cocos nucifera) SEBAGAI BAHAN PENGAWET MAKANAN. Jakarta. Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993. Uswatun, Aminah, dkk. 2012. Pembuatan Telur Asin. Surakarta: Univeritas Sebelas Maret Wasito dan E. S. Rohaeni. 1994. Beternak Itik Alabio. Kanisius, Yogyakarta. Widjaja, K. 2003. Peluang Bisnis Itik. Penebar Swadaya, Jakarta.

13

14

15

Anda mungkin juga menyukai