Anda di halaman 1dari 9

See

Source of Information on Energy Efficiency

MCTAP Bulletin
Energy Technology Center

Vol

02

Agustus 2011

APLIKASI MCT MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOGAS

Instalasi Pertama MCT di PT. NIPRESS oleh MCTAP

Pengantar
Pembaca yang budiman, MCTAP telah berjalan efektif selama dua tahun lebih, dan telah menorehkan beberapa perkembangan yang signifikan sesuai target yang akan dicapai. Tantangan yang dihadapi merupakan pengalaman yang sangat berharga dan menjadi proses belajar untuk lebih mendewasakan proyek ini. Salah satu pencapaian yang signifikan adalah aplikasi unit demo di PT Nipress Tbk dan beberapa industri industri lainnya dalam waktu dekat ini. Memang cukup rumit dan menantang dalam proses penjaringan dan pengaplikasian unit MCT demo ini, tapi hal ini dapat teratasi dengan kerja keras dan kerjasama seluruh komponen proyek secara berkesinambungan. Kami mengangkat aplikasi MCT di PT Nipress menjadi salah satu bahasan di buletin kedua ini. Salah satu isu yang menarik dan ramai diperbincangkan di Indonesia adalah waste to energy, dimana sampah dijadikan sumber bahan bakar untuk menghasilkan energi. Microturbine sebagai sumber energi yang ramah lingkungan juga memiliki kemampuan untuk memanfaatkan biogas/biomas sebagai bahan bakarnya. Hal ini akan dijelaskan dalam headline buletin kali ini. Beberapa event dan kegiatan yang diadakan oleh MCTAP juga kami paparkan sebagai bagian dari proses komunikasi kami ke masyarakat umum. Salah satunya adalah roadshow MCT dengan segmen perhotelan dan building management. Dalam buletin ini kami membahas lebih dalam aplikasi MCT di industri perhotelan, disertai simulasi perhitungan finansialnya. Akhir kata semoga buletin ini akan memberikan informasi dan dapat menjalin komunikasi aktif antara MCTAP dengan pembaca sekalian. Salam, Editor.

Aplikasi MCT Menggunakan Bahan Bakar Biogas


Daftar isi
Pengantar 1 5 7 9 14 14 Aplikasi MCT Mengggunakan Bahan Bakar Biogas Instalasi Pertama MCT di PT. NIPRESS oleh MCTAP MCTAP Event Aplikasi MCT di Industri Perhotelan Green Facts, Did You Know ? Agenda Micoturbine bersifat fleksibel, dapat beroperasi dengan menggunakan beberapa jenis gas. Ini termasuk gas alam, gas sintetis, biogas / biomassa, dan kompresi gas alam (CNG). Gas pasokan melalui jaringan pipa pemerintah adalah yang paling bagus. Tapi microturbine sebenarnya sanggup menerima dari beragam sumber gas lainya. Fleksibilitas dari teknologi pembakaran bahan bakar microturbine memungkinkan untuk menghasilkan model yang bersih dan efisien dalam kisaran nilai kalori yang luas.
Food Processing Agriculture Slow Pyrolysis Pipeline Natural Gas Raw Gas Anaerobic Digestion Synthetic Gas Hydrocarbons

Landfills

Overhead Vapors

Wastewater Treatment

See Personnel
ADVISOR Dr. Ir. Soni S Wirawan, M.Eng BOARD OF EDITORS Dr. Edi Hilmawan Dr. Gatot Dwianto CHIEF EDITOR Ir. Djamillius, Msc EDITOR Eko Adji Buwono WRITERS Royhan Setiawan Nila Murti SUPPORTS Didik Eko K Sasha Novia Address Microturbine Cogeneration Technology Application Project Gedung 620 - Kawasan PUSPIPTEK Serpong Cisauk - Tangerang Selatan - Indonesia Ph/Fax: +62-21-7560940 / +62-21-7565670 www.mctap.org

Biogas
Biogas adalah hasil uraian biologis bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen. Biogas berasal dari bahan biogenik dan merupakan jenis biofuel. Biogas diproduksi oleh proses penguraian anaerobik atau fermentasi dari bahan yang bisa terurai di alam bebas (biodegradable) seperti biomassa, pupuk, limbah, limbah kota, limbah hijau, bahan tanaman dan perkebunan. Biogas terdiri dari metana dan karbon dioksida, dan ada kalanya memiliki sejumlah kecil hidrogen sulfida, uap air dan siloxanes. Gas metana, hidrogen dan karbon monoksida dapat dibakar atau dioksidasi dengan oksigen. Proses pelepasan energi ini memungkinkan biogas digunakan sebagai bahan bakar. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar di negara mana pun untuk fungsi pemanasan apa pun, misalnya untuk memasak. Biogas juga dapat diproses dengan menggunakan digester anaerobik untuk mengubah energi dalam gas menjadi listrik dan panas. Biogas dapat dikompresi, seperti gas alam, dan digunakan untuk menggerakkan kendaraan bermotor.

|S

ee | MCTAP Bulletin, Vol 02, Agustus 2011

See

| MCTAP Bulletin, Vol 02, Agustus 2011 |

Aplikasi MCT Menggunakan Bahan Bakar Biogas


Bahan Bakar Biogas dalam aplikasi MCT
biogas juga dapat menggantikan gas alam terkompresi (CNG) untuk digunakan di kendaraan. Di sini biogas melayani pembakaran mesin kendaraan yang lebih efisien. Metana dalam biogas dapat dihimpun melalui upgrader biogas. Caranya sama dengan proses produksi gas alam dari bahan fosil, termasuk proses pemurnian menjadi biometana. Untuk menjadi gas dengan kualitas bagus dan layak dikonsumsi secara luas, gas harus memenuhi stadar spesifikasi dan komposisi fisik. Gas yang bagus dan siap dikonsumsi luas, harus bebas dari karbon dioksida, air, hidrogen sulfida.

Aplikasi MCT Menggunakan Bahan Bakar Biogas


besar maka MCT dapat dimanfaatkan untuk menjadi sumber energi bagi masyarakat di sekitar pusat pembuangan sampah tersebut, selain panas thermalnya juga dapat dimanfaatkan untuk pengolahan sampah. Sedangkan untuk kawasan pertanian dan peternakan (terutama sapi) teknologi ini dapat menjadi alternatif sumber energi yang memanfaatkan pengolahan kotoran hewan, hal ini akan sangat mendukung untuk dapat menyediakan sumber energi bagi lokasi pengolahan hasil peternakan (susu atau daging). Untuk pusat-pusat pembuangan sampah dengan kapasitas yang yang sangat besar dapat juga memanfaatkan beberapa unit MCT ini dengan pemasangan secara paralel. Secara umum persyaratan bahan bakar biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar MCT dapat dilihat pada tabel berikut :

Calorific Value (gas energy) Kering (unsaturated gas) Inlet pressure Minimal Siloxanes Low Hydrogen Sulfides (H2S)

Min 35% methane (~350 BTU/ft3)

~80 psig < 5 ppb (non-detect level) < 5,000 ppm

Proses Aplikasi MCT


Tempat pengolahan limbah -baik rumah tangga maupun peternakancocok untuk aplikasi microturbine. Sebab, pengolahan limbah ini dapat kembali memanfaatkan panas yang dihasilkan microturbine untuk mempertahankan suhu proses pengolahan sampah. Umumnya, tempat pengolahan sampah memanfaatkan limbah panas microturbine untuk memanaskan boiler, jadi bisa menghemat ongkos. Sebagai contoh salah satu dari dinas pengelolaan air di daerah Santa Margarita, AS memiliki dua unit microturbine 30 kW yang dilengkapi penghimpun panas, Pihak manajemen tempat pengolahan limbah sangat puas dengan proyek microturbine ini, karena ada efisiensi, ada hasil berupa panas yang bisa dimanfaatkan, dan ada penghematan. Para pengelola ini memang sangat memerlukan panas ketimbang listrik, sebab operasi sehari-hari memang sangat butuh panas. Dan saat ini mereka sedang mencari akal bagaimana memanfaatkan panas untuk keperluan lain-lain. Jelas pengelola disana. Ada banyak wiayah di AS yang memiliki pusat pengolahan limbah. Tapi hanya pusat pengelolaan limbah yang mengaplikasikan anaerobic digester yang bisa menghasilkan biogas. Artinya, di pusat-pusat pengelolaan limbah yang tanpa anaerobic digester biogasnya terbuang begitu saja. Ini bisa terjasi karena pengelolanya memang hanya fokus untuk memenuhi standar hasil pengolahan limbah, bukan untuk memproduksi energi. Dan ini sebenarnya merupakan sasaran bagi pengembangan pasar microturbine. Microturbine ini sangat sesuai untuk aplikasi di pusat pengolahan limbah atau tempat pembuangan sampah di Indonesia. Dengan jumlah sampah yang beragam dan dalam jumlah yang tidak terlalu
Desiccant gas dryer (if necessary for compressor) Refigerated gas dryer

Persyaratan bahan bakar biogas untuk MCT ini dapat diperoleh dari gambar proses berikut :
Siloxane filter

Microturbine berbahan bakar biogas telah diterapkan dalam beberapa kegiatan di luar negeri, terutama di lokasi pembuangan sampah akhir (TPA) kecil dan instalasi pengolahan limbah. Dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar, microturbine menunjukkan kinerja yang bagus dan sanggup bersaing dengan genset konvensional (reciprocating engine), terutama untuk melayani kebutuhan listrik di tempat-tempat yang tak terlalu besar dan luas. Biogas adalah salah satu aplikasi awal yang paling menjanjikan untuk microturbine. Biogas dapat ditemukan di TPA, instalasi pengolahan limbah, kawasan pertanian dan peternakan, industry pengolahan tanaman pangan, gasifikasi biomassa kayu, atau sumber lain limbah organik. Dalam biogas, bagian yang bisa terbakar adalah metana (CH4). Instalasi Micoturbine memiliki sistem pengolahan gas standar, sederhana, lebih kompak, dan lebih dapat diandalkan daripada instalasi pembangkit lain yang pernah ada. Dibandingkan dengan penggunaan listrik untuk pemanas sebelumnya, sejumlah pengelola TPA dan tempat pengolaman sampah digester melaporkan adanya penghematan biaya yang cukup signifikan sebagai hasil dari menggunakan microturbine. Lebih-lebih jika ada dukungan dari pemerintah, pemerintah lokal, dan penyandang dana yang mau membantu menutupi biaya modal untuk pengadaan microturbine. Tapi sejumlah pengelola pengolahan limbah dan sampah menyatakan nekat membeli sendiri microturbine karena mereka sudah paham benar bahwa alat ini jauh lebih ramah lingkungan dan hemat dibanding mesin biasa. Yang terjadi, para pengelola tempat pengolahan limbah dan sampah akan menularkan dari mulut ke mulut tentang kepuasan mereka akan kinerja microturbine kepada sesama pengelola sampah dan pengolahan limbah lainnya. Biogas dapat dimanfaatkan untuk memproduksi listrik tempat pengolahan limbah, mesin gas CHP. Di situ limbah panas dari mesin tak dibuang begitu saja melainkan diproses dalam digester untuk beberapa keperluan seperti memasak, pemanas/pendingin ruangan, pemanas air, dan proses pemanasan industry. Jika dikompresi,

Compressor Gas inlet

Microturbine

Heat exchanger

Gambar diatas menunjukkan bahwa biogas yang dihasilkan dari sampah atau kotoran hewan melewati beberapa tahapan sebelum masuk ke MCT. Untuk meningkatkan tekanan , dibutuhkan kompresor diawal kemudian dikeringkan melalui refrigerated gas dryer. Gas yang sudah sesuai tekanannya dan tingkat kekeringannya dialirkan untuk disaring kadar siloxane nya, melalui alat siloxane filter. Setelah diperoleh syarat yang sesuai untuk MCT, bahan bakar ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan. Tahapan ini jauh lebih simple dari sistem yang terdahulu, dimana dibutuhkan beberapa unit kompresor, beberapa unit dryer dan beberapa siloxane filter. Microturbine dapat mentoleransi nilai methane yang turun sampai dengan 30% atau lebih rendah lagi, dimana diesel konvensional/reciprocating engine sudah bermasalah dengan nilai methane kurang dari 40%. Diesel konvensional/reciprocating engine mensyaratkan penambahan sweetening dengan menggunakan natural gas atau propane ketika nilai methanenya terlalu kecil.

|S

ee | MCTAP Bulletin, Vol 02, Agustus 2011

See

| MCTAP Bulletin, Vol 02, Agustus 2011 |

Aplikasi MCT Menggunakan Bahan Bakar Biogas


Manfaat Aplikasi Biogas
Biogas adalah bahan bakar yang terbarukan, jadi sesuai dengan semangat pemanfaatan energi terbarukan di berbagai belahan dunia saat ini. Biogas juga bisa dimurnikan dan ditingkatkan sesuai dengan standar gas alam dengan mengubahnya menjadi biometana. Dalam hal ini, microturbine bisa memainkan peran lebih baik dari yang lain atau sekadar membiarkan biogas yang tersedia terbakar percuma, memanfaatkannya untuk memanaskan boiler, atau mengalirkanya ke mesin pembangkit yang lebih besar. Microturbine menawarkan beberapa daya tarik berkat kemampuannya memanfaatkan bahan bakar berkalori rendah, perawatan mudah dan murah, rendah emisi NOx, dan portable. Emisi NOx yang dihasilkan oleh MCT berbahan bakar gas alam terbilang sangat kecil, kurang dari 9 ppm, bahkan dengan mengaplikasikan MCT berbahan bakar biogas nilai emisi NOx yang dihasilkan hanya sekitar 1-3 ppm. Sangat jauh bila dibandingkan dengan emisi diesel konvensional/reciprocating engine berbahan bakar biogas yang mencapai 50 200 ppm. Dibanding bahan bakar lain untuk microturbine, biogas merupakan bahan bakar yang bagus sekaligus murah, dan memungkinkan terciptanya pembakaran sempurna. Memang ada ongkos di sini, yakni untuk proses menghimpun dan mengkondisikan gas. Tapi ongkos ini bisa sedikit ditekan jika ada bantuan dana dari pihak luar. Di AS, penggunaan biogas dapat untuk menutup 3% ongkos untuk pengadaan listrik. Biogas sangat berpotensi membantu mengurangi dampak perubahan pola iklim global. Kotoran ternak sapi yang mengurai mengeluarkan dua jenis gas yang memiliki dampak terhadap perubahan iklim global, yakni nitrat dan metana. Nitrat dioksida dapat memicu efek pemanasan atmosfer hingga 350 kali lebih kuat dari karbon dioksida, sedangkan metana 21 kali lipat dari karbon disoksida. Jadi, dengan mengubah kotoran lembu menjadi biogas metana melalui anaerobic digester, maka ada sekitar dua juta sapi yang sangup meghasilkan ratusan miliar kilowatt jam, cukup untuk menyuplai jutaan rumah. Seekor sapi dalam sehari dapat menghasilkan kotoran yang cukup untuk menghasilkan 3 kilowatt jam (kWh) tenaga listrik. Padahal hanya perlu 2,4 kilowatt jam listrik untuk menyalakan sebuah bola lampu seratus watt untuk satu hari. Selain itu, dengan mengubah kotoran sapi menjadi biogas metana, bukannya sekadar membiarkannya membusuk, kita akan mampu mengurangi gas pemicu pemanasan global. Sekitar 30 juta rumah tangga pedesaan di China yang telah dilengkapi digester biogas kini dapat menikmati 12 keuntungan: menghemat bahan bakar fosil, menghemat waktu dalam mengumpulkan kayu bakar, melindungi hutan, menggunakan sisa tanaman untuk pakan ternak bukan untuk bahan bakar, menghemat uang, menghemat waktu memasak, memperbaiki kondisi higienis, menghasilkan pupuk bermutu tinggi, memungkinkan mekanisasi lokal dan produksi listrik, meningkatkan standar hidup pedesaan, dan mengurangi polusi udara dan air. (*)

Instalasi Pertama MCT di PT. NIPRESS oleh MCTAP


Pada akhir 2010 sampai dengan awal 2011 merupakan awal tonggak terpasangnya MCT pertama di Indonesia oleh MCTAP. Melalui survei dan seleksi yang cukup panjang, baik dari permasalahan teknis, administrasi dan keuangan, akhirnya PT Nipress Tbk tampil menjadi kandidat terkuat untuk pemasangan MCT unit demo MCTAP. PT Nipress Tbk adalah industri yang bergerak dibidang accu (battery) dengan merk yang sudah sangat terkemuka untuk keperluan kendaraan bermotor, industri, golf car dan lain-lain.

PT. NIPPRESS sebagai MCTAP Project Proponent


MCT unit demo adalah unit microturbine yang disediakan oleh MCTAP dan akan ditawarkan untuk dipergunakan secara free pada industri yang terpilih. Pada awal project, MCTAP telah mengadakan 5 unit microturbine (3 unit C30 dan 2 unit C65) yang dipersiapkan untuk diaplikasikan di project proponent. Project proponent adalah adalah Industri yang mendukung MCTAP dengan menjadi percontohan dan demo aplikasi MCT di Indonesia. Untuk terpilih menjadi project proponent ini beberapa syarat yang harus dipenuhi adalah : Industri yang telah berlangganan gas (gas kota) dan memenuhi kuota untuk pemasangan MCT Mengaplikasikan cogeneration system pada prosesnya Memenuhi syarat syarat administrasi MCTAP Memiliki komitmen yang kuat pada Green Environment

PT Nipress merupakan salah satu pelopor perusahaan publik di sektor battery di Indonesia dan sejak 1991, dan telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta. PT Nipress memiliki komitmen kuat terhadap lingkungan, hal ini dibuktikan dengan melakukan pengawasan yang ketat terhadap proses yang ada, untuk meminimakan efek yang timbul terhadap lingkungan dan sistem pengawasan ini sudah menjadi budaya yang kuat di perusahaan. Proses yang berjalan di pabrik ini sejalan dengan target potensial pemanfaatan MCT di industri, yaitu selain listrik, pabrik juga memanfaatkan thermal dalam prosesnya. Industri dengan model proses seperti PT Nipress ini sangat potensial dalam mengaplikasikan cogeneration process.

Melalui beberapa tahapan dan seleksi dari beberapa peminat sebagai project proponent, PT Nipress Tbk tampil menjadi salah satu project proponent MCTAP. Survey dan perhitungan teknis segera dilakukan oleh tim gabungan dari MCTAP serta B2TE untuk menghasilkan Balance of Plant dan Financial Study. Sejalan dengan survey dan studi yang dilakukan, syarat administrasi untuk penenempatan unit demo juga dilengkapi. Pada media akhir tahun 2010 resmi ditandatanganinya kontrak penempatan unit demo MCT antara pihak Nipress dan MCTAP yang dalam hal ini diwakili Darsan Gunawan sebagai Managing Director PT Nipress bersama Soni S Wirawan sebagai National Project Director MCTAP. Secara garis besar proses kerjasama antara MCTAP dan PT. Nipress dijabarkan dalam bagan berikut ini :

Diskusi Awal Pernyataan Minat Survey lokasi dan pengumpulan data-data teknis, finance dll Pengolahan data dan laporan studi : 1. Technical 2. Balance of Plant 3. Feasibility study 4. Perhitungan keuangan Persiapan secara teknis di lokasi Pengiriman MCT package dan installation comissioning Engine on dan pengambilan data

|S

ee | MCTAP Bulletin, Vol 02, Agustus 2011

See

| MCTAP Bulletin, Vol 02, Agustus 2011 |

Instalasi Pertama MCT di PT. NIPRESS oleh MCTAP


Aplikasi MCT di PT. Nipress, Tbk
Battery/accu dihasilkan dari proses yang bertahap dan cermat. Lempengan-lempengan timah positif di battery melewati beberapa tahapan sebelum dipasang pada satu paket battery, salah satu prosesnya adalah pemanasan/pengeringan dengan menggunakan oven. Oven inilah yang membutuhkan thermal/panas dan proses ini berjalan 24 jam sehari nonstop. Hasil dari survey serta perhitungan teknis dan finansial di PT Nipress, maka unit yang tepat untuk mensuplai energi listrik dan thermalnya adalah dua unit Microturbine C30 dengan kapasitas listrik 30kW masing-masing unitnya. Listrik yang dihasilkan dari dua unit MCT ini akan dipasangkan secara grid connected. Grid connect di sini berarti listrik yang dihasilkan dari MCT disuntikkan untuk menambah daya listrik yang ada di pabrik. Secara garis besar sistem yang dipakai di PT. Nipress adalah sebagai berikut : - Microturbine engine : 2 (dua) unit microturbine C30 kapasitas 30kW unit demo MCTAP : grid connected ke sistem pabrik : 52kW (dari total 60kW, terpakai sebesar 8kW untuk internal mesin) Listrik yang dihasilkan dari dua unit MCT ini dimanfaatkan untuk menambah daya pabrik terutama mensupport curring machine (kebutuhan sebesar 46kW). Sedangkan thermal yang dihasilkan dialirkan melalui cerobong dan dimanfaatkan untuk proses pemanasan/pengeringan lempenganlempengan positif accu dalam sebuah mesin oven positif. Dengan termanfaatkannya listrik dan thermal secara bersamaan, maka prinsip sistem cogeneration teraplikasikan disini. Gambar berikut menjelaskan proses MCT yang diaplikasikan di PT Nipress.

MCTAP Event
2nd Project Board Meeting
Hotel Hyatt Regency Bandung, 23-24 Desember 2010 komponen board management MCTAP. PT. PGN, Tbk sebagai bagian yang krusial untuk fuel availibity, UNDP Indonesia, BPPT, Kementerian Ristek, BAPENNAS, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, dan seluruh komponen MCTAP sepakat untuk meningkatkan kerjasama terutama dalam hal-hal yang bersifat teknis untuk pencapaian target 200 MW. Kegiatan ini pun di tutup oleh Sekretaris Utama BPPT, Dr. Ir. Jumain Appe, Msi

MCTAP Open Discussion & Roadshow for Hotels


Menara Thamrin Jakarta, 9 Mei 2011 Bertempat di Papua Room UNDP Menara Thamrin Jakarta, MCTAP melangsungkan kembali kegiatan Open Discussion & Roadshow yang berjudul Microturbine Cogeneration Technology (MCT) the Green and More Profitable Power Generation for Hotels and Buildings Management. Namun berbeda dengan kegiatan sebelumnya, kegiatan Seminar & Roadshow kali ini lebih di fokuskan pada sektor Industri Perhotelan dan Manajemen Gedung. Dengan dihadiri sekitar 35 peserta undangan perwakilan dari 12 Hotel di kawasan Jakarta, 2 Manajemen Gedung, perwakilan dari BEA (Building Engineers Association) Indonesia dan beberapa expert di bidang green buildings. Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 9 Mei 2011 ini dibuka oleh Deputi National Project Director 2 MCTAP (Kepala Bidang Konservasi Energi, BPPT) Dr. Edi Hilmawan. Dalam pembukaannya beliau memaparkan pula sedikit gambaran mengenai MCTAP dan kegiatan yang akan berlangsung. Dilanjutkan dengan sambutan dari Verania Andria, Ph.D (Program Manager Environment Unit UNDP) Open Discussion & Roashow ini menjabarkan tentang MCTAP, sistem operasi dari Microturbine Cogeneration Technology (MCT) dan pembahasan mengenai perhitungan ekonomis dalam penerapan MCT di industri perhotelan maupun manajemen gedung. Pembahasan tersebut di presentasikan oleh team MCTAP. Pada awal presentasi tersebut dibuka dengan menampilkan Video Profile MCTAP. Video yang berdurasi delapan menit itu menampilkan dan lebih memperkenalkan MCTAP dengan enam komponen aktifitas, dan target pencapaiannya Finance & Economic Consultant MCTAP sukses mempresentasikan

~ ~ 120 kWth Curing Machine Oven Positive

MCT 30 kW

MCT 30 kW

- Aplikasi - Listrik yang dihasilkan

Bertempat di Hotel Hyatt Regency Bandung, berlangsung kegiatan 2nd Project Board Meeting yang diselenggarakan oleh MCTAP. Dengan dihadiri sekitar 35 peserta undangan yang yang terdiri dari Kepala Unit Lingkungan UNDP Indonesia, Staf ahli Bidang Energi dan Material Maju Kementrian Riset & Teknologi, perwakilan Perusahaan dari Gas Negara (PGN), perwakilan Konservasi Energy DJEBTKE Kementrian ESDM, perwakilan dari Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan DJLPE, perwakilan dari PT Nipress, Tbk sebagai proponent MCTAP, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Team Project MCTAP. Sebelumnya Project Board Meeting yang pertama berlangsung di Hotel Santika Bogor pada tanggal 22-23 Februari 2010. Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 23-24 Desember 2010 ini dibuka oleh Deputi Ka. BPPT Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material Dr. Ir. Unggul Priyanto, M.Sc. Kegiatan ini membahas isu-isu mengenai perkembangan Project MCTAP selama 2 tahun terakhir dalam pencapaian target di tahun 2013, hal-hal apa saja yang belum tercapai dan membahas pula mengenai hambatan-hambatan yang dialami MCTAP. Pembahasan tersebut dipresentasikan oleh Lead Consultant MCTAP Eko Adji Buwono. Dalam presentasinya Eko Adji menyampaikan beberapa pencapaian MCTAP, salah satunya mengenai terpasangnya demo 2 unit MCT sebesar 30 kW di PT Nipress, Tbk. Walaupun dalam proses commissioning mengalami beberapa tatangan dari sisi teknis, namun demo unit tersebut telah terpasang. Hal ini cukup membanggakan mengingat, hal ini merupakan MCT pertama yang terpasang di Indonesia. Target selanjutnya adalah pemasangan 1 demo unit MCT sebesar 65 kW di Hotel dan 1 demo unit MCT sebesar 30 kW di B2TE BPPT. Hasil dari keenam komponen aktivitas MCTAP juga dijabarkan, dimana proses diseminasi dan penyebaran informasi tentang MCT ke sektor industri di Indonesia sudah berjalan cukup baik. Mengingat begitu penting dan krusialnya pemasangan unit demo ini untuk mengejar target 200 MW, maka setelah pemasangan unit demo ini, di tahun 2011, MCTAP akan konsen untuk pemasangan MCT yang bersifat komersial di industri di Indonesia. Beberapa isu penting yang dibahas termasuk kerjasama antar semua

18.000 m3 Natural Gas/bulan

52 kW Electric Panel

- Thermal yang dihasilkan : equivalent dengan 120kWth dengan suhu gas buang sebesar 2750C - Konsumsi gas - Diameter cerobong - Pemanfaatan listrik - Pemanfaatan thermal - Lokasi : 18.000 m /bulan dengan tekanan 1 barg
3

Pengaplikasian 2 (dua) unit MCT di PT Nipress diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pabrik yang tentu saja akan mengurangi beban finansial perusahaan. Teknologi ini akan meningkatkan efisiensi energi di pabrik, menurunkan biaya dan sesuai dengan komitmen Hijau kami, yaitu turut serta dalam pengurangan emisi GHG di Indonesia ungkap Darsan Gunawan.

: 6 inch dari MCT, dan masuk ke pipa oven positif sebesar 12 inch : mensupport curing machine sebesar 46kW, sisanya untuk listrik pabrik : mensupport mesin oven positif : outdoor

Untuk informasi detail pengaplikasian MCT di PT. Nipress dan kunjungan/studi ke lokasi silahkan menghubungi MCTAP Project Gedung 620 - Kawasan PUSPIPTEK Serpong Cisauk - Tangerang Selatan - Indonesia Ph/Fax: +62-21-7560940 / +62-21-7565670 email: info@mctap.info www.mctap.org

|S

ee | MCTAP Bulletin, Vol 02, Agustus 2011

See

| MCTAP Bulletin, Vol 02, Agustus 2011 |

MCTAP Event
mengenai keekonomisan dari MCT secara cooperative, sehingga para peserta pun tidak sungkan bertanya untuk mengetahui lebih dalam mengenai MCT dan efficiency-nya. MCTAP juga membuka kesempatan kepada industri (dalam acara ini khusus industri hotel) untuk dapat menjadi project proponent dengan menjadi tempat pengaplikasian 2 Demo Unit MCT kapasitas 65 kW kepada para peserta. Melalui diskusi dan workshop ini, banyak sekali masukan dan informasi yang didapatkan yang mengkerucut pada sebuah rekomendasi bersama. Target MCTAP untuk promosi dan membuka jaringan (terutama di industri perhotelan) sangat tercapai. Kegiatan ini pun ditutup oleh National Project Director MCTAP (Kepala Balai Besar Teknologi Energi BPPT) Dr. Ir. Soni Solistia Wirawan, M.Eng.

Aplikasi MCT di Industri Perhotelan


Partisipasi MCTAP dalam Indo Bio-Energy 2011
Balai Kartini - Jakarta, 23-24 Mei 2011

Karakteristik Industri Perhotelan


Industri hotel merupakan industri yang tidak pernah berhenti atau 24 jam sehari, yang tak terlepaskan dari kebutuhan energi, terutama adalah energi listrik. Porsi pemakaian energi listrik serta alokasi dana untuk penyediaannya adalah yang terbesar dari industri ini. Hal ini dapat dilihat bahwa peralatan seperti lampu-lampu, lemari es, dapur, laundry, pemanas air/ boiler, pompa-pompa, sampai pada sistem pengkondisian udara termasuk chiller, AHU, maupun cooling tower, adalah beberapa alat yang dominan dalam operasional di dunia perhotelan. Karena sumber listrik adalah krusial, maka biasanya setiap hotel memiliki genset diesel yang akan menggantikan saat sumber listrik terputus, namun pemakaian genset diesel ini sangat mahal bila dibandingkan dengan sumber listrik dari PLN. Pembangkit diesel inipun menghasilkan polusi terhadap lingkungan, belum getaran yang dihasilkan cukup mengganggu apabila kurang mensiasatinya.

Model Operasi MCT


Dalam penerapannya, MCT menawarkan pola operasi melalui 3 model operasi yaitu: 1. Stand Alone Mode 2. Grid Connected Mode 3. Dual Mode Stand Alone diperuntukkan bagi beban-beban yang memang tidak ada alternatif sistem pembangkitan yang lain, atau memang sepenuhnya akan memanfaatkan sistem pembangkitan listrik dan termal hanya dari satu sumber saja karena alasan-alasan tertentu. Model Operasi Grid Connected diperuntukkan bagi sebuah sistem eksisting yang kebetulan kekurangan daya, atau mungkin hanya untuk mengatasi beban puncak saja, sehingga diharapkan biaya energi pada saat beban puncak terjadi bisa direduksi melalui pembangkitan listrik dari MCT ini. Model Operasi Dual Mode, cenderung untuk membangun sistem yang memerlukan keandalan dan kontinyuitas suplai daya yang baik, karena dalam operasi dual mode ini MCT mampu berperan sebagai backup system apabila suplai dari grid yang ada shutdown sehingga MCT akan beroperasi sebagai Stand Alone System, atau juga untuk mengatasi kondisi beban puncak agar bisa mereduksi biaya energi pada periode ini.

Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konversi Energi (DJEBTKE), Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyelenggarakan Indo-Bioenergy 2011: Seminar & Exhibition. Kegiatan ini berlangsung dari 23 24 Mei 2011. Acara yang berlangsung di Balai Kartini Jakarta ini dibuka oleh Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh dan Special Address Menteri Pertanian. Seminar & Exhibition ini bertemakan Revitalisasi Program Bioenergi Nasional. Ini bertujuan untuk lebih mendesiminasikan terkait pengembangan dan pemanfaatan bioenergi serta meningkatkan koordinasi dan sinergisi di antara para pemangku kepentingan di bidang bioenergi, pemangku kebijakan. Itu baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota, pengembangan, jasa penunjang yang seluruhnya berjumlah sekitar 300 orang. Acara tersebut memiliki target peserta dari kalangan instansi Pemeritah, industri, pelaku bisnis terkait, liitbang dari lembaga dan perusahaan di bidang bioenergi, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan dan media massa (cetak dan elektronik). Melihat banyaknya kalangan peserta yang sesuai dengan target promosi MCTAP, maka MCTAP turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Harapannya informasi mengenai Microturbine Cogeneration Technology the Green Technology for better future dapat sampai pada para peserta khususnya kalangan Industri, dengan didukung consultant yang kooperatif dalam memberikan informasi, menampilkan video Profile MCTAP dan maket MCT dengan Bahan Bakar Biogas. Beberapa industri yang telah mendapatkan informasi tersebut tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai MCT dan pengaplikasiannya. Pasalnya, MCT telah terbukti efisiensi energi dalam aplikasi MCT di beberapa negara. Patisipasi MCTAP dalam Indo BioEnergi 2011 ini dirasa sangat efektif dalam mempromosikan MCTAP dalam mengejar target terpasang 200MW MCT di Indonesia dalam tahun ke lima Project ini.

Pemanfaatan MCT di Industri Hotel


Salah satu program dunia yang sekarang ini sering di sebutkan adalah go green, ada juga yang menyebutnya dengan program langit biru, mengurangi efek gas rumah kaca, mengurangi pemanasan global. Salah satu nya adalah mengurangi banyaknya emisi CO2 ke udara. Harga energi akan terus naik dari tahun ke tahun, dan para pengelola industri dipaksa untuk berperilaku lebih efisien. Pemanfaatan Energi listrik dan energi panas dari gas buang, merupakan salah satu bentuk efisiensi dari penggunaan bahan bakar. Penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar gas yang ramah lingkungan dapat membantu mengurangi emisi CO2 ke udara. Dengan menggunakan Cogeneration yang merupakan heat exchanger dengan pengontrol panas, maka panas tersebut dapat dimanfaatkan untuk keperluan utility pada industry hotel, seperti system air panas, laundry, pencucian dan lain sebagainya. Selanjutnya aplikasi lain yang memungkinkan adalah pemanfaatan energi panas untuk mengerakkan system pendingin ruangan.

Stand Alone

Dalam model operasi Stand Alone, sistem MCT harus dilengkapi dengan batery pack system, yang terdiri dari unit batere dan dan Battery Control Module (BCM) yang berfungsi mengatur pengisian dan switching kapan batere digunakan atau shut off. Batere ini mempunyai fungsi penting dalam model operasi Stand Alone, yaitu sebagai sumber listrik untuk menggerakkan Generator yang difungsikan sebagai motor untuk start up kompresor, setelah putaran di atas 20.000 rpm poros turbin sudah mulai terangkat dan sistem pembakaran bekerja maka turbin akan menggantikan fungsi batere sebagai penggerak generator, dan sistem MCT akan beroperasi normal, namun apabila sistem batere mengalami gangguan maka secara otomatis sistem kontrol akan melakukan pengamanan dan melakukan restarting.

|S

ee | MCTAP Bulletin, Vol 02, Agustus 2011

See

| MCTAP Bulletin, Vol 02, Agustus 2011 |

Aplikasi MCT di Industri Perhotelan

Aplikasi MCT di Industri Perhotelan


CONTOH STUDI KASUS MCT DI HOTEL DENGAN MENGGUNAKAN MCT UNIT DEMO MCTAP Data Awal dan Kondisi Hotel
Ketika dilakukan survey, ternyata hotel five stars di Jakarta memiliki obyek beban yang nampaknya memiliki prospek kesesuaian dengan apa yang bisa disediakan oleh MCT C65, untuk itu perlu dilakukan kajian teknis yang rinci untuk memastikan tentang kompatibilitas antara system MCT C65 dengan obyek beban yang ada di hotel five stars. Hotel ini harus menyediakan air panas yang selama ini disediakan oleh 2 unit heater system, yang mana 1 unit heater system dipasang di hotel dan difungsikan sebagai penyedia air hangat (50oC) yang terdiri dari 2 set boiler dan 2 Calorifier yang mempunyai kapasitas total 9000 Liter. Sedangkan heater system yang lain terletak di basement hotel, dimana sistem ini menggunakan Oil Heater system yang digunakan untuk mensuplai 1 buah steam boiler dan 2 buah hot water boiler system. Heater system ini dipakai untuk melayani Laundry dan Kitchen hotel. Data umum hotel five stars :

Karakteristik Beban

Boiler sistem 2 unit

Grid Conect
Model Grid Connect, sangat cocok diperuntukkan bagi jenis beban yang ingin mengurangi pemakaian energi listrik dari PLN (grid). Namun ada hal yang harus diperhatikan dalam model Grid Connect, agar ketika terjadi kegagalan operasi dari sistem PLN tidak merusak sistem MCT maka harus dilengkapi dengan sistem proteksi yang baik. Dalam sistem ini sistem proteksi untuk hubung singkat dan beban lebih akan dilakukan oleh Circuit Breaker (CB 1) yang ditempat antara MCT dan sistem PLN. MCT telah dilengkapi rel proteksi yang mengacu pada standar UL 1741 dan sudah terintalasi di dalam , yang sudah dilengkapi dengan fungsi-fungsi anti terisolasi, gangguan tegangan dan frekuensi. Untuk lebih detailnya, Gambar disamping menunjukkan sekuen operasi ketika terjadi kegagalan operasi dari sistem PLN, yang mana MCT langsung shutdown dan apabila sistem PLN sudah hidup yaitu diketahui melalui sensor tegangan, maka MCT secara otomatis akan mulai start-up kembali.

Dual Mode
Dalam operasi dengan model Dual Mode, yang harus diperhatikan adalah bahwa fungsi sistem ini adalah memfungsikan sistem MCT dalam 4 tujuan operasi sebagai berikut: Sebagai standby power / backup system. Untuk membantu mengisi kekurangan daya pada periode beban puncak. Sebagai power untuk mengurangi konsumsi energi listrik dari sistem PLN. Meningkatkan keandalan / sustainabilitas suplai untuk bebanbeban khusus yang tidak boleh terputus suplai listriknya, dalam hal ini MCT akan beroperasi dalam model Stand Alone. Pola kerja model operasi Dual Mode bisa dilihat dalam Gambar. Dalam model operasi ganda ini sistem MCT harus dilengkapi beberapa perlengkapan tambahan yaitu Batery Controler (BC), batery Pack system dan Dual Mode Controler (DMC). Peran masing-masing alat tambahan ini adalah untuk mengendalikan pengisian dan pelepasan energi listrik dari batere diperlukan Batery Controler, batery pack dibutuhkan untuk startup sebagaimana model operasi Stand Alone. Adapun sistem DMC adalah untuk mengatur secara otomatis apakah MCT harus bekerja paralel dengan sistem Grid atau beroperasi sebagai Stand Alone system.

1. 2. 3. 4.

Kebutuhan air panas untuk mandi penghuni rata-rata 35 m3 / hari Dalam kondisi bukaan penuh bypass pembuangan gas panas, aliran air minimum melalui HRU adalah 22 gpm (1.4 L/sec). Dalam kondisi bukaan penuh bypass pembuangan gas panas, minimum transfer panas terhadap air panas adalah sebesar 10 Mbtu/jam (3 kW thermal). Water Heater System existing terdiri dari 2 set boiler dan calorifier, dengan kapasitas total 9000 Liter.

Calorifier 2 unit Pola pemasangan MCT C65 dapat digambarkan sebagai mana terlihat dalam Gambar dibawah, dimana listrik yang dihasilkan seluruhnya akan dikoneksikan sistem jaringan listrik yang ada. Kemampuan suplai MCT C65 sekitar 52 kW karena sebagian dayanya dibutuhkan untuk mensuplai beban-beban internal seperti kompresor dll. Melihat kondisi ini, maka pilihan moda operasi MCT adalah model Grid Connect, sedangkan exhaust panas seluruhnya diumpankan kedalam mesin HRU yang akan memproduksi air panas.
Utility

Metering Section

Main Distribution Board Power Current Sense Power Meter Customers Load

MCT

Wiring diagram untuk model grid connect

10

|S

ee | MCTAP Bulletin, Vol 02, Agustus 2011

See

| MCTAP Bulletin, Vol 02, Agustus 2011 |

11

Aplikasi MCT di Industri Perhotelan


Konsep desain Instalasi MCT di hotel five stars
Konsep disain dari sistem instalasi MCT C65 pada Hotel five stars, akan mengacu pada batasan-batasan parameter sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tipe MCT yang akan dipasang adalah tipe C65 -unit demo MCTAPUntuk alasan agar sistem MCT ini tidak mengganggu sistem yang ada maka salah satu kelengkapan yang harus dipenuhi adalah tangki air panas dengan kapasitas 10000 Liter. Mengingat keterbatasan area, dibuatlah skenario 2 dengan cara memanfaatkan / memfungsikan 2 unit Calorifier yang ada sebagai pengganti tangki air panas dalam skenario 1. Konsumsi gas rata-rata untuk Water Heater System adalah 10.883.5 m3/bulan Kebutuhan gas MCT C65 adalah 0.765 mmbtu/ jam atau 20,3 m3/ jam atau 487.1 m3/hari, atau 14.612,7 m3/bulan Nominal panas luaran C65 adalah 0.380 mmbtu/jam atau 114 kW thermal. Suhu air dalam Calorifier dipertahankan tetap 50oC Dalam rancangan instalasi MCT C65 di Hotel five stars terdapat 2 pilihan skenario disain filosofi sebagai berikut: a. Skenario 1: Menggantikan Fungsi Calorifier System yang ada dengan Hot Water Storage Tank. Kelebihan: tidak mengganggu pola operasi Water Heater System yang ada, dan tidak ada modifikasi apapun terhadap Water Heater System yang ada. Kekurangan: Ada tambahan biaya belanja Hot Water Storage Tank b. Skenario 2: Calorifier System yang ada difungsikan sebagai Hot Water Storage Tank Kelebihan: tidak mengganggu pola operasi Water Heater System yang ada, dan tidak ada biaya tambahan untuk pengadaan Hot Water Storage Tank Kekurangan: Perlu modifikasi system water inflow dan outflow pada Calorifier System yang ada.

Aplikasi MCT di Industri Perhotelan


Rancangan Design Teknis
a. Unit MCT C 65 digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik sekitar 55,25 kW menggantikan PLN, dan panas gas buangnya digunakan untuk memanaskan 2 kalorifier untuk memenuhi kebutuhan air panas. b. Ditambahkan 1 unit water tank akan ditempatkan di roof top hotel c. Cost saving diperoleh dari penghematan biaya listrik yang disuplai PLN. Kebutuhan Tambahan Investasi
No. 1. 2. 3. 4. 5. Activities Unit MCT C 65 Heat Recovery Unit Gaspack Engeneering Cost Material Handling (mobilitation) a. Crane Renting b. Truck Renting c. Labour d. Other 6. Mechanical and Civil Work a. Gas Inlet b. Water Circulation c. Structure Bangunan d. Instalasi Piping dan Structure e. Modifikasi Kalorifer 7. Instalasi & Commisioning Total 15.000.000 85.550.000 10.000.000 35.000.000 25.000.000 90.000.000 295.550.000 35.000.000 Total Cost by MCTAP unit demo by MCTAP unit demo by MCTAP unit demo by MCTAP unit demo

Analisis Kelayakan Ekonomi


Seperti diuraikan diatas bahwa unit C65 tersebut gas buangnya akan digunakan untuk memanaskan 2 kalorifier dan listriknya digunakan untuk menggantikan listrik yang dari PLN. Sehingga perhitungan cost saving dapat disajikan sebagai berikut: a. Baseline Energy Cost tahunan i. Biaya Listrik PLN untuk Beban 55,25 kW ii. Biaya Gas Untuk 2 Calorifier, 131.740 m3 Jumlah b. Energy Cost Setelah Digunakan MCT i. Biaya Listrik PLN untuk Beban 55,25 kW ii. Biaya Pemeliharaan per th iii. Biaya Bahan bakar gas, 0,765 x usd 6 x 8640 x Rp 9000 Jumlah c. Gross Cost Saving Tahunan (a-b) Rp. 419.567.616 Rp. 289.832.635 Rp. 709.400.251 Rp. Nihil Rp 64.800.000 Rp. 356.918.400 Rp. 421.718.400 Rp.287.681.851

e. Anailisis Keuangan Sesuai dengan cashflow, maka analisis keuangannya dapat disajikan sebagai berikut: Analysis Interest Rate Assumption Present Value Net present value Payback period IRR 13.00 % 1.053.487.010 532.937.010 1,03 162.93%

Year

Gambaran umum sistem di perhotelan dan perbandingannya dengan MCT system

12

|S

ee | MCTAP Bulletin, Vol 02, Agustus 2011

See

| MCTAP Bulletin, Vol 02, Agustus 2011 |

13

Green Facts

3 kilowatt jam tenaga listrik

Listrik Kotoran sapi/ Pupuk Gas Metana dipanaskan

CO2 diserap tanaman melalui proses fotosintesis

Dekomposisi menghasilkan gas metana dekompoisisi pupuk

Seekor sapi dalam sehari dapat menghasilkan kotoran yang cukup untuk menghasilkan 3 kilowatt jam (kWh) tenaga listrik. Padahal hanya perlu 2,4 kilowatt jam listrik untuk menyalakan sebuah bola lampu seratus watt untuk satu hari. Selain itu, dengan mengubah kotoran sapi menjadi biogas metana, bukannya sekadar membiarkannya membusuk, kita akan mampu mengurangi gas pemicu pemanasan global.

AGENDA
Energy Efficiency Week, Jakarta Instalasi MCT di industri oleh MCTAP, Jakarta Instalasi MCT di PGN Site, Palembang World Renewable Energy & Energy Efficiency Congress, Bali MCTAP Roadshow, Surabaya MCTAP Roadshow Banten, Tangerang MCTAP Roadshow, Medan August 2011 September 2011 September 2011 October 2011 October 2011 November 2011 November 2011

14

|S

ee | MCTAP Bulletin, Vol 02, Agustus 2011

Anda mungkin juga menyukai