Anda di halaman 1dari 8

16 Apabila ketentuan peraturan perundang-undangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tujuan pemeriksaan, pemeriksa harus merancang metodologi

dan prosedur pemeriksaan sedemikian rupa sehingga dapat mendeteksi penyimpangan yang dapat membawa pengaruh signifikan terhadap tujuan pemeriksaan. Pemeriksa harus menentukan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap tujuan pemeriksaan, dan harus memperhitungkan risiko bahwa penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan, dan kecurangan maupun penyalahgunaan wewenang dapat terjadi.

17 Tidak praktis bagi pemeriksa untuk menetapkan suatu ketentuan peraturan perundang-undangan berpengaruh signifikan terhadap tujuan pemeriksaan. Hal ini disebabkan program pemerintah sangat dipengaruhi oleh berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan dan tujuan pemeriksaan sangat beragam. Walaupun begitu pemeriksa dapat menggunakan pendekatan berikut ini:

a. Ubah setiap tujuan pemeriksaan menjadi beberapa pertanyaan tentang aspek tertentu dari program yang diperiksa (tujuan, pengendalian intern,kegiatan, operasi, output, outcome sebagaimana dimuat dalam paragraf 10) b. Identifikasikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait langsung dengan aspek tertentu yang menjadi bahan pertanyaan tadi. c. Tentukan penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang secara signifikan dapat mempengaruhi jawaban pemeriksa atas pertanyaan tadi. Jika benar maka ketentuan peraturan perundang1 undangan tersebut mungkin signifikan bagi tujuan pemeriksaan.
18 Pemeriksa dapat mengandalkan pekerjaan penasihat hukum dalam hal: (1) menentukan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap tujuan pemeriksaan, (2) merancang pengujian untuk menilai kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, dan (3) mengevaluasi hasil pengujian tersebut. Pemeriksa juga dapat mengandalkan hasil kerja penasihat hukum, apabila tujuan pemeriksaan mensyaratkan adanya pengujian untuk menilai kepatuhanterhadap ketentuan peraturan perundangundangan.

19 Dalam merencanakan pengujian untuk menilai kepatuhan terhadap ketentuan


peraturan perundang-undangan, pemeriksa harus menilai risiko kemungkinan terjadinya penyimpangan. Risiko tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti rumitnya ketentuan peraturan perundang undangan atau karena ketentuan peraturan perundang-undangan masih baru. Penilaian pemeriksa terhadap risiko tersebut mencakup pertimbangan apakah entitas mempunyai sistem pengendalian yang efektif untuk mencegah atau mendeteksi terjadinya penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan

20 Dalam merencanakan pemeriksaan,Pemeriksa harus mendiskusikan risiko terjadinya kecurangan yang potensial, dengan memperhatikan faktorfaktor terjadinya kecurangan seperti keinginan atau tekanan yang dialami seseorang untuk melakukan kecurangan, kesempatan yang memungkinkan terjadinya kecurangan, dan alasan atau sifat seseorang yang dapat menyebabkan dilakukannya kecurangan. Misalnya, untuk memperoleh informasi mengenai faktor-faktor terjadinya kecurangan tersebut, pemeriksa dapat berdiskusi dengan pegawai entitas yang diperiksa atau dengan cara lainnya sehingga pemeriksa dapat menentukan kerawanan terjadinya kecurangan,kemampuan pengendalian intern untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya kecurangan.

21 Ketika pemeriksa mengidentifikasi faktor-faktor atau risiko-risiko kecurangan yang secara signifikan dapat mempengaruhi tujuan atau hasil pemeriksaan, pemeriksa harus merespon masalah tersebut dengan merancang prosedur untuk bisa memberikan keyakinan Pemeriksa juga harus waspada bahwa menilai risiko terjadinya kecurangan adalah suatu proses yang terus menerus selama pelaksanaan pemeriksaan dan berkaitan tidak hanya dengan perencanaan pemeriksaan, tetapi juga dengan evaluasi atas bukti-bukti yang diperoleh selama pelaksanaan pemeriksaan

22 Pemeriksa harus waspada terhadap situasi atau transaksi-transaksi yang berindikasi kecurangan. Apabila terdapat informasi yang menjadi perhatian pemeriksa (melalui prosedur pemeriksaan, Apabila ternyata kecurangan tersebut secara signifikan mempengaruhi tujuan pemeriksaannya, maka pemeriksa harus memperluas seperlunya langkah-langkah dan prosedur pemeriksaan untuk: (1) menentukan apakah kecurangan mungkin telah terjadi, dan (2)apabila memang telah terjadi apakah hal tersebut mempengaruhi tujuanpemeriksaan.

23

Pelatihan, pengalaman, dan pemahaman pemeriksa terhadap program yang diperiksa dapat memberikan suatu dasar bagi pemeriksa untuk lebih waspada bahwa beberapa tindakan yang menjadi perhatiannya bisa merupakan indikasi adanya kecurangan. Walaupun demikian, pemeriksa tetap bertanggung jawab untuk selalu waspada terhadap kelemahan-kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecurangan yang berkaitan dengan area yang diperiksa, sehingga pemeriksa bisa mengidentifikasikan indikasi-indikasi bahwa kecurangan telah terjadi. Dalam beberapa hal, kondisi-kondisi berikut ini bisa mengindikasikan risiko terjadinya kecurangan: a. Lemahnya manajemen yang tidak bisa menerapkan pengendalian intern yang ada atau tidak bisa mengawasi proses pengendalian. b. Pemisahan tugas yang tidak jelas, terutama yang berkaitan dengan tugas tugas pengendalian dan pengamanan sumber daya. c. Transaksi-transaksi yang tidak lazim dan tanpa penjelasan yang memuaskan. d. Kasus dimana pegawai cenderung menolak liburan atau menolak promosi. e. Dokumen-dokumennya hilang atau tidak jelas, atau manajemen selalu menunda memberikan informasi tanpa alasan yang jelas. f. Informasi yang salah atau membingungkan. g. Pengalaman pemeriksaan atau investigasi yang lalu dengan temuan mengenai kegiatan-kegiatan yang perlu dipertanyakan atau bersifat kriminal.

24 Ketidakpatutan berbeda dengan kecurangan atau penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan. Apabila ketidakpatutan terjadi, maka mungkin saja tidak ada hukum, atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang dilanggar. Dalam hal ini ketidakpatutan adalah perbuatan yang jauh berada di luar pikiran yang masuk akal atau di luar praktik-praktik yang lazim6. Pemeriksa harus waspada terhadap situasi atau transaksi yang dapat mengindikasikan terjadinya ketidakpatutan. (1) menentukan apakah ketidakpatutan memang benar benar terjadi, (2) apabila memang benar-benar terjadi, maka pemeriksa harus menentukan pengaruhnya terhadap hasil pemeriksaan. Walaupun demikian, karena penentuan bahwa telah terjadinya ketidakpatutan itu bersifat subyektif, pemeriksa tidak diharapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam mendeteksi adanya ketidakpatutan 25 Pemeriksa harus menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam menelusuri indikasi adanya kecurangan, penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan atau ketidakpatutan, tanpa mencampuri proses investigasi atau proses hukum selanjutnya, atau kedua-duanya. Pemeriksa perlu memperhatikan prosedur yang berlaku di BPK untuk melaksanakan pelaporan kepada pihak yang berwenang ini. Pemeriksa bisa juga diminta untuk meninggalkan atau menunda pekerjaan pemeriksaan berikutnya atau sebagian pekerjaan pemeriksaannya agar tidak mengganggu investigasi.

26 Suatu pemeriksaan yang dilaksanakan sesuai dengan Standar Pemeriksaan ini akan memberikan keyakinan yang memadai bahwa telah dilakukan deteksi atas penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang undangan atau kecurangan yang secara signifikan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Meskipun demikian, hal ini tidak menjamin ditemukannya penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan atau kecurangan. Kriteria 27 Kriteria adalah standar ukuran harapan mengenai apa yang seharusnya terjadi, praktik terbaik, dan benchmarks. Kinerja dibandingkan atau dievaluasi dengan kriteria ini. Kriteria, sebagai salah satu unsur temuan pemeriksaan, memberikan suatu hubungan dalam memahami hasil pemeriksaan. Rencana pemeriksaan harus menyatakan kriteria yang akan digunakan Berikut ini adalah beberapa contoh kriteria: A. Maksud dan tujuan yang ditetapkan oleh ketentuan peraturan perundang undangan atau yang ditetapkan oleh entitas yang diperiksa. B. Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh entitas yang diperiksa. C. Pendapat ahli. D. Target kinerja tahun berjalan. E. Kinerja tahun-tahun sebelumnya. F. Kinerja entitas yang sejenis. G. Kinerja sektor swasta di bidang yang sama. H. Praktik terbaik organisasi terkemuka.

28 Pemeriksa harus mempertimbangkan hasil pemeriksaan sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi temuan yang secara signifikan berpengaruh terhadap tujuan pemeriksaan yang sedang dilaksanakan. Pemeriksa harus memperoleh informasi dari entitas yang diperiksa untuk mengidentifikasi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu atau studi lain yang sebelumnya telah dilaksanakan dan berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang sedang dilaksanakan. (1) periode yang harus dipertimbangkan, (2) lingkup pekerjaan pemeriksa yang diperlukan untuk memahami tindak lanjut temuan signifikan yang mempengaruhi pemeriksaan, dan (3)pengaruhnya terhadap penilaian risiko dan prosedur pemeriksaan yang akan dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai