Anda di halaman 1dari 19

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Teoritis 1. Stres Kerja a. Pengertian Stres Menurut Stephen. P.Robbins dalam bukunya prilaku organisasi (2006:793) Stres adalah kondisi dinamik yang didalamnya individu menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi penting. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2001: 201) dalam bukunya yang berjudul

Manajemen Sumber Daya Manusia menyatakan Stres kerja adalah kondisi ketergantungan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dari seseorang. Orang orang yang mengalami stres menjadi nervous dan merasakan kondisi kronis

b. Potensi Sumber Stres Ada tiga potensi stres yaitu lingkungan, organisasi, dan indivdu. 1. Faktor lingkungan Ketidakpastian lingkungan mempengaruhi desain dari struktur suatu organisasi, ketidakpastian itu juga mempengaruhi tingkat stres dikalangan para karyawan dalam organisasi tersebut. Ketidakpastian lingkungan meliputi :

Universitas Sumatera Utara

1). Ketidakpastian ekonomis, yang disebabkan karena perubahan dalam daur bisnis, sehingga dapat menimbulkan rasa khawatir karyawan

ataupekerjaannya. 2). Ketidakpastian politik, yang disebabkan karena kondisi politik suatu negara yang tidak stabil, sehingga dapat berpengaruh kedalam aspek kehidupan

karyawan. 3). Ketidakpastian teknologis, adanya inovasi baru yang membuatketerampilan dan pengalaman seorang karyawan menjadi usang dalam waktu yang sangat pendek 2. Faktor Organisasi Banyak faktor dalam organisasi yang mempengaruhi timbulnya stres, diantaranya adalah tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan hubungan antar pribadi, struktur organisasi, kepemimpinan organisasi, dan tingkat hidup organisasi Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait pekerjaan seseorang, Faktor ini mencakup desain pekerjaan individu itu ( otonomi, keragaman tugas, tingkat otomatisasi ), kondisi kerja, dan taat letak kerja fisik . a. Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai fungsi dan peran tertentu yang dimainkan dalam organisasi. Konflik peran menciptakan harapan harapan yang barang kali sulit dirujukkan atau dipuaskan . b. Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan karyawan lain, kurang nya dukungan sosial dari rekan rekan dan hubungan antar pribadi yang buruk

Universitas Sumatera Utara

dapat menimbulkan stres yang cukup besar, Khususnya karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi c. Struktur organisasi menentukan tingkat diffrensiasi dalam organisasi, tingkat aturan dan peraturan, dan dimana keputusan diambil . d. Kepemimpinan organisasi mengambarkan gaya manajerial eksekutif senior organisasi Tingkat hidup organisasi organisasi berjalan dengan siklus yaitu didirikan, tumbuh, menjadi dewasa, dan akhirnya merosot. Tahap pendirian dan kemerosotan sangat menimbulkan stres, yaitu : 1. Besarnya kegairahan dan ketidakpastian 2. Lazimnya menuntut pengurangan, pemberhentian dan serangkaian ketidakpastian beberapa titik terendah 3. Faktor Individu Lazimnya individu bekerja hanya 40 sampai 50 jam sepekan. Namun pengalaman dan masalah yang dijumpai orang diluar jam kerja lebih dari 120 jam tiap pekan dan dapat membuat pekerjaan kedodoran, maka kategori terakhir adalah faktor individu karyawan yang mencakup faktor ekonomi, keluarga,

ekonomi, dan karakteristik kepribadian bawaan dari karyawan.

c. Konsekuensi Stres Terdapat tiga kategori umum yaitu : 1. Gejala fisikologis yaitu gejala fisikologis dasar menyangkut pemenuhan kebutuhan fisikis dan biologis seperti makan, tempat tinggal dan

Universitas Sumatera Utara

sejenisnya kebutuahan ini dapat dipenuhi dengan : uang, keamanan, kebutuhan sosial 2. Gejala Psiologis yaitu stres dapat menyebabkan ketidakpuasan. Stres yang berkaitan dengan pekerjaan dapat menimbulkan ketidakpuasan yang

berkaitan dengan pekerjaan, memang itulah dampak psiologis yang paling sederhana dan paling jelas dari stres itu, tetapi stres juga dapat timbul dalam keadaan pisiologis lain misalnya ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan dan suka menunda nunda . 3. Gejala prilaku yaitu gejala stres yang terkait dengan prilaku mencakup perubahan produktivitas, absensi, tingkat keluar masuknya karyawan, juga pola kebiasaan makan, gangguan tidur dan lain lain

d. Reaksi Karyawan terhadap Stres Karyawan mempunyai toleransi berbeda dalam mengelola stres. Banyak karyawan yang merasa sedih karena masalah ringan. Dipihak lain, banyak karyawan yang dingin dan tenang terutama mereks yang mempunyai kepercayaan diri dalam menghadapi stres. Berdasarkan reaksi dalam menghadapi stres T.Hani Handoko (2001:203 )membagi karyawan menjadi dua tipe yaitu : 1. Tipe A yaitu mereka yang agresif dan kompetitif, menetapkan standar tinggi konstan 2. Tipe B yaitu tipe yang lebih santai dan tidak suka menghadapi masalah yang menempatkan diri mereka dibawah tekanan waktu yang

Universitas Sumatera Utara

e. Mengelola Stres Dari titik pandang organisasi, manajemen mungkin tidak peduli bila karyawan mengalami tingkat stres rendah sampai sedang, Alasannya, tingkat semacam itu dapat bersifat fungsional dan mendorong kinerja karyawan yang lebih tinggi. Tetapi tingkat stres yang tinggi atau bahkan tingkat rendah tapi berkepanjangan, dapat mendorong penurunan kinerja karyawan, dan menuntut adanya tindakan dari manjemen. Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengelola stres yaitu : 1. Pendekatan Individu Karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat stresnya. Strategi individu yang terbukti efektif untuk mengatasi stres yaitu : 1. Teknik teknik manajemen waktu 2. Meningkatkan latihan fisik 3. Pelatihan pengenduran 4. Dan perluasan jaringan sosial 2. Pendekatan Organisasi Beberapa faktor yang menyebabkan stres yaitu tuntutan tugas, tuntutan peran dan struktur organisasi yang dikendalikan oleh manajemen. Dengan demikian faktor faktor ini dapat dimodifikasi atau diubah. Strategi yang mungkin dilakukan manajemnen untuk mengelola stres yaitu : 1. Perbaikan seleksi karyawan dan penempatan kerja 2. Penggunaan penetapan sasaran yang realistis

Universitas Sumatera Utara

3. Perancangan ulang pekerjaan 4. Peningkatan keterlibatan karyawan 5. Perbaikan komunikasi organisasi 6. Dan penegakan kesejahtraan karyawan

f. Usaha untuk menghadapi stres Untuk menghadapi stres dapat dilakukan dengan 2 cara : 1. Tindakan preventive 2. Mengurangi dampak negatif dari stres

2. Motivasi a. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata Movere yang berarti bergerak. Motivasi adalah hasrat dalam diri seseorang yang menyebabknan orang tersebut melakukan tindakan, jadi motivasi merupakan penggerak yang mengarahkan pada tujuan.

b. Teori Motivasi 1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan) Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H.Maslow (Ahkmad Sudrajat : 2008) pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :

1. 2.

Fisiologis Keamanan, keselamatan dan perlindungan

Universitas Sumatera Utara

3. 4. 5.

Sosial, kasih sayang, rasa dimiliki Penghargaan, rasa hormat internal seperti harga diri, prestasi Aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia lakukan.

Menurut maslow, jika seorang pimpinan ingin memotivasi seseorang, maka ia perlu memahami sedang berada pada anak tangga manakah posisi bawahan dan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan dia atas tingkat itu.

2. Teori Motivasi X dan Y

Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor (Ahkmad Sudrajat : 2008) yang menyatakan bahwa dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia, pada dasarnya satu negatif (teori X) yang mengandaikan bahwa kebutuhan order rendah mendominasi individu, dan satu lagi positif (teori Y) bahwa kebutuhan order tinggi mendominasi individu.

3. Teori Motivasi Higiene Dikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg (Ahkmad Sudrajat : 2008), yang mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor yang membuat orang merasa tidak puas atau faktor-faktor motivator iklim baik atau ekstrinsik-intrinsik tergantung dari orang yang membahas teori tersebut. Faktor-faktor dari rangkaian ini disebut pemuas atau motivator yang meliputi:

Universitas Sumatera Utara

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Prestasi (achievement) Pengakuan (recognition) Tanggung Jawab (responsibility) Kemajuan (advancement) Pekerjaan itu sendiri ( the work itself) Kemungkinan berkembang (the possibility of growth)

4. Teori Motivasi kebutuhan McClelland Teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan, yaitu :

1. 2. 3.

Prestasi (achievement) Kekuasaan (power) Afiliasi (pertalian)

5. Teori Motivasi Harapan - Victor Vroom

Teori ini berargumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu, dan pada daya tarik dari keluaran bagi individu tersebut (Ahkmad Sudrajat : 2008). Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantarkan ke suatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaranganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

6. Teori Motivasi Keadilan

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan. Individu bekerja untuk mendapat tukaran imbalan dari organisasi (Ahkmad Sudrajat : 2008).

c. Jenis jenis motivasi Berdasarkan literature yang ada, ada beberapa teori yang dapat memberikan gambaran tentang motivasi yaitu : 1. Content Theory Teori ini menekankan arti pentingnya pemahaman faktor faktor yang ada dalam individu yang menyebabkan mereka bertingkah laku tertentu. Bagi seorang manajer yang diperlukannya adalah bagaimana menebak kebutuhan karyawan dengan mengamati perilaku mereka dan kemudian memilih dengan cara apa yang biasa digunakan agar mereka bertindak sesuai dengan keinginan manajer. 2. Process Theory Teori ini menekankan pada isi kebutuhan dan sifat dan dorongan dari kebutuhan tersebut, tetapi pendekatan ini menekankan bagaimana dan dengan tujuan apa setiap individu dimotivasi. Dalam hal ini, kebutuhan hanya salah satu elemen dalam proses tentang bagaimana para individu bertingkah laku. Berdasarkan pendekatan ini, tampak bahwa motivasi ini adalah pengharapan yaitu apa yang dipercaya oleh individu, akan mereka peroleh dari tingkah laku mereka.

Universitas Sumatera Utara

3. Reinforcement Theory Teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi prilaku dimasa lalu mempengaruhi tindakan dimasa yang akan datang dalam suatu siklus proses belajar. Dalam pandangan teori ini, jelas bahwa individu bertingkah laku tertentu yang akan menghasilkan akibat yang tidak yang menyenangkan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa motivasi positif yaitu proses mencoba mempengaruhi orang lain agar menjalankan suatu yang kita inginkan dengan cara memberikan kemungkinan untuk mendapat hadiah. Motivasi negatif adalah mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan, tetapi teknik dasar yang digunakan lewat kekuatan dan tekanan. Beberapa jenis motivasi positif dapat disajikan sebagai berikut : 1. Penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan 2. Informasi 3. Pemberian perhatian yang tulus pada karyawan individu 4. Persaingan 5. Partisipasi 6. Kebanggaan 7. Uang

3. Komunikasi a. Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum

Universitas Sumatera Utara

atau bersama sama. Namun ada tiga unsur utama dari depenisi komunikasi, yaitu sebagai berikut : 1. Komunikasi diartikan sebagai sutu proses 2. Pengiriman informasi,arti dan pengertian 3. Mencakup aspek manusia dan bukan manusia Jadi, pengertian atau defenisi komunikasi adalah suatu proses pemindahan atau penyampaian gagasan, harapan, peringatan dan pesan yang disampaikan melalui proses, mengandung arti, untuk membuat seseorang mengerti.

b. Tahap komunikasi 1. Tahap ideasi Suatu proses penciptan informasi yang dilakukan komunikator 2. Tahap ecoding Gagasan dan informasi disusun dalam serangkaian bentuk simbol yang dirancang untuk dikirimkan kepada komunikan dan juga pemilihan saluran media komunikasi yang digunakan 3. Tahap pengiriman Pengiriman dapat dilkukan dengan berbicara, menulis, menggambar dan bertindak, saluran yang digunakan dapat berupa lisan, tulisan, mengalir kebawah, kesamping, informal dan formal

Universitas Sumatera Utara

4. Tahap penerimaan Setelah dikirim melalui media komunikasi, maka diterima oleh komunikan, melalui proses mendengar, membaca, mengamati, tergantung pada saluran dan media yang digunakan 5. Tahap ecoding Pesan pesan yang diterima, dibaca, diartiakan dan diuraikan secara langsung atau tidak langsung melalui proses berfikir 6. Tahap tindakan Tindakan dilakukan oleh komunikan sebagai respon terhadap pesan yang diterima nya, dan merupakan tahap akhir dari proses komuikasi. Selain itu, proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut :

c. Jenis jenis komunikasi 1. Komunikasi Verbal Komunikasi verbal merupakan pesan yang diucapkan pengirim.

Bentukkomuniksi ini dapat dilakukan dengan lisan maupun tulisan dan memiliki struktur yang terorganisir dan baik. Melalui komunikasi tulisan dan lisan diharapkan orang dapat memahami dengan apa yang disampaikan oleh pengirim pesan. 2. Komunikasi Nonverbal Komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang terstruktur yang membuat komunikasi nonverbal sulit untuk dipelajari. Jenis komunikasi nonverbal adalah gerak gerik atau sikap dari si pengirim pesan, komunikasi ini bersifat spontan.

Universitas Sumatera Utara

Komunikasi nonverbal penting artinya bagi pengirim dan penerima pesan, karena sifatnya yang efisien, komunikasi ini disampaikan tanpa harus berfikir panjang dan pihak pendengar dapat menangkap artinya dengan tepat. 3. Komunikasi dari atas ke bawah Komunikasi ke bawah merupakan pesan yang dikirim dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Aliran komunikasi dari atas ke bawah umumnya menyangkut tanggungjawab dan wewenang dalam suatu organisasi. Salah satu kelemahan dari saluran komunikasi dari atas ke bawah adalah kemungkinan terjadinya penyaringan atau sensor informasi yang penting yang ditujukan kebawahannya, dengan kata lain informasi yang diterima bawahan tidak lengkap. 4. Komunikasi dari bawah ke atas Komunikasi dari bawah ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan komunikasi ini, para pemimpin organisasi juga dapat menerima feedback tentang efektifitas keputusan yang diambilnya, Sebab anggota yang lebih rendah mempunyai kesempatan untuk menginformasikan, pengembangan. 5. Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal disebut juga komunikasi lateral dimana pesan antar sesama atau rekan kerja atau bagian bagian yang mempunyai posisi yang sejajar dalam suatu organisasi yakni manajer ke manejer, karyawan ke karyawan. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk memberi informasi dan memperluas mengajukan keluhan dan memberikan saran dan

Universitas Sumatera Utara

hubungan kerja antara sesama bagian yang mempunyai posisi sejajar. Komunikasi ini mempunyai arti penting manakala masing masing bagian mempunyai ketergantungan yang cukup besar. 6. Komunikasi Diagonal Komunikasi diagonal melibatkan komunikasi antar dua tingkat/ level organisasi yang berbeda. Bentuk komunikasi ini mempunyai keuntungan yaitu penyebaran informasi yang lebih cepat, memungkinan individu dari berbagai bagian ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi. Sedangkan kelemahan komunikasi ini adalah menggangu komunikasi rutin yang telah berjalan dengan normal. Disamping itu, komunikasi ini sulit untuk dikendalikan.

4. Kinerja Karyawan a. Pengertian Kinerja Karyawan Dalam bahas indonesia kinerja adalah sebuah kata dari kata dasar kerja yang menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi atau hasil kerja. Kinerja karyawan atau prestasi kerja diberi batasan oleh Maier (dalam Andreani ,2005 ) sebagai kesuksesan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawyer dan Poter (dalam Andreani, 2005 ) menyatakan bahwa kinerja adalah succesfull role achievement yang diperoleh seseorang dari perbutan perbutannya Menurut Gibson, ada tiga variabel yang mempengaruhi kinerja karyawan dan prilaku kerja seseorang, yaitu : a. Variabel individu yang terdiri dari variabel kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan demografis

Universitas Sumatera Utara

b. Variabel Psikologis terdiri dari variabel persepsi, sikap, kpribadian, belajar dan motivasi c. Variabel organisasi terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan struktur dan desain pekerjaan

Adapun untuk mengukur kinerja menurut Gomes (2003:134) berikut : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Quantity of work Quality of work Job Knowladge Creativeness Cooperation Dependability Initiative Personal Quality

adalah sebagai

Sedangkan menurut sedarmayanti ( 2001:51 ) Menyatakan kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu : 1. Quality of Work ( Kualitas kerja ) 2. Promtness (ketepatan waktu ) 3. Innitiative (inisiatif ) 4. Capability ( kemampuan ) 5. Comunication ( komunikasi ) Penilaian kinerja merupakan proses yang dilaksanakan pada setiap karyawan dan setiap karyawan berhak mengetahui bagaimana kinerja mereka dan manajemen berkewajiban memberitahu mereka. Jadi, kinerja karyawan

merupakan suatu yang sangat penting dalam usaha perusahaan untuk mencapai tujuannya dan ini berkaitan erat dengan pentingnya penilaian kerja, yang mana karyawan harus didorong untuk meninjau kinerja mereka sendiri dan mamberi pendapat mengenai pekerjaan yang telah dilakukannya. Adapun manfaat penilaian kinerja yaitu sebagai penyesuaian penyesuaian kompensasi, perbaikan kinerja, kebutuhan latihan dan pengembangan,

Universitas Sumatera Utara

pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian, perencanaan tenaga kerja, dan untuk kepentingan penelitian pegawai

B. Tinjauan penelitian terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama peneliti Rika Sutiza 2008 Judul penelitian Pengaruh komunikasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Muamalat Indonesia ,Tbk. Cabang medan. Pengaruh komunikasi terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT.Swadharma Sarana Informatika Medan. Varibel penelitian Hasil penelitian Komunikasi Komunikasi Motivasi antara atasan Kinerja karyawan dan bawahan dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Bank Muamalat Indonesia.Tbk. Komunikasi Efisiensi kerja Komunikasi Karyawan berpengaruh 22.2% terhadap kinerja karyawan selebihnya dipengaruhi faktor lain. dan

Rebecca Helga 2005

Penelitian yang ada kaitannya dengan variable penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Rika Sutiza dan Rebecca Helga namun untuk mengkombinasi pengaruh antara stres kerja, motivasi serta komunikasi terhadap kinerja karyawan belum dilakukan. untuk itu, maka perlu

Universitas Sumatera Utara

adanya suatu penelitian yang menggambarkan pengaruh ketiga variabel ( stress kerja, motivasi, komunikasi, ) terhadap kinerja karyawan.

C. Kerangka konseptual Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penting. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti empat vatiabel yaitu terdiri dari tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Varibel independen terdiri dari stres kerja, motivasi dan komunikasi sedangkan varibel dependennya adalah kinerja karyawan. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan agar diterima dengan baik oleh penerimanya. Oleh karena itu dibutuhkan media penyampaian pesan dan waktu yang tepat untuk menjamin keakuratan informasinya. Pada sebuah perusahaan, komunikasi memiliki pengaruh terhadap kinerja, adapun teori ini didukung oleh Istijanto yang menyatakan bahwa setiap karyawan perlu saling berhubungan satu sama lain agar terjadi kesatuan arah dan gerak untuk mengembangkan perusahaan sesuai tujuan yang diharapkan, yang mana tujuan tersebut dapat diwujudkan dengan komunikasi. ini sama halnya dengan motivasi dan stres kerja yang sangat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan.Untuk mencapai kinerja yang baik akan dipengaruhi beberapa faktor yaitu diantaranya stres kerja, motivasi, komunikasi, pengalaman kerja, sarana prasarana, kepuasan kerja,disiplin dan suasana dan iklim kerja.

Universitas Sumatera Utara

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa stres kerja, motivasi dan komunikasi mempunyai peranan dalam meningkatkan kinerja karyawan. Perusahaan pun dapat terus menjalankan kegiatannya secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, semakin kecil tingkat stres karyawan dan semakin baiknya motivasi dan komunikasi, maka semakin baik pula kinerja karyawannya. Untuk memberikan gambaran atas masalah yang diteliti, mka peneliti merumuskan kerang konseptual sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka konseptual

Stres kerja (X1)

Motivasi (X2)

Kinerja Karyawan (Y)

Komunikasi (X3)

D. Hipotesis Penelitian Hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pertanyaan penelitian yang memerlukan pengujian secara impiris (Sugiyono, 2007: 51). Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : Ha1 : Stres kerja, motivasi dan komunikasi berpengaruh secara bersama sama

(simultan) terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah di Padangsidempuan ?

Universitas Sumatera Utara

Ha2

Stres kerja, motivasi dan komunikasi berpengaruh secara parsial

terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah di Padangsidempuan ?

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai