Anda di halaman 1dari 16

......

meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

KAJIAN PERSYARATAN UMUM BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA


Oleh; Aan Sugiarto.

1.1 Latar Belakang Bervariasinya bahan bangunan yang beredar di Indonesia baik dari segi performance maupun kualitas, merefleksikan teknologi proses produksinya. Kondisi ini memberikan keuntungan kepada konsumen untuk memilih jenis bahan bangunan yang akan dipakai sesuai dengan keperluan dan fungsinya. Kemudahan untuk memilih dengan mengetahui spesifikasi bahan bangunan yang akan dipakai banyak dibantu oleh penyebaran berbagai informasi yang ada saat ini, salah satunya adalah buku Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI 1989), yang terdiri dari tiga bagian yaitu Bagian A: Spesifikasi Bahan Bangunan Non Logam, Bagian B: Spesifikasi Bahan Bangunan Logam Besi dan Baja dan Bagian C, Spesifikasi Bahan Bangunan Logam Bukan Besi dan Baja. Pengaruh perkembangan dan kemajuan teknologi produksi bahan bangunan, semestinya buku tersebut harus disempurnakan setiap 5 (lima) tahun sekali, akan tetapi sudah hampir 15 tahun buku tersebut belum juga ditinjau ulang. Pengaruh lain yang tidak kalah pentingnya adalah perkembangan industri bahan bangunan dari tahun 1989 sampai dengan 2004 ini sangat pesat dan jauh berbeda dengan kondisi pada waktu buku PUBI terakhir tersebut disempurnakan. Banyak produk bahan bangunan yang beredar di pasar, meskipun bentuknya sama namun kualitas dan harganya sangat berbeda. Bagi sebagian masyarakat, terutama dari golongan menengah ke bawah tidak akan mempermasalahkan kondisi ini, yang lebih penting adalah harganya terjangkau. Namun bagi perencana, pelaksana dan masyarakat menengah ke atas, kualitas akan lebih penting dibandingkan harganya. Disamping itu telah banyak produk bahan bangunan baru yang beredar di pasar dan tentunya dapat dipastikan belum tercantum dalam buku PUBI, oleh sebab itu sudah saatnya buku Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI 1989) ini perlu disempurnakan, disesuaikan dengan kebutuhan dan kemajuan teknologi industri bahan bangunan, sehingga diharapkan dapat membantu menekan kerugian terutama dalam penyelenggaraan pembangunan yang berkualitas.

1.2 Tujuan, Sasaran dan Manfaat Tujuannya adalah menyediakan informasi terkini dalam bentuk buku Persyaratan Umum Bahan Bangunan untuk Gedung dan Perumahan (PUB2GP), serta data base Sistem Informasi Bahan Bangunan untuk Gedung dan Perumahan (SIB2GP). Sasarannya adalah Tersusunnya buku Persyaratan Bahan Bangunan untuk Gedung dan Perumahan (PUB2GP), dan tersedianya konsep data base Sistem Informasi Bahan Bangunan untuk Gedung dan Perumahan (SIB2GP). Manfaatnya adalah bahan masukan dalam penyusunan SNI bidang- bahan bangunan yang mutahir serta dapat memberikan acuan bagi para perencana, pelaksana; pengawas, pengelola; dan pengambil keputusan yang terkait dengan pembangunan bidang perumahan dan permukiman.

1.3 Ruang Lingkup a) Mempelajari semua SNI dan atau SKSNI serta standar luar negeri terbitan 3(tiga) tahun terahir, yang berkaitan dengan bahan-bahan bangunan yang banyak beredar di Indonesia, untuk melihat sampai berapa jauh standar tersebut sudah tertampung dalam PUBI - 1989,

Pengembangan Kriteria Perencanaan Untuk Pengamanan Kawasan Perumanan Kota Dari Bahaya Melalui Perencanaan Fisik Lingkungan

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

b) Memilih dan menentukan jenis-jenis bahan bangunan tertentu yang beredar dan banyak digunakan oleh masyarakat, khususnya untuk bangunan gedung dan perumahan, kemudian diambil contohnya secara random sampling di daerah-daerah yang dapat mewakili pusat-pusat pembangunan jasa konstruksi di Indonesia (Barat. Tengah, Timur), c) Melakukan sampling dan menguji mutu bahan di laboratorium pengujian atas contoh bahan-bahan bangunan yang dikumpulkan dari berbagai pusat industri I perdagangan bahan bangunan dan jasa konstruksi yang bersangkutan, d) Menyusun konsep PUB2GP - 2004 dan konsep SIB2GP - 2004.

1.4 Kepustakaan Kajian Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) adalah merupakan kegiatan pengkajian untuk meninjau ulang isi dari pada buku persyaratan bahan bangunan yang sudah lama tidak dilakukan penyempurnaan. Sebagai gambaran bahwa PUBI terbitan tahun 1982 telah dilakukan revisi pada tahun 1985 dan revisi kedua (terakhir) dilakukan pada tahun 1989. Buku tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu Bagian A berisikan Spesifikasi Bahan Bangunan Bukan Logam, Bagian B berisikan Spesifikasi Bahan Bangunan Logam Besi dan Baja serta Bagian C Spesifikasi Bahan Bangunan Logam Bukan Besi dan Baja. Isi Buku PUBI - 1989 materinya terdiri dari Ruang Lingkup dan Syarat Teknis Bahan Bangunan, yang sebagian besar diambil dari SII dan Standar - Standar Luar Negeri. Disisi lain kemajuan perkembangan teknologi yang sangat pesat khususnya produk bahan bangunan baru serta SII yang sudah menjadi SNI, sehingga perlu dilakukan kajian dan penyempurnaan isi dari buku tersebut. Kegiatan pengkajian pustaka instansional yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan serta menginventarisasi isi PUBI - f989 yang masih menggunakan standar lama yaitu SII dan produk standarstandar terbaru (bahan bangunan yang sudah ter-SNI-kan).

1.5 Metoda Kajian Kajian Persyaratan umum Bahan Bangunan di Indonesia ini menggunakan metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dan penelaahan dari dokumen PUBI - 1989 dan Standar (SNI) Bidang Bahan Bangunan serta Standar Luar Negeri terbitan 3 (tiga) tahun terakhir. Bahan bangunan baru yang beredar dan banyak digunakan oleh masyarakat pelaksana pembangunan baik yang sudah di-SNI-kan maupun yang belum ter-SNI-kan, tetapi belum termasuk dalam PUBI - 1989 akan dijadikan bahan masukan untuk melengkapi dalam penyusunan buku PUB2GP - 2004 Langkah kajian selanjutnya dapat dilihat seperti diagram alir dibawah ini.

Pengembangan Kriteria Perencanaan Untuk Pengamanan Kawasan Perumanan Kota Dari Bahaya Melalui Perencanaan Fisik Lingkungan

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

1.6 Hasil Kajian Sebagaimana telah dijelaskan dalam latar belakang bahwa buku PUBI - 1989 telah mengalami 2 (dua) kali penyempurnaan yakni revisi pertama dilakukan pada tahun 1986 dan yang kedua atau terakhir adalah tahun 1989. Sejak revisi terakhir pada tahun 1989 buku tersebut tidak tersentuh sama sekali untuk dilakukan penyempurnaan, yang berarti buku ini sudah berumur lebih dari 13 tahun dan semestinya harus sudah dilakukan revisi beberapa kali yang idealnya 5 (lima) tahun sekali isi buku tersebut perlu ditinjau kembali sesuai dengan kondisi dan perkembangan saat ini. Pesatnya kemajuan perkembangan teknologi dibidang bahan bangunan, munculnya berbagai jenis bahan bangunan baru di pasaran serta beberapa bahan bangunan yang sudah di standarkan melalui SNI, ini semua sangat penting bahwa buku tersebut harus direvisi sesuai dengan perkembangan zaman. Dari hasil kajian isi / materi dari. buku PUBI - 1989 terhadap perkembangan kondisi saat ini menunjukan bahwa ternyata banyak didapati perubahanperubahan isi baik secara teknis maupun redaksional. Untuk itu dalam kajian penyempurnaan dan perubahan isi PUB2GP - 2004 direncanakan memuat khusus mengenai persyaratan-persyaratan umum bidang bahan bangunan untuk gedung dan perumahan.

Pengembangan Kriteria Perencanaan Untuk Pengamanan Kawasan Perumanan Kota Dari Bahaya Melalui Perencanaan Fisik Lingkungan

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Apabila jenis bahan bangunan tersebut belum distandarkan artinya belum dibuat SNI nya, maka isinya masih tetap menggunakan apa yang ada dalam PUBI -1989, namun demikian jenis bahan bangunan yang sudah distandarkan akan dilakukan perubahan sesuai dengan SNI yang baru tersebut. Dibawah ini adalah contoh beberapa jenis bahan bangunan hasil pengkajian yang akan diusulkan sebagai bahan/materi isi buku yang disempurnakan sebagai berikut :

1.7 Pengelompokan Buku PUB2GP . 2004 Seperti dijelaskan dalam pendahuluan bahwa PUBI - 1989 terdiri dari 3 (tiga) kelompok bahan yakni Bahan Bangunan Non Logam, Bahan Bangunan Logam Besi dan Bahan Bangunan Logam Bukan Besi. Saat ini buku tersebut sulit didapatkan dipasaran dan masing-masing kelompok sangat tebal, sehingga kurang efektif dalam penggunaannya bagi para pelaksana pembangunan. Dengan demikian dalam penyusunan buku Persyaratan Umum Bahan Bangunan untuk Gedung dan Perumahan (PUB2GP - 2004) dan Sistem Informasi Bahan Bangunan untuk Gedung dan Perumahan (SIB2GP - 2004), agar lebih efektif dan efisien serta dapat mempermudah penyampaian informasi kepada masyarakat pemakai, maka perlu dilakukan penyusunan buku dengan cara pengelompokan yang berdasarkan keseragaman jenis bahan. Konsep buku yang diusulkan untuk disempurnakan dikelompokan menjadi 9 bagian yaitu : . Bagian 1 - Bahan Agregat Volume 01.01 Agregat Halus (Pasir) Volume 01.02 Agregat Kasar (Kerikil) Volume 01.03 Sirtu Volume 01.04 Pasir Standar Volume 01.05 Agregat Halus untuk Pekerjaan Adukan dan Plesteran dengan Bahan Dasar Semen Volume 01.06 Agregat Ringan untuk Beton Isolasi Volume 01.07 Batu Alam untuk Bahan Bangunan Volume 01.08 Marmer Volume 01.09 Pozolan (Tras dan Semen Merah) Volume 01.10 Bata Tras Kapur untuk Pasangan Dinding Bagian 2 - Bahan Dasar Semen Volume 02.01 Beton Volume 02.02 Beton Tahan Sulfat Volume 02.03 Bata Beton Kerawang Volume 02.04 Bata Beton Pejal Volume 02.05 Bata Beton Untuk Pasangan Dinding Volume 02.06 Bata Beton (Paving Block) Volume 02.07 Ubin Semen Volume 02.08 Genteng Beton Volume 02.09 Genteng Beton Ijuk Volume 02.10 Ubin Teraso Volume 02.11 Gips untuk Bahan plesteran
Pengembangan Kriteria Perencanaan Untuk Pengamanan Kawasan Perumanan Kota Dari Bahaya Melalui Perencanaan Fisik Lingkungan

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Volume 02.12 Volume 02.13 Volume 02.14 Volume 02.15 Volume 02.16 Volume 02.17 Volume 02.18 Volume 02.19 Volume 02.20

Papan Gips Lembaran Serat Semen Lembaran Asbes Semen Rata Lembaran Genteng Asbes Semen Papan Semen PULP Panel Rata Asbes Semen Berisi Asbes Semen Bergelombang Lembaran Asbes Semen Bergelombang Simetris Pipa Beton Tanpa Tulangan Pipa Asbes Semen

Bagian 3 - Bahan Dasar Keramik Volume 03.01 Genteng Keramik Volume 03.02 Genteng Keramik Berglasir Volume 03.03 Bata Merah Krawang Volume 03.04 Ubin Dinding Keramik Berglasir Volume 03.05 Pipa Tanah Liat Bentuk Lurus untuk Saluran Air Tanpa Tekanan Volume 03.06 Pipa Tanah Liat Bentuk Leher Angsa untuk Saluran Air Tanpa Tekanan Volume 03.07 Isolator Keramik Tegangan Rendah Jenis Rol @ Volume 03.08 Bata Tahan Api dan Semen Tahan Api Jenis chammote Volume 03.09 Bata Tahan Api Alumina Tinggi Volume 03.10 Bata Tahan Api Magnesit Krom Volume 03.11 Bata Tahan Api Kastabel Jenis Alumina Silikat Volume 03.12 Bata Merah Pejal Volume 03.13 Ubin Keramik Volume 03.14 Bata Merah Berlubang Volume 03.15 Bata Merah Pelapis Volume 03.16 Mozaik Keramik Volume 03.17 Ubin Mozaik Keramik Bagian 4 - Bahan Kayu Volume 04.01 Kayu Bangunan Volume 04.02 Kayu Lapis Struktural Volume 04.03 Kayu Lapis Volume 04.04 Papan Partikel Volume 04.05 Papan Serat Berkerapatan Sedang Volume 04.06 Papan Semen Wol Kayu Volume 04.07 Sirap Kayu Ulin Volume 04.08 Bambu Volume 04.09 Batang Kelapa dan Sejenisnya Bagian 5 - Bahan Besi dan Baja Volume 05.01 Paku Volume 05,02 Kunci Pintu Rumah Volume 05,03 Anak Kunci Pintu Rumah Sederhana Volume 05.04 Kunci Gembok Volume 05,05 Baja Tulangan Volume 05.06 Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (Wiremesh) Volume 05,07 Batang Kawat Baja Karbon Tinggi Volume 05,08 Kawat Pengikat Volume 05,09 Baja Tuang Karbon Kekuatan Rendah dan Menengah Volume 05.10 Baja Tulangan Beton Hasil Canai Panas Ulang Volume 05,11 Jalinan Kawat Baja Karbon Tinggi Berlapis Seng Volume 05,12 Jaringan Kawat Baja Las Lapis Seng Volume 05,13 Baja! Volume 05,14 Baja Kanal Volume 05,15 Baja Kanal C Ringan Volume 05,16 Engsel Baja Volume 05.17 Gerendel Sorong

Pengembangan Kriteria Perencanaan Untuk Pengamanan Kawasan Perumanan Kota Dari Bahaya Melalui Perencanaan Fisik Lingkungan

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Bagian 6 - Bahan Kaca Volume 06.01 Kaca Pengambangan Volume 06.02 Kaca Lembaran Volume 06.03 Kaca Pengaman Volume 06.04 Kaca Berpola Bagian 7 - Bahan Perekat Hidrolis dan Kimia Volume 07.01 Semen Portland (SP) Volume 07.02 Semen Portland Putih Volume 07.03 Semen Portland Pozolan (SPP) Volume 07.04 Semen Pozolan Kapur (SPK) Volume 07.05 Kapur untuk Stabilisasi Tanah Volume 07.06 Kapur Kembang untuk Bahan Bangunan Volume 07.07 Kapur Hidrat untuk Keperluan pasangan batu Volume 07.08 Urea Formaldehida Cair untuk Perekat Pengerjaan Kayu Volume 07.09 Urea Formaldehida Cair untuk Perekat Kayu Lapis Volume 07.10 Urea Formaldehida Cair untuk Perekat Papan Partikel Volume 07.11 Fenol Cair Volume 07.12 Melamin Bagian 8 - Bahan Pelapis Volume 08.01 Plamir Kayu Volume 08.02 Cat Tembok Emulsi Volume 08.03 Cat Dasar Seng Khromat untuk Besi dan Baja Volume 08.04 Pigmen Besi Oksida untuk Cat Volume 08.05 Dempul untuk Kayu Volume 08.06 Cat Dasar Meni Timbal untuk Besi dan Baja Volume 08.07 Cat Genteng Volume 08.08 Pernis Kayu Volume 08.09 Sirlak Serpih untuk Politur Volume 08.10 Sirlak Putih untuk Politur Volume 08.11 Pulitur Volume 08.12 Plamir Tembok Volume 08.13 Ter Kayu Bagian 9 - Bahan Aluminium, Tembaga dan Plastik Volume 09.01 Pelat dan Lembaran Alumunium Volume 09.02 Kabel Fleksibel Kembar Dua dan Tiga Berisolasi PVC untuk Tegangan sampai dengan 380 V (NYZ/NYD) Volume 09.03 Foil Alumunium dan Paduannya Volume 09.04 Lapisan Anodisasi Pelat dan Lembaran Alumunium Volump 09.05 Konstruksi Umum, Ukuran dan Syarat Mutu Bahan Mesin Kempa Ubin Hidrolik Volume 09.06 perunggu (Brons) Cor Volume 09.07 Pipa Poliester Serat Gelas Volume 09.08 Pipa PVC untuk Saluran Air Minum Volume 09.09 Kabel Udara Berisolasi dan Berselubung PVC Berpenunjang Kawat Baja Dipilin dengan Tegangan Nominal 500 V Volume 09.10 Kabel Fleksibel Berisolasi dan Berselubung PVC Tegangan Nominal 500 V (NYMHY) Volume 09.11 Kabel Fleksibel Berisolasi PVC Tegangan Nominal 1000 V (NYAF) Volume 09.12 Kabel Fleksibel Berisolasi dan Berselubung PVC Tegangan Nominal 500 V (NYMHY OVAL) Volume 09.13 Kabel Kembar Dua sampai dengan Kembar Lima Berisolasi, Berselubung PVC Tegangan Nominal 380 V (NYIFY) Volume09.14 Kabel Berisolasi XLPE, Berselubung PVC atau PE, dengan Perisai Pipa Logam Bergelombang, Tegangan Nominal 0,6/1 kV Volume 09.15 Produk Hasil Alumunium Ekstrusi untuk Keperluan Arsitektur Volume 09.16 Paku Keling Alumunium dan Panduan Aluminium
Pengembangan Kriteria Perencanaan Untuk Pengamanan Kawasan Perumanan Kota Dari Bahaya Melalui Perencanaan Fisik Lingkungan

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Volume 09.17 Tegel Plastik PVC Volume 09.18 Atap Plastik Gelombang dari PVC 1.8 Isi Buku PUB2GP- 2004. Dibawah ini disajikan contoh materi yang disempurnakan dari beberapa bahan yang akan disajikan dalam isi buku PUB2GP - 2004 sebagai berikut :

Semen Portland Pozolan (SPP) 1. Definisi: 1). Semen Portland Pozolan adalah suatu semen hidrolis yang terdiri dari campuran yang homogen antara semen portland dengan pozolan halus yang diproduksi dengan menggiling klinker semen portland dan pozolan bersama-sama, atau mencampur secara merata bubuk semen portland dengan bubuk pozolan, atau gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozolan 15% sampai 40% massa semen portland pozolan. 2). Pozolan adalah bahan yang mengandung silika atau senyawanya dan alumina yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen, akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan dengan adanya air, senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada suhu kamar membentuk senyawa yang mempunyai sifat seperti semen. 2. Jenis SPP Semen portland pozolan digolongkan menjadi empat jenis yaitu : 1) Jenis IP-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan pembuatan adukan beton. 2) Jenis IP-K yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan pembuatan adukan beton, serta untuk tahan sulfat sedang dan panas hidrasi sedang. 3) Jenis P-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan beton dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi. 4) Jenis P-K yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan beton dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi, serta untuk tahan sulfat sedang dan panas hidrasi rendah. 3. Syarat mutu 1) Syarat kimia Tabel1.Syarat Kimia Semen Portland Pozolan Jenis IP-U dan IP-K

Persyaratan dlm persen No. Jenis Uji IP-U 1. 2. 3. Kadar MgO Kadar SO3 Kadar Hilang Pijar Maks. 6.00 Maks. 4.00 Maks. 5.00 IP-K Maks. 6.00 Maks. 4.00 Maks. 5.00

Pengembangan Kriteria Perencanaan Untuk Pengamanan Kawasan Perumanan Kota Dari Bahaya Melalui Perencanaan Fisik Lingkungan

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Tabel2.Syarat Kimia Semen Portland Pozolan Jenis P-U dan P-K

Persyaratan dlm persen No. Jenis Uji IP-U 1. 2. 3. Kadar MgO Kadar SO3 Kadar Hilang Pijar Maks. 6.00 Maks. 4.00 Maks. 5.00 IP-K Maks. 6.00 Maks. 4.00 Maks. 5.00

2.) Syarat Fisika Tabel 3. Syarat Fisika Semen Portland Pozolan Jenis IP-U dan IP-K

No. JenisMgO Uji 1. Kadar 2. Kadar SO3 1. 2.

Persyaratan Satuan Maks. 6.00 Maks. 6.00 IP-K Maks. 4.00 IP-U Maks. 4.00 min.280 min 280

Kehalusan *) dng alat Blaine m2/kg Waktu Pengikatan dng jarum vikal - pengikatan awal - pengikatan akhir menit jam % %

min.45 maxs.7 maxs.0,80 maxs.0,20

min.45 maxs.7 maxs.0,80 maxs. 0,20

3. Kekekalan bentuk dgn autoclve - pemuaian - penyusutan 4. Kuat tekan - 3 hari - 7 hari - 28 hari 5. Panas Hidrasi - 7 hari - 28 hari 6. Kandungan udara dari mortar*)

kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2

min.133 min. 205 min. 256

min.106 min. 164 min. 205

kal/g kal/g % vol

maks.12

maxs.70 maks.80 maks.12

Pengembangan Kriteria Perencanaan Untuk Pengamanan Kawasan Perumanan Kota Dari Bahaya Melalui Perencanaan Fisik Lingkungan

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Tabel 4. Syarat Fisika Semen Portland Pozolan Jenis IP-U dan IP-K

Persyaratan No. Jenis Uji Satuan P-U 1. 2. Kehalusaan*) dgn alat Blaine Waktu pengikatan dgn jarum vikat - pengikatan awal - pengikatan akhir Kekekalan bentuk dgn autoclve - pemuaian - penyusutan Kuat tekan - 3 hari - 7 hari - 28 hari Panas hidrasi - 7 hari - 28 hari Kandungan udara dari mortar*) m2/Kg min. 280 P-K min. 280

menit jam

min. 45 maks. 7

min. 45 maks. 7

3.

% %

maks.. 080 maks. 0,20

maks. 080 maks. 0,20

4.

kg/cm2 kg/cm2

min.112 min.215

min. 90 min. 172

5.

kal/g kal/g % vol

maks. 12

maks. 60 maks. 70 maks. 12

6.

*)Bila diperlukan / diminta oleh konsumen atau produsen 4. Referensi : SNI 15-0302-1999

1.9 Kesimpulan Dari hasil kajian baik dilapangan maupun isi buku PUBI dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Kenyataan dilapangan para pelaksana pembangunan sarana dan prasarana fisik, masih banyak ditemukan dalam penyusunan dokumen RKS berpedoman atau menggunakan standar-standar lama, hal ini kemungkinan disebabkan karena informasi produk standar baru belum sampai kepada masyarakat pembangunan. 2. Buku PUBI - 1989 telah berumur lebih dari 13 tahun, sehingga sudah saatnya harus dilakukan penyempurnaan isi baik teknis maupun non teknis, sesuai dengan perkembangan kemajuan teknologi khususnya di bidang bahan bangunan. 3. Sesuai dengan judul buku PUBI, maka isinya adalah mencakup materi pengertian, klasifikasi bila ada dan persyaratan umum khususnya bidang bahan bangunan, yang diusulkan untuk direvisi menjadi Persyaratan Umum Bahan Bangunan Gedung dan Perumahan atau PUB2GF - 2004. 4. Informasi berupa buku cetakan persyaratan umum bahan bangunan (PUB2GP - 2004) dan juga melalui media elektronik yaitu jaringan internet yang disebut Sistem Informasi Bahan Bangunan
Pengembangan Kriteria Perencanaan Untuk Pengamanan Kawasan Perumanan Kota Dari Bahaya Melalui Perencanaan Fisik Lingkungan

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Gedung dan Perumahan (SIB2GP), sangat diperlukan guna mendukung peningkatan mutu hasil pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana fisik. 5. Buku PUB2GP - 2004 diterbitkan dalam beberapa kelompok buku berdasarkan kesamaan jenis suatu bahan, guna mempermudah dalam mendapatkan dan penggunaannya di lapanga

1.10 Daftar Pustaka 1. Departemen Pekerjaan Umum - 1989, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan Bukan Logam), Yayasan LPMB Bandung 2. Departemen Pekerjaan Umum - 1989, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan Logam Besi), Yayasan LPMB Bandung 3. Departemen Pekerjaan Umum - 1989, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan Logam Bukan Besi), Yayasan LPMB Bandung 4. SNI 03-0349-1989, Bata Beton Untuk Pasangan Dinding. 5. SNI 0028-1987-A, Ubin Semen 6. SNI 03 -D691-1996, Bata Beton (Paving Block) 7. SNI 03-0580-1989, Papan semen Pulp 8. SNI 03-2050-1990, lembaran asbes semen bergelombang 9. SNI 03-0394-1989 Mutu dan Cara uji Batu Alam Untuk Bahan Bangunan 10. SNI 03 - 0689 -1989, Bak Mandi Teraso 11. SNI 03-0690-1989 Bak Cud Teraso 12. SNI 03-136-1987 Ubin Teraso 13. SNI15 - 0554 -1989 Mutu dan cara uji bata merah pelapis 14. SNI 0553-1989 - A, Mutu Dan Cara Uji Bata Merah Berlubang. 15. SNI 0233-1989-A Mutu dan Cara Uji lembaran Serat Semen. 16. dst sesuai SNI terbaru

Pengembangan Kriteria Perencanaan Untuk Pengamanan Kawasan Perumanan Kota Dari Bahaya Melalui Perencanaan Fisik Lingkungan

10

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Pengembangan Kriteria Perencanaan Untuk Pengamanan Kawasan Perumanan Kota Dari Bahaya Melalui Perencanaan Fisik Lingkungan

11

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Pengembangan Kriteria Perencanaan Untuk Pengamanan Kawasan Perumanan Kota Dari Bahaya Melalui Perencanaan Fisik Lingkungan

12

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Pengembangan Kriteria Perencanaan Untuk Pengamanan Kawasan Perumanan Kota Dari Bahaya Melalui Perencanaan Fisik Lingkungan

13

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Pengembangan Kriteria Perencanaan Untuk Pengamanan Kawasan Perumanan Kota Dari Bahaya Melalui Perencanaan Fisik Lingkungan

14

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Pengembangan Kriteria Perencanaan Untuk Pengamanan Kawasan Perumanan Kota Dari Bahaya Melalui Perencanaan Fisik Lingkungan

15

Anda mungkin juga menyukai