Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, kepribadian, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam mennyelenggarakan pendidikan formal, sebuah lembaga pendidikan membutuhkan kurikulum. Kurikulum ini yang akan di jadikan pedoman dalam pembelajaran agar berjalan secara terstruktur, efektif dan efisien. Dalam membuat kurikulum, seorang guru harus memperhatikan asas-asas kurikulum. B. Rumusan Masalah Kemudian kami rumuskan pembahasann ini menjadi : 1. Apakah yang dimaksud dengan azas-azas kurikulum ? 2. Azas-azas apa sajakah yang menjadi landasan dalam kurikulum ?

ii

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Kata kurikulum dikenal sebagai suatu istilah dalam dunia pendidikan sejak kurang lebih satu abad yang lampau. Kata ini belum terdapat dalam kamus Webster tahun 1812 dan baru timbul untuk pertama kalinya dalam kamus pada tahun 1856. Kurikulum diartikan sebagai chariot, artinya semacam kereta pacu pada zaman dulu, yakni suatu alat yang membawa seseorang dari start sampai finish. Berikut disebutkan beberapa definisi kurikulum menurut para ahli: 1. William B. Ragan menggunakan kurikulum dalam arti yang luas, yang meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak di bawah tanggung jawab sekolah. 2. J.Lloyd Trump dan Delmas F. Miller mengartikan kurikulum secara luas. Menurut mereka dalam kurikulum juga termasuk metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tenaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi dan administrasi, hal-hal struktural mengenai waktu dan jumlah ruangan serta kemungkinan memilih mata pelajaran. 3. Alice Miel juga menganut pendirian yang luas mengenai kurikulum. Ia mengemukakan bahwa kurikulum juga meliputi keadaan gedung, suasana sekolah, keinginan, keyakinan, pengetahuan dan sikap orang-orang yang melayani dan dilayani sekolah, yakni peserta didik, pendidik dan masyarakat. Kesimpulannya, kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan. Apa yang direncanakan biasanya bersifat idea, yakni suatu cita-cita tentang manusia atau warga negara yang akan dibentuk. Kurikulum ini lazim mengandung harapan-harapan yang sering berbunyi muluk-muluk. B. Asas Filosofis Asas filosofis dalam penyusunan kurikulum, berarti dalam penyusunan kurikulum hendaknya berdasar dan terarah pada falsafah bangsa yang dianut. Falsafah atau filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosopis, philo, philos, ii

philen yang berarti cinta, pecinta, mencintai, sedang Sophia berarti kebijaksanaan, kearifan, nikmat, hakikat, dan kebenaran. Dalam hal ini prinsip-prinsip ajaran filsafat yang dianut oleh suatu bangsa seperti pancasila, kapitalisme, sosialisme, fasisme, komunisme dan sebagainya dapat digolongkan sebagai falsafah dalam arti (produk) sebagai pandangan hidup atau falsafah dalam arti praktis. Dalam penyusunan kurikulum di Indonesia yang harus diacu adalah filsafat pendidikan Pancasila. Filsafat pendidikan dijadikan dasar dan terarah, sedang pelaksanaannya melalui pendidikan. Pandangan hidup bangsa Indonesia berdasar pada Pancasila dan dengan sendirinya segala kegiatan yang dilakuan baik oleh berbagai lembaga maupun perorangan, harapannya tidak boleh bertentangan dengan asas pancasila, termasuk dalam kegiatan penyusunan kurikulum. Asas filosofis dalam pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah menentukan tujuan umum pendidikan. Sekolah bertujuan mendidik anak agar menjadi manusia yang baik. Faktor baik tidak hanya ditentukan oleh nilai-nilai, cita-cita, atau filsafat yang dianut sebuah negara, tetapi juga oleh guru, orang tua, masyarakat, bahkan dunia. Kurikulum mempunyai hubungan yang erat dengan filsafat suatu bangsa, terutama dalam menentukan manusia yang dicita-citakan sebagai tujuan yang harus dicapai melalui pendidikan formal. Kurikulum yang dikembangkan harus mampu menjamin terwujudnya tujuan pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Jadi, asas filosofis berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat negara. Perbedaan filsafat suatu negara menimbulkan implikasi yang berbeda di dalam merumuskan tujuan pendidikan, menentukan bahan pelajaran dan tata cara mengajarkan, serta menentukan cara-cara evaluasi yang ditempuh. Apabila pemerintah bertukar, tujuan pendidikan akan berubah sama sekali. Di Indonesia, penyusunan, pengembangan, dan pelaksanaan kurikulum harus

memperhatikan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai landasan filosofis negara. Mengapa filsafat sangat diperlukan dalam dunia pendidikan? Menurut Nasution (2008: 28), filsafat besar manfaatnya bagi kurikulum, yakni:

ii

1. Filsafat pendidikan menentukan arah kemana anak-anak harus dibimbing. Sekolah ialah suatu lembaga yang didirikan oleh masyarakat untuk mendidik anak menjadi manusia dan warga negara yang dicita-citakan oleh masyarakat itu. Jadi, filsafat menentukan tujuan pendidikan. 2. Dengan adanya tujuan pendidikan ada gambaran yang jelas tentang hasil pendidikan yang harus dicapai, manusia yang bagaimana yang harus dibentuk. 3. Filsafat juga menentukan cara dan proses yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan itu. 4. Filsafat memberikan kebulatan kepada usaha pendidikan, sehingga tidak lepas-lepas. Dengan demikian terdapat kontinuitas dalam perkembangan anak. 5. Tujuan pendidikan memberikan petunjuk apa yang harus dinilai dan sampai mana tujuan itu telah tercapai. 6. Tujuan pendidikan memberi motivasi dalam proses belajar-mengajar, bila jelas diketahui apa yang ingin dicapai.

C. Asas Psikologis a. Psikologi Anak Sekolah didirikan untuk kepentingan anak, yakni menciptakan situasi-situasi yang memungkinkan anak dapat belajar mengembangkan bakatnya. Selama berabadabad, anak tidak dipandang sebagai manusia yang lain daripada orang dewasa. Hal ini tampak dari kurikulum yang mengutamakan bahan, sedangkan anak dipaksa menyesuaikan diri dengan bahan tersebut dengan segala kesulitannya. Padahal anak mempunyai kebutuhan sendiri sesuai dengan perkembangannya. Pada permulaan abad ke-20, anak kian mendapat perhatian yang menjadi salah satu asas dalam pengembangan kurikulum. Kemudian muncullah aliran progresif, yakni kurikulum yang semata-mata didasarkan atas minat dan perkembangan anak (child centered curiculum). Kurikulum ini dapat dipandang sebagai reaksi terhadap kurikulum yang diperlukan orang dewasa tanpa menghiraukan kebutuhan anak.

ii

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum adalah: Anak bukan miniatur orang dewasa Fungsi sekolah diantaranya mengembangkan pribadi anak seutuhnya Faktor anak harus benar-benar diperhatikan dalam pengembangan kurikulum Anak harus menjadi pusat pendidikan atau sebagai subjek belajar dan bukan objek belajar Tiap anak unik, mempunyai ciri-ciri tersendiri, lain dari yang lain. Kurikulum hendaknya mempertimbangkan keunikan anak agar ia sedapat mungkin berkembang sesuai dengan bakatnya Walaupun tiap anak berbeda dari yang lain, banyak pula persamaan di antara mereka. Maka sebagian dari kurikulum dapat sama bagi semua.

D. Asas Organisatoris Asas ini berkenaan dengan masalah bagaimana bahan pelajaran akan disajikan. Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, ataukah diusahakan adanya hubungan antara pelajaran yang diberikan, misalnya dalam bentuk broad field atau bidang studi seperti IPA, IPS, Bahasa, dan lain-lain. Ataukah diusahakan hubungan secara lebih mendalam dengan menghapuskan segala batasbatas mata pelajaran (dalam bentuk kurikulum terpadu). Penganut ilmu jiwa asosiasi akan memilih bentuk organisasi kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran, sedangkan penganut ilmu jiwa Gestalt akan cenderung memilih kurikulum terpadu. Ilmu jiwa asosiasi yang berpendirian bahwa keseluruhan sama dengan jumlah bagian-bagiannya, cenderung memilih kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran, yang dengan sendirinya akan terpisah-pisah. Sebaliknya, ilmu jiwa Gestalt lebih mengutamakan keseluruhan karena keseluruhan itu bermakna dan lebih relevan dengan kebutuhan anak dan masyarakat. Perlu diingatkan kembali, bahwa tidak ada kurikulum yang baik dan tidak baik. Setiap organisasi kurikulum mempunyai kebaikan akan tetapi tidak lepas dari kekurangan ditinjau dari segi-segi tertentu. Selain itu, bermacam-macam organisasi kurikulum dapat dijalankan secara bersama di satu sekolah, bahkan yang satu dapat membantu atau melengkapi yang satunya.

ii

Kurikulum yang bagaimana yang harus dipilih? Pertanyaan itu diajukan karena macamnya kemungkinan. Dalam mengembangkan kurikulum harus diadakan pilihan, jadi selalu ada hasil semacam kompromi antara anggota panitia kurikulum. Sering dikatakan bahwa, kurikulum adalah soal pilihan. Dalam hal ini pilihan banyak bergantung pada pendirian atau sikap seseorang tentang pendidikan. Pada umumnya dapat dibedakan dua pendirian utama, yakni yang tradisional dan yang progresif.

ii

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman. Di dalam mengembangkan kurikulum, perlu diperhatikan asas-asas kurikulum, yang meliputi asas filosofis, asas psikologis, asas sosiologis, asas organisatoris dan asas teknologi. Asas filosofis dalam penyusunan kurikulum, berarti bahwa penyusunan kurikulum hendaknya berdasar dan terarah pada falsafah negara yang dianut. Asas psikologis berpandangan bahwa manusia adalah makhluk yang bersifat unitas multiplex yang terdiri atas sembilan aspek psikologi yang kompleks tetapi satu. Asas organisatoris lebih condong kepada masalah dalam pembentukan bahan pelajaran yang akan disajikan, tentunya yang sesuai dengan kurikulum pemerintah untuk mencapai tujuan pendidikan.

ii

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nasution, S. 2009. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara. http:// www.wordpress.com

ii

KATA PEGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadhirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Selawat dan salam tidak lupa kami sanjungkan kepangkuan Nabi Muhammad SAW. Adapun makalah ini berjudul Azas KURIKULUM. Dalam menyelesaikan makalah ini saya menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran-saran maupun kritikan yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Dan kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami hingga dapat menyelesaikan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan semoga Allah selalu melimpahkan rahmat kepada kita semua, semoga tulisan ini bermafaat terutama bagi kami dan pembaca lainnya.

Matangglumpangdua, Maret 2014

Penulis.

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2 A. Pengertian Kurikulum .............................................................................. 2 B. Asas Filosofis ............................................................................................ 2 C. Asas Psikologis ......................................................................................... 4 D. Asas Organisatoris .................................................................................... 5 BAB III PENUTUP ............................................................................................. 7 A. Kesimpulan ............................................................................................... 7 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 8

ii

Anda mungkin juga menyukai