Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pengertian Akuakultur tawar atau budidaya perairan tawar tidak terlepas dan pengertian Aquaculture. Secara harfiah Aquaculture berasal dan kata aqua berarti culture berarti pemeliharaan atau budidaya. Maka pengertian akuakultur secara bebas adalah pemeliharaan biota (organisme) air yang digunakan untuk bahan makanan manusia. Menurut Stickney (1979) Aquaculture adalah pemeliharaan atau budidaya biota (organisme) air dalam perairan yang terkontrol maupun semi-terkontrol. Hal tersebut tidak terlepas dari kenyataan bahwa tidak seluruh kegiatan dan masukan budidaya dapat dikontrol manusia tetapi tergantung pada alam. Lingkungan perairan yang dimaksud meliputi air tawar, air asin (air laut) maupun air payau yaitu campuran air tawar dan air laut. Sementara biota air yang dipelihara mencakup hewan maupun tumbuhan air yang secara alami hidup dalam masing-masing jenis perairan tersebut. Pemeliharaan ikan air tawar di Indonesia tercatat dan diketahui dari Undangundang Kutara Manawa yang dibuat kira-kira tahun 1400, berisi tentang larangan menangkap ikan di kolam atau tambak. Pada waktu tersebut pemeliharaan ikan di kolam dan tambak sudah begitu penting dan perlu dilindungi karena untuk pemasukan pajak (Schuster 1950). Namun pemeliharaan ikan di kolam-kolam taman mugkin sudah dilakukan di Iingkungan keraton. Sebagian besar budidaya ikan air tawar dilaksanakan di kolam. Kolam adalah tubuh air yang dibangun dengan membentuk pematang/dam atau dengan menggali tanah sehingga dapat menampung air. Pertimbangan pemilihan lahan untuk kolam meliputi: topografi, jenis tanah, ketersediaan air secara kuantitatif dan kualitatif, dan aksesibilitas. Bentuk kolam yang paling efektif adalah persegi panjang, tapi bisa berbentuk lingkaran, bujur sangkar bahkan tidak beraturan. Dalam satu unit perkolaman terdiri atas sejumlah petak kolam, saluran dan sarana pendukung (bangunan gudang, jembatan dsbnya). Jenis kolam dapat dibagi atas dasar fungsi kolam kolam pengendapan, kolam induk, kolam pendederan, kolam

pembesaran dan sebagainya. Kolam dilengkapi dengan sarana air masuk dan air keluar atau pembuangan. Berdasarkan aliran air, kolam pemeliharaan ikan dapat digolongkan menjadi kolam mengalir (running water) dan kolam air tenang (stagnant water). Untuk pengairannya, dapat dibagi dua sistem, yaitu sistem pengairan seri dan pengairan paralel. Pengairan sistem seti adalah aliran air mengalir dari satu kolam ke kolam lain, sedangkan sistem paralel setiap kolam mendapatkan air dan membuang air sendiri-sendiri dari dan ke saluran. Kedalaman air tergantung ukuran ikan yang dipelihara dan manajemennya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan kolam tanah ? 2. Apa kekurangan dan kelebihan kolam tanah ? 3. Bagaimana kondisi tanah yang baik untuk membuat kolam ikan ? 4. Faktor lingkungan apa saja yang perlu diperhatikan dalam budidaya kolam tanah ? 5. Bagaimana Persiapan tanah yang dilakukan sebelum memulai budidaya ? 1.3 Tujuan 1. Memahami pengertian kolam tanah 2. Mengetahui kekurangan dan kelebihan kolam tanah 3. Mengetahui kondisi tanah yang baik untuk membuat kolam ikan 4. Memahami faktor lingkungan yang harus diperhatikan dalam budidaya kolam tanah 5. Mengetahui persiapan tanah yang perlu dilakukan sebelum memulai budidaya

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kolam Tanah Kolam merupakan salah satu sarana budidaya ikan yang penting untuk menunjang keberhasilan budidaya ikan khususnya perikanan darat. Kolam adalah media atau wadah air yang digunakan untuk ikan hidup, sehingga diusahakan semirip mungki n dengan kondisi alami lingkungan ikan di alam bebas, sehingga dengan kata lain diharapkan kita dapat memanipulasi lingkungan kolam sehingga ikan betah dan mau berkembang dengan baik di kolam. Berbagai jenis dan bentuk kolam sudah dikembangkan berdasarkan aspek budidaya dan ekonomi antara lain kolam tanah, kolam beton/semen, kolam terpal dan lain-lain. Kolam Tanah yaitu kolam yang dibuat secara tradisional dengan cara menggali tanah dengan kedalamam tertentu dan tanah galian tersebut dibuatkan tanggul keliling sebagai penahan air. Bentuk kolam ini tergantung dari ketersediaan lokasi lahan, bisa segiempat, persegi panjang, lingkaran, ataupun trapesium. Kolam tanah kaya akan ion-ion dan mineral dari tanah. Salah satu keunggulan kolam tanah adalah karena tanah banyak mengandung mineral renik yang penting bagi nutrisi ikan. Tanah juga berfungsi sebagai penstabil ion dalam air. Ketika air kekurangan ion, tanah akan memberikannya. Ketika air kelebihan ion, tanah akan mengikatnya. Ikan yang dibiakkan di kolam tanah dapat tumbuh besar dan cepat daripada ikan yang dibiakkan di kolam terpal. Air kolam tanah tidak cepat bau. Hal ini disebabkan karena kolam tanah memiliki bakteri yang berfungsi sebagai perombak bahan organik dan penyuplai mineral bagi bakteri. Perombakan bahan organik yang cepat akan membantu mengurai pakan lele yang tidak habis sehingga tidak berada terlalu lama di dalam air. Kolam Tanah umumnya dikelola secara tradisional. Luas lahan yang dibutuhkan sangat bergantung dari usaha yang akan dijalankan. Yang perlu Diperhatikan dari Kolam Tanah (tradisional) adalah :

Pematang; tidak bocor, cukup tinggi sehingga cukup aman saat datangnya musim hujan. Kualitas air; Sumber air yang masuk ke kolam harus diperhatikan, dan tidak tercemar. Ketinggian air; Idealnya dibutuhkan air untuk memenuhi badan kolam hingga ketinggian 30 - 75 cm. Ketersediaan air memadai sepanjang Tahun Struktur tanah tidak Porous/ tidak mudah longsor Lokasi bukan daerah banjir

Gambar kolam tanah 2.2 Keuntungan Dan Kelemahan a. Keuntungan pada Kolam Tanah 1. Karena air bersentuhan langsung dengan tanah bebas, maka secara alamiah kadar Ph dan suhu akan diatur oleh alam, sehingga kontrol Ph dan suhu hampir tidak perlu dilakukan, kecuali pada kondisi-kondisi tertentu. 2. Biaya pembuatan yang relatif murah. 3. Kondisi kolam yang alami membuat pengkayaan pakan alami berupa plankton dan hewan renik lebih optimal. 4. Keadaan alami kolam yang mirip dengan habitat asli ikan, akan membuat daya hidup lebih tinggi.

b. Kelemahannya 1. Sangat bergantung dengan keadaan dan jenis tanah tempat membuat kolam. Jika tanah tersebut tidak sehat atau bahkan mengandung bahan / zat yang berbahaya maka ekosistem pada kolam akan tergangu. 2. Diding atau dasar kolam yang terbuat dari tanah akan lebih rawan longsor dan terkikis air, juga dapat menjadi sarang bagi predator dan kompetitor alami, seperti kepiting, udang, lele liar, ikan gabus, belut dan sidhat. 3. Pada cuaca ekstrim, seperti hujan terus menerus, kontrol pada kolam dan air akan lebih sulit. 4. Proses pengeringan kolam yang memakan waktu cukup lama (antara 2-5 hr). 5. Keadaan alami kolam membuat predator alami lebih nyaman untuk berkunjung, seperti katak, ular, lingsang, dan burung. 6. Keadaan kolam yang lebih rendah dari ketinggian air, kadang akan mempersulit sirkulasi air dan pengeringan kolam. 7. Perawatan kolam ekstra untuk mengatasi dinding terkikis, penambalan lubang, pengangkatan endapan tanah. 2.3 Kondisi Tanah Yang Baik Untuk Membuat Kolam Ikan Keadaan jenis tanah penting diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap kemiringan serta besar kecilnya pematang. Pemeliharaan ikan dikolam sangat terpengaruh pada pematang untuk menahan volume air. Ketinggian air kolam baru dapat dipertahankan ketika tanah dasar dan pematang dapat menahan air dan tidak porous. Tanah liat berpasir atau lempung liat cukup berpasir biasanya memiliki plastisitas dan tidak porous. Ciri tanah dengan plastisitas tinggi biasanya tidak mudah terputus ketika dibentuk memanjang seperti pencil, tetapi mudah pecah bila dibentuk lempengan dan dipijat dengan jari. Tanah dengan plastisitas tinggi juga ditandai dengan tidak terlalu menciut apabila kering dan tidak terlalu lengket apabila basah. Tanah sawah memiliki plastisitas yang rendah dimana biasanya ditandai retak-retak apabila kering (biasa disebut selo) dan lengket apabila basah. Jenis tanah yang baik untuk membuat kolam ikan adalah

1. Tanah liat atau lempung yang sedikit berpasir (sandy loom), tanah liat ini berkadar liat 35-55% biasanya bersifat hidup dan mudah dibentuk. Untuk mengetahuinya yaitu dengan cara menggenggam tanah tersebut (cara ini mungkin cara yang paling efektif). Tanah ini apabila dibentuk tidak mudah pecah dan tidak melekat ditangan apabila dibentuk sesuatu. 2. Tanah lempung liat berpasir, terapan atau beranjang dengan kadar liat sekitar 20-35%. Kedua tanah ini sangat kuat untuk menahan air, sehingga cocok untuk pembuatan kolam budidaya ikan. 3. Tanah lempung berpasir yang berfraksi kasar dengan kadar liat hanya sekitar 30%. Jenis tanah ini awalnya memang sangat sulit untuk menahan air. Namun lama-kelamaan dengan pengolahan tanah yang baik dan terus menerus, ditambah adanya sedimen atau endapan tanah yang terbawa air sungai maka akan timbul daya tahan akan air. Kolam di daerah pegunungan biasanya tergolong jenis ini, mengandung banyak pasir tetapi cukup layak dibuat pematang. Tanah dengan kandungan pasir yang banyak (lebih dari 70%) terutama yang berbatu tidak cocok untuk dibuat kolam karena tidak bisa menahan air dan sulit dibentuk. Jenis tanah yang demikian masih memungkinkan apabila

keseluruhannya dibeton atau ditembok.


2.4 Faktor Lingkungan Yang Perlu Diperhatikan Dalam Budidaya Kolam Tanah Faktor lingkungan, seperti air, tanah, temperatur, derajat keasaman (pH), kandungan oksigen, dan lain-lain sangat berpengaruh terhadap kehidupan biota air tawar (ikan, plankton, ganggang, zooplankton dll). Kondisi lingkungan yang sesuai dengan kehidupan ikan dan biota perairan merupakan rantai makanan ikan, sehingga dapat meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan ikan karena keadaannya menjadi tidak subur. Faktor-faktor lingkungan yang perlu mendapat perhatian dalam penentuan lokasi meliputi: keadaan air, keadaan tanah, kondisi topografi tanah (derajat kemiringan tanah), keadaan geografi tanah (ketinggian tanah) dan potensi sumber daya alam di sekitar lokasi. A. Keadaan Air

Budidaya ikan membutuhkan ketersediaan air yang cukup dengan kualitas yang baik. Oleh karena itu, ketersediaan air di lokasi budi daya harus diperhitungkan menurut luas lahan (kolam) yang akan dibangun. Sumber-sumber air yang dapat digunakan berasal dari sungai atau air irigasi. 1) Kebersihan dan Kesehatan Air Kebersihan dan Kesehatan air mutlak diperlukan pada budi daya ikan secara insentif. Air yang kurang bersih sering mengandung kuman penyakit atau zat-zat yang bersifat racun, sehingga dapat mengganggu kesehatan ikan yang hidup di dalamnya. Sumber air yang baik adalah sebagai berikut: a. Sumber air bukan berasal dari sungai yang digunakan untuk membuang limbah industri. b. Sumber air bukan berasal dari comberan, umumnya mengandung kumankuman penyakit yang dapat menyerang ikan. c. Sumber air belum terpolusi oleh bahan-bahan yang berbahaya, misalnya minyak 2) Temperatur Air

Temperatur air yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan ikan. Temperatur air yang tidak cocok, misal terlalu tinggi atau terlalu rendah, dapat menyebabkan ikan tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Temperatur air yang cocok untuk pertumbuhan ikan adalah berkisar antara 150C 300C dan perbedaan suhu antara siang dan malam kurang dari 50C.
3) Derajat Keasam Air (pH) Derajat keasaman (pH) air dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Derajat

keasaman air yang sangat rendah atau sangat asam dapat menyebabkan kematian ikan dengan gejala gerakannya tidak teratur, tutup insang bergerak sangat aktif dan berenang sangat cepat dipermukaan air. Keadaan air yang sangat basa juga dapat menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat. Kisaran derajat keasaman air yang cocok untuk budi daya ikan gurami adalah antara 5,5 8,0 untuk ikan nila 7 8. Namun, ikan nila masih dapat hidup pada pH air antara 5 11. 4) Kadar Amoniak Kadar amoniak yang tinggi dapat mengganggu pertumbuhan ikan. Amoniak dapat berasal dari penumpukan sisa-sisa makanan dan dari kotoran ikan. Makin banyak sisa-sisa makanan dan kotoran ikan di dasar kolam, maka kadar amoniak

akan berambah besar. Perairan yang baik untuk budi daya ikan adalah yang mengandung amoniak kurang dari 0,0 ppm. 5) Derajat Kekeruhan Air yang terlalu keruh dapat menyebabkan ikan mengalami gangguan pernafasan (sulit bernafar) karena insangnya terganggu oleh kotoran. Disamping itu, air yang keruh dapat menurunkan atau bahkan dapat melenyapkan selera makan karena daya penglihatan ikan terganggu. 6) Kandungan Oksigen Oksigen sangat diperlukan untuk pernafasan dan metabolisme ikan dan jasadjasad renik dalam air. Kandungan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ikan dan biota lainnya dapat menyebabkan penurunan daya hidup ikan. Kandungan oksigen yang terlarut dalam air yang cocok untuk ikan gurami adalah lebih dari 5 ppm, ikan nila lebih dari 3 ppm dan untuk ikan mas berkisar 5 7 ppm. Pengaliran air yang baik dan permukaan kolam yang selalu terbuka dapat meningkatkan kadar oksigen dalam air. 7) Debit Air Debit air untuk kolam pembesaran ikan nila minimal 10 15 liter/detik/ha dan kedalaman air 60 80 cm. Sedangkan debit air untuk kolam pembesaran gurami adalah 6 12 liter/detik/ha dan kedalam air 70 100 cm.

B. Keadaan Tanah Keadaan tanah di lokasi budi daya perlu diteliti, terutama tekstur tanahnya (penyusun tanah) dan tingkat kesuburannya. Tekstur tanah yang baik adalah tanah liat dengan sedikit berpasir (3:2). Tanah yang liat dan sedikit berpasir dapat menahan air dengan baik karena tidak mudah rmerembes keluar sehingga tidak mengalami kebocoran kolam. C. Topografi (Kemiringan) Tanah Derajat kemiringan tanah yang cocok untuk usaha perikanan adalah berkisar 2% - 5%. Artinya, setiap jarak 100 m tanah horizontal (mendatar) terjadi perubahan ketinggian setinggi 2 5 m.

2.5 Persiapan tanah yang dilakukan sebelum memulai budidaya Persiapan tanah perlu dilakukan sebelum memulai budidaya. Meliputi: Pengeringan dan Pengolahan Tanah

Pemberantasan Hama Pemupukan Pengapuran Pengendalian Gulma Air

Persiapan Tanah Sebelum Budidaya Pengeringan dan Pengolahan Tanah Pengeringan dasar kolam perlu dilakukan setelah panen, sebagai tindakan higienis seperti misalnya pada waktu adanya penyakit ikan dan juga untuk oksidasi dan mineralisasi lumpur sehingga menambah kesuburan tanah dan meningkat suplai nutrien ke dalam air kolam. Pengeringan harus berlangsung sampai permukaan dasar kolam pecah-pecah. Selama pengeringan perbaikan pematang, saluran pemasukan dan pengeluaran air dan kotak pemanenan dapat dilaksanakan . Jika bahan organik yang terakumulasi didasar kolam banyak, maka perlu dilakukan pembuangan lumpur organik Pengeringan berfungsi sebagai pembasmi hama dan pengurai bahan organik, sehingga dapat mempercepat proses penumbuhan pakan alami melalui penyediaan hara dari hasil proses mineralisasi. Pengeringan berfungsi juga untuk menghilangkan atau mengurangi sebanyak mungkin produksi H2S, NH3 dan

senyawa racun yang lain.. Lama pengeringan bisa berlangsung 1-2 minggu tergantung dari kondisi lumpur dan keadaan cuaca. Pemberantasan hama Pemberantasan hama dengan obat-obatan kimia harus bersifat nonselektif dan mematikan hama serta tidak meninggalkan residu beracun. Pemupukan Pemupukan tambak berguna untuk menumbuhkan pakan alami. Dilakukan setelah tambak dikeringkan dan dikapur. Pupuk organik disarankan karena berfungsi ganda yaitu dapat merangsang pertumbuhan pakan alami dan memperbaiki struktur tanah.Pupuk kandang diberikan dengan dosis 1-3 ton/ha. Pupuk anorganik juga bisa digunakan dalam pemupukan. Biasa digunakan adalah campuran urea dan TSP dengan perbandingan dosis 75-150 kg/ha urea dan 75100 kg/ TSP.Pupuk anorganik lain adalah NPK untuk menumbuhkan plankton dengan dosis N:P:K = 16:66:0 sebanyak 22kg/ha atau pupuk (NPK = 16:20:0) sebanyak 50 kg/ha. Pengapuran Pengapuran dilakukan dalam rangka meningkatkan produktivitas kolam Pengaruh pengapuran adalah untuk meningkatkan pH lumpur dasar dan karenanya

menambah tersedianya fosfor yang berasal dari pupuk , meningkatkan alkalinitas air dan menambah tersedianya CO2 untuk fotosintesis, meningkatkan alkalinitas air dan karenanya menambah buffer air dalam menetralisir perubahan pH harian yang umum terjadi di kolam eutrofik dengan air bersifat asam

Pengendalian Gulma Air Gulma air yang tumbuh bisa menjadi pengganggu kegiatan budidaya. Keberadaan tumbuhan air bisa berdampak sbb: Tidak terdapat makanan di dasar Bahan makanan diambil oleh gulma sehingga tidak tersedia bagi ikan Persediaan oksigen menjadi kurang

Terjadi penurunan produksi Kolam menjadi kurang baik untuk aktivitas pemberian pakan menggunakan

rakit/perahu Beberapa jenis ikan dibudidayakan adalah ikan mas (Cyprinus carpio), tawes (Puntius javanicus), nila (Oreochromis spp.), gurami (Osphronemus goramy), lele (Clarias sp.), jambal (Pan gasius sp.), nilem (Osteochilus hasselti), tambakan (Helostoma temminckii), kowan (Ctenopharjngodon idellus), mola

(Hypothalmychthyc molitrix), sepat siam (Trichogaster pectoralis), sidat (Anguilla sp.), udang galah (Macrobrachium rosenbergii), dan jenis ikan air tawar lainnya. Kegiatan budidaya air tawar ini sangat potensial dalam usaha meningkatkan konsumsi ikan penduduk, utamanya di daerah-daerah pedalaman.

DAFTAR PUSTAKA Astuti, 2008.Persiapan Lahan Untuk Budidaya Ikan,http://zuraidakusumastuti.blo gspot.com, diakses tanggal 8 februari 2014 pukul 19.30 WITA Budiati, Rahayu. 2012. http://carabudidayadi.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 8 Februari 2014 pukul 21.00 Hadi. 2012. http://tarjombah.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 2014 pukul 10.00 WITA 9 Februari

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas Individu Kad
    Tugas Individu Kad
    Dokumen9 halaman
    Tugas Individu Kad
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Tugas Individu
    Tugas Individu
    Dokumen6 halaman
    Tugas Individu
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Paper Praktek Lapang
    Paper Praktek Lapang
    Dokumen8 halaman
    Paper Praktek Lapang
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Seksual Sekunder
    Seksual Sekunder
    Dokumen5 halaman
    Seksual Sekunder
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • PKM Penelitian 1
    PKM Penelitian 1
    Dokumen14 halaman
    PKM Penelitian 1
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Tugas Skripsi Prof Yusri
    Tugas Skripsi Prof Yusri
    Dokumen8 halaman
    Tugas Skripsi Prof Yusri
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Tugas Bagian Awal Skripsi
    Tugas Bagian Awal Skripsi
    Dokumen7 halaman
    Tugas Bagian Awal Skripsi
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Artemia
    Artemia
    Dokumen11 halaman
    Artemia
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Tugas Individu
    Tugas Individu
    Dokumen7 halaman
    Tugas Individu
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Skripsi
    Skripsi
    Dokumen2 halaman
    Skripsi
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Ikan Belanak
    Ikan Belanak
    Dokumen5 halaman
    Ikan Belanak
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Mki Rani
    Mki Rani
    Dokumen7 halaman
    Mki Rani
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Yuliani Ok
    Yuliani Ok
    Dokumen6 halaman
    Yuliani Ok
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Tugas Obat
    Tugas Obat
    Dokumen8 halaman
    Tugas Obat
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Kuisioner Kunjungan Lapangan
    Kuisioner Kunjungan Lapangan
    Dokumen1 halaman
    Kuisioner Kunjungan Lapangan
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Paper Teknologi Pengelolaan Kualitas Air
    Paper Teknologi Pengelolaan Kualitas Air
    Dokumen6 halaman
    Paper Teknologi Pengelolaan Kualitas Air
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • I Mun Osti Mulan
    I Mun Osti Mulan
    Dokumen11 halaman
    I Mun Osti Mulan
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • TMP Bu Aslam
    TMP Bu Aslam
    Dokumen7 halaman
    TMP Bu Aslam
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Tugas Praktikum Pkaa
    Tugas Praktikum Pkaa
    Dokumen11 halaman
    Tugas Praktikum Pkaa
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Tugas Bu Elmi
    Tugas Bu Elmi
    Dokumen1 halaman
    Tugas Bu Elmi
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Tugas Patologi Malnutrisi
    Tugas Patologi Malnutrisi
    Dokumen7 halaman
    Tugas Patologi Malnutrisi
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Tugas Individu
    Tugas Individu
    Dokumen18 halaman
    Tugas Individu
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Artemia
    Artemia
    Dokumen11 halaman
    Artemia
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • PAEOPHYCEAE
    PAEOPHYCEAE
    Dokumen7 halaman
    PAEOPHYCEAE
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN
    LAPORAN
    Dokumen18 halaman
    LAPORAN
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    0% (1)
  • My Xo Bacteria
    My Xo Bacteria
    Dokumen10 halaman
    My Xo Bacteria
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Rencana Strategis KKP 2010
    Rencana Strategis KKP 2010
    Dokumen1 halaman
    Rencana Strategis KKP 2010
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Makalah Sel
    Makalah Sel
    Dokumen21 halaman
    Makalah Sel
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Paper Teknologi Pengelolaan Kualitas Air
    Paper Teknologi Pengelolaan Kualitas Air
    Dokumen6 halaman
    Paper Teknologi Pengelolaan Kualitas Air
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • KLP 1 Makalah
    KLP 1 Makalah
    Dokumen12 halaman
    KLP 1 Makalah
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat