Anda di halaman 1dari 1

B. Kesalahan Akibat Kebiasaan Manusia digambarkan sebagai makluk yang selalu membuat suatu kebiasaan.

Namun apabila gambaran ini dianggap benar di dunia sensori maka akan merujuk pada suatu kesalahan, yakni kesalahan yang akan menjadi kebiasaan. Kesalahan ini merupakan akibat dari kecenderungan pemberian tindakan yang sama, contohnya dalam pengendalian kualitas (quality control) dari hari ke hari dengan sampel yang sama. Para panelis cenderung akan mengulang penilaian yang sama terhadap sampel tersebut dan oleh sebab itu panelis bisa saja melewatkan kecenderungan peningkatan atau bahkan penurunan kualitas dari sampel tersebut. Kebiasaan merupakan hal yang umum dan harus dirubah dengan cara memberikan variasi jenis produk atas sampel yang hendak disajikan.

C. Kesalahan Pemicu Kesalahan ini terjadi ketika kriteria yang tidak sesuai, seperti jenis atau warna dari wadah, memengaruhi si pemeriksa. Contohnya (Amerine et al., 1965), dengan mengetahui bahwa wine yang dikemas dalam botol dengan tutup yang berbentuk sekrup biasanya berharga lebih murah, wine percobaan yang disajikan dari botol semacam itu akan menghailkan penilaian yang lebih rendah daripada wine yang disajikan dari botol dengan tutup yang terbuat dari gabus. Sesi panel yang secara tiba-tiba diadakan bisa memicu kesalahan penilaian karena adanya kesalahan pemicu yang terlebih dahulu telah disadari. Sampel yang disajikan diakhir sebuah pengujian bisa dinilai lebih memiliki penilaian (misalnya rasa) yang baik karena para panelis tahu bawa ketua panel akan memberikan sampel dengan rasa yang lebih ringan dahulu untuk mengurangi resiko kepenatan. Perbaikan-perbaikan dalam kasus seperti ini sudah jelas: jangan mengabaikan tanda ketidaksesuaian (juga tanda kesesuaian), jadwalkan sesi panel secara teratur, perbaiki penyimpangan dan cara mempresentasikan produk sampel.

Anda mungkin juga menyukai