ABSTRAK : Tata Cara perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2000) telah menjadi standar baru dalam perencanaan konstruksi baja saat ini, dengan demikian sudah ada langkah nyata dalam upaya meningkatkan kualitas perencanaan bangunan baja di Indonesia. Meskipun tidak terlihat secara nyata, tetapi kalau melihat formulasi yang digunakan maka standar tersebut mengacu pada peraturan AISC-LRFD. Hal tersebut dapat dilihat pada formulasi perencanaan batang tarik dimana SNI mirip dengan AISC-LRFD. Meskipun demikian , formulasi yang digunakan pada perencanaan batang tekan terlihat sedikit berbeda. Penelitian ini akan membandingkan formulasi perencanaan batang tekan SNI dengan AISC-LRFD dengan melakukan simulasi perencanaan untuk berbagai variabel. Selain itu akan dibandingkan juga dengan SAP2000 versi 8.26 yang mempunyai prosedur perencanaan cara LRFD built-in dengan code design AISC-LRFD93, untuk mengetahui relevansi terhadap peraturan kita. Hasil penelitian ini nantinya akan sangat berguna untuk mendapatkan kepastian apakah ketersediaan sumber-sumber pengetahuan (buku, jurnal atau publikasi lainnya) maupun alat bantu perencanaan (program-program komputer) yang berbasis AISC-LRFD yang banyak tersedia dapat digunakan secara langsung atau memerlukan modifikasi tertentu. Khususnya untuk mendapatkan hasil perencanaan batang tekan / tarik pada baja yang selaras dengan SNI 03-1729-2000. Dimana didapat kesimpulan, bahwa pada perencanaan batang tarik terbukti SNI menggunakan AISC-LRFD sebagai acuan, dan literatur yang berbasis AISC-LRFD 2005 dapat diimplementasikan oleh peraturan lokal dengan memodifikasi faktor tahanan untuk perencanaan batang tekan. Penelitian ini juga akan membuktikan bahwa perencanaan kapasitas penampang tekan SAP2000 hanya dapat digunakan pada jenis profil tertentu saja.
KATA KUNCI : SNI 03-1729-2000, AISC-LRFD, Perencanaan Batang Tekan, Perencanaan Batang Tarik
ABSTRACT : Planning procedure of steel structure for the building (SNI 03-1729-2000) has become a new standard in steel design construction now day, and also one of the effort of increasing the quality of steel planning construction in Indonesia. The progress may not see directly, but by using the standard formulas that related to the AISC-LRFD rules. This is also seen in design strength of tension members, where SNI similar with AISC-LRFD. But the formulas that used in design compressive strength members look a bit different. This research will compare the SNI formulas with AISC-LRFD formulas by doing the simulation for various variables. This research will also comparing the SAP2000 8.26 version that has LRFD built-in procedure with AISC-LRFD93 design code, to see the relevance to our regulation. The result of this research hopefully will use to get the certainty where the availability of knowledge source (books, journal, other publications) including assistive planning tools (computer program) that based in AISC-LRFD can be used directly or need certain modification. Especially to get the compression / tension strength design result that synergy with the SNI 031729-2000. As a conclusion, that in tension strength design officially proved that SNI use the AISC-LRFD as a reference, and literature based in AISC-LRFD 2005 is able to implement by the local rule with modified resistance factor for compressive strength design. This research also prove that the capacity design strength of compression members SAP2000 only able to use at certain profile type. KEYWORDS : SNI 03-1729-2000, AISC-LRFD, Compressive Strength Design, Tension Strength Design
1 2
Graduate Student, University of Pelita Harapan, Indonesia Lecturer, University of Pelita Harapan, Indonesia
115
1. PENDAHULUAN Load Resistance Factor Design (LRFD) adalah suatu metode perencanaan yang sekarang ini digunakan dalam peraturan konstruksi baja Amerika yang bernama AISC-LRFD. Peraturan kita yakni SNI, yang sebelumnya menggunakan desain tegangan ijin seperti pada metode ASD (Allowable Stress Design) , terlihat memperbaharui metodenya dengan mengacu pada AISC-LRFD tanpa ada pernyataan tertulis. Indikasi ini dapat dilihat pada perencanaan aksial, khususnya pada batang tarik yang terlihat tidak terdapat perbedaaan dalam formulasi perhitungannya. Tetapi dilain kasus pada batang tekan terdapat perbedaan yang hampir menyeluruh pada formulasi perhitungan yang digunakan. Masalah yang ada akan dibahas berupa penelitian terhadap Evaluasi perbandingan perencanaan batang tekan antara peraturan SNI dengan AISC-LRFD yang berguna untuk mendapatkan kepastian relevansi dari banyaknya ketersediaan literatur maupun alat bantu perencanaan (program-program komputer) yang berbasis AISC-LRFD terhadap SNI. Sehingga dapat dibuktikan apakah dapat digunakan secara langsung atau memerlukan suatu modifikasi tertentu dalam prosedur perhitungannya sarana tersebut oleh peraturan kita. Keuntungan lainnya dari penelitian ini adalah dapat dibuktikan secara nyata letak posisi peraturan kita terhadap AISC-LRFD. Penelitian tersebut berupa evaluasi perbandingan perencanaan aksial antara peraturan SNI dengan AISC-LRFD (1999 dan 2005) yang khususnya pada batang tekan murni, yang pada prosedur perhitungannya terdapat perbedaan. Evaluasi perbandingan ini menggunakan variabel kelangsingan KL/r dari nol sampai 200 pada profil dengan simetri ganda, simetri tunggal dan profil-T untuk dijadikan acuan terhadap tahanan tekan rencana dari peraturan-peraturan yang ditinjau. Dari evaluasi manual yang dilakukan juga dianalisa dengan menggunakan program SAP2000 versi 8.26 untuk dijadikan perbandingan dalam bentuk rasio. 2. EVALUASI PERENCANAAN BATANG TARIK Perumusan dasar tahanan nominal untuk perencanaan batang tarik menurut SNI dan AISC-LRFD ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu (a) leleh penampang pada daerah yang jauh dari hubungan dan (b) fraktur pada penampang efektif neto pada lubang-lubang baut dihubungan. Dengan mengambil faktor tahanan tarik rencana, = 0.9 untuk leleh pada penampang bruto dan, = 0.75 untuk fraktur tarik pada penampang efektif. Pada tabel.1 dibawah ini dipaparkan perbandingan formulasi yang digunakan faktor-faktor diatas dalam mencari tahanan nominal tarik :
Tabel 1. Prosedur Formulasi Tahanan Nominal Tarik SNI dan AISC-LRFD
Catatan : (a) Leleh pada Penampang Bruto; (b) Fraktur pada Penampang Neto
116
Terlihat pada tabulasi diatas tidak ada perbedaan formulasi dalam perencanaan batang tarik, hanya penggunaan notasi-nya saja yang sedikit berbeda Sehingga adanya indikasi SNI mengacu pada AISCLRFD pada perencanaan batang tarik adalah benar. 3. EVALUASI PERENCANAAN BATANG TEKAN Terdapat dua jenis tekuk pada perencanaan aksial tekan, yaitu tekuk lokal dan tekuk global. Untuk penjelasan praktisnya tekuk lokal adalah tekuk yang dialami oleh penampang profil akibat gaya tekan. Sedangkan pada tekuk global yang mengalami tekuk adalah batangnya secara keseluruhan. Terdapat perbedaan persyaratan batas kelangsingan penampang yang diijinkan antara SNI dengan AISC-LRFD, namun batas ijin kelangsingan pada batang, KL/r 200, terdapat pada kedua peraturan tersebut. Perencanaan elemen langsing pada AISC-LRFD menggunakan faktor reduksi Q<1, sedangkan pada SNI tidak terdapat penjelasan yang akurat. Hanya terdapat pernyataan harus direncanakan dengan analisis rasional yang dapat diterima. Dengan kata lain kembali berkiblat kepada AISC. Karena hal tersebut, maka tidak diperlukannya perbandingan dilakukan terhadap elemen langsing. Perencanaan batang aksial tekan pada kondisi tidak langsing terdapat tiga kondisi tekuk dari penampang batang yang ditinjau. Kondisi tekuk yang dimaksud adalah tekuk lentur (flexural buckling, FB), tekuk lentur torsi (flexural torsional buckling, FTB) dan tekuk torsi (Torsional buckling, TB), dimana pada kondisi-kondisi tekuk ini terdapat prosedur formulasi perhitungan yang berbeda berkaitan dengan bentuk penampang tunggal yang digunakan. Terdapat perbedaan formulasi antara SNI dengan AISC-LRFD dalam perencanaan pada kondisi tekuk yang dimaksud seperti yang dapat kita lihat pada tabel.2 dibawah ini :
Tabel 2. Prosedur Formulasi Tahanan Nominal Tekan SNI dan AISC-LRFD
117
Terlihat pada Tabel 2. walaupun terdapat perbedaan yang hampir menyeluruh dari prosedur perencanaan tahanan nominal tekan, namun ada kesamaan formulasi perhitungan antara SNI dengan AISC-LRFD, khususnya pada penggunaan formulasi parameter kelangsingan kritis, c, dan formulasi tegangan tekuk lentur torsi kritis pada profil-T.Perbedaan yang signifikan terlihat pada perencanaan tekan untuk kondisi torsional buckling dan flexural torsional buckling penampang simetri tunggal, dimana pada SNI tidak terdapat adanya ketentuan penggunaan faktor torsi. Sehingga diperlukan penelitian berupa evaluasi perbandingan dari kedua peraturan tersebut untuk mendapatkan posisi yang jelas antara keduanya. 3.1. EVALUASI PERBANDINGAN PERENCANAAN BATANG TEKAN SNI DAN AISC-LRFD Pada evaluasi perencanaan batang tekan ini kami menggunakan program Excel untuk mengaplikasikan prosedur perhitungan yang ada pada tiap peraturan dengan variabel-variabel yang digunakan untuk menghasilkan kurva tahanan tekan rencana ( c Pn ) terhadap periode kelangsingan (KL/r). Sampel yang digunakan berupa profil dengan simetri ganda, simetri tunggal dan profil-T sebagai perwakilan batang tunggal yang akan ditinjau prosedur perhitungannya. Kami mengambil sampel jenis dan ukuran profil dari tabel Gunung Garuda dengan maksud relevansi dari profil-profil yang tersedia diIndonesia. Perbandingan antar peraturan-peraturan yang ditinjau akan ditampilkan pada kurva berikut :
118
Gambar 2. Kurva Perbandingan Perencanaan Batang Tekan pada Penampang Simetri Tunggal
119
3.2. PEMBAHASAN Gambar kurva diatas memperlihatkan perbandingan tahanan rencana tekan antara peraturan SNI dengan AISC-LRFD sampai pada batas periode kelangsingan 200. Terlihat pada periode kelangsingan tertentu, perencanaan tekan SNI sedikit lebih tinggi dibanding AISC-LRFD, walaupun kecenderungan AISC-LRFD masih jauh lebih unggul. Hal ini disebabkan karena adanya penggunaan faktor tekuk pada SNI. Faktor tekuk tersebut berbanding lurus dengan faktor kelangsingan, sehingga reduksi pada tegangan tekuk lentur pada perencanaan akan semakin besar seiring periode kelangsingan mencapai batas ijin. Hasil analisa perbandingan dari kurva pada gambar 1, gambar 2, dan gambar 3 diatas akan dijabarkan pada tabulasi dibawah ini :
Tabel 3. Analisa Kurva
Dari tabel diatas terlihat bahwa adanya indikasi SNI mengacu terhadap AISC-LRFD adalah benar. Sehingga literatur berbasis AISC-LRFD yang banyak tersedia dapat digunakan oleh peraturan kita dengan faktor tahanan sebesar 0.85. 4. EVALUASI PERENCANAAN BATANG TEKAN DENGAN PROGRAM SAP2000 Perencanaan batang tekan pada program SAP2000 menggunakan formulasi AISC-LRFD93, dimana hal itu dapat kita lihat pada tool design structures. Dalam perencanaannya, program SAP2000 akan melakukan feedback terhadap beban yang diberikan dalam bentuk rasio. Rasio yang dimaksud adalah perbandingan beban ultimate terhadap tahanan rencana yang telah diformulasikan menurut prosedur perhitungan pada program SAP2000. Strategi yang dilakukan adalah memberikan pembebanan dari hasil evaluasi manual sebelumnya sebagai beban terfaktor pada program SAP2000. Dengan sampel profil yang ditentukan, kemudian SAP2000 akan menganalisa beban yang diberikan terhadap kapasitas tahanan struktur dalam bentuk
120
rasio, seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Rasio tersebut akan menjelaskan apakah alat bantu software dapat digunakan sebagai acuan perencanaan peraturan kita. Sampel profil yang digunakan adalah : Profil simetri ganda