Anda di halaman 1dari 13

Konsep Golden Percentage pada Ras Deutro Melayu (Studi pada Mahasiswa FKG UI)

Brian Vensen Lika, Roselani W. Odang, R.M. Tri Ardi Mahendra

Corresponding address: Departemen Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Jalan Salemba Raya No.4 Gd. B Lt.3 Jakarta Pusat 10430. Telepon: (021) 3151216, Fax. (021) 3151216 Email: brian.vensen@gmail.com (Brian Vensen Lika)

ABSTRAK Latar belakang dan tujuan: Proporsi lebar gigi geligi anterior merupakan salah satu komponen penting dalam senyum yang estetis. Terdapat beberapa konsep dalam menentukan proporsi lebar gigi geligi anterior yang estetis seperti golden proportion & golden percentage. Belum diketahui apakah proporsi lebar gigi geligi anterior atas kelompok Deutro Melayu di Indonesia sesuai dengan konsep golden percentage. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proporsi lebar gigi geligi anterior mahasiswa FKG UI ras Deutro Melayu sekaligus untuk mengetahui apakah terdapat kesesuaian konsep golden percentage dengan proporsi yang diperoleh. Bahan dan metode: Penelitian deskriptif melibatkan 100 mahasiswa FKG UI ras Deutro Melayu. Subjek mengisi lembar Orofacial Esthetic Scale kemudian dilakukan pembuatan model studi rahang atas. Lebar gigi geligi anterior atas tampilan frontal pada model studi diproyeksikan pada kertas milimeter dan hasil proyeksinya diukur. Analisis data menggunakan piranti lunak SPSS. Hasil: Proporsi lebar gigi geligi anterior yang diperoleh adalah 12%, 16%, 22%, 22%, 16%, 12%. Berdasarkan data persepsi estetika menggunakan Orofacial Esthetic Scale, proporsi yang diperoleh dianggap memuaskan oleh 99% subjek. Kesimpulan: Proporsi lebar gigi geligi anterior mahasiswa FKG UI ras Deutro Melayu memiliki nilai tertentu yang tidak sesuai dengan konsep golden percentage. Walaupun demikian, secara umum proporsi yang diperoleh dianggap memuaskan.

Kata kunci: estetika, gigi geligi anterior rahang atas, golden percentage, kelompok Deutro Melayu, persepsi estetika

ABSTRACT Background and objectives: Dental proportion is an important component of an esthetic smile. Many concepts have been proposed as a guideline for creating an esthetic dental proportion, such as golden proportion and golden percentage. It is not known whether the proportion of the widths of maxillary anterior teeth among Deutro Melayu population in Indonesia follows golden percentage. The aim of this study was to know the proportion of the widths of maxillary anterior teeth among FKG UI students of Deutro Melayu origin and to examine whether this proportion follows golden percentage. Materials and methods: Descriptive study involving 100 FKG UI students of Deutro Melayu origin. Subjects filled Orofacial Esthetic Scale questionnaire and study models from maxillary impression of subjects were made. The frontal widths of maxillary anterior teeth were projected on milimeter block and measured. Data was tabulated and analized using SPSS. Results: Proportion of the widths of maxillary anterior teeth of the subjects were 12%, 16%, 22%, 22%, 16%, 12%. Based on Orofacial Esthetic Scale scores, this proportion was accepted esthetically by 99% of the subjects. Conclusion: The widths of maxillary anterior teeth among FKG UI students of Deutro Melayu origin showed a specific proportion which does not follow golden percentage. However, this proportion was accepted esthetically by subjects in general.

Key terms: Deutro Melayu population, esthetics, golden percentage, maxillary anterior teeth, perception of esthetics

Pendahuluan Kebutuhan akan pentingnya penampilan termasuk kondisi gigi geligi bagi masyarakat meningkat pesat selama beberapa tahun terakhir. Kini semakin banyak orang yang membutuhkan jasa dokter gigi untuk memperbaiki kondisi estetika gigi geliginya yang menunjang estetika penampilan secara umum.1,
2

Dalam bidang

kedokteran gigi, estetika dapat diterapkan untuk memperbaiki kondisi estetik dari senyum pasien. Pada senyum pasien, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain proporsi gigi geligi, warna gigi, dan bentuk gigi.1,
3

Banyak artikel dan kursus

yang membahas dan mengajarkan berbagai konsep smile design sebagai pedoman penyusunan rencana perawatan yang memberikan kepuasan estetika pada pasien. Salah satu aspek dari smile design adalah adanya proporsi antar gigi geligi anterior yang dianggap estetik.1, 3 Proporsi gigi geligi ini menggambarkan ukuran gigi geligi yang terlihat, sehingga proporsi yang dimaksud merupakan proporsi gigi geligi anterior rahang atas tampilan frontal.3 Beberapa konsep telah dikemukakan tentang proporsi antar gigi geligi anterior, antara lain konsep golden proportion & golden percentage.4,
5

Konsep golden proportion merupakan konsep estetika yang pertama

dikenal dan diterima dalam estetika kedokteran gigi. Berdasarkan golden proportion, proporsi lebar gigi geligi anterior tampilan frontal yang estetis dari gigi insisivus sentralis sampai kaninus adalah 1.618 : 1.0 : 0.618.6 Akan tetapi, penerapan golden proportion sebagai panduan penentuan proporsi lebar gigi geligi anterior memiliki kelemahan, yaitu proporsi lebar gigi geligi anterior masyarakat dengan gigi geligi asli yang dianggap estetis tidak selalu sesuai dengan golden proportion7, 8, selain itu ditemui kesulitan dalam penerapan rasio terutama karena berupa angka desimal (1.618 : 1.0 : 0.618).2 Oleh karena itu beberapa peneliti mengembangkan konsep alternatif mengenai proporsi lebar gigi geligi anterior yang diharapkan lebih mudah untuk

diterapkan, salah satu diantaranya adalah konsep golden percentage yang dikembangkan oleh Snow.2, 4 Dalam konsep golden percentage, untuk memperoleh senyum yang baik secara estetis, proporsi lebar gigi geligi anterior tampilan frontal harus memenuhi ketentuan berikut: gigi kaninus kanan & kiri masing-masing 10%, gigi insisivus lateral kanan & kiri masing-masing 15%, gigi insisivus sentralis kanan & kiri masingmasing 25% dari total lebar gigi anterior rahang atas.4, 5 Menurut Fayyad4 dan Murthy5, konsep golden percentage dapat diterapkan pada masyarakat dengan sedikit modifikasi berdasarkan ras yang berbeda-beda. Penelitian untuk membuktikan adanya kesesuaian antara konsep golden percentage dengan proporsi lebar gigi geligi anterior pada individu Indonesia dengan gigi geligi asli, khususnya pada kelompok ras Deutro-Melayu, belum pernah dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proporsi lebar gigi geligi anterior mahasiswa FKG UI ras Deutro-Melayu sekaligus untuk mengetahui apakah terdapat kesesuaian konsep golden percentage dengan proporsi lebar gigi geligi anterior yang diperoleh. Selain itu, perlu diketahui apakah proporsi lebar gigi geligi anterior yang terdapat pada mahasiswa FKG UI ras Deutro-Melayu dianggap memuaskan secara estetis oleh subjek. Dalam penelitian ini, digunakan indikator yang mampu mengukur persepsi estetika subjek mengenai penampilan dentofasialnya yaitu Orofacial Esthetic Scale (OES) yang diformulasikan oleh Larsson, dkk9, penelitiannya mengenai persepsi estetika. Orofacial Esthetic Scale diformulasikan dalam bentuk kuesioner yang mengevaluasi 8 faktor yaitu penampilan wajah, profil wajah, penampilan senyum, susunan gigi geligi, bentuk gigi, warna gigi, penampilan gingiva, serta penampilan
10

sebagai hasil dari

wajah, mulut, & gigi secara keseluruhan. Setiap faktor diisi sendiri oleh subjek dengan menggunakan skala numerik mulai dari 0 = sangat tidak puas sampai 10 = sangat puas. Hasil evaluasi 8 faktor OES dirata-rata dan dikategorikan menjadi 3

kelompok yaitu: tidak puas (skor 1-3), cukup puas (skor 4-7), dan sangat puas (skor 810).7, 8

Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proporsi lebar gigi geligi anterior mahasiswa FKG UI ras Deutro Melayu. Tujuan berikutnya adalah untuk mengetahui apakah terdapat kesesuaian antara konsep Golden Percentage dengan proporsi lebar gigi geligi anterior mahasiswa FKG UI ras Deutro Melayu. Tujuan selanjutnya adalah untuk mengetahui apakah proporsi lebar gigi geligi anterior mahasiswa FKG UI ras Deutro Melayu dianggap memuaskan secara estetik berdasarkan Orofacial Esthetic Scale.

Metode Penelitian Penelitian deskriptif dengan melibatkan 100 subjek mahasiswa FKG UI angkatan 2010-2013 yang terdiri dari 10 laki-laki dan 90 perempuan. Subjek dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut: Gigi geligi rahang atas lengkap (tidak termasuk gigi 8) Susunan gigi geligi baik (tidak terdapat crowding atau spacing) Gigi anterior bebas karies, tidak ada restorasi, dan tidak memiliki kelainan morfologi gigi Tidak memiliki riwayat menjalani perawatan orthodontik Termasuk keturunan Deutro-Melayu 2 generasi

Subjek mengisi lembar informed consent, lembar biodata, dan kuesioner Orofacial Esthetic Scale. Dilakukan pencetakan rahang atas subjek menggunakan bahan cetak irreversible hydrocolloid dan stock tray. Kemudian model studi rahang atas subjek dibuat menggunakan dental stone. Model studi diposisikan pada kertas milimeter blok. Lebar gigi anterior tampilan frontal pada model studi diproyeksikan ke kertas milimeter blok menggunakan pensil (gambar 1). Setelah itu hasil proyeksi diukur menggunakan jangka sorong. Pengukuran proporsi lebar gigi diperoleh dengan membagi lebar satu gigi anterior dengan total lebar seluruh gigi geligi anterior atas, kemudian hasilnya diubah ke dalam bentuk persentase. Data diolah dan dianalisis menggunakan piranti lunak SPSS. Analisis data menggunakan analisis univariat.

Hasil Penelitian Hasil pengukuran rerata lebar gigi geligi anterior subjek ditunjukkan pada tabel 1. Lebar gigi geligi anterior pada sisi kiri dan sisi kanan subjek tidak sama, dimana terdapat selisih 0.05mm antara lebar gigi 13 dan 23, terdapat selisih 0.11mm antara lebar gigi 12 dan 22, serta terdapat selisih 0.04mm antara lebar gigi 11 dan 21. Secara keseluruhan, lebar gigi geligi anterior pada sisi kanan (kuadran 1) lebih besar dibandingkan lebar gigi geligi anterior pada sisi kiri (kuadran 2). Terdapat perbedaan antara lebar gigi anterior subjek laki-laki dengan subjek perempuan. Secara umum, lebar gigi geligi anterior pada subjek laki-laki lebih besar dibandingkan dengan lebar gigi geligi anterior pada subjek perempuan (gambar 2). Berdasarkan hasil pengukuran rerata proporsi lebar gigi geligi anterior subjek pada tabel 2, proporsi lebar gigi 13, 12, 11, 21, 22, 23 yang diperoleh dari penelitian ini adalah 12%, 16%, 22%, 22%, 16%, 12%. Proporsi yang diperoleh ini ternyata tidak sesuai dengan proporsi lebar gigi geligi anterior menurut golden percentage,

dimana proporsi lebar gigi 13, 12, 11, 21, 22, 23 yang ideal adalah 10%, 15%, 25%, 25%, 15%, 10% (gambar 3). Hasil pengukuran persepsi estetika subjek menggunakan kuesioner OES pada tabel 3 menunjukkan bahwa 1% subjek (1 dari 100 orang) termasuk kelompok tidak puas, 36% subjek (36 dari 100 orang) termasuk kelompok cukup puas, dan 63% subjek (63 dari 100 orang) termasuk kelompok sangat puas.

Pembahasan Proporsi lebar gigi geligi anterior yang diperoleh secara umum ternyata tidak sesuai dengan konsep golden percentage menurut Snow. Dilihat dari nilai standar deviasi rerata proporsi lebar gigi geligi anterior subjek, hanya proporsi lebar gigi 12 dan 22 saja yang masih dianggap sesuai dengan golden percentage untuk proporsi lebar gigi insisivus lateralis yaitu 15%. Proporsi lebar gigi 12 dari penelitian ini sebesar 15.0097% - 16.9013%; sedangkan proporsi lebar gigi 22 dari penelitian ini sebesar 14.5830% - 16.7988%. Hasil serupa juga diperoleh oleh penelitian yang dilakukan Fayyad4, Murthy5 dan Rita.6 Temuan pada penelitian ini sejalan dengan pendapat bahwa untuk menerapkan konsep golden percentage di masyarakat, perlu memperhatikan perbedaan ras yang ada.4,
5

Proporsi lebar gigi geligi anterior pada masyarakat

bervariasi menurut ras; dan tidak semua proporsi lebar gigi geligi anterior pada masyarakat, khususnya pada mahasiswa FKG UI ras Deutro Melayu, sesuai dengan konsep golden percentage. Dari hasil pengukuran persepsi estetika subjek menggunakan kuesioner Orofacial Esthetic Scale ditemukan bahwa secara umum proporsi lebar gigi geligi

anterior yang terdapat pada subjek, walaupun tidak sesuai dengan golden percentage, dianggap memuaskan berdasarkan persepsi estetika subjek sendiri. Satu-satunya subjek yang termasuk kelompok tidak puas memiliki proporsi lebar gigi geligi yang tidak berbeda jauh dari rerata proporsi lebar gigi geligi anterior pada penelitian ini, yaitu sebesar 13.51%, 14.86%, 22.97%, 21.62%, 13.51%, 13.51%. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi lebar gigi geligi anterior dapat dianggap tidak memuaskan secara estetis oleh subjek, walaupun proporsi tersebut berada di kisaran yang dianggap ideal bagi kebanyakan orang. Hal ini juga mendukung pendapat yang menyatakan bahwa dalam perawatan estetika kedokteran gigi, khususnya penentuan proporsi lebar gigi geligi anterior, perlu memperhatikan persepsi estetika pasien.3

Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi lebar gigi geligi anterior rahang atas mahasiswa FKG UI ras Deutro Melayu memiliki nilai tertentu yang tidak sesuai dengan konsep Golden Percentage menurut Snow. Walaupun demikian, proporsi lebar gigi geligi anterior rahang atas mahasiswa FKG UI ras Deutro Melayu yang ditemukan secara umum dianggap memuaskan secara estetis oleh subjek berdasarkan penilaian menggunakan Orofacial Esthetic Scale.

Daftar Referensi 1. McLaren EA, Cao PT. Smile analysis and esthetic design: In the Zone. Inside Dentistry 2009; 5(7): 44-48 2. Geissberger M. Esthetic dentistry in clinical practice. Iowa: Wiley-Blackwell; 2010 3. Bhuvaneswaran M. Principles of smile design. J Conserv Dent 2010; 13(4): 225 232 4. Fayyad MA, Jamani KD, Aqrabawi J. Geometric and mathematical proportions and their relations to maxillary anterior teeth. J Contemp Dent Pract 2006; 7(5): 110 5. Murthy BVS, Ramani N. Evaluation of natural smile: Golden proportion, RED, or Golden percentage. J Conserv Dent 2008; 11: 16-21 6. Rita et al. Aesthetic Principles of the upper front teeth: Application of golden proportion (Levin) and golden percentage (Snow). Acta Medica Marisiensis 2013; 59(1): 25-27 7. Handojo J. Proporsi estetika gigi anterior rahang atas pada kelompok mahasiswa di Jakarta [Tesis]. Jakarta: Universitas Indonesia; 2011 8. Victoria. Hubungan Proporsi lebar gigi anterior rahang atas kelompok deutro melayu dengan konsep golden proportion [Skripsi]. Jakarta: Universitas Indonesia; 2011 9. Larsson P, John MT, Nilner K, Bondermark L, List T. Development of an orofacial esthetic scale in prosthodontic patients. Int J Prosthodont 2010; 23: 249256 10. Larsson P, John MT, Nilner K, List T. Reliability and validity of the orofacial esthetic scale in prosthodontic patients. Int J Prosthodont 2010; 23: 257-262

Gambar 1. Lebar gigi anterior rahang atas pada model diproyeksikan pada kertas milimeter menggunakan pensil

Tabel 1. Hasil pengukuran lebar gigi geligi anterior rahang atas pada subjek
Lebar 13 (mm) Mean Standar Deviasi Mean SD 4.0352 5.2128 Nilai terkecil Nilai terbesar 3.60 6.50 5.6589 6.5671 5.00 7.00 7.8947 8.9673 7.00 9.50 7.7026 9.0814 4.50 9.50 5.4743 6.5257 4.30 7.00 3.9668 5.3682 3.50 8.00 36.4316 40.0234 33.30 43.00 4.6240 0.5888 Lebar 12 (mm) 6.1130 0.4541 Lebar 11 (mm) 8.4310 0.5363 Lebar 21 (mm) 8.3920 0.6894 Lebar 22 (mm) 6.0000 0.5257 Lebar 23 (mm) 4.6675 0.7007 Lebar total (mm) 38.2275 1.7959

10.00 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 Gigi 13 Gigi 12 Gigi 11 Gigi 21 Gigi 22 Gigi 23 Rerata lebar gigi laki-laki (mm) Rerata lebar gigi perempuan (mm)

Gambar 2. Rerata lebar gigi geligi subjek laki-laki dan subjek perempuan

Tabel 2. Hasil pengukuran rerata proporsi lebar gigi geligi anterior rahang atas subjek
Proporsi Lebar 13 (%) Mean Standar Deviasi Mean SD 12.0845 1.3182 10.7663 13.4027 Nilai terkecil Nilai terbesar 10.00 15.48 Proporsi Lebar 12 (%) 15.9905 0.9108 15.0797 16.9103 13.16 18.92 Proporsi Lebar 11 (%) 22.0670 1.2221 20.8449 23.2891 18.99 25.00 Proporsi Lebar 21 (%) 22.0591 1.3690 20.6901 23.4281 18.18 25.57 Proporsi Lebar 22 (%) 15.6909 1.1079 14.5830 16.7988 12.16 18.18 Proporsi Lebar 23 (%) 12.1065 1.3900 10.7165 13.4965 8.97 16.46

30 25 20 15 10 5 0 Proporsi Proporsi Proporsi Proporsi Proporsi Proporsi 13 12 11 21 22 23 Proporsi lebar gigi geligi anterior Mahasiswa FKG UI ras Deutro Melayu (%) Proporsi lebar gigi geligi anterior menurut Golden Percentage (%)

Gambar 3. Perbandingan proporsi lebar gigi geligi anterior Mahasiswa FKG UI ras Deutro Melayu dengan konsep Golden Percentage

Tabel 3. Hasil pengukuran persepsi estetika 100 orang subjek menggunakan OES Persepsi estetika Kelompok tidak puas (skor 1-3) Kelompok cukup puas (skor 4-7) Kelompok sangat puas (skor 8-10) Jumlah (orang) 1 36 63

Anda mungkin juga menyukai