Anda di halaman 1dari 15

I. PENDAHULUAN A. Judul Medium dan Cara Pembuatan Medium B.

Latar Belakang Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami maupun buatan (dengan campur tangan manusia), mikroorganisme yang berkembang biak dengan campur tangan manusia akan melalui pertumbuhan menggunakan sebuah media. Sebelum membuat media, kita harus mengerti terlebih dahulu jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh bakteri dan juga keadaan lingkungan fisik

yang dapat menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan mikrobia. Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan

mikroorganisme. Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50% (Hadioetomo. 1990). Nutrien dan vitamin dalam media pertumbuhan berfungsi untuk membentuk substansi yang mengaktivasi enzim pada media. Kebutuhan akan nutrien dan vitamin berbeda-beda bagi masing-masing mikroorganisme. Mikroorganisme memperlihatkan gejala yang berlainan dalam pola pengambilan nutrisi, meskipun semua mikroorganisme membutuhkan vitamin dalam proses metabolismenya, akan tetapi beberapa jenis mikroorganisme mampu mensintesis kebutuhan vitaminnya sendiri dari senyawa-senyawa lain di dalam medium. Dalam praktikum ini akan diajarkan bagaimana cara membuat medium dasar untuk pertumbuhan bakteri. Media yang digunakan yaitu media ekstrak daging, media ekstrak tauge, media NA, dan media PDA. C. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa mampu membuat medium dasar (cair) pertumbuhan bakteri 2. Mahasiswa mampu membuat medium dasar (nutrien agar)

II. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Hadioetomo (1990), medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin). Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50%. Syarat syarat dalam pembuatan medium : 1. Medium harus memenuhi semua kebutuhan nutrien yang mudah digunakan oleh mikroorganisme. 2. Medium tidak mengandung zat penghambat pertumbuhan. 3. Medium harus steril. 4. Medium harus memiliki tekanan osmose, pH dan lain-lain yang sesuai. Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat pula yang hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan. Mikroorganisme yang menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik. Mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk cairan atau larutan disebut holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padatan, tetapi makanan tersebut sebelumnya harus dicerna, di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler (Yusuf dan Sutarma, 1999). Menurut Rini (2010), ada tiga klasifikasi medium yaitu berdasarkan komposisi atau susunan kimia, berdasarkan konsistensinya, dan berdasarkan fungsinya. Pertama yaitu klasifikasi medium berdasarkan komposisi atau susunan kimia digolongkan menjadi empat, yaitu: 1. Medium organik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik. 2. Medium anorganik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik.

3. Medium sintetik, yaitu media yang tersusun atas senyawa yang diketahui komposisi kimianya secara tepat. Media tersebut berisi garam anorganik misalnya asam-asam amino, asam lemak, alkohol, karbohidrat, atau senyawa organik serta vitamin-vitamin. 4. Medium nonsintetik, adalah media yang tidak diketahui komposisi kimiawinya secara pasti. Beberapa dari komposisi yang ditambahkan misalnya ekstrak daging, ekstrak yeast, peptone, darah, serum, dan kasein hidrolisat. Contoh NA, NB, PDA. Klasifikasi medium berdasarkan konsistensinya, digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu : 1. Medium cair, yaitu medium berbentuk cair. 2. Medium padat, medium yang berbentuk padat karena diberi penambahan pemadat 15%, medium ini dapat berbentuk medium organik (alamiah), misalnya medium wortel, kentang, dedak, dan lain-lain, atau medium anorganik misalnya silika gel. 3. Medium semi padat, medium cair yang ditambahkan sedikit bahan pemadat (10%). 4. Medium padat yang dapat dicairkan, yaitu medium yang dalam keadaan panas berbentuk cair tapi dalam keadaan dingin berbentuk padat, sebab medium ini mengandung agar-agar atau gelatin maupun gelrite. Berdasarkan atas keperluannya medium ini dapat dibuat tegak atau miring (misalnya medium agar tegak dan medium agar miring). Klasifikasi medium berdasarkan fungsinya digolongkan menjadi tujuh golongan, yaitu: 1. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir pertumbuhan fungi.

2. Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae. 3. Media diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran berbagai mikroba contoh Chocolate media dan YeastExtract-poptasium Nitrat Agar. 4. Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garam, dan bahanbahan kimia lainnya. 5. Media differensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau reagen tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya. 6. Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotik, dan lain-lain. 7. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untuk menghitung jumlah bakteri E. coli air sumur. Menurut Hidayah dan Shovitri (2012), terdapat beberapa persyaratan umum tipe nutrisi yang dijumpai diantara bakteri, yaitu : 1. Sumber energi yang dapat berasal dari cahaya (fototrof) dan karbon organik (kemoorganotrof). 2. Sumber karbon berupa karbon anorganik (karbon dioksida) dan karbon organik (seperti karbohidrat).

3. Sumber nitrogen dalam bentuk garam nitrogen anorganik (seperti kalium nitrat) dan nitrogen organik (berupa protein dan asam amino) untuk sintesis protein dan asam-asam nukleat. 4. Unsur non logam seperti sulfur dan fosfor. 5. Unsur-unsur logam (Na, K, Ca, Mg) 6. Air untuk fungsi metabolik dan pertumbuhan. Medium ekstrak daging sapi adalah medium yang dibuat dari daging sapi. Daging sapi merupakan hasil panen dari usaha penggemukkan sapi. Daging sapi memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan umur sapi. Daging sapi muda memiliki warna merah terang dengan serat-serat yang halus, konsistensinya agak lembek, serta bau, dan rasa berbeda dengan daging sapi dewasa. Sementara itu, daging sapi tua berwarna merah pucat, berserabut halus dengan sedikit pucat, konsistensi liat, serta bau, dan rasa sangat beraroma (Yusuf dan Sutarma, 1999). NA (Nutrient Agar) adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan bacto agar. NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. NA juga di gunakan sebagai media kapang dan khamir, NA memiliki pH 7,40,2 pada suhu 25C (Fardiaz, 1992). Untuk PDA biasanya digunakan untuk jenis mikroorganisme jamur (kapang) dan khamir seperti Candida albicans, Saccharomyces cerevisiae dan Aspergillus niger. PDA dibuat dari potongan kentang kasar dan dekstrosa (gula jagung) dan ditambah dengan agar sebagai pemadat. Kentang dan dekstrosa mengandung berbagai nutrien yang berguna bagi pertumbuhan mikroorganisme tersebut, karena adanya kandungan gula dan juga protein. PDA juga mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik

untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri (Fardiaz, 1992). Menurut Pelczar dan Chan (1986), ada beberapa ciri-ciri bahan kompleks yang digunakan sebagai pembuat media yaitu : 1. Pepton Produk dihasilkan dari bahan-bahan mengandung protein seperti daging, kasein, dan gelatin. Pencernaan bahan-bahan protein dicapai dengan asam atau enzim. Banyak pepton yang berbeda-beda (tergantung pada protein yang digunakan dan metode pencernaannya) tersedia untuk digunakan dalam media bakteriologisnya. Pepton berbeda-beda sebagai sumber utama nutrien organik dapat pula mengandung vitamin dan kadang karbohidrat 2. Ekstrak daging sapi Ekstrak cair jaringan daging sapi empuk dikonsentrasikan menjadi pasta. Mengandung substansi jaringan hewan yang dapat larut dalam air, meliputi karbohidrat, senyawa nitrogen organik, vitamin yang dapat larut dalam air dan garam-garaman. 3. Agar Karbohidrat kompleks diperoleh dari algae marine tertentu, diolah untuk membuang substansi yang tidak dikehendaki digunakan sebagai bahan pemadat media, agar yang lebur dalam larutan cair akan membentuk gel bila suhu dikurangi sampai dibawah 45o C agar bukan merupakan sumber nutrien bagi bakteri. Ekstrak taoge mengandung komposisi air, taoge sukrosa dan agar pada medium padat. Medium ekstrak taoge juga mengandung makronutrien seperti natrium, kalium, kalsium, belerang dan fosfor. Medium taoge cocok untuk mikrobia penghasil protein karena tingginya kandungan nitrogen (Collin dan Patricia, 1987).

Media agar miring yaitu media agar padat dalam tabung reaksi yang diletakan miring sehingga mempunyai permukaan media yang lebih luas daripada permukaan yang agak tegak , digunakan untuk menumbuhkan dan menyimpan biakan murni sebagai stok biakan murni agar nutrient digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tak selektip (mikroorganisme heterotrop) (Hadioetomo, 1990). Agar nutrient miring berfungsi untuk menumbuhkan dan menyimpan biakan murni sebagai stok biakan murni. Agar nutrient miring diletakan miring karena berfungsi untuk memperluas permukaan sehingga banyak bakteri yang tumbuh bahan pembuatan untuk agar nutrient miring adalah agar nutrient merupakan bahan umum. Setelah agar nutrient mendidih harus siap diletakan 6 ml ke dalam tiap tabung reaksi dengan cepat agar menghindari agar cepat beku supaya tidak sulit ketika dimasukan (Hadioetomo, 1990). Media cair merupakan suatu media untuk membiakan mikroba, media ini tentunya berbentuk cair yang dapat digunakan untuk menumbuhkan suatu mikroba, penelaah fermentasi, uji-uji, dan mengidentifikasi jenis dari suatu mikroba. Media agar petri, yaitu media agar padat dalam petridish, digunakan untuk isolasi bakteri dan inumerasi (penghitungan) jumlah/populasi bakteri. Media agar tegak, yaitu media agar setengah padat dalam tabung reaksi, digunakan untuk menguji gerak bakteri secara makroskopis (Hadioetomo, 1990).

III. METODE A. Alat dan Bahan Alat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Timbangan elektrik Gelas beker Lampu spiritus Kertas saring Tabung reaksi Rak tabung reaksi Kapas Kertas payung Petridish

10. Kompor listrik 11. Oven 12. Pipet ukur 13. Pro pipet 14. Sendok 15. Corong 16. Erlenmeyer Bahan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 0,15 gram daging Aquades 0,25 gram pepton 0,375 gram agar 5 gram tauge 3 gram sukrosa 2,8 gram NA (Nutrient Agar) 3,9 gram PDA (Potatoes Dextrose Agar)

B. Cara Kerja 1. Media ekstrak daging Daging sebanyak 0,15 gram ditimbang lalu ditambahkan 50 ml akuades ke dalam gelas beker. Lalu daging dipanaskan hingga mendidih. Setelah mendidih campuran daging dan akuades disaring lalu dimasukkan ke dalam gelas beker. Selanjutnya pepton sebanyak 0,25 gram ditambahkan dan diaduk hingga homogen, kemudian dibagi menjadi dua tabung reaksi masing-masing 25 ml. Tabung pertama ditambah 0,375 gram agar kemudian diambil 10 ml untuk agar tegak dan 5 ml agar miring. Tabung kedua dibagi lagi ke dalam dua tabung reaksi untuk media cair, kemudian semua tabung ditutup dengan kapas dan ditutup kertas payung lalu disterilisasi. 2. Media ekstrak tauge Tauge sebanyak 5 gram ditimbang kemudian ditambahkan akuades 50 ml dalam gelas beker, lalu dipanaskan hingga mendidih. Setelah mendidih campuran tauge dan akuades disaring dan dimasukkan ke dalam gelas beker. Selanjutnya sukrosa sebanyak 3 gram ditambahkan lalu diaduk hingga homogen, kemudian dibagi menjadi dua tabung reaksi masing-masing 25 ml. Tabung pertama ditambah 0,375 gram agar lalu dipanaskan, setelah itu diambil 15 ml sebagai agar petri dan 5 ml agar miring. Tabung kedua dibagi lagi ke dalam dua tabung reaksi, kemudian semua tabung ditutup kapas dan ditutup kertas payung lalu disterilisasi. 3. Medium NA + PDA NA sebanyak 2,8 ditambahkan dengan 100 ml akuades lalu dipanaskan. Kemudian dibagi ke dalam tiga tabung reaksi. Tabung reaksi pertama diambil 10 ml sebagai agar tegak, tabung reaksi kedua diambil 5 ml sebagai agar miring, dan tabung reaksi ketiga diambil 15 ml sebagai agar petri. Setelah itu ketiga tabung tersebut ditutup kapas dan ditutup dengan kertas payung kemudian disterilisasi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tabel 1. Pembuatan Medium Medium Komposisi Ekstrak Tauge Ekstrak tauge Akuades Ekstrak Daging Ekstrak daging Akuades NA Akuades PDA Akuades

NA

PDA

Jumlah Agar cair : 2 Agar miring : 2 Agar petri : 2 Agar cair : 2 Agak miring : 2 Agar tegak : 2 Agar tegak : 5 Agar miring : 5 Agar petri : 5 Agar miring : 5 Agar petri : 5

B. Pembahasan Pada praktikum kali ini ada tiga medium yang digunakan yaitu medium cair, medium tegak, dan medium miring. Medium padat tegak untuk mikrobia anaerob, untuk pengamatan motilitas serta morfologi sedangkan medium padat miring untuk mikrobia aerob. Medium ekstrak taoge dan medium ekstrak daging merupakan medium organik karena terbuat dari bahan organik. Sedangkan medium NA dan PDA merupakan medium sintesis karena telah sudah diketahui komposisinya dan konsentrasinya, tetapi tetap menggunakan bahan organik sebagai bahan utamanya. Menurut Yusuf dan Sutama (1999), terdapat beberapa kandungan yang diperlukan suatu medium, kadarnya ditentukan dari jenis mikrobia yang akan menempatinya. Kandungan tersebut antara lain: 1. Air, sebagai komponen utama yang berfungsi sebagai pelarut dan media fungsi metabolik dan pertumbuhan mikrobia. Air yang digunakan adalah air yang memiliki kemurnian tinggi dan pH netral. 2. Sumber energi, dapat diperoleh dari cahaya, karbohidrat, lemak, protein, metana atau metanol serta air sebagai hasil oksidasi senyawa kimia. 3. Sumber karbon (C), diperoleh dari senyawa organik berupa karbohidrat dan senyawa anorganik berupa karbon dioksida.

4. Senyawa nitrogen (N), merupakan bahan dasar pembentuk asam nukleat, protein, dan vitamin. Beberapa tipe bakteri mampu menggunakan nitrogen atmosferik maupun nitrogen dalam bentuk senyawa organik. 5. Garam mineral, makronutrien seperti Mg, Na, K, dan Cl serta mikronutrien seperti Mn, Mo, Co, dan Zn. 6. Vitamin dan growth factor, berfungsi untuk membentuk substansi yang dapat mengaktivasi enzim. Beberapa mikrobia dapat mensintesis sendiri kebutuhan vitaminnya dari senyawa yang terdapat di dalam medium. Senyawa tersebut merupakan prekursor yang ditambahkan ke dalam media yang diperlukan sebagai faktor tumbuh tetapi tidak dapat disintesis oleh mikrobia. Medium NA berdasarkan susunan kimianya merupakan medium sintetik, berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat, berdasarkan fungsinya termasuk medium diperkaya dan selektif karena untuk melihat koloni bakteri. Komposisi NA yang terdiri dari ekstrak beef, pepton, bacto, aquadest, ekstrak beef berguna sebagai sumber energi, karbon, sumber N yang diperlukan oleh mikrobia, pepton berguna sebagai sumber N dalam bentuk N2, air berguna sebagai fungsi metabolik dan pertumbuhan mikrobia, dan agar berfungsi sebagai pengental dan pemadat medium (Fardiaz, 1992). Medium PDA menurut konsistensinya termasuk medium padat, berdasarkan susunan kimianya termasuk sintetik, berdasarkan fungsinya termasuk medium diperkaya dan selektif karena spesifik untuk mengidentifikasi yeast dan kapang. Medium PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur (kapang). Komposisia PDA yaitu potato starch 4 gr, dextrose 20 gr, dan agar 15 gr. PDA sebagai sumber karbon, sumber energi bagi mikrobia, dextrose sebagai sumber karbon bagi mikrobia, dan agar sebagai pengental dan pemadat medium. Komposisi untuk pembuatan medium ini yaitu PDA dan aquadest (Fardiaz, 1992). Medium ekstrak taoge dibuat dengan komposisi yaitu air, sukrosa, taoge, dan agar. Medium ini berdasarkan konsistensinya termasuk medium padat karena

terdapat agar sebagai bahan penyusunnya, berdasarkan fungsinya termasuk medium diperkaya. Sedangkan berdasarkan susunan kimianya termasuk medium organik karena menggunakan bahan dasar organik yaitu taoge. Medium ekstrak taoge biasa digunakan dikarenakan sumber nitrogen dalam taoge diperlukan sebagai bahan dasar pembentuk protein, asam nukleat, hormon, dan vitamin. Fungsi bahan yang digunakan pada esktrak taoge : 1. Tauge : sebagai sumber vitamin, nitrogen organik dan senyawa karbon. 2. Sukrosa : sebagai sumber gula dan energi. Sukrosa merupakan sumber karbohidrat bagi khamir, dimana setelah mengalami fermentasi, sukrosa akan berubah menjadi glukosa, dan fruktosa yang juga dibutuhkan oleh khamir. 3. Agar : untuk memadatkan medium TEA. 4. Aquadest : untuk melarutkan agar, sukrosa, dan tauge. Pembuatan medium dengan menggunakan nutrient daging tergolong medium organik dan medium non sintetik karena tidak diketahui jumlah komponen (susunan kimia) dan kadarnya secara pasti, berdasarkan bentuk termasuk medium padat, dan berdasarkan fungsinya sebagai medium diperkaya. Air merupakan komponen utama penyusun medium untuk melarutkan unsur yang terkandung dalam daging. Ekstrak daging dan pepton sangat baik digunakan dalam pembuatan nutrien cair. Ekstrak daging mengandung substansi jaringan hewan yang dapat larut dalam air meliputi : karbohidrat, senyawa nitrogen organik, vitamin yang dapat larut dalam air, senyawa nitrogen organik dan garam-garam terlarut. Sedangkan Pepton juga mengandung nitrogen organik, dapat pula mengandung vitamin dan kadangkadang karbohidrat, bergantung pada jenis bahan protein. Kandungan kedua bahan ini digunakan oleh bakteri sebagai sumber nutrien. Ekstrak daging berfungsi sebagai sumber energi, karbon organik, fosfor, sulfur, dan kalium. Cara ekstraksi medium ekstrak taoge dan ekstrak daging sama yaitu dibuat dengan merebus taoge/daging dengan akuades hingga mendidih. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat pengekstrakan atau dapat juga dilakukan dengan

pengadukan. Ekstrak kemudian di saring dengan kertas saring. Hasil saringan berupa nutrien, yang digunakan adalah yang cair bukan padatan. Didalam pembuatan medium ekstrak taoge dan daging, ditambahkan aquadest. Penambahan aquadest ini berfungsi untuk melarutkan zat-zat yang ada di dalam taoge. Di dalam praktikum, medium ekstrak taoge dibuat menjadi medium petri dan medium padat agar miring. Pada medium padat agar miring ditambahi dengan agar. Agar tersebut berfungsi sebagai pemadat dan pengental medium. Pada medium ekstrak daging penambahan pepton sebagai sumber N dalam bentuk N2 untuk pembentukan protein, asam nukleat dan vitamin. Di dalam praktikum, medium ekstrak daging dibuat menjadi medium agar tegak dan agar miring. Pada medium agar tegak ditambah agar yang fungsinya sebagai pemadat dan pengental medium. Pembuatan medium NA dan PDA sama dengan pembuatan medium ekstrak taoge dan daging. Pada medium NA dan PDA dibuat menjadi 3 jenis yaitu agar tegak, agar petri dan agar miring. Medium NA cocok untuk perkembangan bakteri baik aerob maupun anaerob. Medium PDA cocok untuk pertumbuhan jamur. Semua tabung reaksi yang berisi medium kemudian ditutup rapat dengan menggunakan kapas untuk mencegah adanya kontaminan yang masuk.

V. KESIMPULAN Dari percobaan mengenai medium dan cara pembuatan medium yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut : 1. Medium padat dibuat dengan menambahkan agar, sedangkan medium cair dibuat tanpa menambahkan agar. 2. Medium NA merupakan medium sintetik, padat, selektif, dan diperkaya. 3. Medium PDA merupakan medium sintetik, padat, selektif, dan diperkaya. 4. Medium ekstrak daging merupakan medium non sintetik, organik, padat, dan diperkaya pepton. 5. Medium ekstrak taoge merupakan medium organik, padat, dan diperkaya sukrosa.

DAFTAR PUSTAKA Collin, C. H. dan Patricia, M . L. 1987. Microbiological Method Fifth Edition. Butterworths. London . Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hadioetomo, R. 1990. Mikrobiologi Dalam Praktek. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hidayah, N. dan Shovitri, M. 2012. Adaptasi Isolat Bakteri Aerob Penghasil Gas Hidrogen pada Medium Limbah Organik. Jurnal Sains dan Seni ITS. 1:16 - 17. Pelczar, M. J. dan Chan, E.S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi Edisi 1. UI Press. Jakarta. Rini, R. 2010. Isolasi Bakteri Pendegradasi Phenanthrene dari Batanta-Salawati Raja Ampat Papua. Jurnal Biologi Indonesia. 6(2) : 153-161. Yusuf, H. dan Sutarma. 1999. Teknik Pembuatan Kultur Media Bakteri. Jurnal Lokakarya Non Peneliti. 23(1) : 149-155.

Anda mungkin juga menyukai