Anda di halaman 1dari 21

1

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang memegang peranan
penting baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia pendidikan. Hal ini
dapat dilihat dalam kegiatan perdagangan, ekonomi, dan teknologi. Dalam dunia
pendidikan pentingnya matematika dapat dilihat dari jam pelajaran sekolah yang lebih
banyak dibandingkan dengan pelajaran yang lain. Pelajaran metematika diberikan
kepada semua jenjang pendidikan mulai dari SD hingga SMA serta di Perguruan
Tinggi pada beberapa cabang ilmu. Bahkan pada jenjang prasekolah pun, matematika
sudah mulai diperkenalkan. Hal ini dikarenakan matematika merupakan salah satu
fondasi dari kemampuan sains dan teknologi.
Pelajaran matematika sering dipandang sebagai mata pelajaran yang kurang
diminati atau kalau bisa dihindari. Orang yang sudah beranggapan bahwa matematika
sulit, pasti nantinya tidak menyukai matematika dan sulit untuk mempelajarinya
sehingga hasil belajar matematika siswa kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan
matematika merupakan ilmu pasti, yang selalu berhubungan dengan angka yang
dianggap rumit. Selain itu ada faktor dari guru, guru matematika yang kurang disukai
akan membuat siswa tidak suka matematika, sehingga menganggap bahwa
matematika itu sulit. Metode guru mengajar juga berpengaruh dalam penanaman
anggapan orang bahwa matematika itu sulit.
Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang
sesuai dengan keadaan kelas atau siswa, sehingga siswa merasa tertarik untuk
mengikuti pelajaran yang diajarkan. Ada beberapa model dalam pembelajaran
matematika, diantaranya model pembelajaran langsung, model pembelajaran
kelompok dan klasikal, model RME, model MMP, dan model pembelajaran
kooperatif.
Model pembelajaran RME dapat mendorong kegiatan belajar, kreativitas dan
membangkitkan minat belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. RME
yang merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika dasar
filosofinya sejalan dengan filosofi konstruktivis yang menyebutkan bahwa
pengetahuan adalah konstruksi adalah seseorang yang belajar. Dalam hal ini model
pembelajaran dengan RME siswa aktif di push untuk bekerja atau bahkan
mengkonstruksi diharapkan untuk membangun sendiri konsep-konsep matematika,
2

sehingga RME dengan potensi untuk meningkatkan hasil belajar matematika dari
siswa.
Model Missouri Mathematics Project (MMP) adalah model pembelajaran yang
terstruktur seperti halnya SPM (Struktur Pembelajaran Matematika), tetapi MMP
mengalami perkembangan dengan langkah-langkah yang tersruktur dengan baik. Di
dalam MMP memiliki banyak kelebihan, diantaranya banyak materi yang dapat
disampaikan kepada siswa, dan siswa dapat terampil mengerjakan soal karena
banyaknya latihan yang diberikan.
Di samping metode yang digunakan oleh guru terdapat pengaruh-pengaruh lain
yang mempengaruhi proses belajar siswa salah satunya adalah tingkat pendidikan
orang tua. Tingkat pendidikan orang tua adalah pendidikan formal terakhir dan yang
pernah ditempuh oleh orang tua. Tingkat pendidikan orang tua siswa berbeda-beda
antara orang tua siswa satu dengan yang lainnya. Pendidikan orang tua dapat menjadi
motivasi bagi anak. Dengan pendidikan yang tinggi maka orang tua akan dapat
memberikan bimbingan kepada anaknya di dalam belajar, lainnya halnya dengan
orang tua yang berpendidikan rendah atau tidak berpendidikan, yang mana tidak
mempunyai ilmu pengetahuan dalam pendidikan maka tidak bisa memberikan
bimbingan kepada anaknya di dalam kegiatan belajar.
Berdasarkan realita yang ada, guru dalam mengajar menggunakan model
pembelajaran yang kurang tepat untuk tuntutan zaman sekarang,dengan demikian
terdapat masalah, sehingga peneliti ingin mengadakan suatu kontribusi model
pembelajaran MMP (Missouri Mathematics Projet) dan RME (Realistics Matematics
Education) terhadap hasi belajar matematika ditinjau dari tingkat pendidikan orang
tua.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan tersebut maka
dapat diidentifikasi masalah yang terkait dengan penelitian ini yaitu :
a. Kurang tepatnya model pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru
matematika di dalam menyampaikan pokok bahasan tertentu yang kemungkinan
akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
b. Kurang diperhatikanya faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
siswa.
c. Untuk mengetahui efektifitas hasil belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang
tua.
3

d. Banyaknya siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika
e. Adanya kemungkinan perbedaan hasil belajar siswa yang disebabkan karena
perbedaan penggunaan model pembelajaran.
3. Pembatasan Masalah
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika dibatasi pada:
a. Model pembelajaran pada penelitian ini dibatasi pada model MMP dan RME.
b. Kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika dibatasi pada penguasaan
materi dengan pola latihan interaktif.
c. Indikator keberhasilan belajar siswa berupa hasil belajar yang dicapai siswa.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dirumuskan
permasalah sebagai berikut :
a. Apakah ada pengaruh model pembelajaran MMP dan RME terhadap hasil belajar
matematika siswa?
b. Apakah ada pengaruh hasil belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua
tinggi, sedang dan rendah?
c. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dan tingkat pendidikan orang tua
terhadap hasil belajar matematika?
5. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apakah melalui model pembelajaran MMP dan RME dapat
meningkatkan hasil belajar matematika.
b. Untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan orang tua dapat meningkatkan siswa
hasil belajar matematika.
c. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran MMP dan RME terhadap
tingkat pendidkan orang tua siswa.
6. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
1) Sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitina-penelitian yang
menggunakan metode MMP dan RME.
2) Memberikan gambaran yang jelas pada guru tentang metode MMP dan
RME dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Manfaat Praktis
4

1) Bagi guru, memberikan masukan dalam memperluas pengetahuan dan
wawasan tentang model pembelajaran matematika .
2) Bagi sekolah, memberikan sumbangan dalam rangka memperbaiki metode
pembelajaran matematika di sekolah-sekolah.
B. LANDASAN TEORI
1. Kajian Teori
a. Konsep Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap
dan keterampilan (Oemar, 2008: 155). Menurut howard Kingsley (Sudjana,
2008:22) membagi tiga macam hasil belajar yakni:
1) Keterampilan dan kebiasaan
2) Pengetahuan dan pengertian
3) Sikap dan cita-cita.
Menurut William Burton (Oemar, 2003:31) mengatakan hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertia-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Sementara itu menurut Abdurrahman (2002:38) menjelaskan hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Menurut Purwanto (2009:54) berpendapat bahwa hasil belajar adalah perubahan
perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan
tujuan pendidikan.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
matematika adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam penguasaan
matematika yang diperolehnya dengan usaha-usaha yang berupa latihan maupun
pengalaman yang disertai dengan perubahan tingkah laku. Hasil belajar akan
tampak pada setiap perubahan aspek sikap, pengetahuan dan nilai. Dalam
penelitian ini yang dimaksud sikap adalah perilaku santun selama pembelajaran.
Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa
menjelaskan materi yang telah dipahami. Nilai berfungsi untuk melihat sejauhmana
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Dalam penelitian ini
yang diukur adalah nilai sisa di atas standar kelulusan minimal dan nilai siswa di
atas rata-rata kelas.
b. Hakikat Tingkat Pendidikan Orang Tua
5

Dalam UU SISDIKNAS 2003, yang dimaksud pendidikan adalah uasaha
sadar dan terencana untun mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Menurut K.H. Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia, dalam
merumuskan bahwa pendidikan diartikan sebagai daya dan upaya untuk
memberikan tuntutan pada segala kekuatan kodrat pada anak-anak, agar mereka
baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan hidup lahir dan batin yang setinggi-tingginya.
Dari dua pengertian di atas dapat diambil pengertian bahwa pendidikan
adalah suatu proses pengembangan diri individu dan kepribadian seseorang yang
dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk dapat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai sehingga mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Orang tua yang dimaksud adalah ayah, ibu atau orang dewasa yang lain
dalam sebuah keluarga. Sehingga dapat dikatakan pengertian dari tingkat
pendidikan orang tua adalah pendidikan formal terakhir dan yang pernah ditempuh
oleh orang tua.
Tingkat pendidikan orang tua siswa berbeda-beda antara orang tua siswa
satu dengan yang lainnya. Pendidikan orang tua dapat menjadi motivasi bagi anak.
Dengan pendidikan yang tinggi maka orang tua akan dapat memberikan bimbingan
kepada anaknya di dalam belajar, lainnya halnya dengan orang tua yang
berpendidikan rendah atau tidak berpendidikan, yang mana tidak mempunyai ilmu
pengetahuan dalam pendidikan maka tidak bisa memberikan bimbingan kepada
anaknya di dalam kegiatan belajar.
c. Konsep Model Pembelajaran MMP
1) Hakekat MMP
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Convey (Krismanto,2003:11) mengatakan bahwa
salah satu model yang secara empiris melalui penelitian adalah model yang
dikembangkan dalam MMP. MMP merupakan salah satu model terstruktur
seperti halnya Struktur Pengajaran Matematika (SPM).
6

2) Penerapan Model Pembelajaran MMP
a) Review :
- Mengingat kembali menentukan penyelesaian system persamaan linear
dua variabel dengan metode grafik dan eliminasi.
- Membahas sepintas kesulitan PR(Pekerjaan Rumah) yang terkait dengan
penyelesaian system persamaan linear dengan metode grafik dan
eliminasi.
b) Pengembangan
- Menentukan penyelesaian system persamaan linear dua variabel dengan
metode substitusi. Contoh :
Tentukan himpunan penyelesaian dari :
. (1)
... (2)
Untuk menyelesaikan system persamaan ini dengan metode substitusi,
persamaan (1) diubahdahulu menjadi , kemudian baru
disubstitusikan / digantikan pada persamaan (2), sehingga diperoleh :

( )


; diperoleh x=1 kemudian disubstitusikan pada persamaan (1)
maka akan diperoleh :



Sehingga himpunan penyelesaian dari system persamaan tersebut adalah:
{1,2}
c) Latihan terkontrol
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut:
a.

b.

7

c. Kebun di belakang Pak Amat berbentuk persegi panjang dengan keliling
64 m. panjang kebun itu 8 m lebihnnya dari lebarnya. Berapa panjang
kebun tersebut?
d) Seatwork
Siswa mengerjakan sendiri soal-soal seperti pada latihan terkontrol
kemudian ditambah soal-soal dengan variasi dan bobot kesulitan yang
ditngkatkan misalkan: Pertunjukan ikan lumba-lumba dihadiri oleh 150
orang. Tempat duduk depan harga tiketnya Rp 10.000,00 . tempat duduk
belakang harga tiketnya Rp 7.500,00 . hasil pertunjukan siang itu Rp
1.375.000,00. Berapa banyak tempat duduk depan yang terisi?
e) Pekerjaan rumah
Penugasan soal untuk dikerjakan di rumah
1. Selesaikan system persamaan berikut
a.


b.

( )


2. Ali dan Arman bermain kelereng. Banyak kelereng Ali 3 kali banyak
kelereng Arman. Selisih kelereng Ali dan Arman sebanyak 30 buah.
a. Tentukan banyak kelereng Ali !
b. Tentuka banyak kelereng Ali dan Arman !
d. Konsep Model Pembelajaran RME
1) Hakekat RME
RME pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di Belanda pada
tahun 1970 oleh Institut Freudhental. Pendekatan RME ini mengacu pada
pendapat Freudhental seorang penulis, pendidik dan matematikawan
berkebangsaan Jerman-Belanda. Pendiri institute Freudhental yang mengatakan
bahwa matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan
aktivitas manusia. Ini berarti matematika harus dekat dengan anak dan relevan
dengan kehidupan nyata sehari-hari.
2) Penerapan Model Pembelajaran RME
a) Guru mengkomunikasikan pembelajaran, yaitu belajar tentang menentukan
penyelesaian system persamaan linear dua variabel dengan metode
substitusi.
8

b) Dengan Tanya jawab siswa diingatkan tentang bentuk persamaan linear dua
variabel, cara menentukan himpunan penyelesaian system persamaan linear
dengan metode grafik dan eliminasi.
c) Guru mengajukan masalah kontekstual untuk dipecahkan siswa.
Asep membeli 2 kg mangga dan 1 kg apel dan ia harus membayar
Rp15.000,00, sedangkan Intan membeli 1 kg mangga dan 2 kg apel dengan
harga Rp18.000,00. Berapakah harga 5 kg mangga dan 3 kg apel?
d) Dengan teman semeja siswa menyelasaikan masalah yang diajukan guru
pada langkah nomor 3.
e) Guru dan siswa mengklarifikasi jawaban atau penyelesaian masalah yang
telah dibuat siswa.
f) Dengan memperhatikan variasi jawaban atau penyelesaian masalah yang
dibuat siswa, guru dan siswa membahas tentang jawaban atau penyelesaian
masalah formal matematis.
Misalkan harga 1 kg mangga = x
Misalkan harga 1 kg apel = y
Kalimat matematika dari soal di atas adalah
2x + y = 15.000
x + 2y = 18.000
Selanjutnya, menyelesaikan dengnan menggunakan salah satu metode
penyelesaian, misalkan dengan metode sustitusi.
Persamaan x + 2y = 18.000 ekuivalen dengan x=18.000-2y. dengan
mensubstitusipersamaan x=18.000-2y ke persamaan 2x + y = 15.000
diperoleh sebagai berikut :
2x + y = 15.000
2(18.000-2y)+y=15.000
36.000-4y+y=15.000
y=7.000
Selanjutnya untuk memperoleh nilai x, substitusikan nilai y ke persamaan
x=y+3, sehingga diperoleh
x=18.000-2y
x=18.000-2(7.000)
x=4.000
9

Dengan demikian demikian harga 1 kg mangga adalah Rp 4.000,00 dan
harga 1 kg apel adalah Rp 7.000,00. Jadi, harga 5kg mangga dan 3 kg apel
adalah
5x + 2y = (5 X Rp 4.000,00) + ( 3 X Rp 7.000,00)
= Rp 41.000,00
g) Dengan pengetahuan yang sudah diperoleh pada pembahasan di atas diminta
menyelesaikan soal-soal berikut:
a. Jumlah dua bilangan adalah 28 dan selisihnya 12. Carilah bilangan-
bilangan itu!
b. Ria dan Irvan pergi bersama ke toko RELASI. Ria membeli 5 buku tulis
dan 2 pensil dengan harga Rp12.000,00. Sedangkan Irvan membeli 3
buku tulis dan 3 pensil dengan harga Rp9.000,00. Berapa harga sebuah
buku tulis dan sebatang pensil?
h) Guru dan siswa secara interaktif membahas penyelesaian soal-soal di atas.
i) Guru dan siswa interaktif menyimpulkan tentang perkalian suku dua yang
telah dipelajari. Kesimpulan diikuti contoh.
j) Siswa diberi siswa pekerjaan rumah.
2. Kajian Pustaka
Dalam kajian pustaka ini akan dibahas mengenai penelitian-penelitian yang
telah dilakukan para peneliti terdahulu sebagai acuan dalam menentukan tindakan
selanjutnya sekaligus sebagai bahan pertimbangan penelitian. Penelitian yang
dilakukan oleh Kusumawulandari (2006:80) dalam penelitian berjudul Pengaruh
Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan
Lingkaran Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa mengemukakan bahwa terdapat
pengaruh pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar matematika siswa.
Purwanti (2004:63) dalam penelitian berjudul Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pokok Bahasan Pecahan
Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Orang Tua mengemukakan bahwa tidak ada
interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan tingkat pendidikan orang tua
terhadap prestasi belajar matematika siswa. Penelitian yang dilakukan oleh
Kusumaningrum (2009:6) dalam penelitian berjudul Eksperimentasi Pembelajaran
Matematika Dengan Pendekatan Savi dan RME Pada Pokok Bahasan Kubus Dan
Balok Ditinjau Dari Kreativitas Belajar Siswa mengemukakan bahwa terdapat
10

pengaruh antara penggunaan pendekatan pembelajaran matematika terhadap prestasi
belajar.
Penelitian yang dilakukan oleh Novika (2011: 86) dalam penelitian berjudul
Penerapan Model Pembalajaran Missouri Mathematics Project (MMP) dan inquiring
minds want to know sebagai upaya peningkatan minat dan hasil belajar siswa
mengemukakan bahwa melalui penerapan model pembelajaran MMP dan inquiring
minds want to know dapat meningkatkan minat dan hasil belajar matematika.
Adapun peta perbedaan dan persamaan antara variable yang peneliti
laksanakan dengan penelitian-penelitian tersebut tercantum dalam table berikut
Peta perbedaan variable-variabel penelitian
No Nama peneliti
Variabel
Tingkat
pendidik
an orang
tua
RME MMP konteks
tual
inquiring
minds
want to
know
SAVI Hasil
Belajar
1 Kusumawulandari
2 Purwanti
3 Kusumaningrum
4 Novika
3. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajjian teori yang telah diuraikan di atas dapat disusun suatu
kerangka berpikir guna memperoleh jawaban sementara antara kesalahan yang timbul.
Dalam kegiatan belajar matematika banyak factor yang memepengaruhi hasil belajar
siswa di antaranya adalah model pembelajaran yang digunakan guru. Model
pembelajaran RME dan MMP adalah pembelajaran kooperatif di mana hal ini peran
pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar.
Selain model pembelajaran, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan
hasil belajar adalah tingkat pendidikan orang tua. Tingkat pendidikan orang tua siswa
berbeda-beda antara orang tua siswa satu dengan yang lainnya. Pendidikan orang tua
dapat menjadi motivasi bagi anak. Dengan pendidikan yang tinggi maka orang tua akan
dapat memberikan bimbingan kepada anaknya di dalam belajar, lainnya halnya dengan
orang tua yang berpendidikan rendah atau tidak berpendidikan, yang mana tidak
mempunyai ilmu pengetahuan dalam pendidikan maka tidak bisa memberikan
bimbingan kepada anaknya di dalam kegiatan belajar.
11










4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan hasil tinjauan pustaka, kajian teori dan kerangka berpikir di atas
dapat dirumuskan hipotesis tindakan. Hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
a. Terdapat perbedaan hasil belajar matematika menggunakan model pembelajaran
MMP dan RME
b. Terdapat pengaruh signifikan tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap hasil
belajar matematika.
c. Tidak ada interaksi penggunaan model pembelajaran dan tingkat pendidikan
orang tua siswa terhadap hasil belajar matematika.
C. METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Desain Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen
adalah prosedur penelitian yang dilaksanakan untuk mengungkapkan hubungan
sebab akibat dua variabel atau lebih dengan mengenal pengaruh variabel yang lain.
b. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen semu (quasy
eksperimental) karena peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel yang
relevan, kecuali beberapa variabel-variabel tersebut. Tujuan eksperimen semu
adalah untuk memperoleh informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang
sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau
memanipulasi semua variabel yang relevan. Lebih lanjut lagi Budiyono (2003:74)
mengemukakan bahwa : peneliti semu secara khusus meneliti mengenai keadaan
praktis, yang di dalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang
relevan kecuali dari beberapa variabel-variabel tersebut.
Model pembelajaran
1.MMP
2.RME
Tingkat pendidikan orang tua
Hasil belajar matematika
Gambar : Alur
kerangka berpikir
12

2. Tempat dan Waktu Penelitian
c. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Selogiri.
d. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012
3. Populasi, Sampel, dan Sampling
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikurito, 2006:130).
Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas VIII Semester I SMP Negeri 1
Selogiri pada tahun pelajaran 2010/2011.
b. Sampel
Sampel adalah sebagai atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto,
2006:131). Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 2 kelas yaitu kelas
eksperimen yang dikenai model pembelajaran MMP dan kelas control yang dikenai
model pembelajaran RME.
c. Sampling
Sampling adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengambil sampel.
Penelitian ini pengambilan sampelnya dilakukan dengan undian untuk menentukan
kelas eksperimen dan kelas control.
4. Metode Pengumpulan Data
a. Metode pokok
1) Metode Test
Metode test digunakan untuk memperoleh data hasil belajar matematika
siswa . Bentuk test yang digunakan yaitu test memuat beberapa pertanyaan,
dimana test ini diberikan pada kedua kelas sample yaitu kelas VIIIA setelah
mendapat perlakuan dengan model pembelajaran MMP dan kelas VIII B
setelah mendapat perlakuan dengan model pembelajaran RME untuk kelas
control.
2) Metode Angket
Suatu angket (kuesioner) adalah instrument penelitian yang berisi
serangkaian pertanyaan yang akan dijawab oleh responden mengenai
kehidupan, keyakinana, atau sikap mereka ( Sutama, 2011:94). Metode angket
digunakan untuk mengumpulkan data tingkat pendidikan orang tua siswa.
Angket diberikan pada saat akhir pelajaran.
13

b. Metode Bantu
Metode bantu yang digunakan adalah metode dokumentasi. Metode
dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh data siswa atau
nama-nama siswa daftar nilai.
5. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Bebas
1) Model pembelajaran
Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Indikatornya
pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran MMP dan RME.
2) Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan orang tua adalah pendidikan formal terakhir dan
yang pernah ditempuh oleh orang tua. Orang tua yang dimaksud adalah ayah,
ibu atau orang dewasa yang lain dalam sebuah keluarga.
b. Variabel Terikat
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Data hasil belajar diambil dari nilai tes hasil
belajar matematika.
6. Instumen Penelitian
a. Tahap Penyusunan
1) Tes
Langkah-langkah penyusunan tes meliputi :
a) Menyusun materi yang akan digunakan untuk membuat tes.
b) Membuat kisi-kisi tes
c) Menyusun soal
d) Mengadakan uji coba tes
2) Angket
Langkah-langkah penyusunan angket sebagai berikut:
a) Menyusun materi yang akan digunakan untuk membuat angket
b) Membuat kisi-kisi
c) Menyusun angket
d) Menentukan cara pemberian skor
b. Tahap Uji Coba
1) Uji coba instrument tes.
14

a) Uji Validitas Tes
Instrument dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrument
tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi yang diukur. Pengujian
validitas tes ini menggunakan produk Moment sebagai berikut:

()()
*

()

+*

()

+

Keterangan :

:koefisien korelasi antara X dan Y


: banyak subjek
: skor item
: skor total
Keputusan uji :

item soal tersebut valid


= item soaltersebut tidak valid


(Ridwan,2008:227)
b) Uji Reliabilitas Tes
Suatu tes dapat dikatakan reliable apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasi
yang relatif sama. Untuk menguji reliabilitas instrument ini, maka digunakan
rumus K-R.20. Dimana rumus K-R.20 adalah sebagai berikut:


/ (

)
Keterangan

reliabilitas instrument
banyak butir soal
proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
standar deviasi dari tes
jumlah hasil perkalian antara p dan q
(Arikunto, 2001:100-101)
Selanjutnya koefisien reliabilitas ini dikonsultasikan dengan kriteria
derajat relilabilitas yang telah dimodifikasi berdasarkan klasifikasi guilfrod
sebagai berikut :

= reliabilitas sangat rendah


= reliabilitas rendah

= reliabilitas sedang
15

= reliabilitas tinggi

= reliabilitas sangat tinggi


Teknik dengan kriteria di atas, maka peneliti menetapkan derajat
reliabilitas yang tinggi


2) Uji Coba Instrumen Angket
a) Uji Validitas Angket
Pengujian validitas angket yang digunakan sama dengan uji validitas
tes yang menggunakan rumus Product Moment.
b) Uji Reliabilitas Angket
Uji reliabilitas angket yang digunakan adalah rumus Alpha. Adapun
rumus Alpha adalah sebagai berikut:

/ .

/
Keterangan :

= reliabilitas instrument
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= jumlah variansi butir


= variansi total
(Arikunto,2001:196)
7. Teknik Analisis Data
a. Uji prasyarat analisis
1) Uji normalitas
Prosedur uji normallitas populasi dengan menggunakan Litlefors adalah
sebagai berikut :
a) Hipotesis

= Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

= Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal


b) Statistik Uji
|() ()| ; ZN(0,1)
Dimana
() = P(ZZ1) dengan ZN(0,1) ; = Skor standar,zi=


() = Proporsi cacah , terhadap seluruh cacah zi
= Deviasi standar atau simpangan baku
c) Daerah kritik : DK = (L| L >

: n),n adalah ukuran sampel


d) Taraf Signifikan : =0,05
e) Keputusan Uji :

ditolak jika L DK,

diterima jika LDK


16

(Budiyono, 2009:170)
2) Uji homogenitas
Prosedur uji homogenesis populasi uji Bartlett sebagai berikut:
a) Memasukkan anngka-angka statistic untuk pengujian homogenitas pada
table uji Bartlett
b) Menghitung variansi gabungan :

)(

)(

)
(

)(

)(

)

c) Menghitung


d) Menghitung nilai (

) (


e) Menghitung

()[ ( )

]
Dimana:

( )
k : banyaknya populasi / sampel
i : 1,2,k
N : banyaknnya seluruh nilai

: banyaknya nilai sampel ke-i


f) Daerah kritik : DK = *

+
g) Taraf signifikansi : = 0,05
h) Keputusan uji
Jika :

maka tidak homogeny


Jika :

, homogen
i) Kesimpulan
(Ridwan,2008:185)
b. Uji analisis data
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan.
1) Model untuk data analisis variansi dua jalan adalah sebagai berikut:

()


Keterangan :

= data amatan ke-k baris ke-I dan kolom ke-j


= rerata dari seluruh data amatan (rerata besar)

= efek baris ke-i pada variabel terikat

= efek baris ke-j pada variabel terikat


()

= kombinasi efek baris ke-idan kolom ke-j variabel terikat

= kesalahan eksperimen yang berdistribusi normal


17

i=1,2 ; 1. Model Pembelajaran MMP
2. Model Pembelajaran RME
j=1,2,3; 1. Pendidikan tinggi
2. Pendidikan sedang
3. Pendidikan rendah
k=1,2,3, ..., n
ij
: n
ij
= banyaknya data amatan pada sel
ij

8. Prosedur Eksperimen
a. Hipotesis
1)

, untuk semua i (tidak ada pengaruh model pembelajaran MMP


maupun RME terhadap hasil belajar matematika);i=1,2

, paling sedikit satu harga i (ada pengaruh model pembelajaran


MMP maupun RME terhadap hasil belajar matematika);i=1,2
2)

, untuk semua j (tidak ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua


terhadap hasil belajar matematika); j=1,2,3
H
1
B
j
0, paling sedikit ada satu j (ada pengaruh tingkat pendidikan orang
tua terhadap hasil belajar matematika);j=1,2,3
3) H
0
B ()
ij
0, untuk semua pasangan (ij) (tidak ada kombinasi efek antara
model pembelajaran dan tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap hasil
belajar matematika)
H
1
B ()
ij
0, paling sedikit ada pasangan (ij) (tidak ada kombinasi efek
antara model pembelajaran dan tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap
hasil belajar matematika)
b. Komputasi
Tabel tata letak data
B
A
B
1
B
2
B
3
A
1
A
1
B
1
A
1
B
2
A
1
B
3

A
2
A
2
B
1
A
2
B
2
A
2
B
3
Dimana
A
1
: Pembelajaran matematika dengan MMP
A
2
: Pembelajaran matematika dengan RME
B
1
: Pendidikan tinggi
B
2
: Pendidikan sedang
18

B
3
: Pendidikan rendah
c. Jumlah Kuadrat
Untuk memudahkan perhitungan didefinisikan besaran-besaran a), b), c),
d), dan e) sebagai berikut:
a)
G
2
pq
; b)

; c)

; d)

; e)

;
Terdapat lima jumlah kuadrat yaitu:
JKA =

{c) a)} JKB =

{d) a)}
JKAB =

{a) + e) c) d)} JKG = b)


JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG
Dimana : JKA = Jumlah kuadrat baris ; JKB = Jumlah kuadrat kolom
JKAB = Jumlah kuadrat interaksi ; JKG = Jumlah kuadrat galat
JKT = Jumlah kuadrat total ; RKG = Rataan kuadrat galat
d. Derajat Kebebasan(DK)
dkA = p-1 dkB = q-1
dkAB = (p-1)(q-1) dkG = N-pq dkT = N-1
e. Rerata Kuadrat


f. Statistik Uji
Untuk H
0
adalah F
a

K
KG

Untuk

adalah

; Untuk

adalah


g. Derah Kritik
Daerah kritik (DK) untuk F

adalah DK = ,F
a
F
p1Npq
-
Daerah kritik (DK) untuk F
B
adalah DK = ,F
b
F
q1Npq
-
Daerah kritik (DK) untuk F
ab
adalah DK = ,F
B
F
p1)(q1)Npq
-
h. Keputusan Uji

ditolak jika

ditolak jika


H
0
B ditolak jika F
B
F
p1)(q1)Npq

i. Rangkuman Analisis
Sumber
variansi
JK dK RK F

B
F


Keputusan


A(baris) JKA p-1 RKA F

F
a
F
p1Npq
< atau >
19

B(kolom) JKB q-1 RKB F
b
F
b
F
q1Npq
< atau >
Interaksi
(AB)
JKAB (p-1)(q-1) RKAB F


F
B
F
p1)(q1)Npq

< atau >
Galat JKG N-pq RKG - - -
Total JKT N-1 - - - -
j. Uji komparasi ganda
Komparasi ganda adalah tindakan lanjut dari analisis variansi dua jalan.
Apabila analisis variansi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Untuk
uji lanjutan setelah analisis variabel digunakan metode schefee.
Langkah-langkah dalam menentukan metode schefee adalah sebagai berikut:
1) Identifikasi semua pasangan rerataan yang ada. Jika terdapat k perlakuan, maka
ada
2
) 1 ( k k
pasangan rataan.
2) Rumusan hipotesis nol yang bersesuaian dengan komparasi tersebut. Hipotesis
nol tersebut berbentuk: H
o
:
i
=
j

3) Menetukan tingkat signifikansi (pada umunya yang dipilih sama dengan
pada uji analisis variansinya).
4) Mencari harga statistik uji F dengan rumus sebagai berikut :
|
|
.
|

\
|
+

j i
j i
j i
n n
RKG
X X
F
1 1
) (
2

Dengan :
F
i.-j
= Nilai F
obs
pada pebandingan baris ke-i dan baris ke-j

i
X = rataan pada baris ke-i

j
X = rataan pada baris ke-j
RKG = rataan kuadrat galat
n
i
= ukuran sampel baris ke-i
n
j
= ukuran sampel baris ke-j
5) Menetukan daerah kritik } ) 1 ( | {
, 1 ; k N k
F k F F DK

> =
o

6) Menetukan keputusan uji untuk masing-masing komparasi ganda.
7) Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang ada.
(Budiyono, 2009:202)
20

D. DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono.2002. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka
Cipta
Arikunto,Suharsimi dkk.2006.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:Bumi Aksara
.2001. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Jakarta:Bumi
Aksara
Budiyono.2003. Statistika Dasar untukPenelitian. Surakarta : UNS pers
.2009. Statistika Dasar untukPenelitian. Surakarta : UNS pers
Purwanti, Desi.2004.Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Pokok Bahasan Pecahan Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan
Orang Tua. Surakarta: : Skripsi UMS(Tidak Dipublikasikan).
Purwanto.2009.Evaluasi hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hamalik, Oemar.208. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
Ridwan.2008. Dasar-dasar statistika.Bandung:Alfabeta.
Sukmadinata, Syaodih. 2003. Landasan Psikologi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sutama. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Kunatitatif, Kalitatif, PTK, R&D.
Surakarta: Fairuz Media.
Syah, Muhibbin . 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sukwandani, Novika. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Missouri Mathematics
Project(MMP) Dan Inquiring Minds Want To Know Untuk Meningkatkan Minat
Dan Hasil Belajar Matematika. Surakarta : Skripsi UMS(Tidak Dipublikasikan).
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT Remaja
RosdakaryaOffset.
Krismanto,Al.2003. Beberapa Teknik, Model, Dan Strategi Dalam Pembelajaran
Matematika. Yogyakarta: Widyaswara PPPG metematika,(Online) (Http://p4tk
matematika.org/downloads/sma/strategi pembelajaran matematika.pdf, diakses
tanggal 25 Mei 2011).
Kusumaningrum, Diana. 2009. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan
Pendekatan Savi dan RME Pada Pokok Bahasan Kubus Dan Balok Ditinjau
Dari Kreativitas Belajar Siswai. Surakarta :Skripsi UMS(Tidak Dipublikasikan).
Kusumawulandari, Dian.2006. Pengaruh Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Lingkaran Ditinjau Dari Minat
Belajar Siswa.Surakarta: : Skripsi UMS(Tidak Dipublikasikan).
21


diyah087.files.wordpress.com/2012/01/proposal-dyah.docx

Anda mungkin juga menyukai