Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM-BASA

Rekhsa Angkasawan XI IPA 3 TAHUN AJARAN 2013-2014

SMAN 2 CIBINONG
JalanKaradenan No.5 Kabupaten Bogor

Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Sang Pencipta alam semesta yang diantaranya Maha Pengasih dan Penyayang, karena-Nyalah laporan penelitian ini dapat selesai dengan baik dan berjalan lancar sebagai penyelesaian dari tugas praktikum mata pelajaran Kimia. Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Sari Ismono selaku guru mata

pelajaran Kimia, dan guru pembimbing yang banyak membantu dalam kelancaran penyusunan laporan penelitian ini. Serta teman-teman yang ikut membantu sehingga memberi kemudahan bagi saya untuk menyelesaikan laporan penelitian ini. Demikianlah laporan penelitian ini disusun dengan sebaik-baiknya, semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi saya selaku penulis dan bagi para pembaca, serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Cibinong, 12 Februari 2014

Penulis

BAB I PEMBAHASAN

1.1 Reaksi Penetralan

a. Reaksi Asam dengan Basa Menghasilkan Air dan Garam Jika larutan asam dan basa dicampur, maka ion H+ dari asam dan ion OH dari basa akan bergabung membentuk molekul air, sedangkan anion dari asam dan kation dari basa akan berikatan membentuk senyawa garam. Karena hasil reaksi antara asam dengan basa membentuk air yang bersifat netral, maka reaksi tersebut disebut reaksi penetralan. Tetapi karena reaksi tersebut juga menghasilkan garam, maka reaksi tersebut juga sering dikenal dengan sebutan reaksipenggaraman.

Asam + Basa
Contoh: 1. HCl + NaOH NaCl + H2O 2. H2SO4 + 2NH4OH (NH4)2SO4 + 2H2O 3. 2 CH3COOH + Ba(OH)2 (CH3COO)2Ba + 2H2O

Garam +

Walaupun reaksi asam-basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi itu (garam) tidak selalu bersifat netral, melainkan tergantung pada kekuatan asambasa yang membentuknya. Jika larutan asam dan basa dicampur, maka sifat garam yang terbentuk ada tiga kemungkinan, yaitu: a. Jika asam kuat + basa kuat garam (netral). b. Jika asam kuat + basa lemah garam (asam). d. Jika asam lemah + basa kuat garam (basa)

b. Titrasi AsamBasa Reaksi penetralan dapat digunakan untuk menetapkan kadar atau konsentrasi suatu larutan asam atau basa. Penetapan kadar suatu larutan ini disebut titrasi asam-basa. Titrasi adalah penambahan larutan baku (larutan yang telah diketahui dengan tepat konsentrasinya) ke dalam larutan lain dengan bantuan indikator sampai tercapai titik ekuivalen. Titrasi dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna. Saat perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi (James E. Brady, 1990). Perubahan pH pada reaksi asambasa Suatu asam yang mempunyai pH kurang dari 7 jika ditambah basa yang pHnya lebih dari 7, maka pH asam akan naik, sebaliknya suatu basa jika ditambah asam, maka pH basa akan turun. Apabila penambahan zat dilakukan tetes demi tetes kemudian dihitung pHnya akan diperoleh kurva titrasi, yaitu grafik yang menyatakan pH dan jumlah larutan standar yang ditambah. i. Titrasi Asam Kuat Oleh Basa Kuat Titrasi asam basa merupakan reaksi penetralan. Sebagai contoh, 40 mL larutan HCl 0,1M dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M. Perhatikan kurva titrasi di bawah ini.

Kurva titrasi asam kuat oleh basa kuat

Dari kurva di atas terlihat bahwa titik ekuivalen terjadi pada penambahan NaOH sebanyak 40 mL dan pH = 7. Bagaimana dengan indikator asam basa yang digunakan? Ketiga indikator asam basa yang tertulis pada kurva tersebut (fenolftalein, bromotimol biru, dan metil merah) bisa digunakan untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat. Indikator fenolftalein lebih dianjurkan karena memberikan perubahan warna yang jelas dari warna merah muda menjadi tidak berwarna (trayek pH = 8,2-10,0). ii. Titrasi Basa Kuat Oleh Asam Kuat Contoh titrasi ini adalah 40 mL larutan HCl 0,1 M dititrasidengan larutan NaOH 0,1 M. Kurva titrasinya digambarkansebagai berikut.

Kurva titrasi basa kuat oleh asam kuat.

Seperti pada titrasi asam kuat oleh basa kuat, titik ekuivalentitrasi ini pada saat penambahan HCl sebanyak 40 mL dan pH = 7.Ketiga indikator asam basa yang tertulis (fenolftalein, bromotimolbiru, dan metil merah) bisa digunakan sebagai indikator dalam titrasi ini.

iii.

Titrasi Asam Lemah Oleh Basa Kuat Sebanyak 50 mL asam lemah CH3COOH 0,1 M dititrasidengan larutan basa kuat NaOH

0,1 M. Kurva titrasi yang terjadidigambarkan seperti berikut.

Kurva titrasi asam lemah oleh basa kuat ditunjukkan oleh garis tebal. Garis putus putus menunjukkan titrasi asam kuat oleh basa kuat.

Dari kurva di atas terlihat bahwa titik ekuivalen titrasi lebih besar 7. Hal ini disebabkan garam yang terbentuk mengalami hidrolisis sebagian yang bersifat basa (pH > 7). Indikator yang bisa digunakan adalah bromotimol biru dan fenolftalein. iv. Titrasi Basa Lemah Oleh Asam Kuat Perubahan pH pada reaksi penetralan basa lemah oleh asam kuat, dalam hal ini 50 mL NH3 0,1 M dititrasi dengan HCl 0,1 M,dapat ditunjukkan pada kurva di bawah ini.

Kurva titrasi basa lemah oleh asam kuat ditunjukkan oleh garis tebal. Garis putus-putus menunjukkan titrasi basa kuat oleh asam kuat.

Dari kurva tersebut, terlihat bahwa titik ekuivalen terjadi pada pH lebih kecil 7. Hal ini disebabkan garam yang terbentuk mengalami hidrolisis sebagian yang bersifat asam (pH < 7). Adapun indikator asam basa yang bisa digunakan sebagai indikator titrasi adalah metil merah dan bromotimol biru.Titrasi asam basa dilakukan dengan menggunakan buret.Buret adalah alat yang digunakan untuk menambahkan standar ke dalam larutan yang akan ditentukan molaritasnya.

BAB II PENELITIAN

2.1 Judul Penelitian 2.2 Tujuan Penelitian

: Memperagakan Titrasi Asam-Basa : Mengetahui Perubahan pH Penetralan Asam-Basa Dengan Metode Titrasi

2.3 AlatdanBahan Alat : 1. Labu erlenmeyer 250 ml 2. Pipet volumentrik 25 ml 3. Buret 4. Statif dan kleim 5. Corong kecil 6. Botol semprot berisi air suling 7. Pipet tetes 8. pH meter 9. Indikator universal Bahan : 1. 2. 3. Larutan HCl 0,1 M Larutan NaOH 0,1 M Indikator PP (fenolftalein)

2.4 LangkahKerja : 1. Bersihkan semua alat agar penelitian dapat dilakukan secara steril. 2. Bersihkanburet agar tidakadagelembung dengan cara memasukkan air agar mendorong gelembung yang ada di dalam buret dapat keluar. 3. Setelahgelembunghilang, masukkanlarutan NaOHke dalam buret hinggagaris menunjukkan tepat sampai angka 0 dengan menggunakan bantuan corong. 4. Bersihkanujung buretdenganmenggunakankertassaring. 5. Ambillah sebanyak 20 ml HCl dengan menggunakan pipet dan ukur hingga larutan HCl mencapai volume 20 ml dengn menggunakan gelas ukur. 6. Pindahkan larutan HCl yang sudah diukur sebanyak 20 ml ke dalam labu erlenmeyer. 7. Kemudianberikan 3 tetesindikator PP (fenolftalein) ke dalam labu erlenmeyer tersebut. 8. Teteskan 2 ml NaOHyang ada di buret ke dalam labu erlenmeyer dengan cara membuka kran penutup buret, selama pentetesan lakukan pula penggoyangan labu erlenmeyer dengan menggoyang-goyangkan labu erlenmeyer secara perlahan supaya larutan NaOH merata pada seluruh larutan. 9. Hitung pHdenganmenggunakanindikator universal. 10. Lakukanpenetesan sebanyak 2 ml berulang-ulang secara teratur, kemudian catat pH yang didapatkan dengan menggunakan indikator universal. 11. Lakukan hal tersebut secara berulang-ulang hingga larutan HClberubahwarnamenjadimerahmuda. 12. Catat pH ketika larutan HCl telah mencapai titik akhir, titik akhir ditandai dengan perubahan warna yang stabil, yaitu tidak lagi terjadi perubahan warna.

2.5 Data Pengamatan Volume No. HCl 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 20 ml 20 ml 20 ml 20 ml 20 ml 20 ml 20 ml 20 ml 20 ml NaOH 0 ml 2 ml 4 ml 6 ml 8 ml 10 ml 12 ml 14 ml 16 ml Universal 1 1 2 2 6 7 9 10 10 Perhitungan 1 1,086 1,174 1,268 1,366 1,481 1,602 1,745 1,959 Tidak berwarna Tidakberwarna Tidakberwarna Tidakberwarna Tidakberwarna Merah muda Merah muda Merahmuda Merahmuda Volume pH Indikator pH Menggunakan Perubahan Warna

Ket : Titik Akhir 10,25 ml 2.6 Perhitungan 1. 20 ml HCl 0,1 M + 0 ml NaOH 0,1 M HCl NaOH : 20 x 0,1 = 2 mmol : 0 x 0,1 = 0

[H+] = a . M = 1 x 0,1 = 10-1 Maka, pH = - log [H+] = - log10-1 =1

2. 20 ml HCl 0,1 M + 2 ml NaOH 0,1 M HCl NaOH : 20 x 0,1 = 2 mmol : 2 x 0,1 = 0,2 mmol HCl + NaOH NaCl + H2O a : r : s : 2 0,2 1,8 0,2 0,2 0 0,2 0 0,2 0

[H+] = a . M M= = = 8,2 . 10-2

[H+] = 1x 8,2 . 10-2= 8,2 . 10-2 pH = - log [H+] pH = 2-log 8,2 = 1,086 3. 20 ml HCl 0,1 M + 4 ml NaOH 0,1 M HCl NaOH : 20 x 0,1 = 2 mmol : 4 x 0,1 = 0,4 mmol HCl + NaOH NaCl + H2O a: r: s: 2 0,4 1,6 0,4 0,4 0 0,4 0 0,4 0

[H+] = a . M M= = = 6,7 . 10-2

[H+] = 1x 6,7 . 10-2 pH = - log [H+] pH = 2-log 6,7 = 1,174 4. 20 ml HCl 0,1 M + 6 ml NaOH 0,1 M HCl NaOH : 20 x 0,1 = 2 mmol : 6 x 0,1 = 0,6 mmol HCl + NaOH a: r: s: 2 0,6 1,4 0,6 0,6 0 0,6 0 0,6 0 NaCl + H2O

[H+] = a . M M= = = 5,4 . 10-2

[H+] = 1x 5,4 . 10-2 pH = - log [H+] PH = 2-log 5,4 = 1,268

5. 20 ml HCl 0,1 M + 8 ml NaOH 0,1 M HCl NaOH : 20 x 0,1 = 2 mmol : 8 x 0,1 = 0,8 mmol HCl + NaOH a: r: s: 2 0,8 1,2 0,8 0,8 0 0,8 0 0,8 0 NaCl + H2O

[H+] = a . M M= = = 4,3 . 10-2

[H+] = 1x 4,3 . 10-2 pH = - log [H+] pH = 2-log 4,3 = 1,366 6. 20 ml HCl 0,1 M + 10 ml NaOH 0,1 M HCl NaOH : 20 x 0,1 = 2 mmol : 10 x 0,1 = 1 mmol HCl + NaOH a: r: s: 2 1 1 1 1 0 1 1 0 0 NaCl + H2O

[H+] = a . M M= = = 3,3 . 10-2

[H+] = 1x 3,3 . 10-2 pH = - log [H+] pH = 2-log 3,3 = 1,481 7. 20 ml HCl 0,1 M + 12 ml NaOH 0,1 M HCl NaOH : 20 x 0,1 = 2 mmol : 12 x 0,1 = 1,2 mmol HCl + NaOH NaCl + H2O a: r: s: 2 1,2 0,8 1,2 1,2 0 1,2 0 1,2 0

[H+] = a . M M= = = 2,5 . 10-2

[H+] = 1x 2,5 . 10-2 pH = - log [H+] pH = 2-log 2,5 = 1,602

8. 20 ml HCl 0,1 M + 14 ml NaOH 0,1 M HCl NaOH : 20 x 0,1 = 2 mmol : 14 x 0,1 = 1,4 mmol HCl + NaOH a: r: s: 2 1,4 0,6 1,4 1,4 0 1,4 0 1,4 0 NaCl + H2O

[H+] = a . M M= = = 1,8 . 10-2

[H+] = 1x 1,8 . 10-2 pH = - log [H+] pH = 2-log 1,8 = 1,745 9. 20 ml HCl 0,1 M + 18 ml NaOH 0,1 M HCl NaOH : 20 x 0,1 = 2 mmol : 16 x 0,1 = 1,6 mmol HCl + NaOH a: r: s: 2 1,6 0,4 1,6 1,6 0 1,6 0 1,6 0 NaCl + H2O

[H+] = a . M M= = = 1,1 . 10-2

[H+] = 1x 1,1 . 10-2 pH = - log [H+] pH = 2-log 1,1 = 1,959 2.7 Pertanyaan 1. Mengapadalamsetiaptitrasiasam-basaselaludiperlukanindikator? Karenadenganpenggunakanindikator di setiaptitrasimakadapatdiketahuikapantitrasiitumencapaititikakhirtitrasi. 2. Buatgrafik pH larutanterhadap volume larutanNaOH

Grafik pH Larutan
12 10 8

pH

6 4 2 0 0 2 4 6 8 Volume NaOH 10 12 14 16

2.8 Kesimpulan Dari data hasil praktikum di atas menunjukkan bahwa larutan HCl tidak berubah warna atau tidak berwarna karena belum mencapai titik keseimbangan atau titik ekuivalen. Perhitungan pH menggunakan indikator universal belum begitu teliti bisa disebabkan karena kecerobohan pengamat dalam menentukan warna ataupun penilaiannya yang bersifat umum , sehingga perlu adanya perhitungan manual agar lebih akurat. Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa HCl akan mencapai titk ekuivalen jika ditambahkan 14 ml NaOH dengan pH 10 dengan pH universal dan 9,58 menggunakan pH perhitungan manual.

Daftar Pustaka

Pdf 20090610173758_kelas11_sma_kimia_budi_utami Pdf 20090610173831_kelas11_sma_mari_belajar_kimia_partana

Anda mungkin juga menyukai