Anda di halaman 1dari 4

Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada sakus lakrimalis atau saluran air mata yang berada di dekat hidung.

Infeksi ini menyebabkan nyeri, kemerahan, dan pembengkakan pada kelopak mata bawah, serta terjadinya pengeluaran air mata berlebihan (epifora). Radang ini sering disebabkan obstruksi nasolakirmalis oleh bakteri S. aureus, S. pneumoniae, Pseudomonas. Dakriosistitis diobati dengan kompres air hangat, dekongestan nasal, antibiotika topikal dan sistemik. Dalam keadaan tertentu dapat dipertimbangkan tindakan dakriosistorinostomi. adalah suatu infeksi pada kantong air mata yang terletak di antara sudut bagian dalam kelopak mata dengan hidung. Dakriosistitis biasanya disebabkan oleh karena adanya blokade pada saluran yang mengalirkan air mata dari kantong air mata ke hidung sehingga duktus (saluran) yang terhalang menjadi terinfeksi. Dakriosistitis dapat berupa akut maupun kronik, dimana hal ini dapat dihubungkan dengan suatu malformasi pada duktus lakrimalis, luka, infeksi pada mata, maupun trauma. Dakriosistitis akut ditandai dengan gejala mendadak berupa nyeri dan kemerahan pada daerah kantus medialis. danya epifora merupakan karakteristik pada peradangan kronik pada duktus lakrimalis. !tiologi primer dakriosistitis adalah obstruksi nasolakrimal yang menyebabkan mukokel pada sakkus lakrimalis yang dipresipitasi oleh blokade kronik pada duktus nasolakrimal interosseus atau intramembranous. Dakriosistitis akut pada anak"anak biasanya disebabkan oleh #aemophylus influen$a. Pada orang dewasa, biasanya disebabkan oleh Staphylo%o%%us aureus dan Strepto%o%%us & hemoliti%us sedangkan dakriosistitis kronis disebabkan oleh Staphylo%%us epidermidis, Strepto%o%%us pneumonia dan jarang disebabkan oleh 'andida albi%ans. gen infeksi dapat ditemukan se%ara miroskopik dengan apusan konjungti(a yang diambil setelah memeras sakkus lakrimalis.

Dakriosistitis dapat terjadi dalam ) bentuk, yaitu * akut, kronik dan kongenital. +ejala utama dakriosistitis adalah mata berair dan kotoran mata berlebih. Pada dakriosistitis berbentuk akut, di daerah sakkus lakrimalis terdapat gejala radang, sakit, bengkak , nyeri tekan. ,ateri purulen dapat diperas dari sakkus. Peradangan berupa pembengkakan, merah dan nyeri , biasanya disertai dengan pembengkakan kelenjar pre aurikuler, submandibuler dan disertai peningkatan suhu tubuh. -adang"kadang kelopak mata dan daerah sisi hidung membengkak. Pada stadium lanjut dapat terjadi komplikasi berupa fistula. Pada dakriosistitis kronik , tanda satu"satunya adalah keluar air mata berlebih. .ntuk menentukan adanya obstruksi pada kelenjar lakrimal, pertama kali yang perlu diperhatikan adalah pada pemeriksaan kelopak mata, kemudian dengan tes menyemprot ke dalam saluran air mata, dan bila diperlukan dilakukan pemeriksaan dakriosisitogafi. .ntuk menentukan adanya gangguan pada system eksresi air mata dilakukan *

Inspeksi pada posisi pun%tum Palpasi daerah sakkus lakrimal, apakah mengeluarkan %airan ber%ampur nanah Irigasi melalui pun%tum dan kanalikuli lakrimal, bila %airan men%apai rongga hidung , maka system eksresi berfungsi baik (tes anel). Probing yaitu memasukkan probe /owman melalui jalur anatomi% system eksresi lakrimal. 0indakan probing didahului oleh dilatasi pungtum dengan dilatators. Penatalaksanaan dakriosistitis tergantung pada manifestasi klinik penyakit. 1. ntibiotik sistemik dengan regimen sebagai berikut * a. nak"anak " Pasien tidak demam, keadaan umum baik, kasus ringan, diberikan amo2i%illin3%la(ulanate 45"65mg3kg3hari peroral yang dibagi dalam tiga dosis. " Pasien demam, akut, kasus sedang hingga berat dirawat di rumah sakit dan diterapi dengan %efuro2ime 75"155 mg3kg3hari i( dalam ) dosis. b. Dewasa " Pasien tidak demam, keadaan umum baik, kasus ringan diberikan %ephale2in 755 mg peroral tiap 8 jam. " 0erapi alternatif berupa amo2i%illin 3%la(ulanate 755 mg peroral tiap 9 jam " Pasien demam dan akut dirawat di rumah sakit dengan penanganan %efa$olin 1gr i( tiap 9 jam. 1 0erapi antibiotik diberikan berdasarkan respon klinik dan hasil kultur dan sensiti(itas. ntibiotik intra(ena dapat diganti dengan antibioti% oral dengan dosis yang sebanding tergantung dari tingkat perbaikan, tetapi terapi antibioti% harus tetap dilakukan selama 15"16 hari. Pemberian antibiotik oral lebih efektif pada sebagian besar infeksi, pemberian antibiotik topikal perlu dikurangi, karena tidak mampu men%apai lokasi infeksi. Pada dakriosisitits akut pemberian %holamfeni%ol topikal dan antibiotik sistemik sampai infeksinya teratasi. 4. ntibiotik tetes topi%al seperti trimetorim3polymi2in ). -ompres air hangat dan massase di bawah area kantus 6. Pemberian analgesi% seperti a%etaminophen bila perlu

7. Insisi dan drainase pada abses

8. -oreksi dengan pembedahan dapat dipertimbangkan berupa da%ryo%ystorhinostomy setelah episode akut sembuh, khususnya pada pasien dengan dakriosistitis kronik.

Pen%egahan dapat dilakukan dengan melakukan higienitas pada palpebra ,termasuk melakukan kompres air hangat dan membersihkan silia. Selain itu, higienitas nasal dengan spray salin dapat men%egah obstruksi aliran lakrimal bagian distal.

:umat, 58 :anuari 4514 tersumbatnya saluran nasolakrimal (mata)

1.1 natomi dan ;isiologi Sistem <akrimal Sistem lakrimal men%akup struktur"struktur yang terlibat dalam produksi3 sekresi dan ekskresi air mata untuk membasahi kornea dan konjungti(a. Sistem sekresi terdiri atas kelenjar lakrimal yang menghasilkan komponen %airan dari air mata dan ) kelenjar lainnya (kelenjar meibom, $eis dan moll) untuk menghasilkan komponen lipid dari air mata. Sistem ekskresi terdiri dari pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal. 1, 4, )

+landula lakrimalis terbagi menjadi 4 bagian yaitu glandula lakrimalis utama3 pars orbitalis dan glandula lakrimalis aksesori3 pars palpebralis. -eduanya saling berhubungan pada ujung lateral aponeurosis m. le(ator palpebra superioris. +landula ini terletak di atas bola mata, di bagian anterior dan superior orbita, posterior terhadap septum orbita. -ira"kira 14 duktus keluar dari permukaan bawah kelenjar dan bermuara pada bagian lateral forni2 superior konjungti(a.1, 4, ) +landula lakrimalis pars orbita berbentuk seperti kenari, terletak di dalam fossa lakrimalis di segmen anterio"superio"temporal dari orbita dan dipisahkan dari bagian palpebra oleh kornu lateralis dari m. le(ator palpebra. dapun glandula utama ini memproduksi =7> komponen air dari air mata dengan duktus ekskretorius yang bermuara ke forniks superior. +landula lakrimalis pars palpebralis atau disebut glandula lakrimal aksesori3tambahan terdiri dari glandula -rause dan ?olfring yang identik dengan glandula lakrimal utama namun tidak mempunyai sistem duktus. +landula ini terletak di dalam substansia propia konjungti(a palpebra, tepat di atas segmen temporal dari forni2 konjungti(a superior dan memproduksi 7> komponen air dari air mata.1, 4, )

@askularisasi glandula lakrimal berasal dari arteri lakrimalis. @ena yang mengalir dari kelenjar bergabung dengan (ena oftalmika. Drainase limfe menyatu dengan pembuluh limfe konjungti(a lalu mengalir ke dalam limfonodus pra"aurikula. Sedangkan iner(asi glandula lakrimalis adalah melalui n. lakrimalis (sensoris), n. petrosus superfisialis magna (sekretorius) dan n. simpatis yang menyertai arteria lakrimalis dan n. lakrimalis.1,) Refleks sekresi air mata dapat berupa refleks sekresi dasar ataupun sekresi terkait stimulasi. Pada saat mengedipkan mata (blinking), air mata akan diproduksi dan terbentuk lapisan air mata (musin"air mata"lipid) kemudian diratakan oleh palpebra. Sekresi dasar ini dimediasi oleh nu%leus la%rimalis A. ;a%ialis sebagai saraf sekretomotoris parasimpatis. Sekresi lain disebabkan oleh stimulasi kornea dan konjungti(a berupa pe%ahnya lapisan air mata (tear break up) dan pembentukan titik kering (dry spot). Ini berada di bawah kendali sistem parasimpatis. Stimulasi ini terjadi ketika terdapat benda asing3 %orpus allienumpada mata.7, 8 Setelah disekresi, air mata akan mengalir membasahi kornea dan konjungti(a kemudian berkumpul di dalam lakuna lakrimalis melalui pungtum lakrimal superior dan inferior. -analikuli lakrimalis berjalan ke medial dan bermuara ke dalam sakus lakrimalis, yang terletak di dalam fossa lakrimalis di belakang ligamentum palpebra medial dan merupakan ujung atas yang buntu dari duktus nasolakrimalis.), B Duktus nasolakrimalis memiliki panjang lebih kurang 1) mm dan keluar dari ujung bawah sakus lakrimalis. Duktus berjalan ke bawah, belakang dan lateral di dalam kanalis osseosa dan bermuara ke dalam meatus nasi inferior. ,uara ini dilindungi oleh plika lakrimalis. ir mata diarahkan ke dalam pungtum oleh isapan kapiler, gaya berat dan berkedip. -ekuatan dari isapan kapiler dalam kanalikuli, gaya berat, berkedip dan kerja memompa dari otot #orner meneruskan aliran air mata ke bawah melalui duktus nasolakrimalis kemudian masuk ke rongga hidung melalui meatus nasi inferior.1, ), 7, B ir mata membentuk suatu lapisan tipis setebal B"15 Cm yang menutupi epitel kornea dan konjungti(a. ;ungsi air mata untuk membuat permukaan kornea halus dan li%in optik dengan meniadakan ketidakteraturan permukaan epitel, membasahi dan melindungi permukaan epitel kornea dan konjungti(a, menghambat pertumbuhan mikroorganisme serta memberi substansi nutrisi yang diperlukan kornea. ;ilm air mata terdiri atas tiga lapisan yaitu lapisan superfisial, lapisan akuos tengah dan lapisan musin. @olume air mata normal diperkirakan B D 4 C< pada setiap mata. lbumin merupakan 85> dari protein total dalam air mata, sisanya globulin dan liso$im. 0erdapat Ig , Ig+ dan Ig!. P# rata"rata air mata adalah B,)7. Dalam keadaan normal %airan air mata adalah isotonik dan dengan tekanan osmotik kira"kira eki(alen dengan Aa'l 5,=>. Esmolalitas film air mata ber(ariasi dari 4=7")5= mosm3<.1

Anda mungkin juga menyukai