Anda di halaman 1dari 2

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pernapasan.

Faktor tersebut adalah faktor yang mengakibatkan paru mengempis, faktor yang menurunkan tegangan permukaan, 1. Faktor yang mengakibatkan paru mengempis Selama siklus pernapasan, paru secara bergantian mengembang dan mengempis. Sifat mengempis dari paru merupakan akibat dari sifat elastic paru disebabkan oleh jaringan ikat elastic dan tegangan permukaan alveolusnya. Terdapat dua konsep yang saling berkaitan yang berperan dalam elastisitas paru, yaitu compliance dan recoil elastic. (Sherwood, 2009) Secara spesifik, compliant adalah ukuran seberapa banyak perubahan dalam volume paru yang terjadi akibat perubahan tertentu gradient tekanan transmural yang merupakan gaya yang merengangkan paru. Paru yang sangat compliant lebih mudah untuk dibesarkan volumenya oleh gaya tertentu dibandingkan paru yang kurang compliant. Dengan kata lain, semakin rendah compliance paru maka semakin besar gradient tekanan transmural yang dibutuhkan untuk menghasilkan ekspansi paru normal. (Sherwood, 2009) Istilah recoil elastic merujuk kepada seberapa mudap paru untuk kembali ke bentuk prainspirasi setelah mengalami ekspansi volume. (Sherwood, 2009) Sifat elastic yang merupakan sifat yang mengakibatkan paru untuk dapat kembali ke ukuran prainspirasi bergantung pada dua faktor a. Jaringan Ikat Elastik Paru Jaringan ikat paru terdiri dari banyak serat elastin. Elastin adalah serat protein mirip karet yang paling banyak terdapat di jaringan yang memiliki kemampuan untuk mudah teragang dan kembali pulih setelah gaya regangan dihilangkan. Serat-serat ini terayam membentuk jaringan yang memperkuat perilaku elastiknya sendiri, seperti benang dalam kain yang elastic. Keseluruhan kain (atau paru) lebih lentur dan cenderung kempali ke bentuknya semula daripada masing-masing benang (serat elastin)nya. (Sherwood, 2009) b. Tegangan Permukaan Alveolus Faktor yang lebih penting yang memperngaruhi sifat elastic paru adalah tegangan permukaan alveolus yang ditimbulkan oleh lapisan tipis cairan yang melapisi bagian dalam alveolus. Di pertemuan udara-air, molekul-molekul air di permukaan memperlihatkan ikatan yang lebih kuat dengan molekul air sekitarnya dibandingkan dengan udara di atas permukaan tersebut. Gaya tarik yang tak seimbang ini menghasilkan gaya yang dikenal sebagai tegangan permukaan di permukaan cairan. (Sherwood, 2009) Tegangan permukaan yang ada di alveolus ini mengakibatkan timbulnua dua efek. Pertama, karena adanya gaya tarik-menarik antara cairan di dalam alveolus, akibatnya adanya gaya yang melawan terhadap gaya yang mengakibatkan paru mengembang. Sehingga, jika semakin besar tegangan permukaan maka semakin kecil compliance paru.

Kedua, akibat dari tegangan permukaan yang ada di alveolus adalah membuat alveolus cenderung untuk mengecil. 2. Faktor yang Menurunkan Tegangan Sangat tidak mungkin jika gaya yang membuat paru mengembang adalah hanya gaya dari gradient tekanan transmural. Karena seprti kita ketahui di pembahasan sebelumnya, bahwa ada faktor-faktor yang membuat baru untuk selalu cenderung kembali ke ukuran prainspirasinya, yaitu jaringan ikat elastic paru dan tegangan permukaan alveolus. Surfaktan paru dan alveola interdependence adalah dua faktor yang melawan dari faktor-faktor tersebut. (Sherwood, 2009) a. Surfaktan Paru Surfaktan paru adalah zat kompleks yang dihasilkan oleh sel alveolus tipe II ,yang terdapat di alveolus. Zat ini terselip di antara cairan yang melapisi lapisan dalam alveolus. Cara kerja dari surfaktan paru ini adalah dengan menurunkan ketegangan dari tegangan permukaan yang terdapat di alveolus, sehingga tidak terjadinya penurunan volume alveolus. Berdasarkan hukum Laplace bahwa tekanan yang membuat alveolus untuk cenderung mengkerut berbanding lurus dengan tegangan permukaan dan berbanding terbalik dengan jarijari alveolus: r Keterangan: P = tekanan ke arah dalam yang menyebabkan kolaps T = tegangan permukaan r = jari-jari alveolus Jika kita lihat dari persamaan di atas, maka semakin kecil jari-jari dari suatu alveolus dan semakin besar tekanan ke arah dalam yang membuat alveolus mengkerut. Oleh karena itu, jika ada dua alveolus dengan ukuran berbeda dan memiliki tegangan permukaan yang sama, maka yang terjadi adalah bahwa alveolus dengan jari-jari yang lebih kecil akan lebih cenderung untuk mengkerut atau kolaps. Namun, dalam keadaan sesungguhnya bahwa alveolus dengan ukuran lebih kecil tidak mengalami kolaps. Itu terjadi karena adanya surfaktan. Surfaktan bekerja lebih efektif di alveolus kecil daripada alveolus besar karena molekul-molekul surfaktan terletak lebih berdekatan di alveolus kecil. b. Interdependensi Alveolus Faktor kedua yang berperan dalam menjaga agar volume alveolus tidak mengkerut adalah saling ketergantungan 3.

Anda mungkin juga menyukai