Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Setiap Negara yang berdaulat memiliki sebuah dasar Negara yang menunjukan karakter, tujuan, dan harapan Negaranya. Pancasila lahir dengan alasan yang sama yaitu sebagai dasar dari berdirinya Negara Republik Indonesia. Dasar yang dicoba ditanamkan dan diamalkan oleh mereka para pemimimpin kita. Pikiran-pikiran dan gagasan bagaiamana bangsa ini kelak akan berdiri di kancah dunia sudah tertanam dalam pancasila. Seperti dasar-dasar Negara lain yang menjadi sebuah dasar pancasila pun memiliki filosofi yang sangat besar, terlihat dari butir-butir pancasila yang begitu kental dengan nilai-nilai yang ada di dalam bangsa ini, juga hasil akulturasi dengan berbagai kebudayaan guna memperkaya diri juga mempersiapkan masa depan. Pancasila sendiri seharusnya sudah menjadi bagian yang menjadi dasar bagis semua keputusan baik dalam hal politik, ekonomi, sosial, dan bidangbidang lainnya. Filsafat yang begitu kental dalam pancasila sebaiknya di simpan diatas segalanya, karena pancasila lah Indonesia menjadi dikenal, juga karena pancasila kita bertahan selama 67 tahun sebagai sebuah bangsa. Dengan demikian bahwa falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.

1.2

Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah : 1. Pengertian Filsafat dan Pancasila. 2. Fungsi dan Guna Filsafat. 3. Bagaimana Pancasila dapat dijadikan sebagai sistem filsafat? 4. Bagaimana ciri dan kriteria pancasila sehingga dapat dijadikan sebagai sistem filsafat? 5. Nilai Nilai Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara. 6. Bagaimana implementasi sistem filsafat dalam masyarakat.

1.3

Tujuan Adapun tujuan yang dimaksud dalam penyusunan makalah ini, adalah agar mahasiswa dapat menerangkan peranan pokok Pancasila bagi bangsa Indonesia. Selanjutnya mahasiswa dapat menjelaskan dan menganalisa sistem pemerintah yang sesuai dengan pancasila dan UUD 1945, serta implementasi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Serta mahasiswa mampu menjelaskan filsafat dan sistem filsafat, menjelaskan pengertian Pancasila sebagai sistem filsafat, menjelaskan sistem filsafat pancasila, menyebutkan dan menerapkan konsep dasar dan landasan filsafat pancasila.

1.4

Manfaat Dari pokok bahasan ini dapat memberi wawasan kepada mahasiswa agar mampu mengidentifikasi, menerangkan dan menganalisa pancasila sebagai sistem filsafat. Mahasiswa mampu menjelaskan secara cermat berbagai aliran dalam filsafat sehingga mengetahui dimana posisi pancasila sebagai sistem filsafat.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Filsafat Kata filsafat sering dijumpai atau didengar dalam kehidupan seharihari. Filsafat dalam pengertian umum sering diartikan sebagai suatu pandangan hidup, prinsip hidup atau suatu tata nilai. Filsafat sebagai pandangan hidup merupakan pandangan dasar tentang manusia dengan segala aspek kehidupannya. Filsafat dalam arti prinsip hidup lebih sempit pengertiannya dibandingkan dengan pandangan hidup. Prinsip hidup itu mengacu pada bidang tertentu. Ketika seseorang menghadapi suatu permasalahan atau prinsip dasar dalam menghadapi suatu permasalahan dalam bidang tertentu. Filsafat berasal dari bahasa yunani philein yang berarti cinta dan Sophia yang berarti kebijaksanaan filsafat artinya cinta kebijaksanaan, kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti keinginan atau hasrat yang sungguh-sungguh untuk mendapatkan kebenaran sejati. 2.2 Pengertian Pancasila Pancasila sebagai dasar Negara, pancasila sebagai pandangan hidup, pancasila sebagai ideology, pancasila sebagai kepribadian bangsa, pancasila sebagai falsafah, dll. a) Pancasila sebagai dasar Negara telah kita dengar untuk pertama kali waktu soekarno memberikan pidato sambutannya pada tanggal 1 juni 1945, dalam siding Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) dan isi hakikinya tertuang dalam teks resi pembukaan UUD 1945. b) Pancasila sebagai ideology Negara adalah keseluruhan ide yang secara normative memberikan persepsi, landasan serta pedoman tingkah laku bagi

seseorang atau masyarakat dalam seluruh kehidupannya dan dalam mencapai tujuan yang di cita-citakan. Dengan demikian ideology mengandung orientasi yang menempatkan seseorang dalam lingkungan ilmiah dan social. c) Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai dan pemikiran yang dapat menjadi subtansi dan isi pembentukan ideology pancasila. d) Pancasila sebagi etika politik, pancasila sebagai suatu system filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran norma baik norma hokum, norma moral maupun norma kenegaraan lainnya. Menurut pendapat kelompok kami, apabila seseorang berpikir maka sudah dapat dikatakan berfilsafat, karena ia menggunakan akal pikirannya untuk memecahkan suatu masalah dan berpikir secara bijaksana. Pancasila merupakan ideology bangsa, dasar Negara, patokan suatu Negara untuk lebih baik lagi, sebagai jati diri bangsa, pancasila sebagai asas kesatuan dan persatuan bangsa. Filasafat pancasila adalah suatu ilmu yang mempelajari pancasila secara hakiki sebagai dasar Negara dan budaya bangsa dengan tujuan agar nilai-nilai pancasila tidak luntur karena pancasila sebagai ideologi bangsa. 2.3 Sistem Filsafat Pancasila Sebelum dibahas lebih jauh tentang filsafat pancasila, berikut ini akan dipaparkan terlebih dahulu tentang pengertian sistem. Banyak sekali definisi tentang sistem dari berbagai kalangan, namun dalam tulisan ini dikemukakan satu definisi yang sering menjadi rujukan. Sistem menurut Shore dan Voich adalah suatu kesatuan dari bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu.

Keseluruhan dari bagian-bagian ini merupakan satu kesatuan yang utuh, yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Satu kesatuan dari bagian-bagian 2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri 3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan 4. Bagian-bagian tersebut mempunyai satu tujuan tertentu 5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Kaelen, 1996:48) 2.4 Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Apakah pancasila sudah memenuhi syarat sebagai sistem filsafat? Ini adalah suatu sistem pertanyaan yang tidak mudah dijawab. Pancasila memang tidak bisa dibandingkan dengan sistem filsafat Hegel, John Locke atau Karl Marx yang mempunyai ajaran secara rinci dalam berbagai bidang, misalnya pengetahuan, politik, ekonomi dan sebagainya. Kebanyakan para filsuf dalam pemikirannya berusaha menghasilkan suatu sistem filsafat, yang dalam perkembangannya sistem filsafat ini dianut, diyakini benar, dijadikan landasan dan tujuan oleh sekelompok masyarakat (ideologi). Pancasila diangkat dari pandangan hidup yang berkembang dalam kehidupan bangsa indonesia. Pandangan hidup ini dirumuskan secara cerdas oleh para pendiri bangsa dan diangkat sebagai dasar kehidupan bernegara. Pancasila memuat prinsip-prinsip dasar bagi negara berarti bahwa pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara. Pancasila sebagai dasar filsafat negara memang hanya memuat ajaran atau prinsip-prinsip dasar saja, sedangkan ajaran-ajaran lain (sistem ekonomi, politik, dan sebagainya bisa

diderivikasikan dari prinsip dasar tersebut). Derevasi dari prinsip dasar tersebut tertuang dalam empat pokok pikiran yang terjabar dalam undangundang dasar 1945 beserta penjelasannya. Pemikiran yang mendalam tentang

pancasila sebagai sistem filsafat bisa dilakukan dengan bertitik tolak dari ajaran dasar pancasila atau landasan ontologis pancasila, yaitu dari konsep tentang manusia. Pancasila sebagai sistem filsafat dirumuskan atas dasar inti mutlak dari tata kehidupan manusia menghadapi diri sendiri, menghadapi sesama, dan menghadapi tuhan. Pancasila sebagai dasar filsafat negara merupakan landasan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dengan berdasarkan pada nilai ketuhanan dan kemanusiaan dalam wadah negara persatuan indonesia dengan sistem untuk mewujudkan keadilan sosial. Ditinjau dari ciri-ciri pemikiran filsafat, pancasila sudah memenuhi syarat sebagai pemikiran filsafat. Pancasila memuat ajaran yang mendasar, menyeluruh dan sistematis, tentang manusia dengan segala aspek

kehidupannya. Muh. Yamin dalam bukunya persiapan undang-undang dasar 1945 yang juga dikutip Sunoto menjelaskan dan membandingkan pancasila sebagai sistem filsafat dengan teori dialektika Hegel. Soediman Kartodiprojo menegaskan pancasila sebagai filsafat bangsa indonesia berdasarkan atas ucapan Bung Karno yang menyatakan bahwa pancasila adalah isi jiwa bangsa indonesia. Pendapat ini senada dengan pendapat Driyarkara, Notonagoro, serta Roesian Abdulgani yang membenarkan pancasila sebagai sistem filsafat. Pancasila yang diusulkan oleh Bung Karno sebagai dasar negara indonesia merdeka telah difikirkan secara mendalam bertahun-tahun lamanya. Pancasila bukan hasil pikiran yang spontan timbul pada sidang BPUPKI tanggal 1 juli 1945. Apa yang dirumuskan Bung Karno telah memenuhi syarat berpikir kefilsafatan melakukan deskripsi, berpikir kritis, evaluasi dan abstraksi (Sunoto, 1987:47-55). 2.5 Bukti Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Pancasila merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-ciri suatu kesatuan bagian-bagian, bagian-bagian tersebut

mempunyai fungsi sendiri-sendiri, saling berhubungan dan ketergantungan, keseluruhannya dimaksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem), dan terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks. Pancasila menjadi landasan dan falsafah dasar negara telah membuktikan dirinya sebagai wadah yang dapat menyatukan bangsa. Dengan Pancasila bangsa Indonesia diikat oleh kesadaran sebagai satu bangsa dan satu negara. Pancasila memberikan ciri khas dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. 1. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila Bersifat Organis. Secara filosofis inti dan isi sila-sila Pancasila bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia yaitu sebagai monopluralis yang memiliki unsurunsur susunan kodrat yaitu jasmani dan rohani, sifat kodrat sebagai mahluk individu sosial serta memiliki kedudukan kodrat sebagai pribadi yang berdiri sendiri dan sebagai mahluk ciptaan Tuhan YME. Hal ini terjadi karena manusia (Rakyat Indonesia) sebagai pendukung utama inti dari isi pancasila.Unsur hakikat manusia merupakan kesatuan yang bersifat organis dan harmonis. Sila-sila Pancasila merupakan penjelasan dari hakikat manusia monopluralis yang merupakan kesatuan organis maka memiliki kesatuan yang organis pula. 2. Susunan sila-sila Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan berbentuk

Piramidal. Pengertian matematis piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkis sila-sila Pancasila merupakan rangkaian tingkat dalam urutan luas (kuantitas) dan juga dalam isi sifatnya (kualitas). Sedangkan makna hierarkhis adalah susunan pancasila sudah dikemas sedemikian rupa sehingga urutannya tidak akan berubah.Pancasila merupakan suatu

keseluruhan yang bulat dan memenuhi sebagian sistem filsafat.

Kesatuan sila-sila pancasila memiliki susunan hierarkhis piramidal maka sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah ketuhan yang berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan serta berkeadilan sosial sehingga di dalam setiap sila senantiasa terkandung sila-sila lainnya. Rumusan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal : Sila pertama : meliputi dan menjiwai sila-sila kedua, ketiga, keempat dan kelima. Sila kedua : diliputi dan dijiwai sila pertama, meliputi dan menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima. Sila ketiga : diliputi dan dijiwai sila pertama dan kedua, meliputi dan menjiwai sila keempat dan kelima. Sila keempat : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga, meliputi dan menjiwai sila kelima. Sila kelima : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat. 3. Susunan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling

mengkualifikasi. Hakikatnya sila-sila Pancasila tidak berdiri sendiri, akan tetapi pada setiap sila terkandung keempat sila lainya. Dengan kata lain setiap sila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya. Rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi : Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa,berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila

Persatuan

Indonesia,

adalah

ber-Ketuhanan

yang

Maha

Esa,berkemanusiaan yang adil dan beradab,berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, adalah ber-Ketuhanan

yang Maha Esa,

berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan Ini merupakan bukti bahwa sila-sila Pancasila merupakan kesatuan atau sebagai Sistem Filsafat. 2.6 Implementasi Filsafat Pancasila Fungsi dan Tujuan Filsafat Pancasila : Agar kita dapat menerapkan pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dapat menjadi pedoman untuk berinteraksi antar manusia dan alam sekitarnya. Mengajarkan kepada kita bahwa kita sebagai makhluk social tidak bisa lepas dari peran orang lain. Menciptakan keselarasan dan keharmonisan antar umat beragama. Dengan kita mengamalkan isi pancasila tidak akan mudah terpengaruh kebudayaan luar.

Sebagai alat pemersatu bangsa. Menghargai dan menjunjung tinggi HAM.

Cabang-Cabang Filsafat : 1. Metafisika : yang membahas tentang hal-hal yang bereksistensi dibalik fisis, yang meliputi bidang-bidang Ontologi, Kosmologi, dan Antropologi. 2. Epistemology : yang berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan. 3. Metodelogi : yang berkaitan dengan persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan. 4. Logika : yang berkaitan dengan persoalan filsafat berpikir, yaitu rumusrumus dan dalil-dalil berpikir yang benar. 5. Etika : yang berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia. 6. Estetika : yang berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan. Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tatkala bangsa Indonesia akan mencapai fase nasionalisme modern, diletakkanlah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam hidup berbangsa dan bernegara. Para pendiri Negara menyadari akan pentingnya dari asas filosofi ini, kemudian melakukan suatu penyelidikan yang dilakukan oleh badan yang akan meletakkan dasar filsafat bangsa dan Negara yaitu BPUPKI. Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para peletak dasar Negara tersebut yang diangkat dari filsafat hidup bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat Negara yaitu pancasila. Hal inilah sebagai suatu alasan ilmiah rasional dalam ilmu filsafat, bahwa salah satu lingkup pengertian filsafat adalah fungsinya sebagai suatu pandangan hidup suatu masyarakat atau bangsa tertentu. (Harold Titus, 1984).

Pancasila dalam artian kenyataan objektifitasnya yaitu bahwa pancasila adalah asas persatuan, kesatuan damai, kerjasama, hidup bersama bangsa Indonesia. Kenyataan obyektif mengandung arti kenyataan yang terdapat pada halnya atau barangnya sendiri. Kenyataan yang demikian ini terlepas dari pendapat orang yang satu sama lain tidak sama. Di dalam ilmu pengetahuan mencari kenyataan yang obyektif, maksudnya untuk memperoleh kenyataan yang paling bermanfaat bagi kehidupan manusia. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok

pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Untuk mengetahui kelebihan filsafat pancasila, maka kita harus menelusuri manfaatnya dalam menggunakan filsafat dan filsafat pancasila. Manfaatnya yaitu : Memperkaya pengetahuan tentang pancasila Mengetahui kedudukan pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia Dapat membangun dan meningkatkan karakter bangsa Indonesia, yang digali dari adat istiadat, budaya, agama, sebagai ciri khas Digunakan sebagai pendidikan moral Dapat membentuk masyarakat yang memiliki kesadaran akan kerukunan, kebersamaan, dan pentingnya saling mengahrgai Dapat meningkatkan semangat nasionalisme Dapat membentukkan kepribadian manusia yang seutuhnya Dapat mempererat persatuan bangsa Menjadikan Indonesia sejahtera. Dewasa ini juga, Indonesia adalah termasuk salah satu Negara yang berkembang. Namun di dalam Negara yang sedang berkembang pastinya

memiliki suatu kendala atau masalah yang dihadapi oleh Negara tersebut. Contohnya adalah masalah kemasyarakatan. Berdasarkan sudut pandang pancasila masalah kemasyarakatan tersebut yaitu : Lunturnya nilai gotong royong Gaya hidup konsumtif Tidak peka terhadap orang lain Anak-anak tidak hormat kepada orang tua Banyaknya pengangguran Tingginya kriminalitas Meningkatnya kemiskinan, kelaparan Banyaknya prostitusi Korupsi merajalela Pemberontakan, demo anarkis, tawuran Tidak patuh lalu lintas Banjir, akibat buang sampah sembarangan, penebangan hutan, pengerukan hasil tambang Murid menyontek Pelnaggaran HAM Budaya malu luntur Enggan berterimakasih

Solusinya adalah, dari berbagai masalah yang kita hadapi dewasa ini, khususnya dalam penerapan nilai-nilai pancasila pada kasus kehidupan sangatlah sulit dalam mengaplikasikannnya. Untuk itu supaya nilai-nilai pancasila dapat tertanam di dalam diri seseorang, maka harus dipahami, dipelajari, dan di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa Pancasila memenuhi syarat sebagaimana sebuah sistem filsafat. Filsafat pancasila adalah suatu filsafat yang didasarkan atas ajaran lima sila dalam Pancasila. Filsafat pancasila berpangkal tolak dari ajaran tentang manusia sebagai mahluk monopluralis. Landasan dan ajaran dasar filsafat pancasila diderivasikan atau diturunkan dari ajaran manusia sebagai mahluk monopluralis. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. 3.2 Saran Warganegara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan tinggal di negara Indonesia Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia harus lebih meyakini atau mempercayai, menghormati, menghargai menjaga, memahami dan melaksanakan segala hal yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa falsafah Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara Indonesia. Sehingga kekacauan yang sekarang terjadi ini dapat diatasi dan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia ini.

DAFTAR PUSTAKA

Notonagoro, tanpa tahun, Pancasila Dasar Falsafah Negara, Jakarta : Pantjuran Tudjuh. Sunoto, 1987, Mengenai Filsafat Pancasila : Pendekatan Melalui Logika, Metafisika dan Etika. http://www.anneahira.com/pancasila-sebagai-sistem-filsafat.htm

Anda mungkin juga menyukai