UAJY
WHOAREUS
R AKA
koordinator biro penelitian & penulisan BILLY GERRARDUS SANTO wakil koordinator biro penelitian & penulisan AJI BAYU KUSUMA sekretaris JECKHI HENG reporter AGNES ARDIANA ARIANTI ELIZABETH NADA TRISUCI W. desain & layout ALEICIA VIDYA PHITALOKA THOMAS A. SANTOSO marketing WAYA THERESIA UTOMO
VISI ARAKA Membangun kecerdasan, kecintaan, dan kelestarian dunia arsitektur nusantara yang berwawasan internasional.
MISI ARAKA
1.Menyajikan informasi sesuai dengan realita dalam proses berfikir kritis mahasiswa. 2.Menjadi acuan dan pedoman untuk memperkaya keilmuan di bidang arsitektur 3.Membangun, mengajak, dan menginspirasi pembaca untuk sadar, berpikir, dan berkarya bagi masyarakat.
CONTACT US: Biro Penelitian dan Penulisan Sekretariat Himpunan Mahasiswa Arsitektur TRIAKA Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari No.44 , Sleman, Yogyakarta 55281- Indonesia email : arcakauajy@gmail.com
EDITORIAL
THE CONTRIBUTORS
THOMAS A. SANTOSO
ARS 2012
ELIZABETH NADA T.
ARS 2012
BILLY GERRARDUS S.
ARS 2011
R AKA
AJI BAYU KUSUMA
ARS 2011
JECKHI HENG
ARS 2011
AGNES ARDIANA
ARS 2012
ALEICIA VIDYA P.
ARS 2011
CONTENTS
AGENDA 10 PROFILE YOUNG ARCHITECT
YULI SRI HARTANTO
14 20
MASJID PATHOK NEGARA PLOSOKUNING
SENIOR ARCHITECT
17
DJOKO ISTIADJI
DESIGN PROJECTS
LOCAL
ALMAMATER
RUMAH SAKIT KHUSUS BERSALIN ADINDA
23 28
KROON HALL YALE UNIVERSITY
WORLDWIDE
BCA ZERO ENERGY BUILDING
26 32
BERARSITEKTUR DALAM GREEN STREAM
39
WEX UGM 2013
RESEARCH
MENUJU INDONESIA HIJAU
44
48
GO GREEN KATA MEREKA...
OPINION 52 POINT
PAMERAN STPK 2013
ARCHITECTURAL EVENTS
51 53
FTKIMAI 2013
CAMPUS NEWS
54
STUDI BANDING UNDIP-UAJY
WELPARCH!
55
WANAPRASTA
56
BATA INOVASI LIMBAH ABU BATAKO STYROFOAM
JEJAK ARSITEKTUR
58
IKATAN MASA LALU AKAN KOTAGEDE
AGENDA
AGENDA
AGENDA
The Earth provides enough to satisfy every man s needs, but not every man s greed.
- Mahatma Gandhi
http://research.unt.edu/sites/default/files/Gandhi02_0.jpg
ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 13
Kendala dalam melakukan Tugas Akhir terjadi ketika Gempa 6,2 Skala Richter mengguncang Yogyakarta tanggal 27 Mei 2006 pukul 05.55. Mas Yuli pun berhenti sejenak dari proses penyusunan tugas akhir dan fokus untuk membangun kembali rumah nya yang rusak total. Setelah wisuda,Ia mendapat undangan wawancara dan test di Budi Pradono Arsitek. Mas Yuli pun diterima dan berkarya bersama Budi Pradono dan tim selama 3 tahun 7 bulan. Proyek di Budi Pradono Arsitek antara lain Villa Berawa di Bali dan Pure Shi Shi Lin Exhibition di Taipei. Setelah mendapatkan kesempatan jalan-jalan ke Jerman tahun 2010, Mas Yuli pulang ke Tanah Air untuk mengasah kemampuannya dalam berarsitektur dan belajar bahasa Jerman di Goethe Institute, Jakarta. Setahun kemudian Mas Yuli kembali ke Jerman dan mulai berjibaku dengan pesaing dari beberapa negara di Eropa untuk memperoleh kesempatan magang.
Arsitek sebaiknya mencermati kembali tradisi, kearifan lokal baik dari segi kedekatan dengan alam, material maupun teknik dan prinsip bangun untuk dapat diolah sedemikan rupa sehingga menghasilkan citra dan karakter kekinian.
Sementara itu di Jerman ada proyek apartemen yang menggunakan konsep passive system house, yaitu rumah yang dapat menyulai energi sendiri. Bangunan memiliki solar system sehingga hemat energi. Passive house sendiri menjadi tren di Jerman saat ini. Ia yakin jika kita menciptakan jarak dengan alam, maka kita sendiri akan tahu dampak yang akan timbul. Dari Arsitektur tradisional leluhur, kita melihat dan merasakan sendiri, bahwa Arsitektur tersebut tidak hanya hijau terintegrasi dengan alam tetapi juga memiliki estetika tertentu berdasarkan filosofi kesepahaman antara Tuhan dan alam tempat mereka tinggal. kata Mas Yuli menutup perbincangan mengenai arsitektur hijau. Pada akhirnya, yang menjadi daya tarik dan daya jual suatu karya adalah kekuatan ciri khas dari desain,kejujuran,dan konsistensi.
memulai pendidikan arsitektur di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 1985. Beliau memulai karir sebagai arsitek sejak duduk di bangku kuliah. Pada tahun 2000, Pak Djoko melanjutkan studi di NUS School of Design & Environment: Building Perfomance & Sustainability. ARAKA mencoba mengulas riwayat karir dan pandangan beliau tentang green architecture.
Perjalanan Karier
Pak Djoko memulai pendidikan arsitektur di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 1985 dan lulus pada tahun 1992. Beliau memiliki pandangan bahwa arsitektur adalah ilmu terapan yang membutuhkan praktek di dunia nyata. Atas dasar itulah, pada awal masa kuliah Pak Djoko membentuk kelompok dengan 5 kawannya dan mengidentitaskan diri sebagai Studio 85 Utama. Kelompok kecil ini kemudian berkelana bersama untuk mecari pengalaman-pengalaman di lapangan. Mereka mulai belajar dari proyekproyek kecil yang ada di Yogyakarta. Tahun 19901992, Kelompok ini mengalami vakum karena konsentrasi untuk menyelesaikan kuliah. Seiring berjalannya waktu anggota Studio 85 Utama mulai meniti karirnya masing-masing dan hingga saat ini studio tersebut masih dilanjutkan oleh Pak Djoko. Pada tahun 1993 sampai sekarang, Pak Djoko mengabdi sebagai dosen program studi Arsitektur di Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Pada tahun 2000, beliau melanjutkan pendidikan magisternya di National University of Singapore School of Design & Environment: Building Perfomance & Sustainability. Pak Djoko memiliki prinsip bahwa sebuah bangunan tidak hanya harus terlihat cantik, namun juga harus memiliki performa Ir.A.Djoko Istiadji,MSc.Bld. yang baik. Menurutnya, performa yang baik dari sebuah bangunan dapat dicapai dengan Arsitektur terdiri dari dua pokok pikiran menyeimbangkan aspek yang terukur dan penting yaitu hal yang terukur dan hal yang aspek yang tidak terukur dari bangunan tidak terukur, namun pada umumnya para tersebut. Aspek yang tidak terukur antara lain estetika, warna, komposisi bentuk, seharusnya arsitek kurang memikirkan hal-hal yang dipadupadankan dengan aspek terukur yang terukur. bersangkutan dengan fisika bangunan. Dalam Arsitektur, hal-hal tidak terukur atau spekulatif tersebut seharusnya dapat lebih didefinitifkan, Teks oleh Waya Theresia Utomo agar menciptakan sebuah karya arsitektur yang seimbang, ujar Pak Djoko.
ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 17
2 1 2 salah satu project Pak Djoko, Hotel Grand Sae Solo yang menerapkan konsep green dengan mengaplikasikan recycle water, green roof, dan pencahayaan alami. 3 pemanfaatan vegetasi pada Hotel
Beliau berpendapat bahwa 3 esensi ini seharusnya sudah menjadi pegangan umum bagi para arsitek dalam merancang sebuah bangunan, terlepas dari adanya konsep pikir green architecture.
we believe the quality of our surroundings can lift the quality of our lives."
- Foster + Partners
http://www.designwikipedia.org/Imag/Architecten%20&%20designers/Fo.%20Norman%20Foster.jpg
ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 19
[GARIS KERAS!]
POLITIK HARMONI KERATON DAN MASJID
Masjid Pathok Nagari Sulthoni berlokasi di jalan Plosokuning Raya No.99, Desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Masjid ini didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono III, dengan luas lahan 2 2 2500 m dan luas bangunan 328m . Nama Plosokuning diambil dari sebuah pohon ploso yang berdaun kuning yang berada di sebelah timur masjid.
KONSEP FILOSOFIS
Di depan masjid terdapat dua kolam dengan kedalaman tiga meter, bermakna setiap orang yang akan memasuki masjid harus bersuci dulu dan apabilla menuntut ilmu harus sedalam-dalamnya. Masjid memiliki pintu gerbang berundak. Tiga undakan pertama menunjukkan bahwa islam terdiri dari 3 elemen yaitu iman, islam, dan ikhsan. Lima undakan kedua menunjukkan rukun silam, sedangkan enam undakan ketiga menunjukkan rukun iman.
SEJARAH
Masjid Pathok Negara Plosokuning dibangun pada masa Raden Mustafa (18121814), sebagai rasa hormat kepada sang guru dan sebagai dasar hukum agama atau yang memberi nasehat spiritual bagi Sang Raja. Raden Mustafa adalah putra dari Raden Mursada. Raden Mursada adalah putra Kyai Nur Iman yang tak lain adalah kakak kandung Sri Sultan Hamengkubuwana I dan Pakubuwana II.
EKSPLORASI
Pathok Negara berarti tanda yang tidak dapat berubah pada kerajaan atau Negara. Masjid Pathok Negara Plosokuning adalah masjid jami sebagai simbol pusat pemerintahan. Ciri-ciri masjid berupa : (1) beratap tumpang gasal, (2) denah bujur sangkar / persegi panjang dengan batur yang lebih tinggi dibanding daerah sekitar, (3) memiliki serambi, (4) memiliki ruang pawestren, (5) terletak dekat dengan pusat pemerintahan, (6) terdapat mihrab, mimbar, bedug, dan kentongan, (7) terdapat makam di sekitar masjid, (8) terdapat kolam keliling, dan (9) dibatasi tembok keliling.
1Gerbang masuk menuju masjid 2 Regol utama masjid 3 Tampak samping kanan 4 Serambi masjid 5 Detail atap masjid
1 ruang dalam masjid 2 atap masjid 3 mimbar masjid Sumber Pustaka: Ismunandar .K, 2003, Joglo Arsitektur Rumah Tradisional Jawa, Semarang : Effar & Dahara Prize. Jurnal Menengok Hubungan Kraton dan Masjid di Dunia Kerajaan Melayu dan Jawa : Menjadi Pusat Pengembangan Kebudayaan Lokal Nusantara yang Harmonis dan Toleran, Djoko Suryo Masjid Pathok Negara. http://www.tembi.org/situsprev/dongkelan.htm. Diakses 17 November 2013.
ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 22
DENGAN IDE MEMBAWA SUASANA KENYAMANAN RUMAH KE DALAM RUMAH SAKIT, SEMUA KEEKSKLUSIFAN DAN BATASAN DIRIPUN DITEROBOS SANG ARSITEK.
UMAH. Itulah suasana yang tim ARAKA rasakan kala mengunjungi rumah sakit khusus bersalin Adinda. Permainan warna jingga hitam yang tak lazim ditemui pada rumah sakit pada umumnya menjadi ciri khas sekaligus bentuk perwujudan ide yang dasar diusung.
Achitect
Ir. Didik S. Margono
Ir. Didik S. Margono yang merupakan perancang sekaligus pemborong bangunan ini mengaku bila konsep yang ingin dibawa sederhana yaitu kenyamanan rumah. Alumni Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik UAJY angkatan 1983 ini ingin membuat terobosan menanggapi isu yang berkembang tentang eksklusifitas dan batasan diri yang ada dalam rumah sakit pada umumnya.
ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 23
Client
Dr. Indera Istiadi
Year
2008 Location Jl. Soragan 14, Ngestiharjo Kasihan, Bantul
1Tampak depan bangunan Rumah Sakit Adinda 2 Lobby rumah sakit 3 Hiasan dinding di ruang lobby
Lobby Saat memasuki Lobby rumah sakit Adinda, semua batasan rumah sakit dalam benak kami hilang. Lukisan yang terpajang hampir disetiap sudut ruangan, ornamen seni, serta karya-karya kriya yang terpampang membuat kami sejenak betah menikmati. Warna putih yang mendominasi pada rumah sakit pada umumnya terganti oleh warna jingga menyala yang berkarakter hangat dan bersahabat, sehingga melalui ruang lobi arsitek tampaknya ingin menyambut pengguna bangunan dengan hangat bersahabat seperti di rumah sendiri.
Lorong Langkah kami berlanjut untuk menelusuri bangunan ini lebih dalam. Dengan lebar 1,8 meter lorong-lorong dalam bangunan ini mencukupi kebutuhan sirkulasi yang cukup vital bagi kepentingan rumah sakit. Namun tak sebatas memenuhi fungsi, dengan penghias dinding seperti lampu bergaya klasik di kanan-kiri lorong, arsitek tetap pada garis besar konsep awal, yaitu membawa kenyamanan rumah.
Foyer Denah bangunan ini berbentuk persegi panjang, memanjang dari arah utara ke selatan sehingga pencahayaan alami pagi dan sore merata ke seluruh bangunan. Namun dengan lebar bangunan yang cukup besar, membuat masuknya cahaya alami tidak sampai di tengah ruangan. Oleh karena itu, Pak Didik mengatasi permasalahan tersebut dengan membuat foyer. Selain berfungsi masuknya pencahayaan alami, pengahawaan alami pun dapat tersalurkan ke tengah ruangan. Gemericik air mancur di tengah foyer juga menjadi musik alami yang menemani. Keberadaan foyer mempertegas suasana rumah yang ingin diciptakan oleh Pak Didik dalam karyanya ini, melengkapi usaha-usaha pak Didik dalam mencapai ide pokok yang ingin dia wujudkan dalam karyanya yaitu suasana rumah didalam rumah sakit.
1Foyer yang melengkapi suasana rumah yang ingin diciptakan oleh arsitek 2,3 lorong di dalam rumah sakit yang tetap terang tanpa lampu 4 lampu bergaya klasik pada dinding lorong
The Building and Construction Academy (BCA) Zero Energy Building adalah sebuah proyek bangunan yang didirikan hanya untuk percobaan, berfungsi sebagai eksplorasi penggunaan energi pada masa yang akan datang dan program pendidikan penghijauan (green) di iklim tropis. Bangunan yang direnovasi menjadi bangunan institusi tiga lantai berfungsi sebagai energy self-sufficient school dan tempat kerja. Proyek ini bekerja dua kali lipat. Pertama, Passive Systems diterapkan untuk mengurangi beban pendinginan bangunan. Lalu, Bangunan ini juga dilengkapi dengan intelligent active feedback systems yang memerlukan ketergantungan minimal terhadap sumber daya alam.
Semua itu dilakukan untuk mencapai net-zero energy consumption dan menghasilkan 100% dari kebutuhan energi untuk institusi melalui tenaga surya. Moderate passive design mendapatkan panas matahari bangunan dan ventilasi alami melalui dinding hijau, atap hijau, perangkat bayangan, low-E glass, lapisan solar film, dan dinding panel komposit. Sementara itu, saluran cermin dan sistem rak cahaya, pipa dan tabung membawa cahaya alami ke dalam ruang bangunan, dan saluran sistem pembuangan udara panas dari setiap tingkat melalui dinding bangunan dan atap harus dihilangkan oleh cerobong asap knalpot.
Architect DP Architech Client Building Construction Authority of Singapore Year 2009 Alamat 200, Braddell Road, Singapura (579700) beca.com
ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 26
dpa.com
Sistem manajemen bangunan berfungsi sebagai active feedback mechanism, pemantauan real-time data stream berkelanjutan untuk menjaga kenyamanan penggunaan daya minimal. Bangunan ini menggunakan panel photovoltaic untuk menghasilkan 100% energi terbaru yang bersih, sehingga tidak ada energi yang terbuang, setiap kelebihan daya didistribusikan ke kampus akademi BCA atau ke grid kota. Pada bangunan gedung ZEB BCA terdapat ruang-ruang yang terdiri dari kantor-kantor, laboratorium penelitian, ruang kelas dan aula terbuka untuk fungsi-fungsi yang lebih besar. Terdapat juga sebuah pusat pengunjung yang ditampilkan sebagai fasilitas pendidikan masyarakat, menampilkan teknologi dan strategi dimasukkan ke dalam desain bangunan hijau.
beca.com
beca.com
Sumber Referensi: http://www.dpa.com.sg/projects/zero-energy-building/ 1 Instalasi Mirror ducts pada siang hari 2 Bagian Atap Bangunan 3 PV Roof 4 Penggunaan Laci Cahaya
ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 27
beca.com
ROON
ALL
2
YALE UNIVERSITY
roon hall setinggi 4 tingkat merupakan bagian dari Yale University yang berfungsi sebagai kantor fakultas, ruang kelas, perpustakaan, auditorium dan student lounge. Bangunan ini menerima sertifikasi LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) Platinum oleh US Green Building Council sebagai bangunan ramah lingkungan. Bangunan yang dirancang oleh Hopkins Architects and Planners yang berkolaborasi dengan Centerbrook Architects dan Atelier Ten Environmental Designers ini menerima 59 poin secara keseluruhan dari hasil penilaian. Menurut www.public.asu.edu, diperkirakan pengunjung sekitar 522 orang per minggu dengan estimasi waktu 18 jam per minggu per pengunjung. Kroon hall ini juga dapat digunakan untuk acara yang berhubungan dengan masyarakat khususnya ruang auditoriumnya. Hal ini memungkinkan terjadinya koneksi antara Universitas ini dengan lingkungannya.
Architect
Centerbrook Architects and Planners Hopkins Architects
Client
Yale University
Year
2009
Location
School of Forestry & Environmental Studies 195 Prospect Street New HavenConnecticut06511 United States
PVs
Mengacu ke www.archinnovation.com dan www.public.asu.edu, ada beberapa aspek yang akan dibahas mengenai Kroon Hall , antara lain sustainable sites , energi dan bahan, serta efisiensi air
SUSTAINABLE SITES
Bangunan ini dirancang guna memperlihatkan suatu pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable Building) dengan memperhatikan lingkungan dimasa yang akan datang dengan mengurangi emisi gas rumah kaca, kesinambungan dengan alam dan pemanfaatan limbah-limbah yang dihasilkan dari bangunan ini. Kroon Hall didesain 81% hemat air, 58% hemat energi, dan menghasilkan 25% listrik dari sumber terbarukan. Kroon Hall memiliki desain yang berbeda di banding dengan bangunan sekitarnya yang bernuasa arsitektur neo-gothic. Walaupun begitu bangunan ini tetap terlihat selaras dengan lingkungan sekitarnya, bentuknya yang memanjang menyesuaikan dengan kontur yang ada.
4 Water Temperature 50-60F / 10-16C Rooflights Rooflights Return Air Path PVs
PVs
Pressure
Meeting Rooms
Wind Direction
4 Simulasi sistem aliran udara saat musim dingin 5 Simulasi sistem aliran udara saat musim panas 6 Simulasi sistem aliran udara saat musim dingin
Dedicated AHU
EFFISIENSI AIR
Kroon Hall menggunakan inovasi untuk menghemat air yaitu penggunaan kembali limbah air. Stormwater dari atap dan dari bawah dikumpulkan lalu disaring melalui tanaman. Air limbah dikumpulkan dalam bak cuci dan air hujan kemudian digunakan untuk semua kebutuhan nonminum seperti toilet dan irigasi.
7 tanaman penyaring stormwater 8 sistem pengolahan air dengan tanaman penyaring stormwater
Pump
Pump
SUMBER GAMBAR
http://www.aiatopten.org/node/112 http://www.public.asu.edu/~kroel/www558/KroonHall%20P aper.pdf
- Paula Wallace
http://editoratlarge.com/system/Image/Paula-Wallace.jpg
ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 31
GOLDEN SECTION
GOLDEN SECTION
danya isu global warming telah menjadi keprihatinan bersama dalam beberapa tahun terakhir. Gerakan-gerakan berwawasan lingkungan bermunculan, berlomba-lomba menciptakan berbagai macam ide baru yang membuahkan inovasi-inovasi positif bagi manusia dan lingkungan. Konsep 3R (Reuse, Reduce dan Recycle) telah menjadi fundamental dari berbagai buah pemikiran serta inovasi baru, terutama dalam dunia engineering, arts, dan architecture. Arsitektur hijau kini seringkali terdengar tidak hanya di telinga kalangan mahasiswa, peneliti dan praktisi arsitektur, tapi juga masyarakat awam. Seakan-akan arsitektur hijau menjadi gaya baru dalam dunia arsitektur, menjadi renaissance masa kini, menuju era baru dalam arsitektur.
Apakah sebenarnya green architecture itu sendiri? Jimmy Priatman dalam buku EnergyEfcient Architecture - Paradigma dan Manifestasi Arsitektur Hijau (2005) mengemukakan konsep arsitektur hijau sebagai arsitektur yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi lingkungan global alami dengan penekanan pada esiensi energi (energy-efcient), pola berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik (holistic approach).
SEBELUMNYA Konstruksi berbentuk perahu bambu di Green School Bali. BAWAH Stacking Green House, Saigon, Vietnam
GOLDEN SECTION
Untuk memantau perkembangan arsitektur hijau di dunia, pada bulan Februari lalu McGraw-Hill Construction dalam kerjasama dengan United Technologies, USGBC dan World Green Building Council telah merilis sebuah SmartMarket Report yang berjudul World Green Building Trends. Hasilnya cukup luar biasa, green building bertumbuh dengan pesat di seluruh dunia. Data survey diambil mulai tahun 2008 hingga tahun 2013 dengan 62 negara maju dan berkembang sebagai responden, termasuk Indonesia. 28% persen arsitek, insinyur, kontraktor, pemilik bangunan dan konsultan di seluruh dunia melaporkan bahwa mereka sedang mengerjakan sustainable design dan green projects dengan presentase 60% dari keseluruhan proyek. Angka ini beberapa kali lipat dari tahun 2009, yaitu hanya 13%. Dari hasil survey, adanya permintaan pasar dan klien yang sangat kuat pada tahun 2012 menunjukkan bahwa aspek green telah menjadi pengaruh yang masif dalam bisnis. Selain peningkatan-peningkatan permintaan green building yang meningkat (institusi pendidikan hingga 45% dalam tiga tahun), hasil studi juga menunjukkan halhal yang memacu pertumbuhan green building diseluruh dunia, antara lain karena permintaan klien, permintaan pasar, biaya operasional yang rendah, branding, transformasi pasar, dan juga karena kesadaran perlunya green building (Right Thing to Do). Data-data ini menunjukkan betapa besarnya potensi green architecture dan akan terus berkembang terutama ke arah negara-negara berkembang yang banyak berada di Asia termasuk Indonesia. Apabila dibandingkan dengan negaranegara lainnya di seluruh dunia, Singapura telah menunjukkan besarnya potensi green architecture dengan rata-rata proyek green building hingga 64%.
Top Sectors with Planned Green Building Activity Over the Next Three Years
Source: McGraw-Hill Construction, 2013
GOLDEN SECTION
Bila dibandingkan dengan Indonesia saat ini, Singapura telah memiliki BCA (Building & Construction Authority) Green Mark Scheme sejak tahun 2005 yang mempromosikan kepedulian lingkungan dalam konstruksi dan sektor real estate serta memberikan sertikasi pada green building . Tidak hanya itu, Singapura juga telah memiliki SGBC (Singapore Green Building Council) sejak 2009 dan menjadi negara anggota WorldGBC (World Green Building Council) pertama di Asia.
courtesy of inhabitat.com ATAS Sisi bagian dalam NTU BAWAH Green Roof Nanyang Te c h n o l o g i c a l U n i v e r s i t y, Singapore
Dengan dukungan dari pemerintah, bangunan-bangunan hijau di Singapura kerap bertambah, salah satunya adalah Nanyang Technological University yang menerapkan fasad kaca yang mengurangi solar gain dan heat load sehingga mendapatkan natural views dan pencahayaan yang efektif. Bangunan ini juga dikenal dengan green roof yang melengkung sebagai ruang terbuka hijau yang digunakan untuk tempat berkumpul. Tidak hanya itu, green roof ini juga berfungsi sebagai insulasi termal, dan rainwater harvesting untuk irigasi lansekap. Rumput yang ditanam juga dibuat menyesuaikan lansekap sekitar agar bangunan menyatu dengan lingkungan.
courtesy of inhabitat.com
ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 35
GOLDEN SECTION
GOLDEN SECTION
Namun pada kenyataannya, arsitek hanya bisa mendesain se-hijau mungkin dan menghasilkan green building dengan konsep green architecture. Menggunakan sistem yang lebih esien dengan maksud mengurangi pemborosan bisa saja justru memacu pemborosan itu sendiri karena penggunaan energi yang tidak hati-hati, atau yang dikenal dengan fenomena Jevons Paradox. Gedung Menara BCA contohnya, mengatasi masalah tersebut dengan menambahkan parkir sepeda dan layanan shower bagi pesepeda, serta pelatihan internal bagi penghuni gedung untuk memacu green lifestyle pekerjanya. Green architecture sebenarnya hanya merupakan sebagian kecil dari berbagai macam gerakan peduli lingkungan yang harus dipahami dan diterapkan. Gerakan-gerakan inilah yang seakan menciptakan sebuah arus hijau (green stream) menuju hidup yang lebih baik. Oleh karena itu, selain memperhatikan desain yang hijau untuk memperoleh sertikasi greenship, gaya hidup yang hijau juga harus diterapkan mulai dari skala yang terkecil yaitu diri sendiri.
study nature, love nature, stay close to nature. It will never fail you. -Frank Lloyd Wright
Hiroyuki Oki http://www.archdaily.com/199755/ http://inhabitat.com/amazing-green-roof-art-school-insingapore/ http://www.dahana.com/news/dahana-s-officearchitecture-design-won-award/ http://www.dahana.com/news/dahana-s-centralmanagement-office-kampus-anenvironmentally-friendly-green-building/ http://energitoday.com/2013/08/25/besar-dan-jangkungtetap-ramah-dan-untung/ "Stacking green / Vo Trong Nghia + Daisuke Sanuki + Shunri Nishizawa" 20 Jan 2012. ArchDaily. Accessed 22 Nov 2013.
SUMBER REFERENSI INIAS Resource Center. 2013, Green Listing Indonesia McGraw-Hill Construction, (2013), World Green Building Trends, SmartMarket Report, McGraw-Hill Construction Priatman, J. (2002), Energy-Efficient Architecture, Paradigma dan Manifestasi Arsitektur Hijau, Jurnal Dimensi Arsitektur , 30. Surabaya: Teknik Arsitektur Universitas Kristen Petra
do with some sort of communication or places of interaction, and that to change the environment is to change behaviour.
-Thom Mayne
http://cdn.archinect.net/images/514x/bf/bfbd0f1a6b9acc60b7462e1dc4274ed2.jpg
ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 38
2nd WINNER
RUANG EMPATI
ARS 09
KAJIAN PERANCANGAN
Mokhamad Ediadi
Pembangunan semestinya selaras dengan kondisi geogras dan lingkungan setempat, akar budaya, adat istiadat, bahkan kepercayaan yang dianut masyarakat. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup, ada tiga indikator untuk mewujudkan kota hijau, yaitu udara bersih (clean air), air bersih (clean water), dan tanah bersih (clean land). Hal ini sangat tegantung pada pada kemampuan manusia untuk menjaga kelestarian sungai, danau, dan air dalam tanah.
Namun kabar gembira ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengakomodir transportasi hijau, salah satu caranya dengan uji emisi karbon pada kendaraan, serta pemikiran dan tindakan nyata akan ruang terbuka hijau (RTH), bangunan hijau, dan komunitas hijau yang akhir-akhir ini didengungkan oleh banyak kalangan terutama akademisi dan praktisi barsangkutan. Ketika menilik perkembangan pembangunan yang berkelanjutan, maka aspek udara bersih (clean air), air bersih (clean water), dan tanah bersih (clean land) menjadi prioritas, dan membutuhkan badan penyelenggara khusus yang mampu mengakomodasi kepentingan mengenai kebijakan energi hijau. Semua bergantung pada kebijakan pemerintah, yang kini dilematis akibat pemerintah yang korup. Terkadang pemikiran dan pelaksanakan pembangunan berkelanjutan terkalahkan dengan kepentingan pembuat kebijakan. Langkah Indonesia untuk menggalakkan kota hijau melalui perencanaan RTRW yang berbasis KLSH pada tiap daerah merupakan langkah awal yang baik. Mulai terlihat benih-benih kegiatan positif yang telah dilakukan oleh pemerintah, developer, dan masyarakat, tetapi belum mencapai hasil yang maksimal. Untuk itu, perlu adanya kerjasama yang baik antara ketiga pihak untuk menciptakan kota hijau yang baik.
RESENSI
Nama NPM Konsentrasi Judul Tesis : DIPTYA ANGGITA : 105401482 : Arsitektur :Kajian Penerapan Arsitektur Ramah Lingkungan dengan Tolok Ukur Greenship pada Bangunan
SUMBER: Buletin Nirwono Joga: RTRW BERBASIS KAJIAN STRATEGIS LINGKUNGAN HIDUP http://jakarta.kompasiana.com http://www.tataruangindonesia.com http://repository.library.uksw.edu SUMBER GAMBAR: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/3/3b/Jakarta-Panorama.jpg http://blog.cifor.org/14368/indonesian-province-explores-green-growth-amidst-economicexpansion#.UpBKYuLcBQ6 http://www.traveldailynews.asia/news/article/50373/ten-indonesian-cities-designated-as
ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 46
Jumlah Halaman: 171 Halaman Green Building Council Indonesia (GBCI) sebagai lembaga nirlaba menyelenggarakan sertikasi bangunan hijau di Indonesia berdasarkan Greenship. Greenship memiliki enam kategori yakni : Tepat Guna Lahan / ASD (Appropriate Site Development) ; Esiensi dan Konservasi Energi / EEC (Energy & Efciency Conservation) ; Konservasi Air / WAC (Water Conservation) ; Sumber dan Siklus Material / MRC (Material Resources and Cycle) ; Kualitas Udara dan Kenyamanan Ruang / IHC (Indoor Health and Comfort ) ; dan Manajemen Lingkungan Bangunan / BEM ( Building Environment Management). Pe n e l i t i a n i n i m e n y a t a k a n b a h w a penerapan tolok ukur Greenship pada bangunan memerlukan : (1) evaluasi untuk memudahkan penerapan dan penilaiannya ; (2) criteria bangunan yang lebih spesik untuk prasyarat awal penerapan, sebelum sebelum menggunakan tolok ukur Greenship. Hal ini disebabkan bangunan memiliki fungsi, letak/lokasi, kebutuhan ukuran, bentuk, ketinggian, peraturan daerah, dan peraturan menteri.
But now sustainability is such a political category that it's getting more and more difficult to think about it in a serious way. Sustainability has become an ornament.
- Rem Koolhaas
http://pds.exblog.jp/pds/1/200711/05/51/d0079151_23382081.jpg
ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 47
OPINION
aat ini isu mengenai pemanasan global sedang menjadi masalah bersama dalam masyarakat. Kemudian, muncullah gagasan-gagasan yang menuju konsep hijau melalui berbagai sudut pandang, salah satunya dari sudut pandang arsitektur yang menerapkan program green pada bangunan atau green building.
Terdapat dua pendapat mengenai green building. Pertama, pendapat dari Ibu Ir. M.K. Sinta Dewi., MSc. atau yang kerap disapa Ibu Sinta dan Ibu V. Reni Vita Surya, ST., M.T. atau yang kerap disapa Ibu Reni. Kedua tokoh tersebut merupakan dosen Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
OPINION
Ibu Sinta mengatakan Green Building itu seperti yang ada di Green Counseling, yaitu bangunan yang ramah lingkungan. Green itu dapat dimulai dengan hal yang sederhana, tidak harus dengan material yang organik, misalnya seperti mempelajari site. Kemudian mempertimbangkan kebutuhan ruang dan tidak lepas pula diskusi dengan klien How to Persuade. Dalam mengolah site perlu adanya pertimbangkan yang matang. Seperti dalam KDB, 60% untuk bangunan dan 40% untuk lahan terbuka. Lahan terbuka tersebut dapat dimanfaatkan untuk vegetasi, pencahayaan dan untuk tumbuhnya rumput yang berfungsi menyerap hujan agar air hujan tidak terbuang begitu saja. Tidak diperkenankan menebang pohon, melainkan menggunakan vegetasi yang sudah ada. Harapannya bangunan dapat memenuhi fungsi kedepan dalam jangka waktu 10-20 tahun. Bangunan sebisa mungkin berhubungan dengan udara luar dan menghindari terjadinya ruang di dalam ruang, minimal memiliki dua arah bukaan .
Bila setiap bangunan melakukan hal tersebut, tentu hasilnya akan baik. Ibu Sinta menerapkan cara tersebut pada proyek gereja, rumah, dan pada proyek lainnya.
Ibu Reni mengatakan, Kalau untuk bangunan di Indonesia saat ini belum semua green, namun berusaha menuju green . Sedangkan, bangunan yang sederhana justru masih menerapkan green building. Desain yang paling mempertimbangkan penghawaan dan perlindungan adalah bangunan tradisional karya nenek moyang.
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa green building adalah membangun dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dan memenuhi fungsi untuk jangka waktu yang panjang. Keadaan arsitektur di Indonesia saat ini sedang mengarah menuju green dan untuk bangunan tradisional di Indonesia justru masih menerapkan prinsip green building.
ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 49
p int
architectural events campusnews
1suasana area pameran. FTKIMAI 2 Prasetyo, Koordinator Pameran FTKIMAI 2013. 3 area Pameran BPR 15. 4 Pameran Foto BPR 1 - Jakarta ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 51
3
1 suasana area pameran STPK. 2 pameran diharapkan dapat menjadi motivasi baru bagi mahasiswa lintas angkatan 3 pameran STPK 2013 merubah layout default
SELAMAT DATANG KELUARGA BARU! 21 Sepetember 2013-HIMA Triaka, mengadakan acara bagi temanteman angkatan baru yang diberi nama Welcome Party Architecture (WelPaRch 2013) Rangkaian acara WelPaRch dimulai pukul 08.00 WIB, yang dibuka oleh ketua HIMA. Setelah itu lomba makan kerupuk, makan sayur, memecahkan balon, tarik tambang, balap karung dan ambil koin. Adanya yel-yel juga ikut meramaikan acara. Meskipun debu berterbangan cukup mengganggu, namun antusiasme para mahasiswa baru tidak dapat dihalangi. Suasana WelPaRch sangat ramai dan mahasiswa baru ikut larut dalam acara, ditambah dengan alunan musik yang membuat acara semakin menyenangkan. Acara WelPaRch ini seru dan bagus, tapi sayang game-nya kurang., tutur Mia, salah satu mahasiswa baru. Acara WelPaRch ini memang baru pertama kali dilakukan, semoga kedepannya lebih baik dan bermanfaat dalam mengakrabkan mahasiswa baru.
WELPARCH!
Teks oleh Agnes Ardiana
2
1 toast kelas Presentasi Arsitektural-C sebagai juara umum bersama Yosandi
27 September 2013 - HIMA Triaka kedatangan HMA Amoghasida dari Universitas Diponegoro. Himpunan yang memiliki total anggota 62 orang ini dimpimpin oleh Fahry Nur Faizal (2010) sebagai ketua dan Rissa Fahriyan (2011) sebagai wakil. Kedatangan Amoghasida ini dalam rangka Studi Banding mengenai program kerja himpunan. Acara ini dibuka oleh ketua HIMA Triaka, kemudian presentasi yang menjelaskan program kerja dan perkenalan anggota, setelah itu sharing antar departemen dan biro. Bagi Amoghasida, ini merupakan kunjungan pertama ke Universitas Swasta di Yogyakarta. Atma itu hangat, kami kagum karena merasa sangat disambut. tutur Fahry. Memang beda Universitas Swasta dengan Negeri. sambung Rissa. Dari toilet saja sudah berbeda, lebih bersih dan suasana di sini lebih akrab. Fahry kembali menambahkan. Setelah presentasi dan sharing bersama, HMA Amoghasida merasa mendapatkan sesuatu yang baru dari Triaka.
Kami tertarik dengan sistem biro Triaka, karena lebih spesifik dan fokus pada bidang masin-masing. Tidak seperti sistem Departemen Amoghasida yang terlalu umum dan luas cakupannya. Selain itu, penggunaan video pada presentasi Triaka lebih kreatif, kami sendiri belum ada., ujar Fahry dan Rissa. Di penghujung acara, masingmasing himpunan saling mengungkapkan kesan dan terima kasih. HIMA Triaka merasa bangga karena telah dikunjungi oleh HMA Amoghasida. Studi Banding ini diharapkan dapat menguatkan tali silaturahmi HIMA Triaka dengan Amoghasida.
ksara. Sebuah huruf yang mewakili satu individu, membentuk kata, kalimat dan sebuah cerita. Dari pribadi saat ini menjadi pribadi yang lebih baik. Itulah tema yang dipilih oleh panitia untuk acara Wanaprasta 2013 . Wanaprasta merupakan acara tahunan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Arsitektur TRIAKA yang bertujuan untuk melakukan kaderisasi, melatih leadership, kerjasama dan kebersamaan bagi teman-teman angkatan baru. Wanaprasta yang berlokasi di bumi perkemahan Wonogondang ini diikuti oleh 56 peserta. Rangkaian acara dimulai tanggal 25 Oktober 2013 pukul 12.30 dengan dinamika keberangkatan yang unik. Acara yang berlangsung dari tanggal 25-27 Oktober 2013 diisi dengan kegiatan yang padat, berisi dan seru, mulai dari refleksi malam, outbound, dan acara inagurasi pada hari ketiga. Panitia, peserta, dan seluruh kakak angkatan berkumpul menjadi satu pada acara ini.
Melalui Wanaprasta, para peserta diajak untuk berbagi kepada sesama yakni dengan srawung bersama anak-anak sekitar desa Wonogondang dengan bermain, benyanyi, dan berbagi mainan serta bukubuku. Berbagai komentar muncul dari peserta wanaprasta tahun ini ketika ARAKA mewawancarai mereka. Proficiat acaranya bagus, tetapi aku sendiri belum dapat menyimpulkan apa-apa dari acara (Wanaprasta). Semoga tahun depan Wanaprasta bisa lebih sukses. kata Tius yang dipilih sebagai ketua wanaprasta tahun 2014. Lain hal nya dengan Tius, Caca dan Niken punya tanggapan lain tentang acara ini, Waktu briefing aku agak takut, karena tampilan kakak-kakak nyeremin tetapi ternyata semuanya baik. kata Caca. Acaranya seru sekali. Tema AK.SA.RA dapat diserap dengan baik, aku jadi dapat mengetahui diriku seperti apa dan menyadarkan bahwa kita memiliki keluarga di arsitek ini. lanjut niken menambahkan. Keduanya kompak berpendapat, Kebersamaannya terasa sekali. Semoga tahun depan acaranya lebih baik lagi.
limbah pabrik pun dapat dimanfaatkan menjadi bahan bangunan. Seperti yang dilakukan oleh bapak Agus Sucahyo yang memanfaatkan Abu Limbah pabrik Gula Madukismo menjadi bata inovasi.
BATAKO STYROFOAM
Teks oleh Aleicia Vidya
Lebih Menguntungkan
Seperti yang diketahui limbah styrofoam merupakan limbah yang susah terurai, maka pemanfaatan styrofoam menjadi batako sudah pasti menjadi salah satu solusi dalam masalah tersebut. Lebih green karena kita menggunakan metode 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dan pastinya lebih hemat. jelas pak Harto.
erawal dari belum adanya pelayanan sampah yang baik di desa SukunanGamping, membuat warga setempat merasa perlu menyulap sampah limbah rumah tangga menjadi barang-barang yang bermanfaat. Sampah styrofoam yang merupakan salah satu masalah dijadikan warga desa Sukunan untuk menunjukan kekreatifitasan menciptakan batako dengan bahan dasar styrofoam. Peralatan yang sederhana tak lantas menyurutkan semangat warga untuk memproduksi batako styrofoam ini, bahkan batako styrofoam ini telah lulus uji oleh salah satu universitas negeri di Yo g y a k a r t a u n t u k m a s a l a h kekuatannya. Tidak hanya styrofoam, sampah plastik, dan kertas juga dimanfaatkan warga sebagai furniture seperti meja dan kursi.
Pemanfaatannya
Sudah terdapat 5 rumah yang menggunakan batako styrofoam ini. Selain sebagai dinding, batako ini dimanfaatkan sebagai pot tanaman pada sepanjang jalan desa dan beberapa kerajinan lainnya.
otagede atau yang biasa disebut otagede atau biasa disebut sebagai kota perak merupakan sebagai Kota Perak. Kawasan sebuah kawasan yang yang terletak di sebelah selatan menyimpan pesona luar biasa, terletak di sebelah kota Jogja ini menyimpan pesona luar biasa. selatan kota Jogja. Tidak hanya kerajinan perak Tidak hanya kerajinan perak saja, melainkan saja, melainkan bangunan kunonya yang bangunan kuno yang merupakan perkawinan merupakan perkawinan Jawa dan Kolonial. Jawa dan Kolonial. Bahkan internasionalpun secara Internasional kekhasan mengakui Secara Kotagede diakui, dan banyak pihak berusaha kekhasan Kotagede, dan berusaha membangun membangun kembali bangunan-bangunan kuno kembali. Kemudian lahirlah gerakan-gerakan tersebut. Kemudian lahirlah gerakan-gerakan pelestarian Belanda seperti Rodi Besik (membeli, pelestarian Belanda seperti Besik (membeli, membangun), Faster ParentRodi (Bapak angkat), Nasir membangun), Faster Parent (Bapak angkat), Nasir Tamara (Tenaga Ahli) . Tamara (Tenaga Ahli).
Sejarah Sejarah
Dahulu Kotagede merupakan pusat Dahulu Kotagede merupakan pusat Kerajaan Mataram, kemudian berpindah ke Kerajaan Mataram. Awalnya Kerajaan Mataram Pleret dan sekarang menjadi Masjid Mataram dan ditinggal berpindah ke Pleret dan sekarang makam, sehingga muncul periodesasi berupa menjadi Masjid Mataram dan makam, sehingga Trend Maska Mataraman. Pada masa itu muncul periodesasi berupa trend Maska bangunan menunjukkan status social, seperti Mataraman. joglo,limasan,kampung. Akibat trend Pada masa itu bangunan menunjukkan mengalahkan budaya kerajaan, maka abdi dalem status sosial yang dapat dilihat dari bentuk merosot. atapnya. Contonya rumah Joglo (dipakai Berdasarkan sudut pandang arsitektural, kalangan Raja), rumah Limasan (dipakai rakyat banguna masjid dan makan Mataram terbuat biasa) dan rumah kampung (yang banyak di dari susunan bata yang menjulang tinggi seperti perkampungan). Trend mengalahkan budaya sebuah candi, karena pada masa itu berkembang kerajaan dan menyebabkan budaya abdi dalem Majapahit yang bercorak Hindu. merosot. Abad 18 sekitar 300an rumah kuno Berdasarkan sudut pandang arsitektural berkembang di 5 kelurahan. Setelah itu bentuk bangunan masjid dan makam muncullah bangunan Eropa, karena adanya kaum menyerupai candi yang terbuat dari susunan pedagang atau orang-orang Kalang yang berhasil bata menjulang tinggi seperti sebuah candi, hal dan memiliki uang lebih ingin membangun ini dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu yang rumah dengan trend eropa yang menerapkan berkembang di Kerajaan Majapahit. Barroque dan Art Deco. Pada abad 18, sekitar 300 rumah Bangunan kuno berkembang di 5 kelurahan. Setelah itu munculah kaum pedagang atau orang-orang Kalang yang berhasil dan memiliki uang lebih yang ingin membangun rumah dengan tren Eropa yang menerapkan gaya arsitektur Baroque dan Art Deco.
44
Bangunan
Beberapa contoh bangunan kuno di Kotagede antara lain Omah Dhuwur (yang berarsitektur Eropa), gardu listrik (gaya Belanda) dan rumah model Jengki (tren 1960an, yang meniru rumah juragan batik di Pekalongan). Tidak hanya peninggalan berupa bangunan kuno, melainkan juga detail arsitektural yang berupa boven, roster dan konsul (konsul kayu bernama baut dan yang diterapkan pada bangunan klasik Kotagede, kemudian beralih ke konsul besi pada banguan kolonial).
Keunikan dari bangunan kolonial di Kotagede bila dibandingkan dengan bangunan kolonial pada umumnya yaitu memiliki pagar tinggi yang mengutamakan privacy, sehingga ruang terbuka hijaunya tidak terlihat . Oleh karena itu, yang dapat mengetahui hanya pemilik, kecuali tamu yang diperbolehkan masuk. Ketika gempa Jogja tahun 2006, sebagian bangunan kuno juga mengalami kerusakan, karena belum memiliki tulangan. Saat ini tidak semua masyarakat Kotagede berminat terhadap bangunan kuno. Sehingga sebagian orang yang masih membangun rumah dengan gaya-gaya kuno karena memiki ikatan masa lalu, tutur Pak Erwito Wibowo, ketua RW 07 sekaligus Ketua Pusat Studi Kebudayaan Kotagede.
6
ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 60
3 Omah dhuwur 4 Konsul Besi 5 Gardu Listrik 6 Detail rumah kawasan Kotagede
cowbird.com
Mandala
Menurut Kosmologis Buddhis
Teks oleh Jeckhi Heng
kepeng-nusantara.com Sumber Referensi: Rinpoche, Dagpo. 2005. Penjelasan Tentang Teks Permata Bagi Mereka yang Mandala stone Beruntung & Persembahan Mandala. Bandung : Kadam Choeling Indonesia
ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 62
WE WANT YOU!
TO BE THE
NEXT CONTRIBUTORS
FOR OUR NEXT ISSUE