Anda di halaman 1dari 22

PENGERTIAN

Nyeri

adalah perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri ini hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, serta mencakup pola fikir, aktifitas seseorang secara langsung, dan juga perubahan hidup seseorang. Rasa nyeri sangat subjektif , respon tiap orang berbeda, tergantung apa yang dirasakan, sesuai pemikiran

JENIS NYERI
A. nyeri muskuloskeletal gangguan temporomandibular Gangguan temporomandibular (TMD) adalah istilah kolektif yangmeliputi sejumlah kondisi patologis, melibatkan sendi temporomandibular (TMJ) dan pengunyahan yang otot, dan mewujudkan dengan rasa sakit dan / atau disfungsi aparat orofacial. Tanda-tanda yang paling umum dan gejala TMD meliputi nyeri wajah yang diperburuk oleh fungsi rahang, nyeri pada sendi dan otot palpasi, jangkauan terbatas gerak rahang bawah, penyimpangan atau lendutan dari mandibula pada pembukaan mulut, dan TMJ suara.

Gangguan temporomandibular diklasifikasikan menjadi tiga utama kategori:


a) gangguan otot pengunyahan, b) gangguan artikular c) gangguan sendi temporomandibular.

Jenis yaang paling umum dari TMD adalah sebgai berikut:


a) gangguan otot pengunyahan b) gangguan artikular c) gangguan sendi temporomandibular

B. Nyeri neuropatik Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam, tumpul, rasa terbakar, geli (tingling), menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis. tajam menjadi tumpul) Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi, takikardi, midriasis tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda yang nyata Nyeri bersifat subyektif

C. nyeri Vascular Arteritis sel raksasa (GCA) adalah vaskulitis multifokal yang ditandai dengan infiltrasi sel raksasa dinding besar dan menengah arteri kranial, terutama dangkal arteri temporal. Arteri lain sering terkena meliputi rahang atas, oftalmik dan arteri ciliary posterior.

Sakit Neurovaskular
Migrain Cluster Headache Kronis Paroxysmal hemicrania

Idiopathic Nyeri Wajah

Nyeri wajah idiopatik merupakan diagnosis eksklusi, rasa sakit tidak terkait dengan tanda-tanda obyektif jelas, dan semua diagnostic tes negatif.

FISIOLOGI NYERI

Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.

Respon fisiologis terhadap nyeri


1) Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat, dan superficial) Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate Peningkatan heart rate Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP Peningkatan nilai gula darah Diaphoresis Peningkatan kekuatan otot Dilatasi pupil Penurunan motilitas GI

2) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam) Muka pucat Otot mengeras Penurunan HR dan BP Nafas cepat dan irreguler Nausea dan vomitus Kelelahan dan keletihan

PATOFISIOLOGI
Berdasarkan durasinya : Nyeri akut Nyeri kronis Berdasarkan asalnya: Nyeri nosiseptif(nociceptive pain) Nyeri perifer asal: kulit, tulang, sendi, otot, jaringan ikat, dan lain lain nyeri akut, letaknya lebih terlokalisasi. Nyeri visceral/central lebih dalam, lebih sulit dilokalisasikan letaknya Nyeri neuropatik

MEKANISME NYERI NOSISEPTIF

Stimulasi Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khususNnyeri nociceptor yang berhubungan dgn dengan saraf aferen primer dan berujung di spinal cord. Jika suatu stimuli (kimiawi, mekanik, panas) datang diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord ke SSP.

TEORI PENGONTROLAN NYERI (GATE CONTROL THEORY)

Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat

Meinhart & McCaffery mendiskripsikan 3 fase pengalaman nyeri: 1) Fase antisipasi (terjadi sebelum nyeri diterima) 2) Fase sensasi (terjadi saat nyeri terasa) 3) Fase akibat (terjadi ketika nyeri berkurang atau berhenti)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON NYERI 1) Usia


2) Jenis kelamin 3) Kultur 4) Makna nyeri 5) Perhatian 6) Ansietas 7) Pengalaman masa lalu 8) Pola koping 9) Support keluarga dan sosial

INTENSITAS NYERI
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda

TUJUAN PENATALAKSANAAN NYERI


Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

PRINSIP PENATALAKSANAAN NYERI


Tahap I : analgesik non-opiat : AINS Tahap II : analgesik AINS + ajuvan (antidepresan) Tahap III :analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan Tahap IV : analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan Contoh ajuvan : antidepresan, antikonvulsan, agonis 2, dll.

KESIMPULAN
nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Banyak kondisi yang dapat menyebabkan nyeri tersebut timbul salah satunya adalah factor usia,jenis kelamin,kultur,dll.

Anda mungkin juga menyukai