Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Dalam setiap kebudayaan selalu terdapat Ilmu Pengetahuan atau Sains dan Teknologi yang digunakan sebagai acuan untuk menginterpretasi dan memahami lingkungan beserta isinya, serta digunakan sebagai alat untuk pemenuh kebutuhan-kebutuhan manusia. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi juga sangat berperan penting dalam sumber pengetahuan bagi manusia. Namun setelah teknologi menempuh perkembangan amat pesat masa lalu hingga menyilaukan mata manusia, kini benar-benar orang mempersoalkan akibat-akibat yang di bawa teknologi pada peradaban manusia sebagai keseluruhan, baik benturan teknologi terhadap nilai-nilai kemanusiaan, akibat-akibat fisik maupun benturannya terhadap tata lingkungan sebagai keseluruhan. Sains, memberi penekanan kepada sumbangan pemikiran manusia dalam mengusai ilmu pengetahuan itu, dan ini terdapat dalam seluruh alam semesta. Proses mencari kebenaran serta mencari jawaban kepada persoalan-persoaln secara sistematik yang dinamakan pendekatan sainstifif dan ia menjadi landasan perkembangan teknologi yang menjadi salah satu unsur terpenting peradaban manusia. Teknologi merupakan aplikasi dari sains sebagai respons atas tuntunan manusia akan kehidupan yanh lebih baik. Teknologi adalah suatu cara untuk teknik memproduksi atau memproses membuat sesuatu yang lebih mengembangkan keterampilan manusia.

2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Sains dan Teknologi dapat berkembang melalui penemuan (discovery), penciptaan (invetion), melalui berbagai bentuk inovasi dan rekayasa? 2. Bagaimana pengaruh perkembangan IPTEK bagi diri sendiri dan masyarakat? 3. Bagaimana manusia mendewakan IPTEK dan bilamana mengembangkan IPTEK tanpa dilandasi nilai-nilai etis dan religius? 4. bagaimana problematika pemanfaatan IPTEK di Indonesia? 5. Bagaimana cara penyelesaian problem tersebut?

3. Tujuan 1. Memahami perkembangan IPTEK melalui penemuan (discovery), penciptaan (invention), dengan berbagai bentuk inovasi dan rekayasa. 2. Mampu memahami perannya perkembangan IPTEK 3. Memahami kegunaan IPTEK dengan memperhatikan nilai, moral, norma, dan hukum yang mendasarinya. 4. Lebih mengontrol diri dari faktor negatif IPTEK 5. Menggunakan,memanfaatkan sains dan IPTEK dengan baik

BAB II PEMBAHASAN

1. Manusia dalam IPTEK dan IPTEK bagi manusia 1.1. Manusia sebagai Subjek dan Objek IPTEK Pengaruh dalam penggunaan sains dan teknologi bagi masyarakat baik atau buruknya sukar untuk diramalkan dengan tepat. Sering kali sains atau ilmu pengetahuan berkembang melampaui perkiraan penemuannya bahkan seringkali sulit untuk diketahui sejauh mana akan mampu mempengaruhi individu dan masyarakat. Tidak jarang pula teknologi mutakhir sebagai hasil dari kemajuan sains ternyata digunakan dalam kepentingan yang kontradiktif dengan maksud tujuan penciptanya. Dalam pengkajian masalah kemanusiaan, manusia menempati posisi ganda artinya manusia tidak hanya sebagai subjek (pelaku), tetapi juga sebagai objek (sasaran). Tujuan paling akhir dari sains adalah untuk mengetahui sebanyak-banyaknya tentang dunia bahkan alam semesta, sedangkan tujuan teknologi adalah sedapatdapatnya mengubah dunia. Manusia sebagai subjek selalu melakukan penelitian dan percobaan dalam bidang sains dan menggunakan teknologi yang maju untuk memperoleh penemuan-penemuan baru untuk mengubah dunia, sedangkan manusia sebagai objek mudah tergiur dalam hal-hal baru tersebut dengan minat yang tinggi menggunakan penemuan-penemuan baru tersebut sehingga mempermudah proses pengubahan dunia.

1.2. IPTEK terhadap Pola-Pola Kemasyarakatan seperti Alienasi, Hegemoni, Hedonisme, dan Heteronomi a) Alienasi Alienasi adalah penarikan diri atau pengasingan diri dari kelompok atau masyarakat. Contohnya konsep alinasi ini di ungkapkan pertama kali di dunia barat pada konsep pemujaan berhala dalam konsep perjanjian lama essensi apa yang disebut para nabi sebagi Syirik. b) Hegemoni Hegemoni adalah pengaruh kekuasaan suatu negara atas negara-negara lain. Kekuasaan suatu negara memang berpengaruh terhadap perkembangan IPTEK. Biasanya produk dari negara yang menguasai lebih ditonjolkan. Contohnya pada perdagangan bebas China. c) Hedonisme Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama dalam hidup. IPTEK merupakan salah satu pemenuhan kepuasan bagi pola masyarakat hedonismeyang selalu mengejar materi, IPTEK bisa menjadi sarana maupun sasaran bagi masyarakat hedonisme. d) Heteronomi Heteronomi adalah hal ketergantungan kepada undang-undang atau kuasa orang lain. Jika IPTEK dikaitkan dengan heteronomi mengenai pendidikan, dapat menembus segenap lapisan masyarakat, jika dikaitkan dengan undang-undang.

1.3. Dampak IPTEK terhadap Kebudayaan Kemajuan IPTEK dapat menimbulkan konflik dengan tata nilai budaya yang sudah ada. Perubahan kondisi kehidupan manusia sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakan. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalensi teknologi yang selain memiliki segi positif juga memiliki segi negatif.

2. Perkembangan IPTEK dalam Pembangunan dan Lingkungan 2.1. Pengembangan IPTEK dalam Pertimbangan Nilai Etis dan Religius Dalam memanfaatkan ilmu dan teknologi untuk pembangunan maka demi menjaga keseimbangan antara teknologi pembangunan lingkungan kita tidak boleh dihinggapi penyakit rabun dekat dan mengikuti naluri untuk hanya memikirkan hasil-hasil jangka pendek. Keuntungan semu jangka pendek tidak mustahil dapat membumerang menjadi kerugian jangka panjang. Asas keseimbangan harus diterapkan oleh karena memangdalam gejolak di derap pembangunan senantiasa kita dihadapkan kepada krisis nilai-nilai insani dan masalah untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Problema agar manusia itu tidak menjadi alat/korban dari ciptaannya sendiri, masalah Des Soushmmes dan Des Super-Machines menurut istilah A. Kautitan dan J. Peze. Di negara semaju dan semakmur AS misalnya, telah terdapat krisis kepribadian/identitas, karena derap teknologi lebih banyakmengancam status dan peranan manusianya daripada pekerjaanya. Ancaman otomasi adalah sebagian dari krisis identitas itu.

2.2. Keseimbangan IPTEK dalam Pembangunan dan Lingkungan Perkembangan IPTEK dalam pembangunan lingkungan sangat berperan dan memiliki dampak, baik positif maupun negatif. Penggunaan produk IPTEK yang semakin berkembang hendaknya memiliki keseimbangan dengan kondisi pembangunan dan lingkungan sehingga tujuan utama dari IPTEK tersebut dapat tercapai.

2.3. Pengambangan IPTEK dalam Pembangunan Indonesia sehingga Menumbuhkan Kreativitas, Invention, Discovery, dan Rekayasa Suatu proses inovasi tentu berkaitan dengan penemuan baru dalam teknologi yang biasanya merupakan proses sosial melalui tahap discovery baru menjadi invention apabila suatu penemuan baru telah diakui, diterima, dan diterapkan oleh masyarakat. Discovery adalah penemuan baru
5

dari suatu unsur kebudayaan yang belum diakui dan digunakan secara luas oleh warga masyarakat.

2.4. Peran dan Pengaruh IPTEK dalam Bidang Pertahanan Berkembanangnya teknologi informasi menimbulkan sisi rawan yang gelap sampai tahap mencemaskan dengan kekhawatiran pada perkembangan tindak pidana di bidang teknologi dan informasi yang berhubungan dengan cybercrime atau kejahatan mayantara. Masalah kejahatan mayantara dewasa ini sepatutnya mendapat perhatian semua pihak secara seksama pada perkembanagan teknolgi informasi masa depan, karena kejahatan ini termasuk salah satu extra ordinary crime (kejahatan luar biasa) bakan dirasakan pula sebagai serious crime (kejahatan serius) dan transnational crime(kejahatan antar negara) yang selalu mengancam kehidupan warga masyarakat, bangsa, dan negara berdaulat. Dalam upaya kejahatan mayantara, pihak kepolisian Indonesia telah membentuk suatu unit penanggulangan kejahatan mayantara dengan nama Cybercrime Unit yang berada di bawah kendali Direktrorat Reserse Kriminal Polri. Pembentukan unit kepolisian ini patut dipuji, namun amat sangat disayangkan apabila unit ini bekerja bila tidak dilengkapi dengan perangkat legislasi anti cybercrime. Mengantisipasi kejahatan ini seharusnya dimulai melalui pembentukan perangkat undang-undang seperti dalam Konsep KUHP Baru dan RUU Teknologi Informasi yang disusun oleh pusat Kajian Cyberlaw Universitas Padjadjaran. Model yang digunakan adalah Umbrella Provision atau Undang-Undang Payung artinya ketentuan cybercrime tidak dibuat dalam bentuk perundang-undangan tersendiri(khusus), akan tetapi diatur secara umum dalam RUU Teknologi Informasi dan RUU Telematika.

2.5. Peran dan Pengaruh IPTEK dalam Meningkatkan Kesejahteraan Manusia Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang cukup pesat sekarang ini sudah menjad realita sehari-hari bahkan merupakan tuntutan masyarakat yang tidak bisa ditawar lagi. Tujuan utama perkembangn IPTEK adalah perubahan kehidupan masa depan manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat, dan aman. Perkembangan IPTEK, terutama teknologi informsi

seperti internet sangat menunjang setiap orang mencapai tujuan hidupnya dalam waktu singkat, baik legal maupun ilegal dengan menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan.

2.6. Perkembangan IPTEK dalam Era Globalisasi Era globalisasi identik dengan kebebasan dan modernisasi. Oleh karena itu, IPTEK,

globalisasi, dan modernisasi memiliki keterkaitan antara satu sama lain. Kemajuan IPTEK dalam era ini seperti tidak memiliki ambang batas dalam perkembangannya.

3. Penyalahgunaan IPTEK yang meliputi Sains, Peradaban, dan Ekspansi Kolonial Hubungan sains dan teknologi mengalami perkembangan dari abad ke abad. Kemajuan teknologi menghasilkan permasalahan yang pemecahannya memerlukan pendekatan ilmiah yang merupakan ciri dari sains. Selain memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, ternyata perkembangan teknologi pun dapat menimbulkan berbagai macam masalah, yaitu : 1. Bertambahnya masalah kesempatan kerja 2. Masalah pertumbuhan angkatan kerja dan hambatan dalam bidang pengembangan industri 3. Masalah pengadaan dan permintaan bahan dasar 4. Perbedaan pembiayaan, penentuan arah, pendidikan, dan riset antara negara satu dengan yang lainnya 5. Perbandingan nilai ekspor dan impor terlalu besar

3.1. Pengembangan IPTEK dan Eksploitasi terhadap Negara Berkembang Suatu negara yang menguasai IPTEK akan lebih mudah memperoleh kemakmuran materi dibandingkan negara yang kurang menguasai IPTEK. Hal ini dapat dipahami karena kalah bersaing dalam jumlah maupun mutu produksi, akibatnya dapat menimbulkan negara maju dan negara berkembang.

3.2. Kejanggalan Optimisme Teknologi a. Dampak penyalahgunaan IPTEK terhadap kebutuhan pokok manusia Pemakaian Pestisida dapat membunuh hewan ternak, meracuni hasil panen, dan meracuni manusia. Bahan berupa polimes sintesis atau plastik yang tidak bisa hancur menyebabkan pencemaran tanah sehingga mengurangi kesuburan tanah, bila dibakar dapat menipiskan lapisan ozon. Dengan teknologi modern, hutan-hutan digunduli untuk membuka lahan perumahan, pekantoran, dll. b. Dampak penyalahgunaan SDA Penggunaan batubara, minyak bumi secara terus menerus lama kelamaan akan punah. Penyaringan air yang tidak sempurna lambat laun akan mengurangi dan menurunkan kualitas jumlah air bersih. SDA seperti hutan dan hewan jika digunakan secara berlebihan akan membahayakan manusia. c. Dampak penyalahgunaan SDM Semakin meningkatnya pengangguran akibat menipisnya lapangan pekerjaan. Munculnya pencemaran yang disebabkan zat radio aktif yang beracun baik pada tanah, air, dan udara yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia. Teknologi dapat mematikan imajinasi dan perasaan dan kejiwaan manusia. d. Dampak penyalahgunaan IPTEK terhadap komunikasi dan teknologi Terjadi pencemaran udara dan suara, berkurangnya lahan pertanian karena digunakan untuk mengolah lahan transportasi. Jika kemajuan IPTEK dikuasai oleh orang yang tidak bertanggung jawab akan muncul kehancuran dimuka bumi. e. Dampak penyalahgunaan IPTEK terhadap kesehatan Kanker, akibat pencemaran udara, penggunaan kimia, dan penggunaan sinar X yang tidak tepat. Absestos diderita oleh karyawan pabrik akibat debu Oksida Silikon. Terologi (Kelainan Bentuk) akibat penggunaan obat penenang oleh wanita hamil sehingga anak yang dilahirkan mengalami kelainan bentuk. f. Dampak penyalahgunaan IPTEK dalam pencapaian kemakmuran dan pelunasan kemudahan. Negara yang menguasai IPTEK lebih mudah memperoleh kemakmuran dibandingkan negara yang kurang menguasai IPTEK. Penerapan Teknik Nuklir yang dikembangkan negara
8

Adi kuasa untuk membuat senjata mutakhir menimbulkan kegelisahan karena mengancam perdamaian dunia. Hubungan yang tidak serasi antara sistem produksi, ekonomi, dan sistem ekologi sehingga terjadi pemakaian SDA secara berlebihan dan kurangnya pemanfaatan SDM yang melimpah akibatnya ada masyarakat yang menguasai produksi dan ada yang memerlukan pekerjaan. Tujuan manusia ysang semula memanfaatkan IPTEK untuk mensejahterakan masyarakat ternyata mengakibatkan pemusatan kekuasaan terhadap alam dan akhirnya menguasai manusia.

3.3. Pengembangan IPTEK tanpa Memuat Nilai Etis dan Religius Pengembangan teknologi yang mengatur prilaku manusia mengakibatkan munculnya masalah-masalah etis. Memunculkan masalah etis, bila tingkah laku seseorang dikontrol oleh teknologi dan bukan oleh manusia itu sendiri. Konflik justru muncul karena si pengatur memperbudak orang yang mengendalikan kebebasan bertindak dikontrol dan diatur menurut kehendak si pengontrol. Jadi pada dasarnya, perkembangan IPTEK tanpa memuat etis dan religius akan menimbulkan dampak yang merugikan umat manusia di muka bumi. Dengan adanya nilai etis dan regius terhadap perkembangan IPTEK diharapkan nantinya dapat mengurangi resiko sekecilkecilnya. Dalam perkembangan IPTEK nilai etis dan religius berfungsi sebagai alat pengontrol atau pengendali diri.

4. Problematika pemanfaatan IPTEK di Indonesia Masalah yang dihadapi bangsa Indonesia terkait dengan pemanfaatan Ipteks ini dapat diidentifikasi sebagai berikut (RPJMN 2004-2009): 1. Rendahnya kemampuan Iptek nasional dalam menghadapi perkembangan global. Hal ini ditunjukkan dengan Indeks Pencapaian Teknologi (IPT) dalam lapaoran UNDP tahun 2001 menunjukkan tingkat pencapaian teknologi Indonesia masih berada pada urutan ke60 dari 72 negara.
9

2. Rendahnya kontribusi Ipteks nasional di sektor produksi. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh kurangnya efisiensi dan rendahnya produktivitas, serta minimnya kandungan teknologi dalam kegiatan ekspor. 3. Belum optimalnya mekanisme intermediasi Iptek yang menjembatani interaksi antara kapasitas penyedia Iptek dengan kebutuhan pengguna, Masalah ini dapat dilihat dari belum tertatanya infrastruktur Iptek, antara lain institusi yang menngolah dan menerjemahkan hasil pengembangan Iptek menjadi preskripsi teknologi yang siap pakai untuk difungsikan dalam sistem produksi. 4. Lemahnya sinergi kebijakan Iptek, sehingga kegiatan Iptek belum sanggup memberikan hasil yang signifikan. 5. Masih terbatasnya sumber daya Iptek, yang tercermin dari rendahnya kualitas SDM dan kesenjangan pendidikan di bidang Iptek. Rasio tenaga peneliti Indonesia pada tahun 2001 adalah 4,7 peneliti per 10.000 penduduk, jauh lebih kecil dibandingkan Jepang sebesar 70,7. 6. Belum berkembangnya budaya Iptek di kalangan masyarakat. Budaya bangsa secara umum masih belum mencerminkan nilai-nilai Iptek yang mempunyai penalaran objektif, rasional, maju, unggul, dan mandiri. Pola pikir masyarakat belum berkembang ke arah yang lebih suka menciptakan daripada sekedar memakai, lebih suka membuat dari sekadar membeli, serta lebih suka belajar dan berkreasi daripada sekedar menggunakan teknologi yang ada. 7. Belum optimalnya peran Iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan hidup. Kemajuan Iptek berakibat pula pada munculnya permasalahan lingkungan. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh belum berkembangnya sistem manajemen dan teknologi pelestarian fungsi lingkungan hidup. 8. Masih lemahnya peran Iptek dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam. Wilayah Indonesia dalam konteks ilmu kebumian global merupakan wilayah yang rawan bencana. Banyaknya korban akibat bencana alam merupakan indikator bahwa pembangunan Indonesia belum berwawasan bencana. Kemampuan Iptek nasional belum optimal dalam memberiakn antisipasi dan solusi strategis terhadap berbagai permasalahan bencana alam, seperti pemanasan global, anomali iklim, kebakaran hutan, banjir, longsor, gempa bumi, dan tsunami.
10

5. Penyelesaian dari masalah

1. Pemerintah merekrut sekelompok orang yang ahli dalam bidangnya untuk membuat alat teknologi terbaru yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan seharihari. 2. Adanya peningkatan impor alat teknologi dari luar negri. 3. Adanya penyuluhan di setiap daerah sekalipun ke daerah terpencil tentang adanya alat teknologi dan IPTEK dengan penggunaan dan pemanfaatannya. 4. Mengoptimalkan peranan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari 5. Perlu adanya kontribusi dari semua pihak. 6. Tidak menyalahgunakan kecanggihan IPTEK menjadi alat kejahatan.

11

BAB III PENUTUP

5.1. Kesimpulan Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat dewasa ini patut disyukuri sebagai hasil budaya manusia modern. Keajuan teknologi menolong kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Namun kemajuan teknologi membawa dampak buruk dalam kehidupan masyarakat berupa kejahatan mayantara sehingga harus diantisipasi dengan tersedianya perangakat hukum atau undang-undang yang tepat. Dampak buruk teknologi yang disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab menjadi masalah hukum pidana. Namun perkembangan teknologi digital tidak akan dapat dihentikan oleh siapapun, karena telah menjadi kebutuhan pokok manusia modern yang cenderung pada kemajuan dengan mempermudan kehidupan masyarakat melalui komunikasi dan memperoleh informasi baru. Dampak buruk teknologi menjadi pekerjaan rumah bersama yang merupakan sisi gelap dari perkembangan teknologi yang harus ditanggulangi. Mengingat kemajuan teknologi telah merambah ke pelosok dunia, termasuk kepedesaan di Indoneasia, maka dampak buruk teknologi yang menjadi kejahatan mayantara pada masa depan harus ditanggulangi dengan lebih hati-hati, baik melalui sarana penal mapun non penal agar tidak menjadi masalah kejahatan besar bagi bangsa dan negara yang mengalami krisis ekonomi.

12

5.2 Saran Perkembangan teknologi yang melanda hidup manusia harus dikuasai pemanfaatannya. Jangan sampai perkembangan media menjadikan manusia sebagai objek, menyeret dan memaksanya pada kehidupan yang menyimpang. Sains dan teknologi harus memberikan pengaruh yang baik, karena kasus yang terjadi sains dan teknologi ini dikembangkan untuk memenuhi kesenangan-kesenangan materi dan mengorbankan alam semesta. Perubahan gaya hidup yang ditiru dan budaya asing bisa berkelanjutan dengan timbulnya gejala keterasingan dan kebudayaan sendiri. o Saran tersebut ditujukan kepada generasi muda yang dapat memberikan pengaruh yang positif bagi perubahan peradaban manusia. Dan Supaya Pemanfaatan dari sains dan teknologi, tidak menimbulkan masalah baru dalam kehidupan manusia terutama dalam hal kerusakan lingkungan, mental dan budaya bangsa

13

Anda mungkin juga menyukai