Oleh:
Dr. H. SJOFJAN BAKAR, M.Sc Direktur Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup
PENATAAAN RUANG
merupakan kegiatan yang strategis dan bersifat multidimensi multifungsi, dan multisektor
harus ditangani secara terpadu oleh Lembaga/ Instansi yang memiliki tupoksi koordinatif melalui pendekatan pengembangan wilayah bukan pendekatan sektor.
sehingga
KOORDINASI DIPERLUKAN
Sinkronisasi Kelembagaan
Penyelenggaraan penataan ruang harus didukung oleh kelembagaan pada masingmasing tingkat pemerintahan secara serasi, selaras, terpadu dan berkelanjutan.
(Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang)
Belum terwujudnya kesamaan pola pikir dan cara pandang para aparatur pemerintah (unsur eksekutif) dan anggota dewan (unsur legislatif) di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Kurangnya komitmen politik dan koordinasi antar sektor guna mendukung terselenggaranya penataan ruang yang baik. BKPRD belum efektif dalam melakukan koordinasi dan pembinaan penataan ruang di daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 mengenai Organisasi Perangkat Daerah, terdapat banyak variasi susunan organisasi tata kerja. Lemahnya kapasitas SDM penyelenggara penataan ruang.
Isu Permasalahan Penataan Ruang Kompleksitas Sifat Penataan Ruang (multifungsi, multidimensi, dan multisektor) Tuntutan Fungsi Koordinatif Eksistensi Lembaga Daerah tidak parsial/nonsektoral Peran Strategis Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/ Walikota) sebagai penanggungjawab penyelenggaraan penataan ruang daerah Persiapan penyusunan Raperda RTR Konsultasi dan Evaluasi Raperda RTR
Penyelenggaraan urusan kewenangan wajib di bidang tata ruang. Perumusan berbagai kebijakan penataan ruang Provinsi dan Kabupaten/Kota. Penyusunan RTRWP, RTR Kawasan strategis Provinsi, RTRWK/K, RTR Kawasan Strategis Kabupaten/Kota, dan RDTR Kabupaten/Kota. Penanganan dan penyelesaian masalah atau konflik yang timbul dalam penyelenggaraan penataan ruang di Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Pelaksanaan kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang.
Dalam rangka menserasikan dan mensinergikan penataan ruang daerah dipandang perlu optimalisasi koordinasi antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta instansi terkait di Daerah.
Koordinasi di PUSAT ditetapkan Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN). Di DAERAH ditetapkan Permendagri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah.
Implikasi dari Permendagri tersebut adalah penetapan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Provinsi dan Kabupaten/Kota di masing-masing daerah.
Inmendagri Nomor 19 Tahun 1996 tentang Pembentukan TKPRD Tingkat I dan Tingkat II
Kepmendagri No. 147 Tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah
Permendagri No. 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah
REVISI
Tugas BKPRD dirinci berdasarkan aspek perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, pengendalian pemanfaatan ruang, proses pengawalan substansi RTR, dan penetapan Raperda RTR. Keanggotaan Pokja disesuaikan dengan urusan yang membidangi perencanaan ruang. Mekanisme kerja BKPRD dan Pokja. Frekuensi pelaporan.
KEPKEPMENDAGRI 147/2004
PROVINSI
a. b. c. d. e. Penanggung Jawab Ketua Ketua Harian Sekretaris Wakil Sekretaris : : : : : Gubernur Wakil Gubernur Sekda Provinsi Kepala Bappeda Provinsi Kepala dinas yang mengurusi tata ruang a. Anggota : Disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan potensi daerah a. b. c. d.
PERMENDAGRI 50/2009
PROVINSI
Penanggung Jawab Ketua Sekretaris Anggota: : : : : Gubernur dan Wakil Gubernur Sekda Provinsi Kepala Bappeda Provinsi SKPD disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan daerah
KABUPATEN/KOTA
a. b. c. d. e. Penanggung Jawab Ketua Ketua Harian Sekretaris Wakil Sekretaris : : : : : Bupati/Walikota Wakil Bupati/ Wakil Walikota Sekda Kabupaten/Kota Kepala Bappeda Kab/Kota Kepala dinas yang mengurusi tata ruang b. c. d. Ketua Sekretaris Anggota: a.
KABUPATEN/KOTA
Penanggung Jawab : - Bupati dan Wakil Bupati - Walikota dan Wakil Walikota : : : Sekda Kab/Kota Kepala Bappeda Kab/Kota SKPD disesuaikan dengan
f.
Anggota:
kebutuhan dan
kemampuan daerah
Pembentukan BKPRD sebagai pembantu Gubernur/ Bupati/Walikota dalam melaksanakan koordinasi penataan ruang daerah (bagi provinsi dan kabupaten/kota yang belum mempunyai BKPRD). Perlu segera melakukan penyesuaian BKPRD berdasarkan Permendagri Nomor 50 Tahun 2009 (bagi provinsi dan kabupaten/kota yang telah mempunyai BKPRD). Komitmen semua pihak baik Pemerintah maupun Pemerintah Daerah dalam mendukung eksistensi fungsi dan peran BKPRD. Adanya fungsi dan peran BKPRD sebagai sarana koordinatif yang efektif sehingga hasilnya dapat operasional.
:
Sekretariat BKPRD Provinsi dipimpin oleh
Sekretariat
Sekretariat BKPRD Kab/Kota dipimpin oleh Sekretaris Bappeda Kabupaten/Kota (Pasal 18 ayat 1)
Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang Kelompok Kerja Kelompok Kerja Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Revitalisasi BKPRD sesuai Permendagri 50 tahun 2009, misalnya dengan optimalisasi tugas Kelompok Kerja (Pokja) Perencanaan Tata Ruang dan Pokja Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Peningkatan peran BKPRD Provinsi dalam memfasilitasi konflik pemanfaatan ruang Kabupaten/Kota sebelum BKPRD Kabupaten Kota berkonsultasi ke instansi pusat terkait BKPRN Komitmen semua pihak untuk meningkatkan fungsi dan peran BKPRD. Membangun mekanisme kerja yang efektif.
BKPRD Provinsi menyelenggarakan pertemuan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan untuk menghasilkan rekomendasi alternatif kebijakan penataan ruang (Pasal 4 ayat 2). BKPRD Provinsi menyampaikan laporan pelaksanaan tugas BKPRD Provinsi dan rekomendasi secara berkala kepada Gubernur (Pasal 4 ayat 3). Gubernur memerintahkan SKPD terkait untuk menindaklanjuti rekomendasi BKPRD Provinsi (Pasal 6).
Gubernur melaporkan pelaksanaan koordinasi penataan ruang provinsi dan pembinaan penataan ruang kabupaten/kota kepada Menteri Dalam Negeri disampaikan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada bulan Mei dan September.
Lanjutan
o BKPRD Kabupaten/Kota menyelenggarakan pertemuan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan untuk menghasilkan rekomendasi alternatif kebijakan penataan ruang (Pasal 14 ayat 2). o BKPRD Kabupaten/Kota menyampaikan laporan pelaksanaan tugas BKPRD Kabupaten/Kota dan rekomendasi secara berkala kepada Bupati/Walikota (Pasal 4 ayat 3). o Bupati/Walikota memerintahkan SKPD terkait untuk menindaklanjuti rekomendasi BKPRD Kabupaten/Kota (Pasal 16).
Bupati/Walikota melaporkan pelaksanaan koordinasi penataan ruang Kabupaten/Kota kepada Gubernur dengan tembusan Menteri Dalam Negeri disampaikan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada bulan April dan Agustus.
Bupati / Walikota
Rekomendasi Rekomendasi
Gubernur
Input/masukan
4a`
Raker Regional BKPRN
3
Rakernas BKPRD
4b`
Raker Regional BKPRN
Input/masukan
6
Tindak Lanjut Kementerian /Lembaga
Catatan: Apabila Dinas Tata Ruang/Kota belum terbentuk, diserahkan kepada Dinas Teknis yang membidangi urusan tata ruang.
Lanjutan
B. Dalam Pemanfaatan Ruang
Skala Perencanaan Tata Ruang
RTRWP dan RTRW Kab/Kota Rencana Kawasan Strategis (Provinsi dan Kabupaten/ Kota) Rencana Detail Tata Ruang Kab/Kota
Program
Pemanfaatan Ruang Pembiayaan berdasarkan indikasi program (20 th) Pemanfaatan Ruang Pembiayaan berdasarkan indikasi program (20 th) Pemanfaatan Ruang Pembiayaan berdasarkan indikasi program (20 th)
Instansi
Seluruh Instansi Seluruh Instansi
Mekanisme
Koordinasi (BKPRD) Koordinasi (BKPRD)
Seluruh Instansi
Koordinasi (BKPRD)
Catatan: Apabila Dinas Tata Ruang/Kota belum terbentuk, diserahkan kepada Dinas Teknis yang membidangi urusan tata ruang.
Lanjutan
C. Dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Skala Perencanaan
Pola & Struktur Ruang (RTRW)
Instansi
Mekanisme
Pertimbangan (BKPRD)
Rencana Blok
Pertimbangan (BKPRD)
Pertimbangan (BKPRD)
Rencana Perpetakan
Catatan: Apabila Dinas Tata Ruang/Kota belum terbentuk, diserahkan kepada Dinas Teknis yang membidangi urusan tata ruang.
INTERNAL
Prioritas
EKSTERNAL
Terhadap Raperda
Simultan
Penyusunan RTRWP
Legalitas
RTRW KAB/KOTA RTR KAWASAN STRATEGIS KAB/KOTA RDTR KAB/KOTA PERATURAN ZONASI KAB/KOTA
Melakukan pembahasan
Dilakukan PEMANFAATAN RUANG (kroscek terhadap pelaksanaan indikasi program dalam Perda) PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG (Pokja pengendalian dalam upaya penegakan Perda)
PENYUSUNAN PERDA
PEMBERIAN REKOMENDASI
EVALUASI
No 1 2 3 4 5
Provinsi Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Selatan Riau Kepulauan Riau Jambi Bengkulu Bangka Lampung Banten DKI Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Kalimantan Barat
SK Penetapan SK No. 050/07/2010 SK No. 050/2032/K/2010 SK No. 50-219-2012 SK No. 599/KPTS/Bappeda/2010 SK No. 759/III/2010 SK No. 245/2010 117/Kep. Gub/Bappeda/2011 SK. No. B.2425.XXVII Tahun 2010 SK No. 24/2009 SK No. G/293/11.01/HK/2010 Revisi masih di Biro Hukum Draf SK No. 120/Kep. 697.Bapp/2010 SK No. 650/27/2010 SK No. 129/Kep/2010 SK No. 299/Bappeda/2010
No 18 19
Provinsi Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara Sulawesi Barat Gorontalo Bali NTB NTT Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
20
21 22 23
SK No. 650/K.397/2010
Draf SK No. 050/565/BappedaGTS/2010 Draf
6
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
24
25 26 27 28 29 30 31 32 33
1.
BKPRD sebagai wadah koordinasi yang membantu sebagian tugas Gubernur dan Bupati/Walikota dalam penyelenggaraan penataan ruang daerah. BKPRD perlu didayagunakan untuk terselenggaranya penataan ruang di Daerah yang akan berdampak langsung terhadap masyarakat secara transparan, akuntabel, dan partisipatif. Pemerintah Provinsi memfasilitasi pelaksanaan konsultasi Raperda Rencana Tata Ruang Kabupaten/ Kota dalam forum BKPRD Provinsi, guna memberikan rekomendasi kepada Kabupaten/Kota sebelum dilakukan pembahasan di BKPRN. Menteri Dalam Negeri bersama dengan Menteri terkait BKPRN berkewajiban melakukan pembinaan fungsi dan peran BKPRD dalam penyelenggaraan penataan ruang di daerah.
2.
3.
4.