Anda di halaman 1dari 5

[Year]

Definisi Komunikasi Politik

Komunikasi Politik

Pramesti Bintang Mahapsari D0212081 Komunikasi-A


Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret 2014

Defini Komunikasi Politik


Komunikasi Politik merupakan turunan dari beberapa disiplin ilmu terutama ilmu komunikasi dan ilmu politik. Oleh karena itu komunikasi politik mencakup mulai dari penciptaan, penyampaian, penyebarluasan, penerimaan dan dampak dampak yang ditimbulkan dari informasi yang berkaitan dengan politik. Proses ini melibatkan penyampaian pesan yang melibatkan lembaga-lembaga pemerintah dengan masyarakat seperti yang telah disampaikan oleh Denton dan Woodward dalam Brian McNair bahwa komunikasi politik adalah pure discussion about the allocation of public resources (revenues), official authority (who is given the power to make legal, legislative and executive decision), and official sanctions (what the state rewards or punishes)1 Banyak sekali definisi komunikasi politik dari beberapa ilmuan dari berbagai sudut pandang, sehingga menyebabkan definisi dari komunikasi politik ini menjadi lebih kompleks dan sulit untuk dipahami. Masih menurut Denton dan Woodward the crucial factor that makes communication political is not the source of a message [or, we might add, referring back to their earlier emphasis on public discussion, its form], but its content and purpose.2 Hal ini hampir sama dengan definisi dari Soesanto bahwa komunikasi politik adalah komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini, dapat mengikat semua warganya melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh lembagalembaga politik.3 Dari dua pendapat tersebut didapatkan bahwa sebuah komunikasi bersifat atau masuk dalam konteks komunikasi politik jika mengedepankan pada sebuah purpose dari komunikasi politik itu sendiri. Baik untuk mencapai tujuan yang mempengaruhi atau mengikat masyarakat. Selain berorientasi pada tujuan, komunikasi politik juga menekankan pada kualitas isi seperti yang telah disampaikan oleh Denton dan Woodward. Karena jika isi dari
1 2

Brian McNair, An Introduction to Political Communication Fifth Edition (Oxon, 2011) hlm. 3 Ibid. 3 Soesanto, Komunikasi Sosial di Indonesia (Jakarta, 1980) hlm.2

suatu komunikasi politik itu berkualitas maka akan semakin mudah dalam mencapai tujuan dari komunikasi politik itu sendiri. Aktivitas komunikasi politik yang sarat akan tujuan ini tidak hanya dalam konteks verbal maupun tertulis seperti yang disampaikan oleh Brian McNair bahwa komunikasi politik not only verbal or written statements, but also visual means of signification such as dress, make-up, hairstyle, and logo design, i.e. all those elements of communication which might be said to constitute a political image or identity.4 Sehingga dapat dikatakan bahwa aktivitas komunikasi politik ini juga melibatkan pencitraan. Jadi tidak hanya mengenai apa yang disampaikan, tetapi juga apa yang dapat dilihat. Sehingga dalam berlangsungnya aktivitas komunikasi politik ini menilai segala sisi yang kemudian dapat menciptakan pencitaan yang dimaksud. Selain mengenai faktor-faktor yang dibahas diatas, dari pernyataan Soesanto dapat ditelaah bahwa komunikasi politik melibatkan beberapa pihak. Disebutkan yaitu warga dan lembaga-lembaga politik. Hal ini hampir sama dengan pernyataan dari Pippa Noris bahwa Political communications is an interactive process concerning the transmission of information among politicians, the news media and the public. The process operates down-wards from governing institutions towards citizens, horizontally in linkages among political actors, and also upwards from public opinion towards authorities.5 Dengan kata lain, kedua ahli ini ingin menyampaikan bahwa komunikasi politik melibatkan dua objek yaitu lembaga politik dan masyarakat. Dan dalam hal ini media massa sebagai sebagian besar penghubung dari lembaga politik dan masyarakat. Dikatakan sebagian besar karena tidak hanya interaksi dari media massa saja yang membantu tersampaikannya informasi politik dari kedua belah pihak tapi juga melibatkan komunikasi antar personal.

4 5

McNair, Op. Cit. hlm. 4 Pippa Noris, Political Communications Encyclopedia of the Social Sciences (Harvard University:2004), hlm. 1

Sedangkan Doris A Graber mendefinisikan komunikasi politik mencakup encompasses the construction, sending, receiving, and processing of messages that potentially have a significant direct or indirect impact on politics. The message senders or message receivers may be politicians, journalists, members of interest groups, or private, unorganized citizens. The key element is that the message has a significant political effect on the thinking, beliefs, and behaviors of individuals, groups, institutions, and whole societies and the environments in which they exist6 Disamping cakupan tersebut dalam pernyataannya Graber lebih menekankan pada dampak dari berjalannya aktivitas komunikasi politik itu sendiri. Karena seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa aktivitas komunikasi politik itu sarat akan tujuan sehingga tujuan tersebut diharapkan mempunyai dampak yang signifikan bagi masyarakat yang dituju. Contoh nyata dari adanya aktivitas komunikasi di Indonesia salah satunya berkaitan dengan demokrasi. Demokrasi mendorong sebuah negara untuk menghargai pendapat dari masyarakat. Misalnya keterlibatan masyarakat secara langsung dalam pemilu. Kegiatan pemilu, seperti kampanye yang dianggap sebagai penyampaian pesan dari kandidat kepada masyarakat. Kemudian akan mendapatkan suatu respon yaitu pencitraan dari masyarakat yang akan berpengaruh atau memberikan dampak pada reputasi politik kandidat. Karena kredibilitas dari seorang kandidat dalam pemilihan umum dapat dinilai dari aktivitas komunikasi politiknya. Inilah contoh sederhana wujud dari komunikasi politik sebagai jembatan penghubungan antara pemerintah dengan masyarakat yang sifatnya satu sama lain saling bergantung dalam suatu negara. Hal ini ditunjukkan adanya timbal balik antar kedua belah pihak.

Doris A. Graber, Political Communication Faces the 21th Century Journal Communication (2005), hlm. 479

Daftar Pustaka
Astrid, S. S. (1980). Komunikasi Sosial di Indonesia. Jakarta: Bina Cipta. Graber, D. A. (2005). Political Communication Faces the 21th Century. Journal Communication, 479. McNair, B. (2011). An Introduction to Political Communication Fifth Edition. Oxon: Routledge. Norris, P. (2004). Political Communication. Encyclopedia of the Social Sciences Harvard University, 1.

Anda mungkin juga menyukai