Anda di halaman 1dari 21

Sistem Pendinginan Topik

F. Kusnandar, P. Hariyadi dan E. Syamsi r


Setelah menyelesaikan (TTuiuan Instruksional Khusus: sub-topik 9.1 ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan prinsip sistem refrigerasi kompresi uap, komponen-komponen dalam sistem refrigerasi dart fungsinya, karakteristik refrigeran serta siklus refrigerasi. Pendahuluan Pendinginan merupakan salah satu metode pengawetan pangan. Proses pengawetan terjadi karena terjadinya penghambatan aktivitas mikroorganisme, reaksi en imatis, kimia dan biokimia. Pada suhu ini pertumbuhan hamper seluruh mikroba patogen dihambat, tetapi beberapa mikroba pembusuk masih mungkin tumbuh. Suhu pendinginan umumnya berkisar antaral!"#- $-%"#& sehingga tidak menyebabkan proses pembekuan produk pangan. 'ntuk beberapa produk pangan $misal pisang&, pendinginan dapat menyebabkan kerusakan tekstur yang disebut dengan chilling injury: Salah satu metode pendinginan yang banyak digunakan adalah sistem refrigerasi kompresi mekanis. (lat pendingin di rumah tangga, seperti kulkas, air condition (AC) atau cold storage, umumnya menggunakan prinsip sistem refrigerasi kompresi mekanis ini. )enurut hukum kedua dari termodinamika, panas mengatir dari suhu yang tinggi ke suhu yang rendah. *afam suatu sistim yang suhunya diinginkan selalu lebih rendah dari suhu lingkungan, maka harus dibuat suatu kondisi agar panas bisa mengalir dari suhu yang lebih rendah ke suhu yang lebih tinggi. Sistim refrigerasi kompresi mekanis bisa dianggap sebagai sebuah pompa yang mengalirkan panas dari daerah yang suhunya rendah ke daerah yang suhunya tinggi. *i dalam suatu sistem refrigerasi kompresi uap, bagian $daerah& yang memiliki suhu rendah dijaga agar suhunya selalu lebih rendah dari sistem yang didinginkannya agar proses pindah panas di dalam sistem refrigerasi bisa ber- langsung se+ara spontan. Pada bagian $daerah& yang memiliki suhu tinggi, maka suhunya harus dipertahankan seialu lebih tinggi dari suhu lingkungan sehingga panas yang diserap oieh sistem refrigerasi tersebut bisa dilepas ke lingkungan. *aerah bersuhu tinggi dan bersuhu rendah ini bisa dipertahankan di dalam sistim refrigerasi dengan menggunakan refrigeran +air yang disirkuiasikan se+ara

,opik 9, Sistem Pendinginan

berulang dan kontinyu didalam sistem. Suhu pendidihan atau kondensasi +airan merupakan fungsi dari tekanan absolut. Penurunan tekanan refrigeran menyebabkan suhu didihnya turun. Pada kondisi ini, panas dari bahan akan diabsorbsi oleh refrigeran dalam bentuk panas penguapan refrigeran pada suhu dan tekanan rendah. -ika uap refrigeran dikompresikan ke tekanan tinggi, maka uap refrigeran tersebut akan terkondensasi pada suhu tinggi. Pada saat terkonden- sasi dari uap menjadi +air, refrigeran akan melepaskan panas yang diserapnya pada suhu dan tekanan tinggi. Komponen Sistim Refrigerasi Kompresi Mekanis Gambar 1 memperlihatkan skema sistem refrigerasi kompresi mekanis yang umum digunakan. *alam sistem refrigerasi ini digunakan refrigeran sebagai media perantara untuk membawa panas dari bahan sehingga menimbulkan efek pendinginan. .omponen-komponen utama yang terdapat dalam sistem refrigerasi kompresi mekanis adaiah $a& evaporator, $b& kondenser, $+& katup ekspansi (expansion valve), dan $d& kompresor (compressor).

Evaporator /vaporator berfungsi sebagai pengambil panas yang terdapat dalam ruangan yang akan didinginkan. *i dalam evaporator, terjadi perubahan wujud refrigeran dari +airan menjadi uap. Proses perubahan wujud refrigeran ini memerlukan energi yang sangat besar yang diambil dari lingkungan dalamGambar 1. Skema refrigerator dengan sistem kompresi mekanisruang refrigerator. .etika proses penguapan refrigeran terjadi, panas dari bahan pangan yang ada di daiam ruang refrigerator akan diambil. *alam sistem refrigerasi dikenal dua ma+am evaporator, yaitu ekspansi langsung (direct expansion) dan ekspansi tidak langsung (indirect expansion). Pada ekspansi langsung, refrigeran langsung menguap di dalam +oil pendingin dan kontak langsung dengan obyek yang diinginkan. Pada evaporator tidak lang- sung, digunakan medium perantara untuk mengambil panas pada saat menguap. )edium perantara inilah yang kemudian dipompakan ke obyek yang akan didi- nginkan. /vaporator tidak langsung digunakan jika lokasi pendinginan berada di tempat yang berjauhan. )edium perantara yang sering digunakan adalah air jika suhu masih di atas beku, dan larutan garam $+ampuran #a#0% dan etilen atau propilen glikol& untuk suhu yang lebih rendah dari suhu beku. Kondenser 1ungsi kondenser dalam sistem refrigerasi adalah sebagai 2pembuang2 atau memindahkan panas dari bahan ke lingkungan. Suhu dan tekanan dalam kondenser meningkat, sehingga refrigeran akan melepaskan energi dalamnya ke lingkungan, dan mengalami kondensasi $mengembun&. Panas dari refrigeran akan dipindahkan ke medium lain seperti air atau udara. Katup ekspansi (expansion valve)

,opik 9, Sistem Pendinginan

.atup ekspansi merupakan komponen utama untuk mengendalikan laju alir refrigeran sehingga suplai refrigeran konstan. .atup ekspansi memisahkan antara saluran yang bertekanan tinggi dan saluran bertekanan rendah. Saluran antara kompresor dan katup ekspansi yang melalui kondenser memiliki tekanan yang tinggi. Sebaliknya, di dalam saluran antara kompresor dan katup ekspansi yang melalui evaporator memiiiki tekanan rendah. Perbedaan tekanan ini akan menyebabkan refrigeran yang berbentuk +air pada tekanan tinggi akan sangat mudah menguap pada bagian evaporator, .eadaan mudah menguap tersebut dimanfaatkan untuk mengambil panas dari lingkungan di dalam evaporator. Kompresor .ompresor berfungsi untuk meningkatkan suhu dan tekanan dari refrigeran setelah keiuar dari evaporator. )elalui proses kompresi $penekanan& suhu refrigeran dapat ditingkatkan sehingga melebihi suhu di sekelilingnya. .ompresor yang banyak digunakan dalam sistem refrigerasi adalah tipe "reciprocating" *centrifugal" dan "rotary" .ompresor "reciprocating"terdiri dari piston yang bergerak maju mundur di dalam suatu silinder. .ompresor jenis centrifugal terdiri dari impeler sentrifugal yang dilengkapi dengan beberapa pisau ( lade) yang berputar dengan +epat, sedangkan kompresor jenis rotary berisikan vane yang berotasi di dalam suatu silinder. Refrigeran Sistem refrigerasi kompresi mekanis harus mampu memindahkan atau membawa panas dari ruangan dimana bahan disimpan melalui media perantara. )edia perantara untuk pemindahan panas ini disebut sebagai refrigeran, yaitu at yang mudah berubah wujud dari +air menjadi gas akibat menerima panas dari lingkungannya. 3leh karena itu, refrigeran umumnya memiliki titik didih yang jauh lebih rendah dari air. *i antara at yang sering digunakan sebagai refrigeran adalah amonia dan freon. 4amun, penggunaan freon, terutama 1reon 1% $51%& sekarang ini dibatasi, karena dapat merusak lapisan o on. Sifat refrigeran yang penting adalah memiiiki titik didih yang rendah. ,itik didih refrigeran dapat berubah tergantung pada perubahan tekanannya. )isal- nya, untuk meningkatkan titik didih amonia dari -66.6"# menjadi 7"#, tekanan harus dinaikkan menjadi 8%9.: kPa $!%.1 psia&. 5efrigeran juga harus memiliki panas laten yang tinggi untuk menguap. Panan iaten yang tinggi penting untuk efesiensi dan memper+epat proses pendinginan, karena dengan panas laten yang tinggi, jumlah kalor yang dapat dipindahkan per satuan waktu akan lebih banyak. Sifat-sifat refrigeran lain yang diperlukan adalah $a& memiliki titik beku di bawah suhu penguapan, $b& memiliki suhu kritis yang +ukup tinggi agar wujud refrigeran dapat berubah wujud dan mengambil kalor lebih efesien; $+& aman, tidak korosif, dan stabil se+ara kimiawi; $d& mudah dideteksi jika terjadi kebo+oran refrigeran $misalnya dengan bau&; dan $e& harga yang murah untuk keperiuan industri. Tabel 1 memperlihatkan beberapa sifat dari dua jenis refrigeran, yaitu amonia dan freon. (monia memiliki panas laten penguapan yang lebih tinggi dibanding refrigeran lain. Siklus Refrigerasi Kompresi Mekanis Proses pembuangan panas dari bahan di dafam sistem refrigerasi kompresi mekanis berlangsung se+ara terus menerus dengan mengikuti suatu siklus refrigerasi. Pergerakan refrigeran dari satu bagian ke bagian lain akan menyebabkan perubahan fase dari +air ke uap dan sebaliknya. Perubahan ini disebabkan ada- nya siklus perubahan tekanan dan suhu yang mengakibatkan refrigeran dapat mengambil atau melepaskan panas.

,opik 9, Sistem Pendinginan

Sifat refrigeran Suhu evaporator $"#& ,ekanan evaporator $kPa& ,ekanan kondenser$kPa&

Tabel 1. Sifat dari Amonia refrigeran amoniak reon dan freon k -!9-$-<& -<6 - 177 %6!,: 11!!.: 1618,% 61 > 172% ,idak ?a (+rid 19%,< <88,! 1!1,< %.9 > 172% ?a ,idak /there al

Panas laten penguapan $k-=kg& Sirkuiasi per ton refrigerasi $kg=sfr& Stabilitas )udah terbakar (flamma le) @au

Se+ara skematis, siklus refrigerasi dapat diperlihatkan pada Aambar %. Aaris-garis pada daerah persegi menunjukkan siklus aliran refrigeran ketika melewati kompresor, kondenser, katup ekspansi dan evaporator, sedangkan tanda panah menunjukkan arah aliran refrigeran. *alam siklus refrigerasi ini, refrigeran akan mengalir melalui jalur sistem refrigerasi dan mengalami peru- bahanperubahanBfase dari +air menjadi gas dan sebaliknya. !iagram P"# $Mollier% *iagram P-C atau diagram )ollier $Gambar 1 bagian bawah& menggam- barkan perubahan fase refrigeran ketika melewati siklus refrigerasi, dalam bentuk hubungan antara enthalpy $pada sumbu >& dan tekanan tekanan $pada suhu y&. *iagram P-C pada Gambar 1 adalah bentuk yang telah disederhanakan, dimana terdapat garis-garis sebagai fungsi dari tekanan dan enthalpy, yaitu $a& saturated li!uid, $b& saturated vapor, $+& constant temperature line, dan $d& constant entropy line. *iagram P-C ini sangat berguna untuk melihat perubahan fase refrigeran selama melewati kompresor, kondenser, katup ekspansi dan evaporator. *iagram P-C akan berbeda untuk jenis refrigeran yang berbeda. 5efrigeran pada kombi- nasi tekanan dan enthalpy di titik sepanjang saturated li!uid line berada dalam fase fase +airan jenuh, sedangkan yang berada pada saturated vapor vapor line berada dalam fase uap jenuh. Perubahan tekanan dan energi dari refrigeran yang berlangsung di sepanjang constant temperature line berlangsung pada suhu yang konstan, sedangkan yang berada di sepanjang constant entropy line memiliki nilai entropy yang sama.

,opik 9, Sistem Pendinginan

totif&T'turt lint frtropyttme % 26


/nthalpy $C; k-=kg&

Gambar (. *iagram hubungan tekanan $P& dan enthalpy $C& dalam sistem refrigerasi $*iagram )ollier& Pada diagram P-C tersebut, garis trapesium yang melewati titik-titik a, b, +, d dan e menunjukkan perubahan fase refrigeran pada dua kondisi tekanan, yaitu P0 dan P%. ,ekanan P0 disebut sisi tekanan rendah, sedangkan P% disebut sisi tekanan tinggi. C0 adalah tekanan pada saat refigeran dalam kondisi +airan jenuh $memotong saturated li!uid line), C% pada saat uap jenuh $memotong saturated vapor line), dan C6 pada saat uap men+apai superheated $lewat jenuh&. Aaris miring di sebelah kiri menunjukkan garis dimana refrigeran berada pada fase +air jenuh (saturated li!uid line), sedangkan vertikal garis miring di sebelah kanan menunjukkan garis dimana refrigeran berada pada fase uap jenuh (saturated vapor fine). 5efrigeran yang berada pada kedua garis tersebut akan berada pada fase +ampuran +air-uap. Pergerakan refrigeran dari titik e ke a menunjukkan perubahan ke fase uap jenuh, sedangkan pergerakan refrigeran dari titik b ke d menunjukkan perubahan ke fase +airan jenuh. Pada saat refrigeran berubah fase dari +air menjadi uap, maka refrigeran akan menyerap panas $enthalpy&, dimana panas ini diperoleh dari bahan dan menyebabkan suhu bahan menurun. Sedangkan pada saat refrigeran berubah fase dari uap menjadi +air, refrigeran akan melepaskan kalor ke lingkungan. Se+ara bertahap, siklus refrigerasi yang digambarkan dalam diagram P-C dapat dijelaskan sebagai berikutD

Pada saat dialirkan dari posisi a $dimana refrigeran berada dalam fase uap jenuh& ke posisi b melewati kompresor, maka refrigeran akan mengalami penekanan $kompresi& dari P0 ke P%. Sebagai akibat peningkatan tekanan ini, suhu refrigeran akan meningkat melebihi suhu di sekelilingnya Sebagai akibatnya, refrigeran men+apai kondisi lewat panas (superheated vapor) di posisi b. Panas yang diperlukan untuk berubah dari jenuh menjadi lewat jenuh ini membutuhkan kalor sebesar C6-C%. se+ara berangsur-angsur akan mengalami perubahan fase $kondensasi& dari superheated vapor, uap jenuh (saturated vapor), dan akhirnya +airan jenuh (saturated li!uid) di posisi d. Perubahan fase ini terjadi pada tekanan konstan $P%&. Pada saat perubahan fase dari uap superheated ke +air jenuh ini refrigeran melepaskan panas ke lingkungannya $udara atau air&. @esarnya panas yang dibebaskan dari superheated vapor ke saturated li!uid adalah C6-C1. 5efrigeran yang telah mengalami kondensasi ini akan ditampung pada tangki refrigeran $di posisi d&.

b *ari posisi b, refrigeran akan bergerak menuju kondenser. .etika melewati kondenser, refrigeran

5efrigeran +air jenuh (saturated li!uid) di posisi d kemudian akan dipompa lagi untuk memasuki katup ekspansi menuju posisi e. (kibat adanya penu- runan tekanan dari P% ke P0, sebagian dari refrigeran berubah fase menjadi gas. *engan demikian, refrigeran yang keluar dari katup ekpansi adalah +ampuran antara fraksi +air dan gas yang dikenal dengan istilah 2flash gas2. 5efrigeran yang mengalami perubahan fase memiliki enthalpy C0. *engan kondisi tekanan dan suhu lebih rendah dibanding lingkungannya, refrigeran akan dengan mudah menyerap panas dari lingkungan $termasuk bahan pangan& di bagian evaporator. Penyerapan panas ini terjadi ketika refrigeran dari posisi e melewati evaporator untuk berangsurangsur menguap sehingga men+apai uap jenuh (saturated vapor) di posisi a. Panas yang diperlukan untuk evaporasi dari +ampuran +air-uap di posisi e ke saturated vaporti" posisi a adalah C%-C1. Selanjutnya, refrigeran berubah fase kembali menjadi superheated vapor dengan adanya perubahan tekanan ketika melewati kompresor. *emikianlah siklus ini berlangsung

,opik 9, Sistem Pendinginan

se+ara terus menerus sehingga menyebabkan kalor dari bahan diambil yang menyebabkan suhunya turun. Rangkuman !aftar Pustaka

1ellows,P-. 199%. 1ood Pro+essing ,e+hnologyD Prin+iple and Pra+ti+e. /llis Cor- wood, 4ew ?ork. Sharma,S..., )ulvaney,S.l dan 5i vi,S.S.C. %777. 1ood Pro+ess /ngineeringD ,heory and Eaboratory />periments. Filey 0nters+ien+e, 4ew ?ork. Singh,5.P. and Celdman,*.5. %771. 0ntrodu+tion to 1ood /ngineering. 6rd ed, (+ademi+ Press, San *iego, #(. ,oledo,5.,. 1991. 1undamentals of 1ood Pro+ess /ngineering. Gan 4ostrand 5einhold, 4ew ?ork

,opik 9, Sistem Pendinginan

Sistem Pendinginan
F. Kusnandar, P. Hariyadi dan E. Syamsir

Topik

Pendahuluan Prosedur untuk menentukan siklus refrigerasi kompresi mekanis memer- lukan data panas laten penguapan dan panas jenis +airan refrigeran dalam kon- disi jenuh (saturated li!uid). Shelton dan Arossman $199:& telah membuatnya menjadi kurva diagram hubungan antara tekanan dan entalpi atau diagram P-C atau disebut juga *iagram )ollier $Gambar 1%. *iagram ini akan menyederha- nakan perhitungan yang kompleks dalam menentukan performance dari siklus refrigerasi kompresi mekanis dengan menggunakan refrigeran murni. Seperti telah dijelaskan dalam Sub-topik 9.1, siklus refrigerasi dapat diplotkan dalam bentuk diagram P-C.

Gambar 1. *iagram hubungan tekanan $P& dan entalpi $#% dalam sistem refrigerasi $*iagram )ollier&

@eberapa karakteristik untuk menyatakan performan+e sistem refrigerasi adaiah laju refrigeran, laju keija dalam kompresor, panas yang diserap oleh evaporator, dan coefficient of performance (C#$). 'ntuk menghitung performance sistem refrigerasi tersebut, perlu diketahui nilai tekanan $C0, C% dan C6& dan tekanan $P0 dan P%&. 4ilai-nilai tersebut adalah sebagai berikutD P0D ,ekanan refrigeran pada kondisi saturated li!uid P%D ,ekanan refrigeran pada kondisi saturated vapor C0D /ntalpi pada saat refrigeran pada kondisi saturated li!uid C%D /ntalpi pada saat refrigeran pada kondisi saturated vapor C6D /ntalpi pada saat refrigeran pada kondisi superheated vapor )ara menggunakan diagram P"# $Mollier% *iagram P-C atau diagram )ollier digunakan untuk menentukan nilai-nilai P0, P%, C0, C% dan C6 pada kondisi tertentu. *iagram P-C spesifik untuk setiap refrigeran. Gambar ( dan * se+ara berturut-turut adalah diagram )ollier untuk refrigeran 1reon 1% dan amonia. Aambar tersebut mem perl ihatkan saturated li!uid lines di sebelah kiri dan saturated vapor lines di sebelah kanan. *alam diagram juga terdapat constant enthropy lines dan constant temperature lines. 4ilai tekanan berada pada sumbu y $dalam satuan psia&, sedangkan entalpi pada sumbu > $dalam satuan @,'=lb&. 'mumnya, dalam perhitunganperhitungan performance sistem refrigerasi, informasi tekanan tidak tersedia, tetapi yang diketahui adalah suhu refrigeran di bagian evaporator dan kondenser. 'ntuk mengetahui tekanan uap refrigeran pada suhu tertentu, maka dapat digunakan grafik

tekanan uap refrigeran pada berbagai suhu $Gambar +%. *alam grafik tersebut, sumbu > adalah suhu refrigeran $dalam "#&, sedangkan sumbu y adalah tekanan uapnya $dalam 0bf=in%&. 'ntuk mengetahui nilai tekanan dan entalpi dalam sistem S0, maka dapat digunakan faktor konversi $lihat kembali ,opik 1 tentang Satuan dan *imensi&. Eangkah-langkaBh yang harus dilakukan untuk menentukan nilai entalpi $C0, C% dan C6& dan tekanan $P0 dan P%& dari diagram P-C )ollier adalah sebagai berikutD $a& ,entukan tekanan uap dari sistem, yaitu tekanan pada saat refrigeran berada pada kondisi saturated li!uid $P0& dan pada saat refrigeran pada saat satu% rated vapor $P%& dengan menggunakan grafik hubungan suhu-tekanan $Gambar +%. *alam grafik tersebut, terdapat beberapa kurva untuk jenis refrigeran yang berbeda, yaitu freon 1% $51%&, freon %% $5%%&, 516@1 dan 5<1< $amonia&. Pilih grafik yang sesuai dengan refrigeran yang digunakan.

a P0 ditentukan dari suhu refrigeran


ketika men+apai uap jenuh di evaporator.

b P% ditentukan dari suhu refrigeran


pada saat men+apai saturated li!uid setelah melewati kondenser.

,nthalp-

.T/0lb abo1e saturated 2i3uid at "+45

Gambar (. *iagram entalpi vs tekanan untuk 1reon 1% $51%&

,nthalp- " .T/0lb Abo1e Saturated 2i3uid at "+65

Gambar *. *iagram entalpi vs tekanan untuk amoni a

Temperature

Gambar +. ,ekanan uap refrigeran sebagai fungsi dari suhu $b& @ila P0 dan P% telah diketahui, maka dapat ditentukan nilai C0, C% dan C6 sebagai berikutD

a C0 ditentukan dengan menarik garis


horisontal dari titik P% hingga berpotongan dengan saturated li!uid line pada diagram )ollier, kemudian dari titik ini ditarik garis vertikal sehingga memotong sumbu >.

b C% ditentukan dengan menarik garis


horisontal dari titik P0 hingga berpotongan dengan saturated vapor line pada diagram )ollier, kemudian dari titik ini ditarik garis vertikal sehingga memotong sumbu >.

c C6 ditentukan dengan +ara membuat


garis perpotongan antara P0 dengan C% pada garis saturated vapor line, kemudian dari titik ini ditarik garis sepanjang constant entropy line ke atas sehingga berpotongan dengan garis pada saat P% ter+apai $dibuat dahulu garis horisontal dari P% sehingga memotong constant temperature line pada suhu refrigeran akan mengalami kondensasi&. *ari titik perpotongan pada P% ini, kemudian ditarik garis

ke bawah sepanjang kurva constant temperature line $suhu kondensasi& sehingga memotong sumbu > $lihat diagram )ollier&. ,itik pada sumbu > menunjukkan nilai C6. Perhitungan !alam Sistem Refrigerasi *alam disain sistem refrigerasi perlu terdapat beberapa parameter yang sering digunakan untuk mengetahui kemampuan refrigerator. Parameter-para- meter yang dimaksud adalah $a& jumlah panas yang dipindahkan dari produk ke refrigeran, $b& beban pendingin, $+& laju alir refrigeran, $d& kerja pada kompresor, $e& panas yang dilepaskan kondenser, $f& panas yang diserap refrigeran di evaporator, dan $g& koefisien kinerja dari sistem refrigerasi (coefficent of perfor% mance). *alam perhitungan diperlukan diagram )ollier $Gambar 1 dan (% dan grafik hubungan suhu-tekanan $Gambar *%7 terutama untuk menentukan nilai P0, P%, C0, C% dan C6. Jumlah panas yang dipindahkan dari produk jumlah panas yang berpindah dari bahan ke refrigeran dipengaruhi oleh massa bahan pangan yang didinginkan, panas spesifik dari bahan pangan, dan perubahan suhu yang diinginkan. Cal ini dapat dinyatakan dengan persamaan 1. H I m #p (, $1& dimanaD H I jumlah panas yang dihilangkan $joule atau @,'& m I maBssa bahan pangan $kg& #p I panas spesifik bahan pangan $joule=kg"#& (, I perbedaan suhu bahan $,o-,l&, dimana ,o adatah suhu awai bahan dan && adalah suhu bahan yang diinginkan setelah pendinginan $"#& Beban pendinginan

@eban pendinginan (cooling load) adalah total energi panas yang harus dihilangkan untuk mendapatkan penurunan suhu yang diinginkan. Satuan yang umum digunakan untuk menyatakan jumlah panas yang dipindahkan adalah ton refrigerasi, yaitu laju pembuangan panas untuk membekukan 1 ton air selama %8 jam. 'ntuk air, panas yang diperlukan untuk perubahan wujud dari +air ke es adalah 1%.777 @,'=jam yang dapat dinyatakan dengan rum us berikut $persamaan %&D (H2-H )!

=--------------------------------(2)
ton

12.00 0
dimana ) adalah berat refrigeran yang bersirkulasi melalui sistem refrigerator per satuan waktu. "a#u re$rigeran Perhitungan untuk menentukan laju refrigeran dapat dihitung dari beban pendinginan $ton refrigerasi& dibagi dengan perubahan entalpi dalam sistem evaporator $C%-C1& $persamaan 6&.

. .. ,. Beban pendinginan
.e+epatan alir refrigeran I v I ----------------------------------------------------------------------------------% ----------------------------------------------------------------------------------$6&

HI H1
%anas yang diiepaskan kondenser

*alam kondenser teijadi perubahan entalpi sebagai akibat kerja dari kondenser untuk merubah fase refrigeran dari fase superheated ke fase +airan jenuh pada tekanan tetap, yaitu sebesar C6-C1. @anyaknya panas yang diiepaskan oleh refrigeran ke lingkungan dapat dihitung dengan persamaan 8. H+ I v$C6Cl& $8& %anas yang diserap re$rigeran di evaporator *alam evaporator terjadi perubahan entalpi sebagai akibat kerja dari evaporator untuk merubah fase refrigeran dari fase +air ke fase uap jenuh dengan +ara menyerap panas dari lingkungannya, yaitu sebesar C%-C1. -umlah panas yang diserap oleh refrigeran dapat dihitung dengan persamaan :. Panas yang diserap di evaporator - He I v$C%-Hl) $:& Ker#a pada &'ompressor Pada kompresor terjadi perubahan entalpi sebagai akibat kerja dari peningkatan tekanan dari P0 ke P%, sehingga refrigeran berubah dari fase uap jenuh ke fase superheated. .ompresor akan memberikan kerja dengan mengikuti garis entropi konstan pada diagram )ollier. .erja yang diberikan oleh kompresor dapat dihitung dengan persamaan !.
(6)

'
dimanaD v I laju alir refrigeran $-=detik& C% I entalpi refrigeran sebelum kompresi $-=kg& C6

I entalpi refrigeran setelah kompresi $-=kg& y I #p=#y 4ilai y tergantung dari jenis refrigeran, yaitu untuk #C#0%1% $51%&Il,18, #C#01% $5%%&Il,19, dan amonia $5 <1<&I 1,%9. Koe$isien kiner#a ('oe$$i(ent o$ per$orman(e atau ')%) .egunaan suatu sistem refrigerasi kompresi mekanis adalah memidahkan panas dari lingkungan yang bersuhu rendah ke lingkungan yang bersuhu tinggi. @iasanya, jumlah panas yang dapat diserap oleh refrigeran di evaporator lebih besar $C%-C1& dibandingkan dengan jumlah panas yang dapat diberikan oleh kompresor $C6-C%&. 0stilah yang dipakai untuk menilai unjuk kerja suatu sistem refrigerasi ini adalah "coefficient of performance" atau #3P, yaitu perbandingan antara panas yang diserap oleh refrigeran pada saat melewati evaporator dengan panas yang dipasok oleh kompresor $persamaan <&. $<& $C6 C%& Ker#a yang diperlukan untuk mendinginkan .erja yang diperlukan untuk pendinginan dapat dinyatakan dengan persamaan 9 berikutD
p

JH2*H+

yC OP
K}

*engan mensubstitusikan persamaan % ke persamaan 9, maka diperoleh kerja

untuk proses pendinginan $dalam satuan @,'=jam tonr& sebagai berikutD

(ton,)(\ %.777& yCOP _ , . . t BTU P dinyatakan dalam satuan


n

ja (ton!)

@ila dinyatakan sebagai kerja yang diperlukan dalam unit horse power $CP&, maka diperoleh nilaiD

($ +7819 ton! yCOP


Berat re$rigeran yang bersirkulasi @erat refrigeran yang bersirkulasi dalam sistem refrigerasi dapat dihitung dari rasio antara kapasitas pendinginan per ton refrigerasi $1%.777 @,'=jam& dengan kapasitas pendinginan per satuan berat refrigeran $C%-C1& $@,'=lb atau -oule=kg&D @erat refrigeran I kapasitas pendinginan per ton refrigerasi $11& C%- C0

Contoh Is
Suatu sistem refrigerasi dioperasikan pada suhu +oil evaporator $sisi tekanan rendah& -67"1 $-68f8"#& dan suhu kondenser $sisi tekanan tinggi& 177"1 $6<,9"#&. 5efrigeran yang digunakan adalah 51% dengan nilai +p=+v I 1,18.

(a

,entukanlah sisi tekanan tinggi dan tekanan rendah

(b (c (d

,entukanlah nilai C0, C% dan C6 @uat diagram P-C ,entukanlah $i& kapasitas refrigerasi, dan $ii& #3PJ

(e

Citunglah tenaga yang diperlukan $CP& per ton refrigerasiJ

$7 Citunglah jumlah refrigeran yang diperlukan per ton refrigerasiJ -awab

(a

*engan menggunakan Aambar 1 untuk 51%, maka nilai tekanan rendah $P0& pada suhu evaporator 67H1 adalah 1%,6 psia $P0& atau 9: kPa, sedangkan sisi tekanan tinggi $P%& pada 177"1 adalah 166 psia $P%& atau 917 kPa. *engan menggunakan *iagram )ollier untuk 51% $Aambar 1&, maka dapat ditentukan nilai-nilai C0, C% dan C6 sebagai berikutD

(b

C0D garis perpotongan antara garis horisontal pada tekanan 166 psia $P%& dengan saturated liKuid line, kemudian ditarik garis vertikal sehingga memotong sumbu >. *iperoleh nilai 6% @,'=lb $9.8 k-=kg& C%D garis perpotongan antara garis horisontal pada tekanan 1%,6 psia $P0& dengan saturated vapor line, kemudian ditarik garis vertikal sehingga memotong sumbu >. *iperoleh nilai <8 @,'=lb $1<,% k-=kg&.

C6D ditarik garis horisontal dari P% sehingga memotong constant temperature line pada suhu kondensasi tertentu $177"1&. Aaris pada proses kompresi diperoleh dengan +ara menarik garis dari perpotongan P0 dengan C% sepanjang entropy line sehingga memotong garis perpotongan antara P% pada suhu kondensasi tersebut. 4ilai C6 diperoleh dengan menarik garis memotong sumbu > melalui constant temperature line, *iperoleh nilai 98 @,'=lb $%1,9 k-=kg&. $+& *iagram P-C dibuat dengan memplot data tekanan $P0 dan P%& dan entalpi $C0, C% dan C6 1** & P 1(. iB: a . a

**(

8+ :+

,nthalp- $#; btu0lb% $d& $i& .apasitas refrigerasi I C% - C0 I <8 - 6% I 8% @,'=lb I 99.777 -=kg $i3

COP I

I $<8 - 6%&=$98 -<8& I %,1 $C6 - C%& HP 4,715

ton !

$e &

I 8,<1!=$1,18L%,1& I 1,9< CP=tonr

yCOP

$f& 5efrigeran yang dibutuhkan per ton refrigerasi I 1%.777 @,'=h = 8% @,'=lb I %9! lb refrigeran=jam I 1%9 kg=jam.tonr

- --NanlNNNpfirNNbtdipi yaj B tNgNn-;ketikaM

hubunganggafi kan;igntuMNiNi itiB kompresor, ko

Rangkuman

!aftar Pustaka 1ellows,P.-. 199%. 1ood Pro+essing ,e+hnologyD Prin+iple and Pra+ti+e. /llis Corwood, 4ew ?ork. Singh,5.P. and Celdman,*.5. %771. 0ntrodu+tion to 1ood /ngineering. 6rd ed, (+ademi+ Press, San *iego, #(. ,oledo,5.T. 1991. 1undamentals of 1ood Pro+ess /ngineering. Gan 4ostrand 5einhold, 4ew ?ork.

Anda mungkin juga menyukai