Anda di halaman 1dari 2

PENGARUH HILANGNYA KAWAT NETRAL SALURAN DISTRIBUSI 20 kV TERHADAP GRADIEN TEGANGAN DI PERMUKAAN TANAH Agus Supardi Aris Budiman

Umar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRACT Sistem distribusi 20 kV seperti di wilayah APJ Surakarta menggunakan sistem bintang 4 kawat multy grounded common neutral. Pada sistem ini, seluruh sistem pentanahannya dihubungkan menjadi satu melalui kawat netral. Hilangnya kawat netral pada beberapa tempat menyebabkan perubahan karakteristik sistem pentanahannya. Semakin banyaknya kawat netral sistem distribusi yang terputus dikhawatirkan akan berakibat pada mengecilnya arus gangguan sampai di bawah nilai arus setting GFR(Ground Fault Relay) sehingga peralatan proteksi tidak dapat bekerja dengan baik. Bila relai proteksi tidak bekerja berarti arus gangguan akan mengalir ke tanah dalam waktu yang lebih lama sehingga 2 titik di permukaan tanah tersebut juga akan timbul gradien tegangan dengan nilai yang lebih besar. Hal ini berarti bahayanya juga lebih besar. Dengan demikian, sangatlah perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis karakteristik gradien tegangan di permukaan tanah yang dilalui saluran distribusi tenaga listrik yang kawat netralnya hilang di beberapa tempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh hilangnya kawat netral saluran distribusi terhadap nilai impedansi pentanahan, arus gangguan tanah, dan gradien tegangan di permukaan tanah. Bahan utama dalam penelitian ini adalah saluran distribusi tenaga listrik 20 kV 4 kawat yang terletak di Dukuh Trangsang, Desa Trosemi Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Lokasi tepatnya adalah tiang listrik dengan nomor JJR06058SO73, JJR06058SO74, dan JJR06058SO75. Penelitian diawali dengan pengumpulan data-data saluran distribusi di PLN, yang kemudian dibuat modelnya untuk menentukan arus gangguan tanah dan gradien tegangan di permukaan tanah. Pengukuran impedansi pentanahan dan gradien tegangan di permukaan tanah juga dilakukan secara langsung di lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Nilai impedansi pentanahan dipengaruhi oleh panjang kawat netral yang hilang, jarak pengukuran dan sudut pengukuran. Semakin panjang kawat netral yang hilang maka impedansi pentanahannya akan semakin besar walaupun kenaikannya tidak terlalu signifikan. Nilainya berkisar antara 0,11 0,17 ohm. Kenaikan signifikan (menjadi

10,2 ohm) terjadi saat semua kawat netral dari gardu induk sampai lokasi penelitian dicuri orang. Semakin jauh jarak pengukurannya maka impedansi pentanahannya akan semakin besar. Variasi sudut pengukuran akan berpengaruh terhadap impedansi pentanahannya jika kondisi tanahnya tidak seragam. 2. Semakin panjang kawat netral yang hilang maka arus gangguan tanahnya akan semakin kecil walaupun penurunannya tidak terlalu signifikan. Nilai arus gangguan tanahnya berkisar antara 1564 - 1572 A. Penurunan signifikan (menjadi 688 A) terjadi saat semua kawat netral dari gardu induk sampai lokasi penelitian dicuri orang. Nilai arus gangguan ini masih di atas setting alat proteksinya (relay gangguan tanah) sehingga tidak berpengaruh terhadap unjuk kerjanya. 3. Pada saat kondisi tidak ada gangguan, gradien tegangan di permukaan tanah saat pagi hari (beban normal) atau sore hari, nilainya sangat kecil (di bawah 1 volt) sehingga tidak berbahaya bagi makhluk hidup. Pada saat kondisi gangguan, gradien tegangan di permukaan tanahnya menjadi jauh lebih besar sehingga bisa membahayakan makhluk hidup. Nilainya berkisar antara 172 266 volt. Kenaikan signifikan (menjadi 7017,6 volt) terjadi saat semua kawat netral dari gardu induk sampai lokasi penelitian dicuri oleh orang. Kata kunci: nilai impedansi Tahun Pelaksanaan Sumber Dana : 2007 : Dikti / Dosen Muda

Anda mungkin juga menyukai