Anda di halaman 1dari 19

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS GADJAH MADA

PRAKTIKUM GEOELEKTRISITAS DAN ELEKTRO MAGNET ACARA 5 : METODE AUDIO MAGNETOTELURIK

DISUSUN OLEH :

INDRIANI
11/316690/PA/13819 KELOMPOK : B2 ASISTEN ACARA : F DHITYA KUSUMAWARDANI, ALFIAN NUGRAHA, AYU PUTRI PERMATASARI

YOGYAKARTA 2013

LAPORAN PRAKTIKUM GEOELEKTRISITAS DAN ELEKTROMAGNET ACARA 6 : METODE AUDIO MAGNETOTELURIK

I.

DASAR TEORI Magnetotellurik merupakan salah satu metode geofisika yang memanfaatkan gelombang EM untuk mengetahui nilai-nilai konduktivitas/resistivitas di bawah permukaan. Berdasarkan keaktifan sumbernya, metode MT dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : 1. CSAMT (Controlled Source Audio Magneto Telluric) Merupakan metode MT yang bekerja dalam jangkau frekuensi audio (20Hz 20KHz) dan dalam perekamannya menggunakan sumber aktif yang terkontrol berupa sumber gelombang sweep yang menjangkau band frekuensi yang dinginkan. 2. AMT (Audio Magneto Telluric) Merupakan metode yang juga bekerja dalam jangkau frekuensi audio, namun tanpa menggunakan sumber buatan. Sinyal EM masukan merupakan sinyal yang dihasilkan oleh alam. Sinyal ini memiliki beberapa death band (blankspot) pada frekuensi sekitar 100Hz. Dari sisi jangkau frekuensinya, terdapat pula metode MT (magneto Telluric) yang menggunakan jangkau frekuensi yang lebih rendah hingga dibawah 1Hz. Perbedaan utama dari metode tersebut adalah perbedaan sensor penerima medan magnetiknya. Metode MT 1D ini juga akan menghasilkan data tahanan jenis sebagai fungsi kedalaman yang mirip seperti metode VES pada modul sebelumnya. MT 1D dan VES merupakan dua metode yang saling berkomplemen,karena saling mendukung terutama karena perbedaan kedalaman yang bisa dicapainya. Metode VES biasanya digunakan untuk target dangkal, sedangkan metode MT untuk target yang relative dalam.

Gambar di atas menunjukkan contoh aplikasi metode MT dalam menganalisis area geothermal di gunung Vesuvius. Gambar sebelah kiri menunjukkan plot data lapangan (segitiga hitam) dan plot kurva sintetik hasil pemodelannya (garis hitam) masing-masing untuk data resistivitas semu (App Rho) dan Fase nya. Gambar pada bagian tengah menunjukkan model resistivitas sebagai fungsi kedalaman yang menghasilkan garis sintetik pada kurva sebelah kiri. Gambar sebelah kanan adalah data kolom stratigrafi daerah dimaksud. Dari kacamata MT, terlihat bahwa terdapat anomaly tahanan jenis hingga bernilai 10 Ohm pada kedalaman 1000m hingga 2000m. Berdasar gambar tersebut dapat ditunjukkan bahwa metode MT dapat menggambarkan secara vertical nilai-nilai tahanan jenis medium hingga kedalaman yang sanget dalam (hingga 10km) di bawah permukaan tanah.

II.

III.

IV.

Contoh aplikasi yang lain dapat dilihat pada gambar di atas. Pada gambar ini ditunjukkan hasil analisis data MT yang diperbandingkan dengan dataTDEM (Time Domain EM) dan data log resistivitas. Perbandingan data ketiganya menunjukkan korelasi yang bagus antarketiganya. Untuk gambar di sebelah kanan, tanda bulatan menunjukkan data lapangan beserta bendera kesalahannya, sedangkan garis tebal diantaranya menunjukkan data perhitungan untuk model terbaik di sampingnya. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Mahasiswa dapat memahami pemodelan maju dari metode MT 2. Mahasiswa dapat melakukan pemodelan maju untuk kasus-kasus yang terdapat di lapangan 3. Mahasiswa dapat mengoperasikan software pemodelan yang tersedia secara gratis di internet 4. Mahasiswa dapat mempersiapkan data untuk proses inversi data MT 5. Mahasiswa dapat melakukan proses inversi 1D MT ALAT DAN BAHAN 1. Software MT1D (IP2WIN) 2. Data latihan DATA PERCOBAAN 1. Data Titik Pengukuran Rho App 955 739,7 541,2 384,3 271,5 193,3 139,5 101,4 73,8 54,1 40,9 minus fase -62,6 -68,3 -72,3 -74,6 -75,5 -75,4 -74,6 -73,5 -71,5 -68,3 -63,1

Nama Titik AMT_1

T 1 1,6 2,5 3,8 6 9,4 14,7 23,1 36,1 56,5 88,5

F 1 0,63694 0,40816 0,26042 0,16639 0,10627 0,06789 0,04337 0,0277 0,0177 0,0113

AMT_2

Fase 62,6 68,3 72,3 74,6 75,5 75,4 74,6 73,5 71,5 68,3 63,1

akar T 1 1,264911 1,581139 1,949359 2,44949 3,065942 3,834058 4,806246 6,008328 7,516648 9,407444

138,5 216,9 339,5 531,6 832,2 1303 2040 3194 5000 2. Data Input

0,0072 0,00461 0,00295 0,00188 0,0012 0,00077 0,00049 0,00031 0,0002

33,4 30,5 32 37,6 47,6 62,3 82,3 107,8 138,9

55,9 47,3 38,7 31,6 26,6 23,7 22,4 22,4 23,2

11,7686 14,72753 18,42553 23,05645 28,84788 36,09709 45,16636 56,51548 70,71068

-55,9 -47,3 -38,7 -31,6 -26,6 -23,7 -22,4 -22,4 -23,2

3. Data Paper Nama Titik SITE_1 Rho App 47 42 45 42 38 37 36 32 30 29 27 25 20 14 minus fase 10 18 21 12 13 9 10 12 13 10 5 -5 -15 -38

T 0,0007 0,0008 0,0009 0,001 0,003 0,004 0,008 0,0098 0,01 0,015 0,02 0,03 0,05 0,06

F 1428,571 1250 1111,111 1000 333,3333 250 125 102,0408 100 66,66667 50 33,33333 20 16,66667

Fase -10 -18 -21 -12 -13 -9 -10 -12 -13 -10 -5 5 15 38

akar T 0,026458 0,028284 0,03 0,031623 0,054772 0,063246 0,089443 0,098995 0,1 0,122474 0,141421 0,173205 0,223607 0,244949

SITE_2

0,08 0,1 0,2 0,25 0,28 0,0007 0,0008 0,0009 0,001 0,003 0,004 0,008 0,0098 0,01 0,015 0,02 0,03 0,05 0,06 0,08 0,1 0,2 0,25 0,27 0,28

12,5 10 5 4 3,571429 1428,571 1250 1111,111 1000 333,3333 250 125 102,0408 100 66,66667 50 33,33333 20 16,66667 12,5 10 5 4 3,703704 3,571429

25 42 70 98 112 29 30 31 30 27 25 29 32 33 32 30 31 29 25 23 40 60 85 92 110

48 47 49 48 47 -10 -18 -21 -12 -13 -9 -10 -12 -13 -10 -5 5 15 38 48 47 49 48 47 50

0,282843 0,316228 0,447214 0,5 0,52915 0,026458 0,028284 0,03 0,031623 0,054772 0,063246 0,089443 0,098995 0,1 0,122474 0,141421 0,173205 0,223607 0,244949 0,282843 0,316228 0,447214 0,5 0,519615 0,52915

-48 -47 -49 -48 -47 10 18 21 12 13 9 10 12 13 10 5 -5 -15 -38 -48 -47 -49 -48 -47 -50

4. Data Input

V.

ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA 1. Analisa dan Pembahasan Data Setelah data yang diberikan selesai diinput ke Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan plot grafik Rho app vs T, grafik Fase vs T, serta grafik Minus Fase vs T.

Grafik Rho App vs T


1200 Rho apparent (ohm.m) 1000 800 600 400 200 0 1 10 100 T (s) 1000 10000

Dari plot data di atas dapat diketahui bahwa hasil plotting grafik Rho App vs T membentuk suatu kurva parabolik terbalik yang terbuka.

Grafik Fase vs T
80 70 Fase (derajat) 60 50 40 30 20 10 0 1 10 100 T (s) 1000 10000

Untuk grafik Fase Gelombang vs Periode diperoleh plot data berupa kurva parabolik tertutup. Satuan unit fase gelombang yang digunakan dalam analisa berupa derajat dengan unit periode dalam sekon.

Grafik Minus Fase vs T


0 -10 1 Minus Fase (radian) -20 -30 -40 -50 -60 -70 -80 T (s) 10 100 1000 10000

Untuk grafik Minus Fase Gelombang vs Periode diperoleh plot data berupa kurva parabolik terbuka. Satuan unit fase gelombang yang digunakan dalam analisa berupa derajat dengan unit periode dalam sekon. Dalam analisa menggunakan software IP2WIN_MT data yang digunakan berupa data minus fase untuk menyesuaikan dengan kurva data Rho App. 2. Analisa dan Pembahasan Data Hasil Output IP2WIN MT a. Titik AMT_1

Berdasarkan analisa di atas, diketahui bahwa dari data AMT titik pengukuran pertama yang diperoleh, diketahui adanya dua buah perlapisan batuan dengan rho lapisan pertama 920 m dan densitas lapisan kedua sebesar 11,8 m. b. Titik AMT_2

Berdasarkan analisa di atas, diketahui bahwa dari data AMT titik pengukuran kedua yang diperoleh, diketahui adanya dua buah perlapisan batuan dengan rho lapisan pertama 37,4 m dan densitas lapisan kedua sebesar 782 m. 3. Analisa dan Pembahasan Data Hasil Output Surfer

Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan software IP2WIN diperoleh data export ke surfer dengan metode gridding cross section. Selanjutnya data tersebut dirun dan menghasilkan gambar seperti di atas. Bulatan-bulatan dalam gambar menunjukkan perkiraan batas perlapisan berdsarkan nilai resistivitas semu dan elevasinya. Dari gambar tersebut diketahui bahwa diperkirakan di daerah pengukuran tersebut terdapat 3 buah perlapisan dengan nilai range resisitivitas yang berbeda-beda.

Berdasarkan gambar pula, diketahui bahwa besar nilai resisitivitas semu untuk tiap batas perlapisan berkisar antara 200 hingga 450. Sedangkan nilai resisitivitas semu untuk lapisan paling bawah bernilai sekitar 700 4. Analisa dan Pembahasan Data Paper Data diperoleh dari Geophysics Journals International dengan judul Constraining seismic parameters with a controlled-source audio-magnetotelluric method (CSAMT) oleh Pierre-Andr6 Schnegg dan Anna Sommaruga yang diterbitkan pada tahun 1995.
Berikut merupakan screenshot data dalam paper. Dalam paper diperoleh 2 titik pengukuran.

Selanjutnya dilakukan input data ke Microsoft Excel dan dilakukan plotting grafik Rho Apparent vs Periode, Grafik Fase vs Periode, dan Grafik Minus Fase vs Periode untuk masing-masing titik pengukuran.

Grafik Rho Apparent vs T Site 1


120 Rho Apparent (ohm.m)) 100 80 60 40 20 0 0 0,05 0,1 0,15 Periode (s) 0,2 0,25 0,3 Rho vs T

Grafik Fase vs T Site 1


60 50 40 30 Fase( ) 20 10 0 -10 0 -20 -30 Periode (s) -100,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 Fase vs T

Grafik Minus Fase vs T Site 1


30 20 10 Minus Fase ( ) 0 -10 0 -20 -30 -40 -50 -60 Periode (s) 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 Min Fase vs T

Grafik Rho Apparent vs T Site 2


120 Rho Apparent (ohm.m) 100 80 60 40 20 0 0 0,05 0,1 0,15 Periode (s) 0,2 0,25 0,3 23 Rho App vs T

Grafik Fase vs T Site 2


60 50 40 30 Fase ( ) 20 10 0 -10 0 -20 -30 Periode (s) 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 Fase vs T

Grafik Minus Fase vs T Site 2


30 20 10 Minus Fase ( ) 0 -10 0 -20 -30 -40 -50 -60 Periode (s) 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 Min Fase vs T

5. Analisa dan Pembahasan Data Paper Hasil Output IP2WIN MT a. Data Site 1

Berdasarkan analisa di atas, diketahui bahwa dari data AMT titik pengukuran pertama yang diperoleh, diketahui adanya beberapa perlapisan batuan dengan resisitivitas semu yang bervariasi. Berdasarkan data yang diperoleh dari analisa menggunakan IP2WIN diketahui bahwa pada titik pengukuran pertama diketahui adanya enam buah perlapisan batuan. b. Data Site 2

Berdasarkan analisa di atas, diketahui bahwa dari data AMT titik pengukuran kedua yang diperoleh, diketahui adanya beberapa perlapisan batuan dengan resisitivitas semu yang bervariasi. Berdasarkan data yang diperoleh dari analisa menggunakan IP2WIN diketahui bahwa pada titik pengukuran pertama diketahui adanya enam buah perlapisan batuan.

6. Analisa dan Pembahasan Data Paper Hasil Output Surfer

Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan software IP2WIN diperoleh data export ke surfer dengan metode gridding cross section. Selanjutnya data tersebut dirun dan menghasilkan gambar seperti di atas. Bulatan-bulatan dalam gambar menunjukkan perkiraan batas perlapisan berdsarkan nilai resistivitas semu dan elevasinya. Dari gambar tersebut diketahui bahwa diperkirakan di daerah pengukuran tersebut terdapat 3 buah perlapisan dengan nilai range resisitivitas yang berbeda-beda. Berdasrkan gambar di atas, diketaui bahwa dalam perlapisan batuan yang pertama ditemukan adanya perselingan batuan. Dari gambar di atas dapat diidentifikai sifat batuan yang mendominasi. Sifat batuan yang mendominasi area pengukuran adalah resistif dengan range nilai tahanan sekitar 0 hingga 200. 7. Analisa Data dan Pembahasan Model Geothermal a. Data Sintetik Geothermal Rho App Fase 100000 -35 96750 -17 94560 -5 89720 15 86010 25 74900 37 72310 42 69000 45 62400 46 58675 48 54000 52

Nama Titik Site_1

Site_2

Site_3

Site_4

46750 32870 25900 19860 15090 11987 9885 9564 8400 7500 5400 1500 1200 1000 985 875 740 720 690 600 530 312 300 258 245 198 156 102 87

57 58 60 64 65 69 70 73 76 78 76 73 70 69 65 64 60 57 52 48 46 45 42 37 25 15 -5 -17 -35

8. Analisa Data dan Pembahasan Sayatan Geologi Yogyakarta

Sayatan Geologi Sisi Barat Yogyakarta

Sayatan Geologi Sisi Timur Yogyakarta

Site_1

Site_2

Site_3

Site_4

a. Data Sintetik Sayatan Geologi Yogyakarta Nama Titik Site 1 Periode 1 1,65 2,89 3,12 4,68 5,98 20 47,2 67,2 80 1 1,65 2,89 3,12 4,68 5,98 20 47,2 67,2 80 1 1,65 2,89 3,12 4,68 5,98 20 47,2 67,2 F 1 0,606061 0,346021 0,320513 0,213675 0,167224 0,05 0,021186 0,014881 0,0125 1 0,606061 0,346021 0,320513 0,213675 0,167224 0,05 0,021186 0,014881 0,0125 1 0,606061 0,346021 0,320513 0,213675 0,167224 0,05 0,021186 0,014881 Rho App 5780 4325 2000 1789 1045 745 402 200 148 58 15000 13900 10000 7645 3789 1200 785 500 200 174 8500 6300 3800 1700 890 720 590 345 140 Fase -18 -17 -17 -16 -15 -15 -10 -10 5 25 40 45 48 52 54 60 62 65 70 74 70 65 62 60 54 52 48 45 40 akar T 1 1,284523 1,7 1,766352 2,163331 2,445404 4,472136 6,870226 8,197561 8,944272 1 1,284523 1,7 1,766352 2,163331 2,445404 4,472136 6,870226 8,197561 8,944272 1 1,284523 1,7 1,766352 2,163331 2,445404 4,472136 6,870226 8,197561 min fase 18 17 17 16 15 15 10 10 -5 -25 -40 -45 -48 -52 -54 -60 -62 -65 -70 -74 -70 -65 -62 -60 -54 -52 -48 -45 -40

Site 2

Site 3

Site 4

80 1 1,65 2,89 3,12 4,68 5,98 20 47,2 67,2 80

0,0125 1 0,606061 0,346021 0,320513 0,213675 0,167224 0,05 0,021186 0,014881 0,0125

70 15000 13900 10000 7645 632 550 420 330 250 100

25 5 -10 -15 -17 -16 -19 -18 -17 -15 -10

8,944272 1 1,284523 1,7 1,766352 2,163331 2,445404 4,472136 6,870226 8,197561 8,944272

-25 -5 10 15 17 16 19 18 17 15 10

b.Analisa dan Pembahasan Data Sayatan Geologi dengan IP2WIN

Berdasarkan data hasil input dari data sintetik, diketahui bahwa terdapat 4 perlapisan batuan dengan nilai Rho Apparent yang bervariasi yakni 2,97 hingga 5275. Data tersebut merupakan hasil masukan dari keempat buah titik pengukuran sepanjang sayatan geologi Yogyakarta.

Sementara itu data hasil input dari data sintetik pertama dibandingkan dengan input data sintetik kedua, diketahui bahwa terdapat 4 perlapisan batuan dengan nilai Rho Apparent yang bervariasi yakni 16,7 hingga 24485. Data tersebut merupakan hasil masukan dari keempat buah titik pengukuran sepanjang sayatan geologi Yogyakarta. c. Analisa dan Pembahasan Data Sayatan Geologi dengan Surfer

VI.

VII.

Berdasarkan data sintetik yang telah dibuat sebelumnya, diketahui persebaran resisitivitas semu pada empat titik pengukuran sepanjang sayatan geologi Yogyakarta. Nilai Resisitivitas yang mendominasi sekitar -10000 hingga 0 dengan besar tahanan semu maksimum sekitar 45000. Berdasarkan nilai tahanan tersebut diketahui bahwa sifat batuan yang mendominasi adalah konduktif. KESIMPULAN 1. Dari data yang diberikan oleh asisten, diperoleh tiga buah perlapisan batuan dengan range resistivitas batas antarlapisan 200-450 dengan sifat dominan batuan resistif. Berdasarkkan nilai kedalamannya, semakin ke bawah semakin resistif. 2. Dari data yang diperoleh di paper, diketahuibahwa di wilayah penelitian terdapat 3 buah lapisan utama dimana terdapat perselingan batuan pada lapisan 1. Jenis batuan yang mendominasi berupa batuan resistif. 3. Dari data sintetik sayatan geologi Yogyakarta diketahui bahwa terdapat beberapa perlapisan batuan dengan jenis bedrock yang sama dengan nilai resistivitas 2,97-16,7. Dari hasil analisa kontur surfer diketahui bahwa sifat batuan yang mendominasi adalah konduktif dengan cakupan wilayah di bagian permukaan dan dasar. Sementara bagian tengah didominasi oleh batuan dengan sifat resistif. DAFTAR PUSTAKA Asisten Praktikum GEM. 2013.Slide Presentasi Materi AMT. Yogyakarta. Laboratorium Geofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Gadjah Mada. Hartantyo, Eddy. 2013. Modul Praktikum Geoelektrisitas dan Elektromagnet 10. Yogyakarta. Laboratorium Geofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Gadjah Mada. Schnegg , Pierre-Andre and Anna Sommaruga. 1995. Constraining seismic parameters with a controlled-source audio-magnetotelluric method (CSAMT). Neuchdlel, Switzerland. Institut de Geologie

VIII.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai