Anda di halaman 1dari 2

Bells Palsy

Oleh: Besthari Anindita Pramitasari Bell's Palsy adalah paresis nervus VII perifer total pada salah satu sisi wajah yang penyebabnya idiopatik. Pada anamnesis diperlukan data-data sebagai berikut: a. Keluhan gangguan nervus VII perifer, berupa: - Tidak bisa menutup mata (lagoftalmus) --> gangguan saraf yg mempersarafi m.orbikularis okuli - kerut dahi tidak simetris --> gangguan pada persarafan m.frontalis - Senyum tidak simestris, salah satu sulkus nasolabial datar --> gangguan persarafan m.orbikularis oris - Keluhan pengecapan sebelah sisi. - Gangguan parasimpatis, seperti lakrimasi dan salivasi Keluhan tersebut timbul sesuai dengan jaras anatomi nervus VII: Jaras nervus VII Jaras motorik diahantarkan melalui jaras corticobulbar menuju nukleus facialis di batang otak. Nervus VII terdiri atas nervus fasialis dan nervus intermedius. Dari batang otak, nervus fasialis keluar pada meatus aukustikus interna menuju ganglion genikulata dan mempersarafi otot-otot wajah m.orbikularis okuli, m.orbikularis oris, maupun m.frontalis. Nervus intermedius akan menuju ganglion pterygopalantin untuk inervasi kelenjar lakrimal. Selain itu, melalui nervus chorda timpani, nervus intermedius menuju ganglion submaksila dan sublingual untuk inervasi kelenjar salivari. Komponen sensoris dari nervus VII berupa impuls sensasi pengecapan pada bagian 2/3 anterior lidah dihantarkan melalui nervus chorda timpani menuju nukleus solitarius.

b. Keluhan untuk mengesklusi kemungkinan lesi pada tempat lainnya, misalnya gangguan pendengaran, telinga berdenging. Hal ini disebabkan tempat keluar nervus VII sama dengan tempat keluar nervus VIII, sehingga gangguan nervus VII yang juga disertai gangguan nervus VIII, dapat menimbulkan kecurigaan lain seperti tumor maupun infeksi intrakranial yang gejalanya menyerupai Bell's Palsy

c. Faktor risiko pada pasien Bell's Palsy, berupa infeksi Herpes sebelumnya, pasien immunosupressan, wanita hamil, penderita Diabetes Mellitus. Tatalaksana Bell's Palsy Tatalaksana untuk penyakit ini terdiri atas terapi medikamentosa dan non medikamentosa: a. Terapi medikamentosa Prednison 60 mg/hari selama lima hari, tappering off dosis dikurangi 10 mg/hari setiap minggu. Efek sampingnya adalah peningkatan kadar gula darah dan iritasi lambung. Pada anamnesis perlu diketahui kadar gula darah pasien (jika tidak diketahui perlu diperiksa), riwayat DM pada keluarga sebagai faktor risiko, serta riwayat sakit lambung atau gastritis. Pada masa pengobatan, kadar gula darah perlu dikontrol. - Jika terdapat peningkatan kadar gula darah yang tidak wajar (berlebihan), pengobatan dihentikan karena efek samping hiperglikemi lebih berat. - Jika terdapat riwayat gastritis, pengobatan ditambah dengan omeprazol 20 mg, 2x/hari, sebelum makan. b. Terapi non medikamentosa Pada pasien Bell's Palsy rawan terjadi iritasi pada kornea karena kesulitan dalam menutup mata. Oleh karena itu, pasien perlu diedukasi untuk perlindungan mata berupa penggunaan kacamata, pemberian air mata buatan, penggunaan plester saat mandi dan tidur. Terapi lainnya adalah neuro exercise berupa senam muka yang melibatkan otot m.frontalis, m.orbikularis okuli, dan orbikularis oris karena pemulihan Bell's palsy membutuhkan waktu.

Anda mungkin juga menyukai