Tiba-tiba aku ingat sebuah kejadian seru, lucu dan menegangkan saat aku ikut mewakili SMPku untuk Peserta Pramuka antar SMP sekecamatan di daerahku. Nasi Goreng Spesial Ludah. Haah?? Nasi goreng Ludah? Apa-apaan? Waktu itu kami bersama team sekira 12 orang mewakili SMPku tercinta untuk ikut lomba pramuka se kecamatan. Ceritanya bermula ketika saat masing-masing grup disuruh membuat makanan untuk dinilai siapa yang paling enak. Karena kami dasarnya anak kampung, kami secara alamiah sudah terbiasa masak sendiri di rumah. Maka tercetuslah ide untuk membuat nasi goreng agar mudah serta bisa banyak kombinasinya. OK kami mulai meracik bumbu, menyiapkan nasi dan mempersiapkan hiasan seperti tomat iris, wortel, yang kami racik layaknya hiasan pelengkap sajen buat jin. Tiba-tiba ada salah seorang dari kami yang ingat kok lomba bikin nasi gorengnya malam-malam. Kemudian kami menyadari (dengan tuduhan) bahwa nasi goreng itu akan menjadi makan malam para panitia. Entah setan dari mana yang yang merasuki kami waktu itu, tiba-tiba kami sepakat untuk menyumbangkan penyedap rasa alami dari tubuh kami. Saat nasi goreng mau ditaruh di piring, kami satu-persatu meludahi sebanyak-banyaknya nasi goreng itu, kemudian kami aduk-aduk sebentar. Hueeekkkk sambil kami ketawa-tawa.... Kemudian kami tutup nasi goreng itu dengan hiasan dari cabe merah, wortel, timun dan daun. Wha pokoknya kelihatan enak sekali nasi gorengnya. Ha ha ha ha (dan setanpun ikut tertawa..) Dengan perasaan bangga kami mengantarkan nasi goreng spesial ludah ke ruangan penilai. Sesampai di sana ternyata team kami agak terlambat. Tapi untungnya masih diterima. Waktu itu yang membuat nasi goreng ternyata nggak banyak cuma ada beberapa team. Kemudian kami balik badan pamitan menuju tenda kami. Tetapi 2 orang diantara kami nggak balik ke tenda tetapi mengintip (sesuai pelajaran pramuka : menyusup) untuk melihat nasi goreng kami di makan atau tidak. Ho ho hoooo. Ternyata ketika kami menutup pintu ruang penilaian, acara makan malam panitia (kamuflase dari acara penilaian ketrampilan memasak) di mulai. Nih cerita temenku yang ikut mengintip proses makan malam itu. Katanya peserta panitia mempersilahkan ketua panitia untuk makan duluan. Karena banyak pilihan maka dicarilah makanan yang mungkin masih hangat. Dan jatuhlah pilihan itu pada nasi goreng kami : karena datang paling terakhir. Apa lagi dengan hiasan yang menarik. Pikir temanku waduh gawat kalau ketahuan nasgor itu rasa ludah gimana yah ? Tapi sesuatu yang tak terbayangkan adalah Kepala Sekolah itu lahap sekali memakan nasi goreng itu. Temanku yang mengintip tidak tahan melihatnya langsung balik ke tenda sambil mual-mual di jalan. Karena dia ingat, bukan cuma ludahnya yang ia tambahkan ke nasi goreng itu, tetapi upil dan ingus dia masukan Setelah ia bercerita pada kami yang menunggu di tenda, kami mendadak ketawa sejadijadinya Adedehh Mateito. apa nasi goreng itu menjadi gurih karena banyak rasa yah ? Ha ha ha ha.. ngakak sambil mual mau muntah. Sekian.