Anda di halaman 1dari 13

1.

Memahami dan menjelaskan gangguan kesadaran

ANATOMI PUSAT KESADARAN Pusat kesadaran manusia terletak pada bagian otak yang disebut dengan Formatio Reticularis (tepatnya pada batang otak). Formatio Reticularis terdiri dari anyaman sel dan serabut syaraf kontinu yang terletak dalam dan terbentang dari medula spinalis, medulla oblongata, pons, mesencephalon, subtalamus, hipotalamus, dan thalamus. Anyaman yang difus ini dapat dibagi menjadi tiga columna longitudinal, yaitu:
1.

olumna mediana menempati bidang median dan terdiri dari neuron!neuron olumna medialis berisi neuron!neuron yang sedang olumna lateralis berisi neuron!neuron yang kecil "elompok!kelompok neuron ini tidak berbatas jelas dan formation reticularis ini

berukuran sedang
2. 3.

mengandung kelompok sel transmitter khusus serta dapat mempengaruhi fungsi area susunan saraf pusat tertentu dengan teknik neurokimia dan lokalisasi sitokimia yang baru. #i inferior, formation reticularis bersambung dengan interneuron substansia grisea medulla spinalis, sedangkan di superior impuls diteruskan menuju korteks cerebri. Formatio reticularis ini mengandung dua komponen proyeksi, yaitu: $. Proyeksi Aferen %erbagai jaras aferen dari sebagian besar susunan syaraf pusat masuk ke formation reticularis. #ari medulla spinalis terdapat tractus spinoreticularis, tractus spinothalamicus, dan lemniskus medialis. #ari nuclei syaraf cranial terdapat tractus aferen asendens, antara lain jaras &estibular, akustik, dan &isual. #ari cerebellum, terdapat jaras cerebelloreticularis. #ari subtalamus, hipotalamus, serta nuclei thalamus dari corpus striatum serta system limbic terdapat tractus!tractus aferen selanjutnya.

'. Proyeksi (feren )aras!jaras eferen membentang ke ba*ah hingga ke batang otak dan medulla spinalis melalui tractus reticulobulbaris dan reticulospinalis ke neuron!neuron dalam di dalam nuclei motorik syaraf!syaraf cranial dan sel!sel kornu anterior medulla spinalis. P(+,A"-. ,A+/ 0(+-0%12"A+ P(+1R1+A+ "(3A#ARA+

-+.RA RA+-A2 Trauma "erusakan diffuse dari substansia alba : 4ematoma eksatradural 3ubdural %urst lobe Neoplasia .umor dengan edema Lain-lain (pilepsi 4idrochepalus ("3.RA"RA+-A2 Me a!olik 4ipo5hipernatremia 4ipio5hiperk.alemia 4ipo5hiperkalsemia 4ipo5hiperglikemia Asidosis5alkalosis 4ipo5hyperthermia 1remia, /agal hati Porfiria 4iperkapni 4ipoksia Oklusi ar eri Penyakit arteri &ertebra Penyakit karotis bilateral O!a 3edatif,, opiat Antidepresan, antikon&ulsan 6bat anestesi,7hipotensi Toksin
Alkohol

Vascular 4emoorrhagia subarachnoid 4ematoma intracerebral spontan -nfark cerebri (dema infark cerebri basilar Infeksi 0eningitis Absses (ncephalitis

En"okrin #iabetes Adrenal crisis (Addison) 4ipo5hiperparatiroidisme 4ipopituitarisme 4ipotiroidisme Respira or# insufficienc# 4ipo&entilation #efisiensi difusi #efisiensi perfusi Penurunan Aliran "ara$ cere!ral Penurunan car"iac ou pu 3erangan &aso&agal Perdarahan Penyakit &al&ular -nfark miokard aritmia. Pen#aki psikia rik 4isteria
"atatonia

Anemia

PENILAIAN KESADARAN #alam memeriksa tingkat kesadaran, seorang dokter kon&ersasi dan bila perlu memberikan ran'san' n#eri(
1. Inspeksi( Perhatikan apakah pasien berespons secara *ajar terhadap stimulus &isual,

melakukan inspeksi%

auditoar dan taktil yang ada di sekitarnya.


2. Kon&ersasi( Apakah pasien member reaksi *ajar terhadap suara kon&ersasi, atau

dapat dibangunkan oleh suruhan atau pertanyaan yang disampaikan dengan suara yang kuat.
3. N#eri. %agaimana respons pasien terhadap rangsang nyeri.

Penilaian kesadaran ini dapat dinilai dengan dua cara, yaitu: $. '. "ualitatif "uantitaif a. "ualitatif "ompos 0entis "esadaran yang normal. #elirium Penderita delirium menunjkan penurunan kesadaran disertai peningkatan yang abnormal dari akti&itas psikomotor dan siklus tidur bangun yang terganggu. 3omnolen "eadaan mengantuk. "eadaan dapat sadar penuh bila dirangsang. Penderita mampu member ja*aban &erbal dan menangkis rangsang nyeri. 3poor (stupor) "antuk yang dalam. Penderita masih dapat dibangunkan degan rangsang yag kuat, namun kesadarannya segera menurun lagi. Penderita masih dapat mengikuti suruhan yang singkat, dan masih terlihat gerakan spontan. .idak dapat diperoleh ja*aban &erbal dari penderita. /erak motorik untuk mengakis rangsang nyeri masih baik. "oma!ringan (semi koma)

Pada keadaan ini tidak ada respon terhadap rangsangan &erbal. Refle8 (kornea, pupil, dsb) masih baik. /erakan terutama timbul sebagai respon terhadap rangsang nyeri. "oma!dalam (komplit) .idak ada gerakan spontan. .idak ada respon sama sekali terhadap rangsang yang bagaimanapun kuatnya. b. "untitatif 1ntuk mengikuti perkembangan tingkat kesadaran dapat digunakan skala koma )las$o* yang memperhatikan tanggapan (respon) penderita terhadap rangsang dan memberikan nilai pada respons tersebut. .anggapan5respon penderita yang perlu diperhatikan adalah: a. b. c. 0embuka mata Respons &erbal Respons motorik (gerakan) +-2Aa( Mem!uka ma a 3pontan .erhadap bicara (suruh pasien buka mata) 9 :

#engan rangsang nyeri (tekan pada saraf supraorbita atau kuku jari) ' .idak ada reaksi (dengan rangsang nyeri pasien tidak membuka mata)$

!( Respon &er!al +!icara, %aik dan tidak ada disorientasi tahu *aktu, hari dan bulan) "acau (<confused=) .idak tepat 0engerang (tidak mengucapkan kata, hanya mengerang) 9 : ' (dapat bicara dalam kalimat, namun ada disorientasi *aktu dan tempat) (dapat mengucapkan kata!kata, namun tidak berupa kalimat dan tepat) ; (dapat menja*ab dengan kalimat yang baik dan tahu dimana ia berada,

.idak ada ja*aban

c( Respon mo orik +'erakan0enurut perintah 0engetahui lokasi nyeri Reaksi menghindar Reaksi fleksi (dekortikasi) Reaksi ekstensi (deserebrasi) .idak ada reaksi > ; 9 : ' $

ANAMNESIS Alloanamnesis teman, keluarga tim ambulans, diikuti dengan pemeriksaan umum dan neurologis semuanya memperkuat penentuan diagnostik. Anamnesis ri*a#a pen#aki .rauma kapitis penyebab dira*at !!!!!!!!!! 4ematom intrakranial .rauma kapitis > minggu yang lalu !!!!!!!!! 4ematom subdural kronis "olaps mendadak !!!!!!!!! 4emoragi intracerebral 4emoragi 3ubarahnoid .ungkai gerak!gerak,inkotinensia !!!!!!!!! (pilepsi5 status postical /ejala yang berkembang Penyakit yang lalu !
! ! ! ! !

!!!!!!!!! penyebab metabolik5infeksi !!!!!!! hipo5hiperglikemia !!!!!!! status postical !!!!!!! o&erdosis obat

#0 (pilepsi Psikiatrik

Alkoholisme, obat!!! intoksikasi obat -nfeksi &irus !!!!!!! (ncephalitis "eganasan !!!!!!! 0etastasis intrakranial

Pemeriksaan umum Perhatikan adanya : 2aserasi, erosi, kebocoran 2 3 0eatus acusticus !!!! perdarahan Pus "aku kuduk .anda kernig (?) /igitan lidah 4ipotensi Aritmia jantung Penyakit &al&ular %au alkohol Pemeriksaan neurolo'i .anda tekanan intrakranial meninggi Papiloedema Fontanel mayor tegang pada anak .anda defisit neurologis 1nilateral,dilatasi,fi8ed pupil %ilateral,dilatasi ,fi8ed pupil Pinpoin pupil '.0emahami anatominer&us --. '. A+A.60- #A+ F-3-626/$)3ARAF 62FA".6R-13 (+.-) 3istem olfaktorius dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan olfaktorius. 3istem ini terdiri dari bagian berikut: mukosa olfaktorius pada bagian atas ka&um nasal, fila olfaktoria, bulbus subkalosal pada sisi medial lobus orbitalis. 3araf ini merupakan saraf sensorik murni yang serabut!serabutnya berasal dari membran mukosa hidung dan menembus area kribriformis dari tulang etmoidal untuk bersinaps di bulbus olfaktorius, dari sini, traktus olfaktorius berjalan diba*ah lobus frontal dan berakhir di lobus temporal bagian medial sisi yang sama. Penurunan cardiac output (mboli Ano8ia #rug abuse iskemia serebral Abses serebral 5meningitis 4erniasi tonsil 0eningitis (pilepsi trauma kepala

-nsufisiensi pernapasan

3istem olfaktorius merupakan satu!satunya sistem sensorik yang impulsnya mencapai korteks tanpa dirilei di talamus. %au!bauan yang dapat mempro&okasi timbulnya nafsu makan dan induksi sali&asi serta bau busuk yang dapat menimbulkan rasa mual dan muntah menunjukkan bah*a sistem ini ada kaitannya dengan emosi. 3erabut utama yang menghubungkan sistem penciuman dengan area otonom adalah medial forebrain bundle dan stria medularis talamus. (mosi yang menyertai rangsangan olfaktorius mungkin berkaitan ke serat yang berhubungan dengan talamus, hipotalamus dan sistem limbik. ')3ARAF 6P.-"13 (+. --) 3araf 6ptikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di retina. 3erabut!serabut saraf ini, ini mele*ati foramen optikum di dekat arteri optalmika dan bergabung dengan saraf dari sisi lainnya pada dasar otak untuk membentuk kiasma optikum. 6rientasi spasial serabut! serabut dari berbagai bagian fundus masih utuh sehingga serabut!serabut dari bagian ba*ah retina ditemukan pada bagian inferior kiasma optikum dan sebaliknya. 3erabut!serabut dari lapangan &isual temporal (separuh bagian nasal retina) menyilang kiasma, sedangkan yang berasal dari lapangan &isual nasal tidak menyilang. 3erabut!serabut untuk indeks cahaya yang berasal dari kiasma optikum berakhir di kolikulus superior, dimana terjadi hubungan dengan kedua nuklei saraf okulomotorius. 3isa serabut yang meninggalkan kiasma berhubungan dengan penglihatan dan berjalan di dalam traktus optikus menuju korpus genikulatum lateralis. #ari sini serabut!serabut yang berasal dari radiasio optika mele*ati bagian posterior kapsula interna dan berakhir di korteks &isual lobus oksipital. #alam perjalanannya serabut!serabut tersebut memisahkan diri sehingga serabut!serabut untuk kuadran ba*ah melalui lobus parietal sedangkan untuk kuadaran atas melalui lobus temporal. Akibat dari dekusasio serabut!serabut tersebut pada kiasma optikum serabut! serabut yang berasal dari lapangan penglihatan kiri berakhir di lobus oksipital kanan dan sebaliknya. :)3ARAF 6"12606.6R-13 (+. ---) +ukleus saraf okulomotorius terletak sebagian di depan substansia grisea periakuaduktal (+ukleus motorik) dan sebagian lagi di dalam substansia grisea (+ukleus otonom). +ukleus motorik bertanggung ja*ab untuk persarafan otot!otot rektus medialis, superior, dan inferior, otot oblikus inferior dan otot le&ator palpebra superior. +ukleus otonom atau nukleus (dinger!*esthpal yang bermielin sangat sedikit mempersarafi otot!otot mata inferior yaitu spingter pupil dan otot siliaris. 9)3ARAF .R6"2(AR-3 (+. -@) +ukleus saraf troklearis terletak setinggi kolikuli inferior di depan substansia grisea periakuaduktal dan berada di ba*ah +ukleus okulomotorius. 3araf ini merupakan satu! satunya saraf kranialis yang keluar dari sisi dorsal batang otak. 3araf troklearis mempersarafi otot oblikus superior untuk menggerakkan mata ba*ah, kedalam dan abduksi dalam derajat kecil. ;)3ARAF .R-/(0-+13 (+. @) 3araf trigeminus bersifat campuran terdiri dari serabut!serabut motorik dan serabut!serabut sensorik. 3erabut motorik mempersarafi otot masseter dan otot temporalis. 3erabut!serabut sensorik saraf trigeminus dibagi menjadi tiga cabang utama yatu saraf oftalmikus, maksilaris, dan mandibularis. #aerah sensoriknya mencakup daerah kulit, dahi, *ajah, mukosa mulut, hidung, sinus. /igi maksilar dan mandibula, dura dalam fosa kranii anterior dan tengah bagian anterior telinga luar dan kanalis auditorius serta bagian membran timpani.

>)3ARAF A%#13(+3 (+. @-) +ukleus saraf abdusens terletak pada masing!masing sisi pons bagian ba*ah dekat medula oblongata dan terletak diba*ah &entrikel ke empat saraf abdusens mempersarafi otot rektus lateralis. A)3ARAF FA3-A2-3 (+. @--) 3araf fasialis mempunyai fungsi motorik dan fungsi sensorik fungsi motorik berasal dari +ukleus motorik yang terletak pada bagian &entrolateral dari tegmentum pontin ba*ah dekat medula oblongata. Fungsi sensorik berasal dari +ukleus sensorik yang muncul bersama nukleus motorik dan saraf &estibulokoklearis yang berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus interna. 3erabut motorik saraf fasialis mempersarafi otot!otot ekspresi *ajah terdiri dari otot orbikularis okuli, otot buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot stapedius, otot stilohioideus, otot digastriktus posterior serta otot platisma. 3erabut sensorik menghantar persepsi pengecapan bagian anterior lidah. B)3ARAF @(3.-%126"6"2(AR-3 (+. @---) 3araf &estibulokoklearis terdiri dari dua komponen yaitu serabut!serabut aferen yang mengurusi pendengaran dan &estibuler yang mengandung serabut!serabut aferen yang mengurusi keseimbangan. 3erabut!serabut untuk pendengaran berasal dari organ corti dan berjalan menuju inti koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpus genikulatum medial dan kemudian menuju girus superior lobus temporalis. 3erabut!serabut untuk keseimbangan mulai dari utrikulus dan kanalis semisirkularis dan bergabung dengan serabut!serabut auditorik di dalam kanalis fasialis. 3erabut!serabut ini kemudian memasuki pons, serabut &estibutor berjalan menyebar mele*ati batang dan serebelum. C)3ARAF /2636FAR-+/(13 (+. -D) 3araf /losofaringeus menerima gabungan dari saraf &agus dan asesorius pada *aktu meninggalkan kranium melalui foramen tersebut, saraf glosofaringeus mempunyai dua ganglion, yaitu ganglion intrakranialis superior dan ekstrakranialis inferior. 3etelah mele*ati foramen, saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan &ena jugularis interna ke otot stilofaringeus. #i antara otot ini dan otot stiloglosal, saraf berlanjut ke basis lidah dan mempersarafi mukosa faring, tonsil dan sepertiga posterior lidah. $E)3ARAF @A/13 (+. D) 3araf &agus juga mempunyai dua ganglion yaitu ganglion superior atau jugulare dan ganglion inferior atau nodosum, keduanya terletak pada daerah foramen jugularis, saraf &agus mempersarafi semua &isera toraks dan abdomen dan menghantarkan impuls dari dinding usus, jantung dan paru!paru. $$)3ARAF A3(36R-13 (+. D-) 3araf asesorius mempunyai radiks spinalis dan kranialis. Radiks kranial adalah akson dari neuron dalam nukleus ambigus yang terletak dekat neuron dari saraf &agus. 3araf aksesoris adalah saraf motorik yang mempersarafi otot sternokleidomastoideus dan bagian atas otot trapeFius, otot sternokleidomastoideus berfungsi memutar kepala ke samping dan otot trapeFius memutar skapula bila lengan diangkat ke atas. $')3ARAF 4-P6/26313 (+. D--) +ukleus saraf hipoglosus terletak pada medula oblongata pada setiap sisi garis tengah dan depan &entrikel ke empat dimana semua menghasilkan trigonum hipoglosus. 3araf hipoglosus

merupakan saraf motorik untuk lidah dan mempersarafi otot lidah yaitu otot stiloglosus, hipoglosus dan genioglosus. P(0(R-"3AA++,A --. :. P(0(R-"3AA+ 3ARAF "RA+-A2-3. a.3araf 6lfaktorius (+. -) 3araf ini tidak diperiksa secara rutin, tetapi harus dikerjakan jika terdapat ri*ayat tentang hilangnya rasa pengecapan dan penciuman, kalau penderita mengalami cedera kepala sedang atau berat, dan atau dicurigai adanya penyakit!penyakit yang mengenai bagian basal lobus frontalis. 1ntuk menguji saraf olfaktorius digunakan bahan yang tidak merangsang seperti kopi, tembakau, parfum atau rempah!rempah. 2etakkan salah satu bahan!bahan tersebut di depan salah satu lubang hidung orang tersebut sementara lubang hidung yang lain kita tutup dan pasien menutup matanya. "emudian pasien diminta untuk memberitahu saat mulai terhidunya bahan tersebut dan kalau mungkin mengidentifikasikan bahan yang di hidu. b.3araf 6ptikus (+. --) Pemeriksaan meliputi penglihatan sentral (@isual acuity), penglihatan perifer (&isual field), refleks pupil, pemeriksaan fundus okuli serta tes *arna. i. Pemeriksaan penglihatan sentral (&isual acuity) Penglihatan sentral diperiksa dengan kartu snellen, jari tangan, dan gerakan tangan. "artu snellen Pada pemeriksaan kartu memerlukan jarak enam meter antara pasien dengan tabel, jika tidak terdapat ruangan yang cukup luas, pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan cermin. "etajaman penglihatan normal bila baris yang bertanda > dapat dibaca dengan tepat oleh setiap mata (&isus >5>) )ari tangan +ormal jari tangan bisa dilihat pada jarak : meter tetapi bisa melihat pada jarak ' meter, maka perkiraan &isusnya adalah kurang lebih '5>E. /erakan tangan +ormal gerakan tangan bisa dilihat pada jarak ' meter tetapi bisa melihat pada jarak $ meter berarti &isusnya kurang lebih $5:$E. ii. Pemeriksaan Penglihatan Perifer Pemeriksaan penglihatan perifer dapat menghasilkan informasi tentang saraf optikus dan lintasan penglihatan mulai dair mata hingga korteks oksipitalis. Penglihatan perifer diperiksa dengan tes konfrontasi atau dengan perimetri 5 kompimetri. .es "onfrontasi )arak antara pemeriksa G pasien : >E G $EE cm 6bjek yang digerakkan harus berada tepat di tengah!tengah jarak tersebut. 6bjek yang digunakan (' jari pemeriksa 5 ballpoint) di gerakan mulai dari lapang pandang kahardan kiri (lateral dan medial), atas dan ba*ah dimana mata lain dalam keadaan tertutup dan mata yang diperiksa harus menatap lururs kedepan dan tidak boleh melirik kearah objek tersebut. 3yarat pemeriksaan lapang pandang pemeriksa harus normal. Perimetri 5 kompimetri

2ebih teliti dari tes konfrontasi 4asil pemeriksaan di proyeksikan dalam bentuk gambar di sebuah kartu. iii. Refleks Pupil 3araf aferen berasal dari saraf optikal sedangkan saraf aferennya dari saraf occulomotorius. Ada dua macam refleks pupil. Respon cahaya langsung Pakailah senter kecil, arahkan sinar dari samping (sehingga pasien tidak memfokus pada cahaya dan tidak berakomodasi) ke arah salah satu pupil untuk melihat reaksinya terhadap cahaya. -nspeksi kedua pupil dan ulangi prosedur ini pada sisi lainnya. Pada keadaan normal pupil yang disinari akan mengecil. Respon cahaya konsensual )ika pada pupil yang satu disinari maka secara serentak pupil lainnya mengecil dengan ukuran yang sama. i&. Pemeriksaan fundus occuli (fundus kopi) #igunakan alat oftalmoskop. Putar lensa ke arah 6 dioptri maka fokus dapat diarahkan kepada fundus, kekeruhan lensa (katarak) dapat mengganggu pemeriksaan fundus. %ila retina sudah terfokus carilah terlebih dahulu diskus optikus. aranya adalah dengan mengikuti perjalanan &ena retinalis yang besar ke arah diskus. 3emua &ena!&ena ini keluar dari diskus optikus. &. .es *arna 1ntuk mengetahui adanya polineuropati pada n. optikus. c.3araf okulomotoris (+. ---) Pemeriksaan meliputi H Ptosis, /erakan bola mata dan Pupil $. Ptosis Pada keadaan normal bila seseorang melihat ke depan maka batas kelopak mata atas akan memotong iris pada titik yang sama secara bilateral. Ptosis dicurigai bila salah satu kelopak mata memotong iris lebih rendah dari pada mata yang lain, atau bila pasien mendongakkan kepal ke belakang 5 ke atas (untuk kompensasi) secara kronik atau mengangkat alis mata secara kronik pula. './erakan bola mata. Pasien diminta untuk melihat dan mengikuti gerakan jari atau ballpoint ke arah medial, atas, dan ba*ah, sekligus ditanyakan adanya penglihatan ganda (diplopia) dan dilihat ada tidaknya nistagmus. 3ebelum pemeriksaan gerakan bola mata (pada keadaan diam) sudah dilihat adanya strabismus (juling) dan de&iasi conjugate ke satu sisi. :.Pupil Pemeriksaan pupil meliputi : i.%entuk dan ukuran pupil ii.Perbandingan pupil kanan dan kiri pupil sebesar $mm masih dianggap normalPerbedaan iii. Refleks pupil 0eliputi pemeriksaan : $.Refleks cahaya langsung (bersama +. --)

'.Refleks cahaya tidak alngsung (bersama +. --) :.Refleks pupil akomodatif atau kon&ergensi %ila seseorang melihat benda didekat mata (melihat hidungnya sendiri) kedua otot rektus medialis akan berkontraksi. /erakan kedua bola mata ini disebut kon&ergensi. %ersamaan dengan gerakan bola mata tersebut maka kedua pupil akan mengecil (otot siliaris berkontraksi) (.eju*ono) atau pasien disuruh memandang jauh dan disuruh memfokuskan $; cm didepan mata matanya pada suatu objek diletakkan pada jarak pasien dalam keadaan normal terdapat konstriksi pada kedua pupil yang disebut reflek akomodasi. d.3araf .roklearis (+. -@) Pemeriksaan meliputi $.gerak mata ke lateral ba*ah '.strabismus kon&ergen :.diplopia e.3araf .rigeminus (+. @) Pemeriksaan meliputiH sensibilitas, motorik dan refleks $. 3ensibilitas Ada tiga cabang sensorik, yaitu oftalmik, maksila, mandibula. Pemeriksaan dilakukan pada ketiga cabang saraf tersebut dengan membandingkan sisi yang satu dengan sisi yang lain. 0ula!mula tes dengan ujung yang tajam dari sebuah jarum yang baru. Pasien menutup kedua matanya dan jarum ditusukkan dengan lembut pada kulit, pasien ditanya apakah terasa tajam atau tumpul. 4ilangnya sensasi nyeri akan menyebabkan tusukan terasa tumpul. #aerah yang menunjukkan sensasi yang tumpul harus digambar dan pemeriksaan harus di lakukan dari daerah yang terasa tumpul menuju daerah yang terasa tajam. )uga dilakukan dari daerah yang terasa tumpul menuju daerah yang terasa tajam. )uga lakukan tes pada daerah di atas dahi menuju belakang mele*ati puncak kepala. )ika cabang oftalmikus terkena sensasi akan timbul kembali bila mencapai dermatom '. .emperatur tidak diperiksa secara rutin kecuali mencurigai siringobulbia, karena hilangnya sensasi temperatur terjadi pada keadaan hilangnya sensasi nyeri, pasien tetap menutup kedua matanya dan lakukan tes untuk raba halus dengan kapas yang baru dengan cara yang sama. Pasien disuruh mengatakan <ya= setiap kali dia merasakan sentuhan kapas pada kulitnya. '.0otorik Pemeriksaan dimulai dengan menginspeksi adanya atrofi otot!otot temporalis dan masseter. "emudian pasien disuruh mengatupkan giginya dan lakukan palpasi adanya kontraksi masseter diatas mandibula. "emudian pasien disuruh membuka mulutnya (otot!otot pterigoideus) dan pertahankan tetap terbuka sedangkan pemeriksa berusaha menutupnya. 2esi unilateral dari cabang motorik menyebabkan rahang berde&iasi kearah sisi yang lemah (yang terkena). :. Refleks Pemeriksaan refleks meliputi Refleks kornea a.2angsung Pasien diminta melirik ke arah laterosuperior, kemudian dari arah lain kapas disentuhkan pada kornea mata, misal pasien diminta melirik kearah kanan atas maka kapas disentuhkan pada kornea mata kiri dan lakukan sebaliknya pada mata yang lain. "emudian bandingkan kekuatan dan kecepatan refleks tersebut kanan dan kiri saraf aferen berasal dari +. @ tetapi

eferannya (berkedip) berasal dari +.@--. b..ak langsung (konsensual) 3entuhan kapas pada kornea atas akan menimbulkan refleks menutup mata pada mata kiri dan sebaliknya kegunaan pemeriksaan refleks kornea konsensual ini sama dengan refleks cahaya konsensual, yaitu untuk melihat lintasan mana yang rusak (aferen atau eferen). Refleks bersin (nasal refleks) Refleks masseter 1ntuk melihat adanya lesi 10+ (certico bultar) penderita membuka mulut secukupnya (jangan terlalu lebar) kemudian dagu diberi alas jari tangan pemeriksa diketuk mendadak dengan palu refleks. Respon normal akan negatif yaitu tidak ada penutupan mulut atau positif lemah yaitu penutupan mulut ringan. 3ebaliknya pada lesi 10+ akan terlihat penutupan mulut yang kuat dan cepat. f.3araf abdusens (+. @-) Pemeriksaan meliputi gerakan mata ke lateral, strabismus kon&ergen dan diplopia tanda! tanda tersebut maksimal bila memandang ke sisi yang terkena dan bayangan yang timbul letaknya horiFonatal dan sejajar satu sama lain. g.3araf fasialis (+. @--) Pemeriksaan saraf fasialis dilakukan saat pasien diam dan atas perintah (tes kekuatan otot) saat pasien diam diperhatikan : Asimetri *ajah "elumpuhan ner&us @--- dapat menyebabkan penurunan sudut mulut unilateral dan kerutan dahi menghilang serta lipatan nasolabial, tetapi pada kelumpuhan ner&us fasialis bilateral *ajah masih tampak simetrik /erakan!gerakan abnormal (tic facialis, grimacing, kejang tetanus5rhisus sardonicus tremor dan seterusnya ). (kspresi muka (sedih, gembira, takut, seperti topeng) ! .es kekuatan otot $.0engangkat alis, bandingkan kanan dan kiri. '.0enutup mata sekuatnya (perhatikan asimetri) kemudioan pemeriksa mencoba membuka kedua mata tersebut bandingkan kekuatan kanan dan kiri. :.0emperlihatkan gigi (asimetri) 9.%ersiul dan menculu (asimetri 5 de&iasi ujung bibir) ;.meniup sekuatnya, bandingkan kekuatan uadara dari pipi masing!masing. >.0enarik sudut mulut ke ba*ah. ! .es sensorik khusus (pengecapan) '5: depan lidah) Pemeriksaan dengan rasa manis, pahit, asam, asin yang disentuhkan pada salah satu sisi lidah. ! 4iperakusis )ika ada kelumpuhan +. 3tapedius yang melayani otot stapedius maka suara!suara yang diterima oleh telinga pasien menjadi lebih keras intensitasnya. h.3araf @estibulokokhlearis (+. @---) Ada dua macam pemeriksaan yaitu pemeriksaan pendengaran dan pemeriksaan fungsi &estibuler $)Pemeriksaan pendengaran -nspeksi meatus akustikus akternus dari pasien untuk mencari adanya serumen atau obstruksi lainnya dan membrana timpani untuk menentukan adanya inflamasi atau perforasi kemudian lakukan tes pendengaran dengan menggunakan gesekan jari, detik arloji, dan audiogram. Audiogram digunakan untuk membedakan tuli saraf dengan tuli konduksi dipakai tes Rinne

dan tes Ieber. .es Rinne /arpu tala dengan frekuensi ';> 4F mula!mula dilakukan pada prosesus mastoideus, dibelakang telinga, dan bila bunyi tidak lagi terdengar letakkan garpu tala tersebut sejajar dengan meatus akustikus oksterna. #alam keadaan norma anda masih terdengar pada meatus akustikus eksternus. Pada tuli saraf anda masih terdengar pada meatus akustikus eksternus. "eadaan ini disebut Rinne negatif. .es Ieber /arpu tala ';> 4F diletakkan pada bagian tengah dahi dalam keadaan normal bunyi akan terdengar pada bagian tengah dahi pada tuli saraf bunyi dihantarkan ke telinga yang normal pada tuli konduktif bunyi tedengar lebih keras pada telinga yang abnormal. ')Pemeriksaan Fungsi @estibuler Pemeriksaan fungsi &estibuler meliputi : nistagmus, tes romberg dan berjalan lurus dengan mata tertutup, head tilt test (+ylen G %aranny, di88on G 4allpike) yaitu tes untuk postural nistagmus. i.3araf glosofaringeus (+. -D) dan saraf &agus (+. D) Pemeriksaan +. -D dan + D. karena secara klinis sulit dipisahkan maka biasanya dibicarakan bersama!sama, anamnesis meliputi kesedak 5 keselek (kelumpuhan palatom), kesulitan menelan dan disartria(khas bernoda hidung 5 bindeng). Pasien disuruh membuka mulut dan inspeksi palatum dengan senter perhatikan apakah terdapat pergeseran u&ula, kemudian pasien disuruh menyebut <ah= jika u&ula terletak ke satu sisi maka ini menunjukkan adanya kelumpuhan ner&us D unilateral perhatikan bah*a u&ula tertarik kearah sisi yang sehat. 3ekarang lakukan tes refleks muntah dengan lembut (ner&us -D adalah komponen sensorik dan ner&us D adalah komponen motorik). 3entuh bagian belakang faring pada setiap sisi dengan spacula, jangan lupa menanyakan kepada pasien apakah ia merasakan sentuhan spatula tersebut (+. -D) setiap kali dilakukan. #alam keadaaan normal, terjadi kontraksi palatum molle secara refleks. )ika konraksinya tidak ada dan sensasinya utuh maka ini menunjukkan kelumpuhan ner&us D, kemudian pasien disuruh berbicara agar dapat menilai adanya suara serak (lesi ner&us laringeus rekuren unilateral), kemudian disuruh batuk , tes juga rasa kecap secara rutin pada sepertinya posterior lidah (+. -D). j.3araf Asesorius (+. D-) Pemeriksaan saraf asesorius dengan cara meminta pasien mengangkat bahunya dan kemudian rabalah massa otot trapeFius dan usahakan untuk menekan bahunya ke ba*ah, kemudian pasien disuruh memutar kepalanya dengan mela*an tahanan (tangan pemeriksa) dan juga raba massa otot sternokleido mastoideus. k.3araf 4ipoglosus (+. D--) Pemeriksaan saraf 4ipoglosus dengan caraH -nspeksi lidah dalam keadaan diam didasar mulut, tentukan adanya atrofi dan fasikulasi (kontraksi otot yang halus iregular dan tidak ritmik). Fasikulasi dapat unilateral atau bilateral. Pasien diminta menjulurkan lidahnya yang berde&iasi ke arah sisi yang lemah (terkena) jika terdapat lesi upper atau lo*er motorneuron unilateral. 2esi 10+ dari + D-- biasanya bilateral dan menyebabkan lidah imobil dan kecil. "ombinasi lesi 10+ bilateral dari +. -D. D, D-- disebut kelumpuhan pseudobulbar.

Anda mungkin juga menyukai