Anda di halaman 1dari 20

1.

Akar-Akar Persamaan
Salah satu contoh persamaan yang sederhana adalah persamaan kuadrat
yang mempunyai bentuk umum
0
2
) ( = + + = c bx ax x f
Dalam bentuk di atas, persamaan dapat dipandang sebagai suatu fungsi yang
berharga nol. Harga x yang menjadikan fungsi berharga nol (pembuat nol) dikenal
dengan istilah akar-akar persamaan.
Secara analitis, persamaan di atas dapat diselesaikan menggunakan rumus
kuadrat:
a
ac b b
x
2
4
2

=
Kalau kita tinjau lebih lanjut untuk persamaan-persamaan yang muncul
dalam praktek dan rekayasa, pada umumnya tidak dapat diselesaikan secara
analitis, seperti e
-x
- x =0. Persamaan-persamaan jenis ini hanya dapat diselesaikan
secara numerik yang dilakukan dengan teknik penyelesaian hampiran
(approximate solution technique). Metode ini bersifat iteratif yang dimulai dari
satu atau lebih pendekatan awal x
0
, selanjutnya diperoleh harga-harga x
1
, x
2
, x
3
, ...
yang diharapkan konvergen pada satu harga yaitu akar persamaan. Perlu diingat
bahwa akar suatu persamaan harganya bisa lebih dari satu. Untuk kondisi
demikian, banyaknya pendekatan dilakukan sesuai dengan jumlah akar
persamaan.
Metode-metode yang akan dibahas berikut ini memanfaatkan kenyataan
bahwa suatu fungsi akan berganti tanda di sekitar suatu akar. Teknik ini dikenal
dengan istilah metode Pengurung (bracketing methods) karena diperlukan dua
terkaan awal yang terletak di kedua sisi dari akar.
Sebelum kita membahas lebih lanjut, secara singkat akan kita bahas
metode grafik untuk melukiskan fungsi dan akar-akarnya. Selain itu kita juga bisa
memperoleh terkaan awal akar-akar persamaan.
Metode Grafik
Secara grafis, akar-akar persamaan dapat dicari dengan cara
menggambarkan grafik fungsi tersebut dan mengamati perpotongan dengan
sumbu x. Absis perpotongan dengan sumbu x tersebut merupakan akar yang
dicari. Metode ini memiliki ketelitian yang sangat kecil sehingga pada umumya
hanya digunakan sebagai taksiran kasar/ atau pendekatan awal dari akar.

Gambar 1. Pendekatan grafis untuk menentukan akar suatu persamaan











2. Metode-Metode Pengurung
Metode ini dilalukan berdasarkan fakta bahwa akar suatu persamaan selalu diapit
dua titik (misalnya x
1
dan x
2
) yang harganya [f(x
1
) dan f(x
2
)] berlawanan tanda
seperti diilustrasikan pada Gambar 2. Apabila kedua harga f(x
1
) dan f(x
2
) bertanda
sama, maka bisa dikatakan tidak ada akar di antara kedua titik tersebut.
Karakteristik ini dapat digunakan sebagai dasar perhitungan secara numerik
dimana f(x
1
).f(x
2
) < 0.

Gambar 2. Konsep dasar metode pengurung

Namun perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan ada tidaknya akar
berdasarkan konsep di atas. Pada pengambilan dua titik yang mengurung akar dan
kedua f(x) nya berlawanan tanda, ada kemungkinan terdapat lebih dari satu akar
yang jumlahnya ganjil di antara kedua titik tersebut (Gambar 3 (b) dan (d)).
Apabila di antara dua titik yang diamati memberikan harga f(x) yang bertanda
sama, masih ada kemungkinan terdapat akar yang jumlahnya genap di antara
kedua titik tersebut (Gambar 3 (a) dan (c)).
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
f(x) = x
2
-x-4
x
1
x
2
f(x
1
) < 0
f(x
2
) > 0
x
2
x
1
f(x
1
) > 0
f(x
2
) < 0
akar

Gambar 3. Kemungkinan terdapatnya akar dalam rentang dua titik




2.1. Metode Bagi Dua (Bisection)
Metode ini juga dinamakan metode Bolzano, pemenggalan biner atau pemaruhan
selang. Pada metode ini, metode grafik dimanfaatkan untuk mendapatkan
pendekatan awal dari akar. Dua harga pasti di kiri dan kanan titik potong kurva
dengan sumbu x yaitu x
1
dan x
2
diambil sebagai harga pendekatan awal.
Kemudian selang di antara dua titik tersebut dibagi dua untuk mendapatkan x
3

yang merupakan pendekatan terhadap akar yang dicari.


Prosedur penyelesaian metode bisection :
1. Buatlah sketsa fungsi f(x)
2. Pilih harga x
1
dan x
2
sehingga f(x
1
) dan f(x
2
) berlawanan tanda
3. Tentukan harga x
3
dengan rumus :
2
2 1
3
x x
x
+
=
4. Jika f(x
1
) dan f(x
3
) berlawanan tanda, tetapkan x
3
sebagai x
2
untuk iterasi
selanjutnya
Jika f(x
2
) dan f(x
3
) berlawanan tanda, tetapkan x
3
sebagai x
1
untuk iterasi
selanjutnya
5. Iterasi dilanjutkan terus sampai hampiran galat relatif (ca) lebih kecil dari
toleransi yang diperbolehkan.
100%
3
3 3
baru
x
lama
x
baru
x
a

= c

Mulai
x
3
= (x
1
+x
2
)/2
f(x
1
), f(x
2
), f(x
3
) =
f(x
1
) * f(x
3
) < 0
x
1
= x
1
x
2
= x
3
x
1
=
x
2
=
x
1
= x
3
x
2
= x
2

a
< toleransi
100%
3
3 3
baru
x
lama
x
baru
x
a

= c
Selesai
Akarnya adalah = x
3
x
3
baru = (x
1
+x
2
)/2


Gambar 4. Diagram Alir Metode Bisection


Contoh soal :
Hitunglah akar-akar persamaan 0 3 3
2 3
) ( = + = x x x x f dengan galat
relatif tidak lebih dari 0,005% !
Penyelesaian :
Langkah pertama kita gambarkan dulu fungsi tersebut untuk mendapatkan
pendekatan akar secara kasar.
x f(x)
-2 -1
-1 0
0 -3
1 -4
2 3
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
-3 -2 -1 0 1 2 3

Dari grafik, terlihat bahwa akar persamaan adalah x
a
= 1 dan x
b
= (diantara 1
dan 2). Perhitungan numerik kita terapkan pada akar yang belum kita ketahui
secara pasti yaitu x
b
.











Tabel 1. Perhitungan akar persamaan 0 3 3
2 3
) ( = + = x x x x f antara 1 dan 2
dengan metode Bisection
No. x
1
f(x
1
) x
2
f(x
2
) x
3
f(x
3
) Galat
1 1 -4 2 3 1.5 -1.875
2 1.5 -1.875 2 3 1.75 0.171875 14.2857%
3 1.5 -1.875 1.75 0.171875 1.625 -0.943359 7.6923%
4 1.625 -0.943359 1.75 0.171875 1.6875 -0.409424 3.7037%
5 1.6875 -0.409424 1.75 0.171875 1.71875 -0.124786 1.8182%
6 1.71875 -0.124786 1.75 0.171875 1.734375 0.02203 0.9009%
7 1.71875 -0.124786 1.734375 0.02203 1.726563 -0.051755 0.4525%
8 1.726563 -0.051755 1.734375 0.02203 1.730469 -0.014957 0.2257%
9 1.730469 -0.014957 1.734375 0.02203 1.732422 0.003513 0.1127%
10 1.730469 -0.014957 1.732422 0.003513 1.731445 -0.005728 0.0564%
11 1.731445 -0.005728 1.732422 0.003513 1.731934 -0.001109 0.0282%
12 1.731934 -0.001109 1.732422 0.003513 1.732178 0.001201 0.0141%
13 1.731934 -0.001109 1.732178 0.001201 1.732056 4.6E-05 0.0070%
14 1.731934 -0.001109 1.732056 4.6E-05 1.731995 -0.000532 0.0035%
15 1.731995 -0.000532 1.732056 4.6E-05 1.732025 -0.000243 0.0018%
Dari tabel 1 dapat kita lihat bahwa harga x
b
= 1.732025 dengan galat/
kesalahan relatif sebesar 0,0018%.

Latihan :
1. Tentukan akar real dari f(x) =-0,6x
2
+ 2,4x + 5,5 menggunakan rumus abc,
grafik dan metode regula falsi ( < 0.001%)
2. Tentukan akar positif pertama dari f(x) = -26 + 85x -91x
2
+44x3- 8x
4
+ x
5

menggunakan metode Regula Falsi ( < 0.01%)
3. Diketahui tekanan uap metil klorida pada 60
0
C adalah 13,76 bar. Penggunaan
persamaan Redlich/Kwong untuk mengestimasi volume molar uap jenuh pada
kondisi ini diperoleh persamaan sebagai berikut :
|
.
|

\
|
+

=
=
=

b V
b V
PV T
a
P
RT
b V
mol cm b
K mol bar cm x a
2 / 1
1 3
2 / 1 1 6 8
891 , 44
. 10 5641 , 1

Berdasarkan persamaan di atas, hitunglah volume molar V dari uap metil
klorida! Gunakan metode regula falsi ( < 0.001%)


2.2. Metode Interpolasi Linier
Metode ini juga dinamakan metode Regula Falsi atau posisi palsu
(method of false position).
Meskipun metode bisection menawarkan teknik yang sangat sederhana
dalam penentuan akar, namun metode ini kurang efisien sebab memerlukan waktu
yang lama untuk mendapatkan galat yang kecil. Metode regula falsi menawarkan
satu perbaikan untuk meningkatkan efisiensi perhitungan. Pendekatan awal tetap
digunakan metode grafik untuk mempercepat konvergensi. Penjelasan secara
grafik dapat digambarkan sebagai berikut :


Metode regula falsi mempunyai prosedur pengerjaan yang sama dengan metode
bisection. Perbedaan hanya terletak pada penentuan x
3
yang menggunakan
persamaan berbeda.

Prosedur penyelesaian metode interpolasi linier :
1. Buatlah sketsa fungsi f(x)
2. Pilih harga x
1
dan x
2
sehingga f(x
1
) dan f(x
2
) berlawanan tanda
3. Tentukan harga x
3
dengan rumus :
)
1 2
(
)
1
( )
2
(
)
2
(
2 3
x x
x f x f
x f
x x

=
4. Jika f(x
1
) dan f(x
3
) berlawanan tanda, tetapkan x
3
sebagai x
2
untuk iterasi
selanjutnya
5. Jika f(x
2
) dan f(x
3
) berlawanan tanda, tetapkan x
3
sebagai x
1
untuk iterasi
selanjutnya
6. Iterasi dilanjutkan terus sampai hampiran galat relatif (ca) lebih kecil dari
toleransi yang diperbolehkan.
100%
3
3 3
baru
x
lama
x
baru
x
a

= c
Contoh soal :
Hitunglah akar-akar persamaan 0 3 3
2 3
) ( = + = x x x x f dengan galat
relatif tidak lebih dari 0,005% !
Penyelesaian :
Dengan cara yang sama kita dapatkan akar persamaan adalah x
a
= 1 dan x
b
=
(diantara 1 dan 2). Perhitungan numerik kita terapkan pada akar yang belum kita
ketahui secara pasti yaitu x
b
.
Tabel 2. Perhitungan akar persamaan 0 3 3
2 3
) ( = + = x x x x f antara 1 dan 2
dengan metode Interpolasi Linier
No. x
1
f(x
1
) x
2
f(x
2
) x
3
f(x
3
) Galat
1 1 -4 2 3 1.5714286 -1.364431487
2 1.5714286 -1.364431487 2 3 1.7054108 -0.2477451 7.856304%
3 1.7054108 -0.2477451 2 3 1.7278827 -0.039339551 1.300546%
4 1.7317364 -0.002974778 2 3 1.7320022 -0.000460341 0.237842%
5 1.7320471 -3.46629E-05 2 3 1.7320502 -5.36239E-06 0.002776%
6 1.7320502 -5.36239E-06 1.75 0.171875 1.7320508 -6.24618E-08 0.000032%

Dari tabel 2 dapat kita lihat bahwa dengan langkah yang lebih singkat kita
sudah mendapatkan harga x
b
= 1.73205 dengan galat/ kesalahan relatif sebesar
0,000032%.

3. Metode-Metode Terbuka
Dalam metode-metode pengurung, akar yang dicari terdapat dalam selang/
interval yang ditentukan di kiri dan kanan akar. Iterasi yang dilakukan akan
membuat harga yang semakin dekat dengan akar yang sebenarnya (konvergen).
Sebaliknya dalam metode-metode terbuka yang akan kita pelajari dalam bab ini,
kita hanya menggunakan satu atau lebih rumusan yang tidak perlu mengurung
nilai akar. Sehingga metode ini kadang-kadang divergen (menjauhi akar
sebenarnya). Tetapi jika konvergen (mendekati akar sebenarnya), metode ini akan
lebih cepat dan efisien.

3.1. Iterasi Satu Titik Yang Sederhana - Bentuk x = g(x)
Iterasi ini dilakukan dengan penyusunan kembali fungsi f(x) = 0 sehingga
x berada di ruas kiri persamaan atau bentuk x = g(x). Dari bentuk yang baru ini,
kita dapat menemukan taksiran akar persamaan dari perpotongan garis y = x
dengan kurva y = g(x).












Penyusunan bentuk ini dapat dilakukan dengan :
Manipulasi aljabar
Penambahan x pada masing-masing ruas
Prosedur penyelesaian metode iterasi satu-titik sederhana :
1. Buatlah sketsa fungsi f(x)
2. Ambil satu titik pasti yang terdekat dari masing-masing akar persamaan
sebagai nilai awal iterasi (x
0
)
4. Susunlah bentuk x = g(x) terhadap fungsi yang diberikan, kemudian
periksa kekonvergenan dengan syarat 1 ) `( < x g . Jika tidak memenuhi,
susunlah kembali fungsi dalam bentuk yang berbeda.
5. Lakukan iterasi dengan rumus :


6. Iterasi dilanjutkan terus sampai hampiran galat relatif (ca) lebih kecil dari
toleransi yang diperbolehkan.
100%
1
1
+
+

=
i
i i
x
x x
a
c

Contoh soal :
Hitunglah akar-akar persamaan 0 ) ( = =

x e x f
x
dengan galat relatif
tidak lebih dari 0,005% !
Penyelesaian :
Langkah pertama kita gambarkan dulu fungsi tersebut untuk mendapatkan
pendekatan akar secara kasar.
) (
1 i
x g
i
x =
+
x f(x)
-1 3.718
0 1.000
1 -0.632
2 -1.865
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
-1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5
Dari grafik di atas bisa kita lihat bahwa akar persamaan berada pada x = 0 dan x =
(antara 0,5 sampai 1). Untuk menentukan akar persamaan yang berada di antara
0,5 dan 1, kita bisa menggunakan metode-metode pengurung terdahulu. Tetapi
pada pembahasan kali ini, kita pakai metode terbuka yang baru dijelaskan di atas.
Sebagai nilai awal kita ambil x
0
=

0,5.
Persamaan di atas dapat kita ubah menjadi bentuk :
x
e x

=
Kemudian kita cek sifat konvergennya :

syarat) (memenuhi 1 61 , 0 ) 5 , 0 `(
) `(
5 , 0
< = =
=

e g
e x g
x

Iterasi dilakukan dengan persamaan :
i
i
x
e x

=
+1







Tabel 3. Perhitungan akar persamaan 0 ) ( = =

x e x f
x
dengan metode iterasi
satu titik sederhana
Iterasi, i x
i
Galat
0 0.500000
1 0.606531 17.5639%
2 0.545239 11.2412%
3 0.579703 5.9451%
4 0.560065 3.5065%
5 0.571172 1.9447%
6 0.564863 1.1169%
7 0.568438 0.6289%
8 0.566409 0.3581%
9 0.567560 0.2027%
10 0.566907 0.1151%
11 0.567277 0.0652%
12 0.567067 0.0370%
13 0.567186 0.0210%
14 0.567119 0.0119%
15 0.567157 0.0067%
16 0.567135 0.0038%

Dari tabel 3 dapat kita lihat bahwa akar persamaan yang kita cari adalah 0,567135
dengan galat/ kesalahan relatif sebesar 0,0038%.

3.2. Metode Newton-Raphson
Secara grafis, metode ini mendekati akar persamaan dengan sebuah garis
singgung yang ditarik dari titik awal [x
0
, f(x
0
)]. Titik potong garis itu dengan
sumbu x menyatakan taksiran akar yang lebih baik. Hal ini dilakukan berulang-
ulang sampai harga akar mendekati yang sebenarnya. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan gambar berikut :








Prosedur penyelesaian metode Newton-Raphson :
1. Buatlah sketsa fungsi f(x)
2. Ambil satu titik pasti yang terdekat dari masing-masing akar persamaan
sebagai nilai awal iterasi (x
0
)
3. Lakukan iterasi dengan rumus :


4. Iterasi dilanjutkan terus sampai hampiran galat relatif (ca) lebih kecil dari
toleransi yang diperbolehkan.
100%
1
1
+
+

=
i
i i
x
x x
a
c

Contoh soal :
Hitunglah akar-akar persamaan 0 ) ( = =

x e x f
x
dengan galat relatif
tidak lebih dari 0,005% !
Penyelesaian :
Dengan cara yang sama kita dapatkan akar persamaan adalah x = 0 dan x =
(diantara 0,5 dan 1). Pembahasan kali ini akan kita fokuskan pada akar persamaan
di antara 0,5 dan 1 dengan metode Newton-Raphson berikut :
Tabel 4. Perhitungan akar persamaan 0 ) ( = =

x e x f
x
dengan metode
Newton-Raphson
Iterasi, i x
i
f(x
i
) f'(x
i
) Galat
0 0.5 0.1065307 -1.6065307
1 0.566311003 0.0013045 -1.5676155 11.709291%
2 0.567143165 1.965E-07 -1.5671434 0.146729%
3 0.56714329 4.441E-15 -1.5671433 0.000022%

Dari tabel 4 dapat kita lihat bahwa akar persamaan yang kita cari adalah
0,56714329 dengan galat/ kesalahan relatif sebesar 0,000022%. Dengan metode
ini, akar persamaan dapat kita cari dengan sangat cepat dan kesalahan relatif yang
sangat kecil atau dengan kata lain tingkat konvergensinya sangat tinggi. Hal inilah
) `(
) (
1
i
i
i
x f
x f
i
x x =
+
yang menjadikan metode Newton-Raphson paling banyak digunakan dalam
praktek.

3.3. Metode Secant
Masalah yang kerap muncul dalam penggunaan metode Newton-Raphson
adalah evaluasi turunan. Untuk bentuk polinom, evaluasi turunan tidak menjadi
masalah. Tetapi ada fungsi-fungsi tertentu yang mungkin turunannya sangat sukar
untuk dievaluasi. Untuk kasus-kasus seperti ini, kita bisa menggunakan metode
Secant. Pendekatan awal metode ini memerlukan dua taksiran yang tidak harus
mengurung nilai akar yang sebenarnya.









Prosedur penyelesaian metode Secant :
1. Buatlah sketsa fungsi f(x)
2. Ambil satu titik pasti yang terdekat dari masing-masing akar persamaan
sebagai nilai awal iterasi (x
0
)
3. Lakukan iterasi dengan rumus :


4. Iterasi dilanjutkan terus sampai hampiran galat relatif (ca) lebih kecil dari
toleransi yang diperbolehkan.
100%
1
1
+
+

=
i
i i
x
x x
a
c
) ( ) (
) ).( (
1
1
1
i i
i i i
i
x f x f
x x x f
i
x x

+
3.4. Akar-akar Ganda (Multiple Root)
Metode ini merupakan pengembangan metode Newton-Raphson yang sulit
sekali diterapkan pada persamaan-persamaan yang mempunyai akar kembar (akar
ganda). Akar ganda terjadi jika suatu suatu fungsi menyinggung sumbu x. Akar
ganda menimbulkan kesukaran untuk banyak metode numerik. Metode ini dapat
juga digunakan untuk mencari akar selain akar kembar.

Prosedur penyelesaian metode Newton-Raphson :
1. Buatlah sketsa fungsi f(x)
2. Ambil satu titik pasti yang terdekat dari masing-masing akar persamaan
sebagai nilai awal iterasi (x
0
)
3. Lakukan iterasi dengan rumus :


4. Iterasi dilanjutkan terus sampai hampiran galat relatif (ca) lebih kecil dari
toleransi yang diperbolehkan.
100%
1
1
+
+

=
i
i i
x
x x
a
c

Contoh soal :
Hitunglah akar-akar persamaan 0 3 7 5 ) (
2 3
= + = x x x x f dengan
galat relatif tidak lebih dari 0,005% !
Penyelesaian :
Langkah pertama kita gambarkan dulu fungsi tersebut untuk mendapatkan
pendekatan akar secara kasar.
) ( ' ' ). ( )] ( ' [
) ( ' ). (
2 1
i i i
i i
i
x f x f x f
x f x f
i
x x

+
=
x f(x)
-1 -16
0 -3
1 0
2 -1
3 0
4 9
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
-1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Dari grafik di atas bisa kita lihat terdapat akar kembar di sekitar x = 1 dan sebuah
akar lain di sekitar x = 3. Meskipun harga akar ini sudah kita ketahui dengan pasti,
tapi kita coba untuk menghitung akar kembar di sekitar x = 1 ini dengan
pendekatan x
0
= 0.
Kita cari dulu turunan pertama dan kedua dari fungsi tersebut :
) 10 6 )( 3 7 5 ( ) 7 10
2
3 (
) 7 10
2
3 )( 3 7 5 (
10 6 ) ( ' '
7 10
2
3 ) ( '
2 3
2
2 3
1
+ +
+ +
=
=
+ =
+
i i i i
i i i i i
i i
x x x x x x
x x x x x
x x
x x f
x x x f

Iterasi, i x
i
Galat
0 0
1 1.105263157895 100%
2 1.003081664099 10.186757%
3 1.000002381494 0.307928%
4 1.000000000037 0.000238%

Dari tabel 5 dapat kita lihat bahwa akar persamaan yang kita cari adalah
1,000000000037 (~ 1) dengan galat/ kesalahan relatif sebesar 0,000238%.

Anda mungkin juga menyukai