Anda di halaman 1dari 4

GO GREEN CONSTRUCTION

Pada saat ini kerusakan lingkungan sudah banyak terjadi dimana-mana, misalnya seperti tanah longsor yang disebabkan oleh gundulnya hutan karena penebangan liar, kemudian ada bajir yang disebabkan oleh kurangnya lahan hijau karena banyaknya pembangunan bangunanbangunan sipil sehingga resapan air tidak maksimal dan buruknya saluran drainase akibat perilaku manusia yang tidak peka terhadap masalah lingkungan yang akan terjadi, contohnya pembuangan sampah disungai dan pembangunan bangunan liar dibantaran sungai sehingga aliran air terhambat maka menyebabkan terjadinya banjir. Itulah serangkaian perilaku manusia yang menimbulkan kerusakan terhadap ekosistem alam sehingga banyak menimbulkan bencana, namun dalam kaitannya dengan hal ini ada hal yang lebih besar yang akan terjadi apabila pola perilaku manusia tidak berubah dan tidak memperlihatkan kepekaannya terhadap alam ini. Maka dalam kliping ini saya akan membahas dan memberi sebuah tanggapan beserta solusinya dengan apa yang sudah terjadi saat ini yaitu tentang pemanasan global atau global warming. Mengapa saya lebih memilih masalah ini karena pemanasan global adalah tantangan terbesar bagi seluruh manusia yang ada di muka bumi ini dan masalah ini desebabkan oleh berbagai faktor, tetapi dalam hal ini saya akan membahas tentang bangunan sipil yang juga menyumbangkan peran terhadap terjadinya global warming. Global warming atau pemanasan global adalah fenomena mengkatnya suhu panas bumi. Hal ini karena adanya efek dari rumah kaca, yang artinya panas matahari tidak dapat dipantulkan kembali ke luar karena tertutupi oleh partikel-pertikel atau lapisan di atmosfer sehingga panas tersebut terkurung sehingga terasa seperti di dalam rumah kaca. Berikut adalah gambaran efek yang terjadi akibat pemanasan global.

Dan berikut ini adalah contoh pada pembahasn diatas tentang banjir yang disebabkan oleh perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab dan tidak kepekaannya untuk menjaga lingkungan.

Peran pembangunan sangat berpengaruh dalam hal ini contohnya banjir seperti pada gambar diatas tetapi bahaya yang lebih besar lagi yaitu isu global warming atau pemanasan global. Pembangunan gedung atau pembangunan sipil lainnya memiliki peran terhadap pemanasan karena : 1. Berkurangnya lahan hijau akibat pembangunan gedung atau bangunan sipil lainnya. 2. Pemborosan energi. 3. Material bangunan yang tidak ramah lingkungan. Dengan hal-hal tersebut seharusnya kita harus berfikir kedepan untuk memikirkan suatu terobosan baru untuk mengurangi efek terjadinya pemanasan global tersebut. Dan terobosan itu pun datang pada akhir-akhir ini yaitu gerakan dari para insiyur teknik untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kepedulian untuk menjaga serta melestarikan lingkungan ini. Gerakan tersebut adalah :

GO GREEN CONSTRUCTION

ITS Gelar Seminar Green Construction


Nurul Arifin Selasa, 13 Desember 2011 17:52 wib

Foto: Nurul Arifin/okezone SURABAYA - Permasalahan infrastruktur yang marak akhir-akhir ini tentunya seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Tak hanya itu, tingkat urbanisasi dan sistem aktivitas masyarakat yang kian intensif juga turut menjadi penyebab. Kondisi ini pun memerlukan konstruksi yang berbasis lingkungan. Menurut Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Triyogi Yuwono DEA, pembangunan infrastruktur berkelanjutan harus memperhatikan tiga aspek yakni Sosiologi, Ekonomi dan Ekologi. Tidak bisa kalau salah satunya saja. Karena itu, karya apa pun dewasa ini harus mempertimbangkan tiga aspek itu, katanya dalam Seminar Nasional Menuju Penyelenggaraan Infrastruktur Berkelanjutan, kerjasama dengan Badan Pembina Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum, di Rektorat ITS, Selasa (13/12/2011). Menurut Rektor, topik yang diangkat dalam seminar kali ini sangatlah tepat. Sebab, dapat mendukung konstruksi yang berkelanjutan dan sesuai dengan perubahan lingkungan yaitu kompetisi yang semakin ketat di era perdagangan bebas, serta adanya isu global warming dan climate change. Dia berharap, ke depan, pembangunan proyek konstruksi di Indonesia harus mengembangkan pola ramah lingkungan, sehingga pembangunan infrastruktur berkelanjutan dapat tercapai. Saya berharap dalam seminar ini, dapat menjawab tantangan pembangunan infrastruktur berkelanjutan ke depannya, tegasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Teknik Konstruksi Berkelanjutan, Kementerian PU, Dewi Chomistriana mengatakan, sudah saatnya konstruksi di Indonesia mengembangkan Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).Bila kita tidak berupaya mengembangkan iptek terkait konstruksi berkelanjutan, maka niscaya sektor konstruksi kita akan tertinggal jauh dengan negara-negara lain yang telah mengembangkan dan menerapkan beragam teknologi green construction, ujarnya. Saat ini Green Constrution akan menjadi trend setter di pasar konstruksi domestik. Sehingga apabila sumber daya konstruksi kita tidak siap maka pasar konstruksi Indonesia akan menjadi santapan empuk bagi jasa dan produk konstruksi asing yang telah memiliki eco-label.Pembangunan beragam jenis konstruksi pada dasarnya ditujukan untuk memenuhi kehidupan yang nyaman, produktif dan berkelanjutan, yang tentunya sangat berkaitan erat dengan isu kelestarian lingkungan. Pemerintah melalui Kementrian PU bertekad untuk dapat menerapkan kebijakan pembangunan konstruksi berkelanjutan dengan memperhatikan konsep-konsep pembangunan yang telah berkembang di dunia, seperti konsep Triple Zero yang telah diterapkan di Jerman, yaitu: Zero Energy, Zero Emition, dan Zero Waste.(rfa)

Green construction adalah suatu konsep kontruksi yang memenuhi 3 aspek penting yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali) dan recycling (mendaur ulang), tidak hanya itu saja namun juga efisien, hemat energi, menyediakan lahan hijau disekitar bangunan dan penggunaan bahan yang ramah lingkungan. Contoh dari green construction ini misalnya seperti penggunaan panel surya untuk penghematan energi. Namun konsep ini pun harus di ikuti oleh masyarakat yang lain dan juga kepekaan masyarakat akan upaya menjaga dan melestarikan lingkungan. Green construction ini adalah terobosan yang sangat baik untuk mengurangi dampak dari efek global warming namun perlu juga aplikasi yang nyata dari pihak pihak yang bersangkutan dalam melakukan gerakan ini dan juga dukungan pemerintah dalam menerapkan konsep ini. Sehingga akan terjadi suatu keseimbangan antara yang yang satu dengan yang lainnya. Diharapkan konsep untuk menyerukan bangunan ramah lingkungan tidak hanya menjadi slogan semata saja tetapi dapat diterapkan sebagai mana mestinya sehingga tidak menimbulkan kerusakan alam yang lebih parah dan juga yang terpenting adalah mengurangi efek dari global warming. Seorang insiyur teknik yang baik adalah tidak hanya dapat membangun tetapi juga dapat menjaga lingkungan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai