Anda di halaman 1dari 19

Bab. I 1. Pendahuluan 1.

1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya angin tersedia diseluruh daerah di dunia ini, namun tidak semua tempat bisa dijadikan sebagai lokasi berdirinya kincir angin (ladang angin). Karena hal tersebut akan mempengaruhi efisiensi dan efektifitas dari kincir angin. Potensi angin di suatu daerah sebaiknya dipelajari terlebih dahulu sebelum membuat kincir angin, karena harus ada kesesuaian antara potensi angin yang ada, dengan jenis kincir yang akan digunakan. Jika suatu daerah memiliki potensi angin yang rendah, sedangkan kapasitas kincir anginya besar akan terjadi ketidakefisienan atau kemubadziran biaya, disebabkan semakin besar kapasitas kincir angin, semakin besar juga biaya pembuatanya, sedangkan output yang dihasilkan tidak seberapa. Sebaliknya, apabila potensi anginya besar, sedangkan kapasitas kincir anginya kecil, akan menyebabkan kincir angin cepat rusak. 1.2 Perumusan Masalah Oleh sebab itu, dalam perancangan jenis kincir angin tidak dikenal istilah Rancangan kincir terbaik. Sebagai contoh apabila kincir angin yang berada di padang Nevada di Amerika Serikat dipidahkan ke Kota Bandung misalnya, produksi listrik yang dihasilkan tidak akan sama meski kincir anginya sama. Hal tersebut terjadi karena potensi angin di padang Nevada Amerika serikat berbeda dengan potensi angin yang ada di Kota Bandung. Jadi perancangan kincir angin yang baik itu adalah didasarkan pada dua hal, yaitu berdasarkan kegunaanya (untuk kerperluan mekanikal atau elektrikal) dan berdasarkan potensi angin yang tersedia di daerah tersebut.

1.3 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis bahan blade terhadap karakteristik kincir angin Savious. Penelitian dilakukan dalam Low Speed Wind Tunnel yang dimodifikasi dengan dudukan untuk penempatan sampel kincir yang diuji. Kincir yang diuji terbuat
1 Bahasa Indonesia | Perancangan Kincir Angin Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya
Generator 800 Watt

dari aluminium, seng, besi dan fiber yang masing-masing memiliki jumlah blade 2 dan 3. Pengambilan data dilakukan dengan jaln menempatkan kincir yang diuji dalam Wind Tunnel untuk dialiri angin mulai tanpa kecepatan hingga kecepatan maksimum 3,4 m/s, selanjutnya dilakukan pencatatan terhadap putaran poros yang dihasilkan dan dilakukan pembahasan mengenai keterkaitan perubahan jenis bahan blade terhadap efektifitas konversi energi angin masukan menjadi energi putar poros. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perubahan jenis bahan blade membawa pengaruh kepada kecepatan angin untuk menginisiasi. 1.4 Landasan teori Untuk mengetahui besarnya potensi angin yang tersedia di suatu wilayah, bisa dilakukan dengan pengukuran langsung dilapangan dengan menggunakan alat pengukur kecepatan angin (Anemometer). Pengukuran tersebut dilakukan secara konsisten dalam suatu periode waktu, bisa dilakukan selama satu minggu, satu bulan atau satu tahun, dan tentu saja semakin lama periode pengukuran akan menghasilkan data yang lebih akurat. Data yang diperoleh kemudian dirata-ratakan. Hasil rata-rata akan menunjukan kelayakan suatu tempat memiliki potensi angin yang baik atau tidak, semakin besar nilai rata-ratanya, potensi energi anginya pun semakin besar. Meskipun pendekatan metode tersebut masih secara kasar, namun dapat memberikan gambaran mengenai besar kecilnya angin yang bertiup di daerah tersebut. Untuk mendaptakan data yang lebih akurat anailisis lebih lanjut akan sangat berguna seperti analisis distribusi waktu, analisis distribusi frekuensi, distribusi angin tenang, distribusi probabilitas dll. Selain dapat diketahui dengan cara pengkuran langsung menggunakan anemometer, data angin juga dapat juga diketahui dengan menghubungi stasiun cuaca terdekat, dengan catatan di daerah tersebut terdapat stasiun cuaca. Lembaga yang memiliki stasiun cuaca diantaraya adalah Badan Metrologi dan Geofisika (BMG) juga Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Untuk di Kota Bandung data angin dapat diperoleh di BMG Kota Bandung. Data angin dari stasiun cuaca memiliki kelebihan daripada pengukuran langsung, Stasiun cuaca mencatat data angin secara lengkap dan detail dengan rekaman data angin yang cukup lama hingga belasan tahun.
2 Bahasa Indonesia | Perancangan Kincir Angin Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya
Generator 800 Watt

1.5 Metode Penelitian Secara umum, di wilayah indonesia angin bertiup hampir sepanjang tahun. Meskipun kecepatan angin rata-rata di seluruh Indonesia tidak terlalu besar yaitu antara 3 5 m/s, namun keadaan tersebut cukup potensial untuk dimanfaatkan karena energi angin akan dapat dimanfaatkan apabila kecepatan anginya lebih besar dari 3 m/s . Bahkan di beberapa kawasan seperti di Indonesia bagian timur, kecepatan angin rata-rata bisa mencapai lebih dari 5 m/s. (LAPAN, 2006) Untuk penentuan lokasi pendirian turbin, ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi. Pertama adalah faktor kekasaran permukaan lahan, maksudnya adalah keadaan secara fisik benda-benda yang dapat menghalangi laju angin, seperti pepohonan, bangunan perumahan, gedung-gedung dll. Lokasi yang memiliki kekasaran permukaan yang paling kecil, artinya benda-benda yang dapat menghalangi laju angin yang paling sedikit, adalah yang paling baik untuk dipilih. Namun bukan berarti daerah yang memiliki faktor kekasaran yang tinggi seperti daerah perkotaan atau pemukiman penduduk tidak bisa didirikan turbin angin, di lokasi tersebut bisa saja didirikan turbin angin, namun memerlukan tiang atau menara yang lebih tinggi daripada daerah dengan kekasaran permukaan yang kecil. Konsekuensinya adalah biaya akan lebih mahal. Apabila pendirian turbin angin terpaksa dilakukan pada daerah dengan faktor kekasaran yang cukup tinggi, hal yang harus diperhatikan adalah jarak antara turbin tersebut dengan benda-benda yang dapat menghalangi tiupan angin. Faktor yang kedua dalam menentukan lokasi pendirian kincir angin adalah topografi dari lahan tersebut. Topogrfi lahan yang tidak rata atau bergelombang seperti perbukitan dan lembah kurang baik untuk dipilih, karena persebaran anginya akan sangat sulit untuk diprediksikan. Tempat yang baik dilihat dari topografinya adalah tempat yang berupa dataran yang cukup luas seperti daerah pantai, lautan, atau padang rumpt dll. Berlanjut mengenai kincir, dilihat dari kegunaanya, kincir angin terbagi menjadi 2 jenis, yaitu untuk keperluan mekanikal dan untuk keperluan elektrikal. Contoh keperluan mekanikal maksudnya adalah pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan tenaga yang besar (torsi) seperti memompa air, menggiling gandum dll, sedangkan untuk
3 Bahasa Indonesia | Perancangan Kincir Angin Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya
Generator 800 Watt

keperluan elektrikal adalah untuk menggerakan generator agar dapat menghasilkan arus listrik. Dari kedua kegunaan tersebut akan membutuhkan karakteristik kincir angin yang berbeda, untuk keperluan mekanikal membutuhkan tenaga putar (torsi) yang tinggi. Untuk mendapatkanya adalah dengan cara memperbanyak jumlah sudu (blade) dari kincir tersebut, imbasnya adalah kecepatan porosnya (RPM) akan mengecil, namun hal tersebut tidak menjadi masalah, karena kecepatan poros tidak begitu dibutuhkan dalam kincir angin mekanikal, jenis lain dari kincir angin yang biasa digunakan untuk keperluan mekanikal adalah jenis dari kincir angin dengan sumbu vertikal (kecuali jenis Darius), kincir angin jenis ini memiliki karakteristik yang dibutuhkan untuk keperluan mekanikal. Lain halnya dengan kincir angin elektrikal (Turbin angin), lebih membutuhkan kecepatan yang tinggi dan torsi yang rendah, hal tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan sudu dengan jumlah yang sedikit, biasanya jumlah sudu yang digunakan adalah tiga buah.(dari berbagai sumber) Jenis kincir angin berdasarkan kegunaanya. Turbin angin sumbu horizontal memiliki karakteristik yang lebih cocok untuk kegunaan elektrikal, sedangkan jenis sumbu vertical (kecuali jenis Darius) lebih cocok untuk kegunaan mekanikal.

Bahasa Indonesia | Perancangan Kincir Angin Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya
Generator 800 Watt

Bab II 2. Dasar Teori 2.1 PEMILIHAN JENIS KINCIR ANGIN 2.1.1 Horizontal Axis Wind Turbine Turbin angin dengan sumbu horizontal mempunyai sudu yang berputar dalam bidang vertikal seperti halnya propeler pesawat terbang. Turbin angin biasanya mempunyai sudu dengan bentuk irisan melintang khusus di mana aliran udara pada salah satu sisinya dapat bergerak lebih cepat dari aliran udara di sisi yang lain ketika angin melewatinya. Fenomena ini menimbulkan daerah tekanan rendah pada belakang sudu dan daerah tekanan tinggi di depan sudu. Perbedaan tekanan ini membentuk gaya yang menyebabkan sudu berputar. Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki poros rotor utama dan generator listrik di puncak menara. Turbin berukuran kecil diarahkan oleh sebuahbaling-baling angin (baling-baling cuaca) yang sederhana, sedangkan turbin berukuran besar pada umumnya menggunakan sebuah sensor angin yang digandengkan ke sebuah servo motor. Bilah-bilah turbin dibuat kaku agar mereka tidak terdorong menuju menara oleh angin berkecepatan tinggi. Sebagai tambahan, bilah-bilah itu diletakkan di depan menara pada jarak tertentu dan sedikit dimiringkan. Karena turbulensi menyebabkan kerusakan struktur menara, dan realibilitas begitu penting, sebagian besar TASH merupakan mesin upwind (melawan arah angin). Meski memiliki permasalahan turbulensi, mesin downwind (menurut jurusan angin) dibuat karena tidak memerlukan mekanisme tambahan agar mereka tetap sejalan dengan angin, dan karena di saat angin berhembus sangat kencang, bilah-bilahnya bisa ditekuk sehingga mengurangi wilayah tiupan mereka dan dengan demikian juga mengurangi resintensi angin dari bilah-bilah itu.

Bahasa Indonesia | Perancangan Kincir Angin Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya
Generator 800 Watt

2.1.2 Kelebihan Turbin Angin Sumbu Horizontal Dasar menara yang tinggi membolehkan akses ke angin yang lebih kuat di tempat-tempat yang memiliki geseran angin (perbedaan antara laju dan arah angin) antara dua titik yang jaraknya relatif dekat di dalam atmosfir bumi. Di sejumlah lokasi geseran angin, setiap sepuluh meter ke atas, kecepatan angin meningkat sebesar 20%.

Gambar 1.Sistem Turbin Angin Sumbu Horizontal

Bahasa Indonesia | Perancangan Kincir Angin Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya
Generator 800 Watt

Bab. III 3. Metode Penelelitian 3.1 DESAIN PERANCANGAN SISTEM TURBIN ANGIN 3.1.1 Blades (Sudu) Sudu merupakan bagian dari sebuah kincir angin berupa pelat yang rata. Bila sejumlah udara dengan kecepatan bergerak melalui bidang seluas R2 (luas sudu), maka daya yang terdapat di dalam angin dapat ditentukan dengan rumus : P = v3 R2 P v R = Daya (watt) = Kerapatan udara (Kg/m3) = Kecepatan angin (m/s) = Luas sudu (m2)

Energi kinetik dari satu m3 udara yang bergerak, ditentukan dengan rumus : E = v2 E = Energi (Joule) = Kerapatan udara (Kg/m3) v = Kecepatan angin (m/s) Baling-baling kincir angin direncanakan berjumlah 3 buah, dengan besarnya diameter rotor 2 m. Jika kecepatan angin rata-rata 4 - 5 m/s, Dari rencana itu dapat ditentukan daya ideal yang dihasilkan adalah sebesar: a). Untuk kecepatan angin rata-rata 5 m/s P/A = V3
7 Bahasa Indonesia | Perancangan Kincir Angin Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya
Generator 800 Watt

P = V3 ( D2) P = (1,2) (5)3( x 3,14 x (2)2) P = 235.5 Watt b). Untuk kecepatan angin rata-rata 4 m/s P/A = V3 P = V3 ( D2) P = (1,2) (4)3( x 3,14 x (2)2) P = 120.576 Watt Untuk mendapatkan hasil yang optimal maximal dari sebuah kincir angin maka perlu diperhatikan sebagai berikut : Bentuk sudu seperti sekerup atau memuntir, sehingga aerodinamisnya semakin baik. untuk mendapatkan energi yang lebih baik sayap sayap dipasang langsung pada rotor. untuk sudu yang ideal berjumlah 3 buah sudu, karena menghasilkan pembagian gaya dan keseimbangan yang lebih baik. Dalam hal ini airfoil blade yang di gunakan adalah tipe jenis airfoil low drag flow atau airfoil untuk Tekanan Rendah disini di gunakan Airfoil tipe GM 15 (smoothed)

Gambar.2 Airfoil GM 15 (smoothed) (airfoiltools.com)

Bahasa Indonesia | Perancangan Kincir Angin Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya
Generator 800 Watt

Gambar.3 Desain SKEA jumlah sudu 3 buah

Gambar.4 Desain Blade

Bahasa Indonesia | Perancangan Kincir Angin Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya
Generator 800 Watt

Gambar.5 Pelapisan Molding dengan Plaster sebelum dicetak

10

Bahasa Indonesia | Perancangan Kincir Angin Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya
Generator 800 Watt

Gambar. 6 Molding yang sudah di cetak 3.1.2 Metode Pemilihan Generator Berdasarkan pengalaman, kami gunakan motor servo 3 phase untuk dijadikan lomba kincir angin. Ini dipilih karena harga yang lebih ekonomis. Selain itu, kami juga sudah mengerti kecepatan angin didaerah lokasi. Sehingga sangat cocok digunakan motor servo yang dibalik penggunaannnya. Selain itu, karena tegangan yang diijinkan hanya sebesar 24 volt DC, sehingga dipilihlah generator servo tersebut.

Gambar.7 Generator 800 Watt

11

Bahasa Indonesia | Perancangan Kincir Angin Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya
Generator 800 Watt

Gambar.8 Desain Dudukan Generator

3.1.3 Sistem Pengendali (Controler) Sistem Controler Mekanik Sistem pengendali dalam sistem ini menggunakan Tail ( Ekor ) sebagai controler. Tail berfungsi menjaga Blade (sudu) tetap pada arah datangnya angin dan menghindarkan turbin dari angin yang berlebihan. Tail merupakan bagian sistem mekanik dari turbin angin ketika terjadi proses yawing dan furling .Sistem furling akan mencegah kerusakan pada bagian bagian turbin angin seperti pada sudu (rotor) dan generator pada saat angin bertiup kencang . Secara efektif membuat lebih aman dan memberikan pengaturan daya output turbin angin tersebut. Sistem Furrling manual yang akan dirancang menggunakan sebuah tuas atau lengan dan sayapnya yang bekerja secara manual untuk memutar turbin menjauhi angin yang sangant kencang. Dalam operasinya sistek furling mekanik memanfaatkan gabungan gravitasi dan gaya dorong angin untuk memutar ekor (furling) dan memutar
12 Bahasa Indonesia | Perancangan Kincir Angin Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya
Generator 800 Watt

urbin (yawing) secara bersamaan. Pada pangkal ekor terdapat sumbu pivot yang bekerja seperti sebuah engsel sederhana. Rumus untuk menghitung keseimbangan antara berat ekor dan gaya dorong turbin (Thrust):

Thrust = D2 x V2 24 Dengan : D = Diameter Sudu (m) V = Kecepatan Angin (m/s)

Gambar .9 Tail (Ekor) Sebagai Pengendali Over Revolution

13

Bahasa Indonesia | Perancangan Kincir Angin Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya
Generator 800 Watt

Bab. IV 4. Perancangan 4.1 Sistem Electric Elektronik


Generator Amperemeter Voltmeter Fuse

Pembatas Tegangan

Logger

Saklar

Fuse

Beban

Gambar. 10 Skema Diagram rangkaian elektronik Ini adalah cara pengendalian kincir angin secara elektronis. Berikut ini adalah bagian-bagian dari pengendalian kincir angin secara elektronis. 4.2 Generator Generator digunakan untuk mengubah nergi mekanik menjadi energy listrik. Generator disini digerakkan oleh angin. Sehingga besar kecil tegangan yang dihasilkan tergantung oleh besar kecilnya kecepatan angin yang diterima sudu-sudu blade. Kami menggunakan motor servo yang kami balik kegunaannya sehingga menjadi generator. 4.3 Ampere Meter Ampere meter digunakan untuk memantau besarnya arus yang digunakan oleh seluruh beban. Dengan adanya ampere meter ini dapat diketahui besar kecilnya arus yang digunakan oleh beban.

14

Bahasa Indonesia | Perancangan Kincir Angin Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya
Generator 800 Watt

4.4 Volt Meter Volt meter digunakan untuk memantau tegangan yang dibangkitkan oleh generator. Sehingga dapat terpantau besarnya tegangan yang akang dimasukkan pada data logger. Volt meter ini kegunaan khususnya agar memantau tegangan yang dibangkitkan generator jika melebihi 24 volt DC, dapat diketahui. 4.5 Voltage Controller Voltage controller (pengatur tegangan) ini digunakan untuk mencegah tegangan generator yang akan masuk pada data logger tidak lebih dari 24 volt. Atau maksimal hanya 24 volt. Sehingga berapapun besarnya tegangan yang dibangkitkan oleh generator, tetap saja akan dihasilkan sebesar 24 volt saat masuk ke data logger. Jika tegangan yang dibangkitkan oleh generator dibawah 24 volt. Tegangan tersebut dapat juga diteruskan ke data logger. Pada rangkaian ini juga terdapat sekring yang berfungsi untuk melindungi data logger dan rangkaian elektronika jika terjadi hubung singkat. Sehingga keamanan yang utama. Jika teganan yang dibangkitkan oleh generator sangat besar, maka cukuplah beberapa komponen pada voltage generator ini yang rusak atau meledak. Sehingga data logger selalu dalam kondisi aman. Untuk membatasi tegangan tersebut digunakanlah IC seri 7824 dengan ditambah penguat arus yang berfungsi untuk melindungi IC agar tidak meledak jika komponen yang digunakan. Untuk pengut arus kami gunakan 3 biji transistor yang kam parallel.

15

Bahasa Indonesia | Perancangan Kincir Angin Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya
Generator 800 Watt

4.6 Data logger Seperti yang telah diketahui bersama, data logger berfungsi untuk mencatat energy yang dibangkitkan oleh generator secara real time / setiap waktu. Sehingga dapat dicatat arus yang mengalir, tegangan yang dihasilkan, serta daya yang dibangkitkan. 4.7 Beban Beban disini dugunakan untuk mengoptimalkan pembangkitn energy listrik ini. Jika energy listrik yang dibangkitkan oleh generator sangat besar, maka energy tersebut dapat optimal diserap karena energy listrik yang dibangkitkan tidak terbuang sia-sia alias terpakai. Pada beban ini juga sudah terdapat sekring untuk pengaman jika beban terjadi hubung singkat. Sehingga data logger ataupun system tidak mengalami kerusakan yang lebih parah lagi. 4.8 Tower (Menara Kerangka) Tower yang akan dirancang disini adalah Menara Kerangka (Triangle Tower) kontruksi menara ini terdiri dari besi besi siku yang dibuat sedemikian rupa hingga menjadi sebuah menara, tingginya disesuaikan dengan kebutuhan. Menara ini terbuat dari besi bulat atau baja, sehingga menara lebih tahan lama..Tower ini biasa kita jumpai di gedung -gedung tinggi maupun perkantoran, selain itu bisa juga kita jumpai di sekolah-sekolah maupun warnet. Tower triangle sendiri mempunyai fungsi yang sangat banyak. selain bisa kita gunakan untuk meletakkan atau sebagai tempat pendukung dalam instalasi jaringan internet, tower triangle juga bisa juga digunakan untuk antena radio amatir maupun antena lainnya. Ada berbagai spesifikasi produk yang digunakan dalam pemasangan tower triangle ini, ada yang menggunakan Galvanis ada juga yang tidak. Istilah Galvanis atau Galvalum dipakai untuk membedakan jenis lapisan finishing atau coatingpada baja ringan. Galvanis adalah istilah untuk baja ringan yang diberi lapisan seng ( zinc) . Untuk galvanis finishingnya terdiri dari: 98% unsur coatingnya adalah seng/ zink dan 2% adalah unsur alumunium.
16 Bahasa Indonesia | Perancangan Kincir Angin Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya
Generator 800 Watt

Galvalum merupakan sebutan untuk pelapisan yang mengandung unsur alumunium dan zinc, dipasaran popular dengan sebutan Zincalume. Untuk Galvalum finishingnya terdiri dari: 55% unsur coatingnya adalah aluminium, 43, 5% adalah unsur seng/ zink dan 1, 5% unsur silikon.Beberapa produsen mengklaim bahwa pada tebal pelapisan yang sama, Galvalum memiliki ketahanan terhadap karat yang lebih tinggi dibandingkan Galvanis.Untuk menyamai kekuatan galvalum menahan karat, maka pelapisan pada galvanis dibuat lebih tebal. Seperti juga produk material lainnya, dipasaran beredar berbagai macam kelas material, pilihlah baja ringan dengan mutu material prima yang sudah teruji dilapangan.

Gambar.11 Tower Triangle

17

Bahasa Indonesia | Perancangan Kincir Angin Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya
Generator 800 Watt

Pada prinsipnya tower triangle 75% kekuatan terletak pada tarikan pemancang, jadi dengan memakai tarikan pemancang dengan jarak standar, sanggup di bebani antena sampai seberat 50kg. Standar jarak tarikan pemancang adalah 1/3 dari ketinggian, jadi andaikan tinggi tower 30 meter jarak pemancangnya adalah 10 meter dari titik pondasi towet triangle. 4.9 Pengaman Hubung Singkat Pengaman hubung singkat berfungsi sebagai mengamankan rangkaian dan data logger jika terjadi hub singkat, sehingga data logger, beban dan rangkaian menjadi aman. Pengaman hubung singkat yang digunakan adalah fuse (Sikring). Bab. IV 5.1 Pembahasan Pada dasarnya angin tersedia diseluruh daerah di dunia ini, namun tidak semua tempat bisa dijadikan sebagai lokasi berdirinya kincir angin (ladang angin). Untuk mengetahui besarnya potensi angin yang tersedia di suatu wilayah, bisa dilakukan dengan pengukuran langsung dilapangan dengan menggunakan alat pengukur kecepatan angin (Anemometer). Pengukuran tersebut dilakukan secara konsisten dalam suatu periode waktu, bisa dilakukan selama satu minggu, satu bulan atau satu tahun, dan tentu saja semakin lama periode pengukuran akan menghasilkan data yang lebih akurat. Selain dapat diketahui dengan cara pengkuran langsung menggunakan anemometer, data angin juga dapat juga diketahui dengan menghubungi stasiun cuaca terdekat, dengan catatan di daerah tersebut terdapat stasiun cuaca. 5.2 kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis bahan blade terhadap karakteristik kincir angin Savious. Penelitian dilakukan dalam Low Speed Wind Tunnel yang dimodifikasi dengan dudukan untuk penempatan sampel kincir yang diuji. Kincir yang diuji terbuat
18 Bahasa Indonesia | Perancangan Kincir Angin Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya
Generator 800 Watt

dari aluminium, seng, besi dan fiber yang masing-masing memiliki jumlah blade 2 dan 3. Turbin angin dengan sumbu horizontal mempunyai sudu yang berputar dalam bidang vertikal seperti halnya propeler pesawat terbang. Turbin angin biasanya mempunyai sudu dengan bentuk irisan melintang khusus di mana aliran udara pada salah satu sisinya dapat bergerak lebih cepat dari aliran udara di sisi yang lain ketika angin melewatinya. Fenomena ini menimbulkan daerah tekanan rendah pada belakang sudu dan daerah tekanan tinggi di depan sudu. Perbedaan tekanan ini membentuk gaya yang menyebabkan sudu berputar. Bilah-bilah turbin dibuat kaku agar mereka tidak terdorong menuju menara oleh angin berkecepatan tinggi. Sebagai tambahan, bilah-bilah itu diletakkan di depan menara pada jarak tertentu dan sedikit dimiringkan. Bab. VI Daftar Pustaka
[1]United Kingdom Parliementary Office of Science and Technology. Postnote on Carbon Footprint of Electricity Generation. November 2006. [2]Farret, Felix A., M. Godoy Simes. Integartion of Alternative Sources of Energy. John Wiley & Sons, Inc., New Jersey, 2006. [3]Chapman, Stephen J. Electric Machinery Fundamentals. McGraw-Hill, Singapore, 1991. [4]Mohan, Ned, Tore M. Undeland, William P. Robbins. Power Electronics: Converters, Applications, and Design. John Wiley & Sons, Inc., 2003.

19

Bahasa Indonesia | Perancangan Kincir Angin Dengan Putaran 3000 Rpm Dan Daya
Generator 800 Watt

Anda mungkin juga menyukai