Anda di halaman 1dari 33

KOMPLIKASI AKIBAT ANESTESI LOKAL

Oleh : M.Hendra Chandha,drg.,M.S.

Komplikasi lokal anestesi didefinisikan sebagai suatu penyimpangan dari pola normal selama sesudah terjadi regional analgesia.
Komplikasi sehubungan pemberian anestetik lokal dibagi dalam 2 kelompok besar : a. Lokal komplikasi b. Sistemik komplikasi

Lokal komplikasi
1.

Patahnya jarum Penyebab : gerakan tiba2, jarum gauge kecil, jarum yang dibengkokkan Pencegahan : Kenalilah anatomi daerah yang akan dianastesi, gunakan jarum gauge besar, Jangan masukkan jarum sampai porosnya, pakai jarum sekali saja, jangan merobah arah jarum, beritahu pasien sebelum penyuntikan

Penanganan : tenang, jangan panik, pasien jangan bergerak, mulut harus tetap terbuka, kalau fragmen kelihatan angkat dgn hemostat kecil, bila jarum tdk kelihatan, jangan diinsisi, beritahu pasien, kirim ke ahli bedah mulut

2. Rasa sakit pd injeksi Penyebab : Teknik injeksi salah, jarum tumpul, deposit larutan cepat, jarum mengenai periosteum. Pencegahan : penyuntikan yang benar, pakai jarum yang tajam, pakai larutan anestesi yang steril, injeksi kan jarum perlahan-lahan, hindari penyuntikan yang berulang-ulang. Penanganan : tidak perlu penanganan khusus

3. Rasa terbakar pd injeksi Penyebab : pH larutan melampaui batas, injeksi larutan cepat, kontaminasi larutan cartridge dgn lar sterilisasi, larutan anestesi yg hangat Masalah : bisa terjadi iritasi jaringan, jaringan rusak Pencegahan : Gunakan anestetik lokal yang pH kira2 5, injeksi larutan perlahan-lahan (1 ml/menit), cartridge disimpan dalam suhu kamar, lokal anestetik tetap steril

4. Parestesia Penyebab : Trauma/iritasi mekanis pd nervus akibat insersi jarum atau larutan anestetik sendiri Masalah: dpt terjadi selamanya, luka jaringan Pencegahan : Injeksi yang tepat, penggunaan cartridge yang baik Penanganan : Tenangkan pasien,pemeriksaan pasien (lamanya parestesia),pemeriksaan ulang sampai gejala hilang, konsul ke ahli bedah mulut atau ahli neurologi

5. Trismus Ggn membuka mulut Penyebab : trauma pd otot pembuka mulut, iritasi larutan, perdarahan/infeksi rendah pada otot Masalah : Rasa sakit, hipomobiliti. Pencegahan : Pakai jarum suntik tajam, asepsis daerah suntikan,hindari injeksi berulang- ulang, volume anestesi minimal. Penanganan : Terapi panas (kompres daerah trismus 15-20 menit setiap jam, analgetik, obat relaksasi otot, fisioterapi (buka mulut 510 menit tiap 3 jam), mengunyah permen karet, bila ada infeksi beri antibiotik.

6. Hematoma Efusi darah kedalam ruang ekstra vaskular Penyebab : robeknya pembuluh drh vena/arteri akibat penyuntikan,tertusuknya arteri/vena, efusi darah Pencegahan : anatomi dan cara injeksi harus diketahui dgn benar, teknik anestesi sesauai indikasi, jumlah penetrasi jarum minimal mungkin Penanganan : Penekanan pd pembuluh darah yang terkena, analgentik bila nyeri, aplikasi panas pd hari berikutnya

7. Infeksi Penyebab : jarum dan daerah operasi tidak steril, infeksi mukosa masuk kedlm jaringan, teknik pemakaian alat yang salah Pencegahan : jarum steril, aseptik, hindari ijeksi berulangulang Penanganan : terapi panas, analgetik, antibiotik

8. Edema pembengkakan jaringan Penyebab : trauma selama injeksi, infeksi, alergi, perdarahan, iritasi larutan anestetik Pencegahan : pemakaian alat anestesi yg betul, injeksi atraumatik, pem/teliti pasien sebelum pemberian lar anestetik. Penanganan : Mengurangi pembengkakan secepat mungkin, bila edema berhub dgn pernapasan mk dirawat dgn, epineprin 0,3 mg iv/im, antihistamin iv/im, kortikosteroid iv/im, supinasi, berikan Basic life support, tracheastomi bila sumbat napas, evaluasi pasien

9. Bibir tergigit Penyebab : pemakaian long acting anestetik lokal. Masalah : bengkak dan sakit Pencegahan : pilih anestetik durasi pendek, jangan makan/minum panas, jangan menggigit-gigit bibir. Penanganan : analgetik, antibiotik, kumur air garam hangat, vaselin pada bibir

10. Paralyse N.Facialis

N.Facialis teranastesi Penyebab : Masuknya larutan anestesi ke dlm kapsul/ substansia glandula parotid Masalah : Kehilangan fungsi motoris otot2 ekspresi wajah, mata tdk bisa mengedip dan mengerling Pencegahan : Teknik yg benar utk blok n. Alveolaris inferior, Jarum jangan menyimpang lebih ke posterior wkt blok n. Alveolaris inferior Penanganan : beritahu pasien bhw ini bersifat sementara, anjurkan pasien sec priodik menutup pelupuk mata atas dgn tangan

11.Lesi intra oral pasca anestesi Penyebab : stomatitis apthosa rekuren, herpes simpleks Masalah : pasien mengeluh sensitivitas akut pd daerah ulserasi. Penanganan : simptomatik, kumur2 dgn larutan dipenhidramin dan susu magnesium

12.Sloughing pd jaringan Penyebab : Epitel desquamasi, abses steril Masalah : sakit hebat Pencegahan : pakai topikal anestesi, bila memakai vasokonstriktor jangan berlebihan Penanganan : sec simptomatik, rasa sakit diobati dgn analgesik (aspirin/kodein sec topikal)

13. Syncope (Fainting) Merupakan bentuk shock neurogenik Penyebab : Ischemia cerebral sekunder, penurunan volume darah ke otak, trauma psikologi Masalah : kehilangan kesadaran Pencegahan : Fentilasi yg cukup, posisi kepala lebih rendah dr tubuh, hentikan bila terjadi perubahan dr wajah pasien Penanganan : Posisikan kepala lebih rendah dr tubuh, kaki sedikit diangkat,bila sadar anjurkan tarik napas dalam2, rangsang pernapasan dgn wangi2an

SISTEMIK KOMPLIKASI
1.

Toksisitas adalah tanda dan gejala klinik akibat pemberian obat berlebihan (konsentrasi obat tinggi dalam darah), predisposisi al pasien ( umur, BB, Seks,penyakit yg ada, genetik), obat ( alami, konsentrasi, cara pemberian, Kec injeksi, vaskularisasi, vasokonstriktor

Etiologi : Dosis besar, absorpsi lar anestesi cepat, gglan pemberian intra vaskular lokal anestesi, biotransformasi obat lambat, pembuangan obat dr tubuh lambat Gejala : overdosis ringan : banyak bicara, mengacau, pusing, pucat, nadi naik, tensi naik; overdosis sedang : gelisah, sakit kepala, mual/muntah, pandangan kabur, nadi turun, tensi naik. Overdosis berat : konvulsi, depresi SSP, Depresi tek darah,pernapasan cepat denyut jantung cepat, hipoksia dan bisa meninggal

Pencegahan : evaluasi pasien, seleksi obat anestesi, volume sekecil mungkin, deposit lar perlahan-lahan, aspirasi seb injeksi, gunakan vasokonstriktor. Penanganan : 1.Rx overdosis ringan (serangan cepat) tenangkan pasien, berikan oksigen lewat hidung, periksa tanda vital. (Serangan lambat) tenangkan pasien, berikan oksigen, monitor tanda vital, berikan antikonvulsan, berikan diazepam, lakukan test utk sistem vital, pasien ditemani pulang,tentukan penyebab reaksi sebelum perawatan gigi berikutnya

2. Reaksi overdosis berat Serangan cepat : ditandai dgn gejala hilangnya kesadaran (kemungkinan penyebab injeksi (vena) Posisikan pasien secara supin dgn kaki agak terangkat, jika terjd konvulsi lindungan pasien dari luka, lindungi tangan ,kaki, kepala dgn bahan yg lunak, pasang sapu tangan diantara gigi pasien, berikan basic lief support, Berikan vasopressor ringan (20mg methoxamine IM), istirahatkan pasien

Serangan lambat : kmkgn penyebab adalah dosis total yang besar, absorpsi cepat biotransformasi abnormal dan disfungsi ginjal. Hentikan perawatan gigi, berikan basic life support, berikan antikonvulsan, berikan vasopressor IM, evaluasi pasien.

Allergi
Allergi adl keadaan hipersensitif yang spesifik thd obat atau bahan kimia yg diperoleh sbg hasil reaksi alergen. Penyebab : suatu reaksi antigen antibodi yg spesifik pada pasien yang sensitif thd obat tertentu atau derifat kimiawi.

Tanda & gejala : Urtikaria, angiodema, sesak napas, dyspnoe, muka merah, cyanosis, berkeringat, takikardi, kecemasan, edema laringeal, tersumbat jalan napas. Allergi dpt menyebabkan anafilaktik dgn gejala : reaksi kulit, spasma otot polos, sesak napas, kolap kardiovaskuler. RX kulit berupa : sakit, pruritis, eritema, urtikaria, mual, pusing, konjungtivitis, vasomotor rinitis, pilomotor erection

Kerusakan gastrointestinal : kejang hebat pada perut,mual & pusing,diare,tdk bisa menahan feces dan urine. Kelainan pernapasan : sakit pada dada,batuk,sesak napas,membran mukosa dan kuku cyanosis,edema larings. Sistem kardiovaskuler : pucat,sakit kepala hebat,palpitasi,tachycardi,hypotensi,cardia c arrytmia,tdk sadar,cardiac arrest.

Pencegahan :
Evaluasi preanestesi yang adekuat Riwayat alergi obat t3 jangan beri

Penanganan :
1. Reaksi kulit a.Reaksi kulit lambat Penggunaan antihistamin IM :Dyphenhydramin HCL / Chlorphenhydramine, Konsultasi medis u/ mengetahui penyebab rx.

b.Reaksi kulit sedang: 0,3 ml epinephrin 1 : 1000 IM Antihistamin : 50 mg diphenhydramine Konsultasi medis Observasi pasien 60 menit Beri oral antihistamin Evaluasi rx pengobatan gigi selanjutnya

2. Reaksi Respiratory

a. Konstriksi Bronchial : - Hentikan perawatan - Posisi pasien setengah tidur - Pemberian oksigen - Pemberian epinephrin - Observasi pasien 60 mnt - Gunakan antihistamin - Konsultasi medis - Antihistamin oral dan evaluasi rx alergi

b. Edema Larings :
Posisi pasien telentang 0,3 ml epinephrin 1 : 1000 IV Pulihkan jalan udara Berikan oksigen Gunakan obat tambahan : antihistamin IM,Kortikosteroid IM - Cricothyrotomy

2. Reaksi Anaphylaxis - Pasien posisi telentang


- Basic Life Support : a. Airway:miringkan kepala,perhatikan jalan napas,pernapasan b. Breathing : periksa denyut nadi,ventilasi buatan,bantu oksigen c. Circulasi : Periksa denyut nadi,cardiac compression - 0,3 ml epinephrin 1 : 1000 IM atau IV - Monitor tanda-tanda vital

IDIOSYNKRASI
Adl istilah yang sering digunakan pada rx terhdp anastetikum lokal atau obat yg tdk bisa diklasifikasikan sebagai rx toksik atau alergi. Idiosynkrasi tdk mempunyai hubungan dengan farmakologi obat,jenis rx ini dapat terjadi sebagai akibat pengaruh emosional.

Perawatan emergensi u/ jenis rx ini tergantung pada gejala2 yg dimanifestasikan. Airway dan oksigenasi harus diperhatikan Tindakan pencegahan harus diberikan u/ melindungi pasien dari luka akibat gerakan konvulsif atau Rx lain yg hampir sama. Juga perlu mengetahui latar belakang preanestetik atau preoperatif, serta psikoterapi u/ membantu mengurangi rx akibat fc emosional. Premedikasi yang benar akan sangat menguntungkan.

Anda mungkin juga menyukai