Anda di halaman 1dari 4

Tentang Antibiotik

Apakah Mikroba dan Infeksi? Penyakit menular disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, jamur dan beberapa mikroba lain. Mikroba adalah mikroorganism bersel tunggal yang mampu hidup dalam tubuh manusia. Tidak semua mikroba dapat hidup di luar tubuh manusia. Infeksi adalah keadaan dimana mikroba masuk ke dalam tubuh manusia sehingga menyebabkan penyakit. Infeksi yang disebabkan bakteri kerap disebut kalangan kedokteran sebagai infeksi bakterial. Infeksi yang disebabkan oleh virus, misalnya, disebut infeksi viral. Apakah Bakteri dan Virus? Bakteri adalah jenis mikroba yang mampu hidup di dalam dan di luar tubuh manusia. Banyak bakteri tidak berbahaya, bahkan menguntungkan seperti bakteri baik yang ada di kulit, saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Namun sebagian bakteri dapat menimbulkan infeksi tenggorokan, telinga dan saluran napas. Virus adalah mikroorganisme yang lebih kecil dari bakteri dan tidak dapat bertahan hidup di luar sel tubuh manusia. Di dalam tubuh manusia, virus memperbanyak diri dan merusak sel Infeksi apa yang disebabkan oleh virus dan tidak boleh diobati dengan antibiotik? Infeksi virus seperti demam, flu/selesma, batuk pilek, radang tenggorokan, diare singkat tanpa pendarahan, demam berdarah dengue dan beberapa infeksi telinga. Apakah antibiotik? Antibiotik adalah obat untuk melawan bakteri. Alexander Fleming menemukan antibiotik pertama, penicillin, pada tahun 1927. Setelah digunakan pertama kali tahun 1940an, antibiotik membawa perubahan besar pada pelayanan kesehatan dan penyembuhan infeksi bakterial. Kata "antibiotik" mengacu pada bahan alam yang dihasilkan oleh jamur dan mikroorganisme lain yang dapat membunuh bakteri. Kini, antibiotik dapat berupa bahan sintetis (tidak dihasilkan oleh mikroorganisme) yang juga membunuh atau menghambat pertumbuhan balteri. Meski antibiotik memiliki banyak manfaat, penggunaannya yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi bakteri terhadap antibiotik.

Apakah resistensi antibiotik? Resistensi terhadap antibiotik adalah perubahan kemampuan bakteri hingga menjadi kebal terhadap antibiotik. Resistensi terhadap antibiotik terjadi akibat berubahnya sifat bakteri sehingga tidak lagi dapat dimatikan atau dibunuh. Keampuhan obat menjadi melemah atau malah hilang. Bakteri yang resisten terhadap antibiotik tidak akan terbunuh oleh antibiotik, lalu berkembang biak dan menyebar sehingga menjadi lebih berbahaya. Kenapa saya harus perduli terhadap resistensi antibiotik? Masyarakat sering mengira bahwa tubuh manusialah yang kebal terhadap antibiotik tertentu. Padahal sesungguhnya, mikrobalah dan bukan manusia, yang kebal terhadap antibiotik. Hampir semua jenis bakteri kini telah menjadi lebih kuat dan tidak mempan terhadap antibiotik. Resistensi terhadap antibiotik menyebabkan bahaya besar bagi manusia karena infeksi yang semula mudah diobati dengan antibiotik kini menjadi sulit atau bahkan tidak dapat lagi diobati dengan antibiotik. Pasien yang bakteri dalam tubuhnya resisten terhadap antibiotik bisa jadi memerlukan jenis jenis antibiotik yang lebih kuat dan lebih mahal, dan dalam jumlah yang lebih besar karena waktu penyembuhan yang lebih lama. Bakteria yang kebal terhadap antibiotik dengan cepat menyebar ke anggota keluarga, teman sekolah, rekan kerja, dan mengancam masyarakat dengan menimbulkan jenis infeksi baru yang lebih sulit diobati sehingga lebih mahal biaya perawatannya. Jika satu mikroba resisten terhadap beberapa antibiotik, maka akan lebih sulit lagi mengobati penyakit. Kenapa bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik? Penggunaan antibiotik yang tidak tepat meningkatkan jumlah dan jenis bakteri yang kebal terhadap antibiotik Setiap kali seseorang mengonsumsi antibiotik, maka bakteri yang sensitif akan terbunuh, tetapi bakteri yang kebal akan terus hidup, tumbuh dan berkembang biak. Penggunaan antibiotik yang berulang-ulang dan tidak tepat adalah penyebab utama peningkatan jumlah bakteri yang kebal terhadap obat. Penggunaan antibiotik secara cerdas, tepat, adalah kunci pengendalian penyebaran bakteri yang resisten terhadap antibiotik.

Antibiotik membunuh bakteri, tidak membunuh virus


Bagaimana bakteri bisa kebal terhadap antibiotik? Beberapa bakteri mampu menetralkan antibiotik sebelum membunuhnya, bakteri lain mampu dengan cepat mengeluarkan antibiotik dari sel mereka dan bakteri lainnya mampu mengubah titik serang antibiotik sehingga tidak menggangu fungsi hidupnya. Antibiotik membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri yang peka. Tetapi, terkadang, salah satu bakteri dapat bertahan hidup karena mampu menetralisir atau menghindar dari efek antibiotik. Bakteri semacam ini akan berkembang biak dan menggantikan tempat bakteri-bakteri yang terbunuh. Bakteri yang semula peka terhadap suatu antibiotik pun dapat menjadi kebal melalui perubahan genetik di dalam selnya, atau dengan menerima DNA yang sudah reisten dari bakteri lain. Artinya bakteri dapat menjadi resisten terhadap beberapa antibiotik sekaligus. Ini tentu menyulitkan para dokter memilih antibiotik yang tepat untuk pengobatan.
2

Bagaimana saya dapat mencegah infeksi yang resisten terhadap antibiotik?

Gunakan antibiotik hanya jika diperlukan


Memahami apa itu antibiotik, manfaat dan bahayanya adalah langkah awal mencegah resistensi terhadap antibiotik. Perlu dipahami, meski sangat bermanfaat, antibiotik hanya ditujukan mengatasi infeksi akibat bakteri, bukan infeksi virus seperti demam, batuk, atau flu. Beberapa tips untuk diingat: 1. Menanyakan tentang resistensi antibiotik kepada tenaga kesehatan. Tanyakan apakah antibiotik yang digunakan memang sangat dibutuhkan untuk menyembuhkan penyakit. Tanyakan juga apa lagi yang harus dilakukan untuk mempercepat penyembuhan. 2. Jangan konsumsi antibiotik untuk infeksi akibat virus seperti demam dan flu. 3. Jangan menyimpan antibiotik untuk persediaan mengatasi sakit yang akan datang Habiskan antibiotik dengan tuntas sesuai anjuran dokter. Buang sisa obat yang menurut dokter tidak perlu diteruskan. 4. Gunakan antibiotik secara tepat seperti diresepkan dokter. Jangan melewatkan waktu dan dosis yang diharuskan. Habiskan semua obat meskipun Anda telah merasa lebih sehat. Jika pengobatan dihentikan mendadak, beberapa bakteri yang bertahan dapat menyebabkan infeksi kembali 5. Jangan gunakan antibiotik yang diresepkan bagi orang lain, yang tentunya tidak tepat untuk penyakit Anda. Menggunakan antibiotik yang salah dapat memperlambat pengobatan yang tepat dan memberi waktu bakteri berkembang biak. 6. Jika dokter memastikan anda tidak memiliki infeksi bakteri tanyakan cara untuk mengurangi gejala. Jangan paksa dokter memberikan antibiotik. Bagaimana petugas kesehatan membantu pencegahan resistensi antibiotik? Dokter dapat menghambat penyebaran resistensi terhadap antibiotik dengan cara: Hanya meresepkan antibiotik jika memang tepat bagi pasien Gunakan antibiotik yang tepat untuk bakteri penyebab penyakit Gunakan antibiotik dengan dosis dan jangka waktu yang benar. Apakah produk yang mengandung antibakteri (sabun, cairan pembersih di rumah, dll) lebih baik untuk mencegah penyebaran infeksi? Bagian terpenting pencegahan penyebaran infeksi di masyarakat dan di rumah tangga adalah perilaku hidup bersih dan sehat. Ini termasuk mencuci tangan dan membersihkan berbagai benda di rumah yang digunakan bersama. Produk pembersih yang mengandung antibakteri belum terbukti dapat mencegah infeksi lebih baik dari pembersih yang tidak mengandung antibakteri. Walau penelitian in vitro (dalam lingkungan terkendali) menampakkan hubungan antara antibakteri kimiawi dalam produk pembersih dengan resistensi bakteri, namun tidak menunjukkan dampak terhadap kesehatan manusia. Diperlukan banyak penelitian untuk membuktikan dampak penggunaan antibakteri dalam produk pembersih dengan masalah resistensi bakteri. Badan Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat menyatakan bahwa tidak terdapat cukup bukti bahwa produk-produk pembersih seperti sabun tangan atau sabun mandi dengan kandungan antibakteri lebih bermanfaat dari produk-produk yang tidak memiliki kandungan antibakteri.
3

Apakah obat jerawat juga menyebabkan resistensi terhadap antibiotik? Penggunaan antibiotik, secara tepat ataupun tidak, turut andil dalam perkembangan resistensi antibiotik. Hal ini terjadi dalam hal obat jerawat yang mengandung antibiotik. Penggunaan antibiotik, baik dalam waktu singkat maupun lama, untuk pengobatan atau pencegahan infeksi antibakteri, haruslah atas petunjuk dokter, untuk memastikan penggunaan antibiotik secara tepat. Apakah probiotik berperan dalam mencegah atau mengobati resistensi terhadap antibiotik atau infeksi bakteri yang resisten? Probiotik adalah nama bagi mikroorganisme yang jika dikonsumsi secara tepat dapat meningkatkan kesehatan. Ada berbagai jenis probiotik yang telah dipelajari untuk melihat manfaatnya terhadap kesehatan. Belum jelas apakah probiotik memang berperan mencegah infeksi yang disebabkan resistensi terhadap antibiotik

Kalau Anda Demam atau Pilek, Bukan Antibiotik Obatnya! Bagaimana kalau saya memiliki gejala Disebabkan oleh: Masuk angin Bukan kuman Demam Virus Batuk Virus Sakit tenggorokan Virus Pilek Virus Mengobati demam, batuk, pilek, flu akibat virus dengan antibiotik : - TIDAK AKAN membuat Anda lebih sehat - TIDAK AKAN menjadikan keadaan Anda lebih baik - TIDAK menyembuhkan - TIDAK mencegah penularan kepada orang lain

Antibiotik? TIDAK PERLU TIDAK PERLU TIDAK PERLU TIDAK PERLU TIDAK PERLU

Untuk informasi lengkap: http://www.who.int/world-health-day/2011/en/index.html http://www.who.int/topics/drug_resistance/en/ http://www.searo.who.int/EN/Section260/Section2659.htm http://www.cdc.gov/getsmart/antibiotic-use/anitbiotic-resistance-faqs.html http://www.cdc.gov/getsmart/antibiotic-use/know-and-do.html Jadi, kita harus melakukan apa? Komunikasikan resistensi antibiotik dengan dokter Anda, katakan Anda mendukung penggunaan obat yang rasional. Jika dokter menganggap Anda perlu mengkonsumsi antibiotik: konsumsi sesuai resep dokter tuntaskan dosis sesuai resep, misalnya jika memang harus dimakan 3 kali sehari selama 5 hari, lakukan sesuai aturan dan pada waktu yang tetap pada pagi, siang dan petang harinya, selang 8 jam jangan berhenti makan antibiotik karena Anda sudah tidak merasakan gejala penyakit, atau merasa sehat. Pemberhentian tidak sesuai waktu, atau terlalu cepat bisa membuat bakteri bertahan hidup dan menyebabkan infeksi ulang

Anda mungkin juga menyukai