Anda di halaman 1dari 6

SMK SEBAGAI SOLUSI SECOND CHOICE YANG MENJANJIKAN MASA DEPAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini para siswa SMP sudah mengikuti Ujian Nasional dan mereka yang dinyatakan lulus, disibukan untuk mencari sekolah kejenjang selanjutnya. Untuk mencari sekolah, orang tua ikut andil dalam menentukan pendidikan selanjutnya. Sekarang ini banyak sekali tawaran sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta. Di setiap sekolah tersebut mempunyai tujuan yang berbeda-beda baik SMA maupun SMK. SMA bertujuan menyediakan dan menyiapkan para siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi sedangkan SMK menyediakan tenaga kerja tingkat menengah. Penyelenggaraan pendidikan bukan semata-mata menjadi tanggungjawab pemerintah dan sekolah. Peranserta masyarakat (stakeholder) memiliki peranan penting dalam mewujudkan penyelenggaraan pendidikan. Masyarakat dapat berperan dalam penetapan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan, pengembangan kurikulum terutama kualitas kurikulum yang sesuai dengan tuntutan yang diharapkan masyarakat, dan penyaluran lulusan yang dihasilkan dari proses penyelenggaraan pendidikan. Selama ini, masih terkesan bahwa masyarakat masih belum menyadari perannya dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Setiap hasil kebijakan dan perubahan kurikulum yang dihasilkan dari pemerintah selalu menjadi polemik bahkan terjadi kontra produktif. Kondisi yang demikian kurang efektif dalam penyelenggaraan pendidikan. Peranserta masyarakat, terutama dunia usaha dan industri, sangat terasa masih kurang optimal perannya dalam rangka penyelenggaraan pendidikan kejuruan. Kelemahan peranserta masyarakat tersebut nampak ketika pengembangan dan evaluasi kurikulum pendidikan kejuruan serta penyaluran lulusan. Penerapan pendekatan supply driven menjadi demand driven pada pendidikan kejuruan (SMK) masih belum memperoleh tanggapan positif dari masyarakat. Padahal, sistem demand driven dirancang yang dipicu kebutuhan pasar kerja, karena pada dasarnya program pendidikan kejuruan berorientasi kebutuhan nyata pasar kerja. Dengan demikian, peran aktif dunia usaha dan industri dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan sangat diperlukan. SMK, yang dulu dipandang sebelah mata. Sekarang gencar mempromosikan keberadaan SMK. Tidak sedikit iklan ditayangkan, baik lewat media cetak maupun elektronik, dengan menampilkan tokoh-tokoh sukses lulusan SMK. Tak pelak lagi, SMK pun naik daun. Animo lulusan SMP / MTs untuk melanjutkan ke sekolah kejuruan kian hari kian meningkat. Ketika sekian banyak SMA swasta sepi peminat, SMK yang dahulu oleh sebagian masyarakat disebut sebagai sekolah pinggiran, tak pernah

kekurangan peminat. SMK kini bukan lagi lembaga pendidikan kelas kedua, melainkan menjadi pilihan pertama bagi sebagian kalangan. Pandangan anak SMK sebagai jago tawur atau sekolah sebagai SMK ndesit, lambat laun terkikis.Tentu saja semua itu tercapai bukan karena promosi semata, melainkan lebih karena prestasi nyata. Fasilitasi yang diberikan pemerintah, dari penyediaan sarana-prasarana, guru, hingga pembinaan lainnya, terbukti mendorong civitas academika SMK untuk menunjukkan kelasnya. Oleh karena itu, pemerintah mengambil kebijakan untuk menambah jumlah SMK daripada mengembangkan SMA. Komposisi perbandingan yang dibuat adalah 70% SMK dan 30% SMA. Ini tentu dengan tujuan untuk menjadikan lulusan sekolah menengah yang siap kerja dan mandiri. B. Perumusan Masalah 1. Apakah penyebab SMK menjadi second choice di masyarakat? 2. Bagaimana pandangan pemerintah dan masyarakat tentang SMK? 3. Bagaimana masyarakat dapat menjadikan SMK menjadi first choice?

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendidikan Kejuruan Pendidikan Kejuruan menurut Rupert Evans (1978) dalam Muslim yaitu bagian dari system pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada sustu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undangundang No. 2 tentang system pendidikan nasional yaitu pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersuiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Pereturan pemerintah No. 29 Tahun 2009 tentang pendidikan menegah yaitu pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Menurut Snedden, (1917:8) dalam pendidikan_kejuruan_di_indonesia.pdf mengungkapkan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang diarahkan untuk mempelajari bidang khusus, agar para lulusan memiliki keahlian tertentu seperti bisnis, pabrikasi, pertanian, kerumahtanggaan, otomotif telekominikasi, listrik, bangunan dan sebagainya. B. Tujuan pendidikan kejuruan Rupert Evans (1978) dalam pendidikan_ kejuruan_di_indonesia.pdf Merumuskan pendidikan kejuruan bertujuan untuk: 1. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga kerja. 2. Meningkatkan pilihan pendidikan bagi setiap individu. 3. Mendorong motivasi untuk belajar terus

C. Fungsi pendidikan kejuruan Ada beberapa fungsi pendidikan kejuruan yaitu: 1. Menyiapkan siswa menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang mampu meningkatkan kualitas hidup, mampu mengembangkan dirinya, dan memiliki keahlian dan keberanianmembuka pelunag meningkatkan penghasilan. 2. Menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja produktif: a. Memenuhi keperluan tenaga kerja dunia usaha dan industry. b. Menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan bagi orang lain. c. Merubah status siswa dari ketergantungan menjadi bangsa yang berpenghasilan (produktif). 3. Menyiapkan siswa menguasai IPTEK, sehingga: a. Mampu mengikuti, mengusai, dan menyesuaikan diri dengan kemajuan IPTEK. b. Memiliki kemampuan dasar untuk dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan. D. Penyebab SMK menjadi second choice Ketidakmampuan alumni-alumni SMK dalam masyarakat untuk menempati posisi-posisi strategis yang akhirnya membentuk image bahwa sekolah di SMK itu tidak menjanjikan. Kekurangmampuan dan/atau ketidakmauan kita menkomunikasikan keberadaan SMK tersebut kepada masayarakat. Sudah image-nya kurang bagus, ditambah lagi dengan keengganan kita, terutama SMK milik pemerintah, untuk mengekspos berbagai kelebihan yang dimilikinya, maka kita tidak bisa berharap banyak masyarakat akan mengubah mindsetnya tentang SMK. E. Pandangan pemerintah dan masyarakat tentang SMK 1. Pandangan Pemerintah tentang SMK Pertumbuhan jumlah SMK sudah direncanakan sejak tahun 2008. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Rembug Pendidikan Nasional (RPN) pada Februari 2008 tentang penuyeimbangan jumlah siswa SMK:SMA. Untuk menjadikan rasiso jumlah siswa SMK:SMA adalah 67:33 pada tahun 2014. Kebijakan itu dimaksudkan untuk mempercepat pertumbuhan Sumber Daya Manusia (SDM) tingkat menengah yang siap kerja, cerdas, dan kompetitif yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mendiknas mengemukakan, pengembangan SMK harus dipercepat, mengingat saat ini rasio SMA:SMK adalah 70:30. Bila perlu pemerintah daerah mengambil langkah untuk mengubah SMA menjadi SMK. Perkembangan minat siswa SMP untuk melanjutkan ke SMK mulai mengalami perkembangan, dengan jumlah siswa SMK yang semakin bertambah. Dan ini tidak terlepas dari program-program kerja dari

pemerintah pada umumnya dan Direktorat Pembinaan SMK pada khususnya 2. Pandangan Masyarakat tentang SMK Masyarakat pada umumnya masih memposisikan sekolah-sekolah kejuruan (SMK) pada pilihan kedua, bahkan ketiga sebagai tempat putraputri mereka menuntut ilmu. F. Masyarakat mengubah pandangan mengenai SMK sebagai second choice beralih pada pandangan ke first choice Hal-hal yang perlu dipertimbangkan oleh pengelola SMK dalam mengubah pandangan masyarakat mengenai SMK sebagai second choice berubah menjadi first choice yaitu: 1. Tentukan Graduates Absorbability Priority-GAP menjelang penerimaan siswa baru di awal tahun ajaran. GAP ini menjelaskan dengan rinci perihal mau diarahkan kemana/ke jenis lapangan pekerjaan apa siswa-siswa kita selepas SMK nanti serta persentase pemenuhan masing-masing arah/lapangan pekerjaan yang dituju tersebut. 2. Lakukan perubahan yang signifikan pada sistem rekrutmen siswa baru, mulai dari tahap promosi, pendaftaran hingga pada tahap seleksi. Tujuannya adalah agar kita bisa memperoleh input yang memiliki kualitas kemampuan baik dari segi intelektual maupun finansial yang bisa diandalkan. a. PROMOSI Promosi ini adalah salah satu bagian dari proses komunikasi yang kita lakukan terhadap masyarakat luas sebagai stake holder kita agar mereka tahu benar apa yang menjadi kelebihan-kelebihan atau keunggulan dari program-program yang dilaksanakan di SMK. b. PENDAFTARAN SISWA BARU SMK juga bisa menjemput bola melalui rekrutmen siswa baru secara khusus. Bagi anak-anak yang memiliki kemampuan di atas rata-rata tetapi kemampuan finansialnya tidak begitu mendukung, bisa saja belajar secara gratis di SMK melalui program subsidi silang. c. PROSES SELEKSI Pada fase ini diharapkan pengelola SMK tidak hanya menyeleksi kemampuan intelektual dan finasial calon siswa tetapi juga minat (keinginan dia setelah tamat SMK; mau bekerja atau melanjutkan studi ke Perguruan tinggi) serta bakat yang dimilki oleh anak tersebut. 3. Melakukan komunikasi secara terus-menerus diharapkan pada akhirnya masyarakat akan menyadari bahwa sesungguhnya bayak sekali kelebihankelebihan yang dimiliki oleh SMK dan itu tidak dimiliki oleh lembagalembaga pendidikan lainnya sehingga mereka akan berkata SMK memang layak menjadi PILIHAN PERTAMA untuk menuntut ilmu. G. SMK lebih menjanjikan masa depan dibanding SMA. Hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu: 1. Kondisi perekonomian Indonesia yang belum bagus. Kenaikan harga BBM ini memicu kenaikan harga barang dan jasa yang lain. Hal ini menyebabkan beban ekonomi masyarakat semakin berat. Kondisi

tersebut menyebabkan biaya untuk pendidikan anak semakin susah untuk dipenuhi. Solusi untuk mengatasi keadaan tersebut adalah dengan menyekolahkan anak di sekolah yang lulusannya cepat dapat kerja tetapi tidak membutuhkan waktu lama. Sekolah tersebut adalah SMK karena hanya butuh waktu 3 tahun untuk dapat bekerja atau berwiramandiri. Sementara jikamengambil sekolah di SMA butuh waktu 8 tahun untuk dapat bekerja yakni 3 tahun diSMA dan 5 tahun di PT. 2. Banyak lulusan SMA yang tidak melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi Kurang dari 10 % lulusan SMA yang melanjukan kuliah di PT, padahal kurikulum SMA disetting untuk melanjutkan sekolah di PT. Ini tentu sangat ironis karena hampir 90% tamatan SMA terjun di dunia kerja padahal kurikulum SMA tidak disiapkan untuk bekerja. Akibatnya banyak lulusan SMA yang kalah bersaing dalam mencari pekerjaan karena mereka memang tidak siap kerja. 3. Dunia kerja yang semakin kompetitif Kondisi sekarang ini meyebabkan para pencari kerja semakin banyak sementara lowongan kerja semakin sedikit. Sehingga persaingan dalam memperebutkan lowongan pekerjaan semakin ketat. Untuk itu, tamatan sekolah menengah kejuruan harus orang yang kompeten di bidangnya dan siap kerja.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang diarahkan untuk mempelajari satu bidang khusus agar dapat mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja. Pendidikan kejuruan dipandang sebagai second choice karena ketidakmampuan lulusan SMK menempati posisi yang tinggi disuatu bidang tertentu dan tidak adanya kemampuam promosi kepada mayarakat. Pandangan pemerintah pada SMK adalah jenjang pendidikan yang merupakan sekolah tingkat menengah yang siap kerja, cerdas, dan kompetitif yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mendiknas mengemukakan, pengembangan SMK harus dipercepat, mengingat saat ini rasio SMA:SMK adalah 70:30. Sedangakan pandangan masyarakat pada umumnya masih memposisikan sekolah-sekolah kejuruan (SMK) pada pilihan kedua, bahkan ketiga sebagai tempat putra-putri mereka menuntut ilmu. B. Saran Pandangan masyarakat tentang SMK sebagai pilihan kedua harus diubah agar masyarakat luas pada umunya menjadikan SMK sebagai pilihan yang pertama karena dengan bersekolah di SMK lulusan dapat segera bekerja sesuai dengan dibidangnya masing-masing. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu dibenahi dalam memajukan SMK yaitu: pengelolaan input SMK baik dari penerimaan siswa baru sampai dengan mencetak lulusan yang siap kerja serta kompetitif

dalam persaingan mencari pekerjaan dan terlebih dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

DAFTAR PUSTAKA Aryanto, Fibri. 2012. SMK sebagai Pilihan Masa Depan. (online) file:///F:/SMKsebagaiPilihanMasaDepan.htm (diakses 25 Juni 2014). Grengpung. 2012. Revolusi SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). (online) file:///F:/RevolusiSMK(SekolahMenengahKejuruan).html (diakses 25 februari 2014). Hasan, Bachtiar. Pendidikan Kejuruan Di Indonesia. (online) pendidikan_kejuruan_di_indonesia.pdf (diakses bulan februari 2014). Online Perbedaan-SMK-dengan-SMA.pdf (diakses bulan februari 2014). SMK Patriot Jombang. (online) file:///F:/mengapa-smk-sebagai-pilihan.html (diakses 25 februari 2014). Zarnuji, Syamsul Aematis. 2006. SMK masih menjadi pilihan kedua atau kelas dua?: sebuah kajian dari sudut pandang persepsi dan apresiasi masyarakat terhadap pendidikan kejuruan. (online) file:///F:/smk-masih-menjadi-pilihankedua-atau.html diakses bulan februari 2014.

Anda mungkin juga menyukai