Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN HASIL MAGANG

MANAJEMEN PEMELIHARAAN KARET (Hevea brasiliensis) TANAMAN BELUM MENGHASILKAN DI AFDELING 1 PT PP BAJABANG INDONESIA KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI

Oleh: DHIKDAYA MANGGALA PUTRA

D1B010035

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2014

MANAJEMEN PEMELIHARAAN KARET (Hevea brasiliensis) TANAMAN BELUM MENGHASILKAN DI AFDELING 1 PT PP BAJABANG INDONESIA KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI

DHIKDAYA MANGGALA PUTRA D1B010035

Jambi, Januari 2014 Mengetahui, Pembantu Dekan 1 Menyetujui, Pembimbing Magang

(Dr. Ir. H. M. Syarif, M.S.) NIP.195801011987031006

(Dr. Ir. Ernawati HD, M.P.) NIP. 196001171987012001

KATA PENGANTAR
Laporan magang ini berjudul Manajemen Pemeliharaan Karet (Hevea brasiliensis) Tanaman Belum menghasilkan, Kabupaten Tebo Provinsi Jambi sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan kegiatan magang Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada : 1. Tim Dosen Komisi Magang 2. Dr. Ir. Ernawati HD, M.P dosen pembimbing magang dan Darmawan .SP Pebimbing lapangan 3. PT. PP Bajabang Indonesia Tebo Muara Kilis serta General Manager Nanang Suhendi, Site Manager Herman Ariyanto. 4. Staff Afdeling I di PT PP Bajabang Indonesia Jambi Tebo : Anhar, Zainuri, Hamdi, Satria, Zul, Anang, Fahmi, dan lain-lain. 6. Anggota Camp atas Asep, Bibi Nung, Ridwan, Rina dan lain-lain. 7. Temanteman seperjuangan dalam magang di PT PP Bajabang Indonesia Jambi Tebo : Sigit Prawira, Budi Hermawan dan Ikbal Saikin. Semoga laporan magang ini dapat bermanfaat bagi penulis serta semua pihak yang berkepentingan.

Jambi, Januari 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii DAFTAR TABEL ..................................... iv DAFTAR GAMBAR.. ....... v DAFTAR LAMPIRAN ..... vi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. ............ 1 1.2 Tujuan .............. 2 1.3 Metodologi Magang. ............ 3 1.3.1 Waktu dan Tempat.. ........... 3 1.3.2 Metode Pelaksanaan ........... 3 1.3.3 Metode Analisis Data ............ 4 KEADAAN PERUSAHAAN 2.1 Keadaan Umum Perusahaan............. 5 2.1.1 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ......... ........... 5 2.1.2 Sejarah Perusahaan. ........... 5 2.1.3 Iklim, Topografi dan Jenis Tanah .......... 5 2.1.4 Letak dan luas wilayah ... ........ 6 2.1.5 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan .. .......... 6 2.1.6 Fasilitas Kesejahteraan Karyawan... .......... 9 2.1.7 Keadaan Tanaman dan Produksi .. .......... 10 2.2 Kegiatan Perusahaan... ........... 12 2.1.1 Pembibitan.. ......... 12 2.1.2 Penanaman Legume Cover Crop (LCC).......... 12 2.1.3 Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) ........ 12 2.1.4 High Stump.. ........ 13 2.1.5 Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) ...... 13 2.1.6 Pemupukan ...... 13 2.1.7 Pengendalian Hama dan Penyakit ....... 14 2.1.8 Penyadapan... ....... 14 2.1.9 Kerjasama Kemitraan.... ...... 15 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil ...................................................................................................... 16 3.1.1 Gambaran Umum Afdeling I ...................................................... 16 3.1.2 Kegiatan Tanaman Belum Menghasilkan di Afdeling 1 ............ 16 3.2 Pembahasan.......... ......... 24 3.2.1 Aspek Manejerial. ...... 24

II.

III.

IV.

PENUTUP 4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 33 4.2 Saran ................................................ 33 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Kerangka Acuan Magang Jurnal Harian

iii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Progres tanam tahun 2007-2013 PT. PP Bajabang Indonesia Site Tebo .............. 6 2. Status ketenagakerjaan dan jumlah karyawan PT. PP Bajabang Indonesia ......... 7 3. Progres fisik tanam Januari Mei 2013 ............................................................. 11 4. Produksi tanaman karet PT. PP Bajabang Indonesia Site Tebo ......................... 11 5. Kriteria masa TBM berdasarkan usia setelah tanam .......................................... 13 6. Kegiatan fisik kebun karet unit Tebo ................................................................. 15

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Perumahan karyawan PT.PP. Bajabang Indonesia Tebo ..................................... 9 2. Bibit karet okulasi berkualitas dari PT.PP Bajabang Indonesia Tebo ............ 10 3. Pengangkutan pupuk ......................................................... 17 4. Lubang pupuk ................ 17 5. Pemberian pupuk ................................................................................................ 17 6. Pengawasan pemupukan ............................................................................... 17 7. Penyiangan Kimia .............................................................................................. 18 8. Penyiangan Manual ........................................................................................... 18 9. Gunting potong tunas ............................................................ 19 10. Pencampuran obat ............................................................................................. 20 11. Pemberian obat .................................................................................................. 20 12. Lubang besar bekas rayap .............................................................................. 21 13. Batang roboh akibat serangan rayap ................................................................. 21 14. Kulit batang digerogoti Tapir ............................................................ 22 15. Bekas gigitan rusa .............................................................................................. 22 16. Jejak rusa ........................................................................................................... 22 17. Daun pucat dan kuning ...................................................................................... 23 18. Batang terkena jamur akar putih ................................................................... 23 19. Benang putih pada pangkal batang ................................................................... 24 20. Batang terkena penyakit ................................................................ 24 21. Struktur Organisasi Afdeling 1 ......................................................................... 28

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Peta dan luas areal PT. PP Bajabang Indonesia Site Tebo Muara kilis ........ 37 2. Peta dan luas areal PT. PP Bajabang Indonesia Site Tebo Rantau Api ........ 38 3. Peta dan luas areal PT. PP Bajabang Indonesia Afdeling 1 Muara Kilis ...... 39 4. Struktur organisasi PT. PP Bajabang Indonesia Site Tebo ........................... 40 5. Daftar pemakaian pupuk Afdeling 1 ............................................................. 41 6. Rencana kegiatan bulanan (November) Afdeling 1 ...................................... 42 7. Rencana kegiatan bulanan (Desember) Afdeling 1 ....................................... 43 8. Kerangka acuan magang ............................................................................... 44 Jurnal harian magang

vi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Tanaman karet (Hevea Brasiliensis) tanaman perkebunan yang bernilai ekonomi tinggi. Tanaman tahunan ini dapat disadap getah karetnya pertama kali pada umur tahun ke-5. Dari getah tanaman karet (lateks) tersebut bisa diolah menjadi lembaran karet (sheet), bongkahan (kotak), atau karet remah (crumb rubber) yang merupakan bahan baku industri karet. Kayu tanaman karet, bila kebun karetnya hendak diremajakan, juga dapat digunakan untuk bahan bangunan, misalnya furniture dan lain-lain. Tanaman karet juga merupakan tanaman tahunan dengan siklus hidup relatif lama (25-30 tahun). Sementara itu, periode yang diperlukan tanaman karet siap sadap sekitar empat tahun setelah tanam. Karna itu, kegiatan pemeliharaan sangat penting dalam menuju tahap karet siap sadap. Pemeliharaan tanaman adalah salah satu usaha untuk menjaga kesehatan tanaman dalam lingkungan pertumbuhannya sehingga mampu mencapai produktivitas yang optimal. Sasaran dari kegiatan pemeliharaan adalah mendorong pertumbuhan tanaman karet dan mencapai produktivitas yang

diharapkan dengan menekan kompetisi unsur hara, air, kelembaban, dan sinar matahari dari gulma yang tidak diinginkan serta mempertahankan lingkungan tumbuh predator hama. Manajemen pemeliharaan tanaman karet belum menghasilkan, mulai dari perencanaan, organisasi, pengarahan, dan pengawasan yang berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan agar kegiatan berjalan dengan maksimal yang dilakukan PT.PP Bajabang Indonesia. Manajemen pemeliharaan pada tanaman karet harus benar-benar diperhatikan dan dilaksanakan secara benar sehingga diperoleh hasil produktivitas tanaman yang tinggi. Dengan produktivitas yang tinggi, lateks yang dihasilkan juga akan tinggi sehingga meningkatkan keuntungan perusahaan. PT. PP Bajabang Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan karet dan kakao. Perusahaan yang didirikan pada tanggal 7 September 1961 ini mengubah statusnya yang semula Penanaman Modal Asing, menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri pada tanggal 1 Desember 1982. PT. PP

Bajabang Indonesia memiliki dua anak perusahaan yaitu PT. Lubuk Lancang Kuning yang berkonsentrasi pada perkebunan karet dan PT. Bajabang Niaga Internasional yang bergerak dibidang perdagangan komoditi kakao. PT. PP Bajabang Indonesia di Provinsi Jambi telah memperoleh ijin lokasi seluas 10.700 ha yang terletak di Kabupaten Tebo seluas 5.700 ha (sudah ditanam 1.600 ha dan lahan siap tanam seluas 400 ha) serta di Kabupaten Sarolangun dengan luas 5.000 ha (lahan siap tanam 300 ha). PT. PP Bajabang Indonesia Jambi - Tebo mampu memproduksi hingga 589.5 kg lateks perhari Hal ini merupakan gambaran dari keberhasilan manajemen budidaya tanaman yang dilaksanakan perusahaan. PT. PP Bajabang Indonesia Jambi - Tebo mempunyai 5 Afdeling atau Divisi salah satunya Afdeling 1 Muara kilis. Manajemen pengelolaan kebun dan budidaya tanaman yang diterapkan di divisi 1 merupakan yang terbaik salah satunya penerapan manajemen pemeliharaan tanaman belum menghasilkan karet yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan. Dari penjelasan diatas maka penulis menarik judul yang akan diamati yaitu Manajemen Pemeliharaan Karet (Hevea brasiliensis) Tanaman Belum Menghasilkan di Divisi 1 PT PP Bajabang Indonesia Jambi Tebo.

1.2. Tujuan Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah: (1) meningkatkan kemampuan profesionalisme mahasiswa sesuai kompetensinya agar dapat memahami dan menghayati proses kerja secara nyata, (2) meningkatkan kemampuan manajerial dan teknis lapangan dalam melaksanakan kegiatan. Tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah mempelajari manajemen pemeliharaan Karet (Hevea brasiliensis) tanaman belum menghasilkan di Afdeling 1 PT PP Bajabang Indonesia Jambi Tebo dan membandingkan teoriteori yang diterima pada perkuliahan terhadap kenyataan yang dihadapi di lapangan tentang manajemen pemeliharaan tanaman Karet.

1.3 Metedologi 1.3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan magang dilaksanakan selama 8 minggu pada tanggal 29 Oktober 2013 hingga 23 Desember 2013. Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT.PP Bajabang, di Desa Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Propinsi Jambi. 1.3.2 Metode Pelaksanaan Ruang lingkup magang adalah semua objek yang diamati di lokasi magang, dengan demikian pengamatan mendapatkan data yang diperlukan di dalam pembuatan laporan magang. Objek yang diamati dilapangan adalah bagaimana manajemen pemeliharaan tanaman karet belum menghasilkan yang di lakukan PT. PP Bajabang Indonesia, mulai dari perencanaan, organisasi, pengarahan, dan pengawasan yang berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan agar kegiatan berjalan dengan maksimal. Aspek yang didalami secara umum adalah mempelajari segala aspek kegiatan atau pekerjaan yang di lakukan oleh PT. PP Bajabang Indonesia sebagai perusahaan karet di Provinsi Jambi, meliputi kegiatan manajemen pemeliharaan, pembibitan, produksi, proses pengolahan lateks. Secara khusus yaitu

mengumpulkan informasi bagaimana manajemen pemeliharaan tanaman karet belum menghasilkan yang dilakukan PT. PP Bajabang Indonesia, mulai dari perencanaan pemeliharaan ,pelaksanaan pemeliharaan ,pengorganisasian

pemeliharaan pengarahan hingga pengawasan pemeliharaan. Kegiatan magang yang dilakukan meliputi kegiatan praktek di lapangan dan kegiatan manajerial baik di kebun maupun di kantor perusahaan, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal kegiatan perusahaan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah pengumpulan data primer (observasi dan diskusi) dan pengumpulan data sekunder (data dari perusahaan). Data yang diperoleh selanjutnya dikaji berdasarkan literatur yang ada dan terkait.. 1.3.3 Metode Analisis Data Dalam penyusunan laporan ini, metode analisis yang dipakai adalah metode deskriptif, yaitu pengamatan langsung dilapangan, mengumpulkan data,

menguraikan data, dan menganalisis data yang berhubungan dengan teori-teori yang ada, kemudian dan selanjutnya pengambilan kesimpulan. Kegiatan magang meliputi pengumpulan data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data atau informasi yang digunakan selama magang ini yaitu dengan metode langsung dan tidak langsung. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan selama kegiatan magang yang berkaitan dengan aspek manajemen. Pengumpulan data primer dimulai dengan mengikuti kegiatan manajemen dan teknis yang dilakukan di PT. PP Bajangan Indonesia site dan bertanya langsung kepada karyawan, mandor dan Kepala Afdeling. Pengamatan manajemen dan teknis pemeliharaan dilakukan secara langsung. Hasil data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Data sekunder diperoleh dengan menelaah pustaka dari berbagai sumber dan arsip kebun yang berhubungan dengan kegiatan yang dilaksanakan misalnya kondisi umum perusahaan, kondisi iklim, peta lokasi, kondisi tanaman, organisasi dan manajemen pengelolaan kebun.

II. KEADAAN PERUSAHAAN

2.1. Keadaan Umum Perusahaan 2.1.1. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Adapun Visi dari perusahaan adalah : Menjadikan Bajabang Group sebagai perusahaan agrobisnis dan perkebunan yang dikenal secara luas dan dapat diandalkan untuk memberikan hasil produksi yang optimal. Misi Perusahaan adalah : Bekerja dengan semangat yang didesain untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam memenuhi target untuk memproduksi produk perkebunan dengan kualitas setara produk internasional. Tujuan Perusahaan adalah : kerja sama atau kemitraan untuk membangun, mengelola dan memelihara kebun karet di tanah milik atau tanah yang dikuasai oleh Koperasi, dibenarkan secara hukum dan terletak dalam Ijin Lokasi.

2.1.2. Sejarah Perusahaan PT. PP Bajabang Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan karet dan kakao. Perusahaan yang didirikan pada tanggal 7 September 1961 ini mengubah statusnya yang semula Penanaman Modal Asing, menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri pada tanggal 1 Desember 1982. PT. PP Bajabang Indonesia memiliki dua anak perusahaan yaitu PT. Lubuk Lancang Kuning yang berkonsentrasi pada perkebunan karet dan PT. Bajabang Niaga Internasional yang bergerak dibidang perdagangan komoditi kakao. PT. PP Bajabang Indonesia di Provinsi Jambi telah memperoleh ijin lokasi seluas 10.700 ha yang terletak di Kabupaten Tebo seluas 5.700 ha (sudah ditanam 1.600 ha dan lahan siap tanam seluas 400 ha) serta di Kabupaten Sarolangun dengan luas 5.000 ha (lahan siap tanam 300 ha).

2.1.3 Iklim, Tofografi dan Jenis Tanah Rata-rata curah hujan sepenjang tahun 2013 adalah 2.100 mm/tahun.

Topografi di areal PT. PP Bajabang Indonesia pada umunnya berbukit-bukit dengan kemiringan 3-12 %, sedangkan secara geologis PT. PP Bajabang Indonesia memiliki jenis tanah podsolik merah kuning, pH 4,9, sistem drainase dan kesuburan tanah baik dengan ketinggian tempat < 100 M diatas permukaan laut.

2.1.4

Letak dan Luas Wilayah PT. Perkebunan Plasma Bajabang Indonesia terletak di Desa Rantau Api

dan Desa Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. PT. PP Bajabang Indonesia berada sekitar 187 Km dari kota Jambi dan dapat dicapai dalam waktu 4 jam dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Luas kebun yang ada di PT. Perkebunan Plasma Bajabang Indonesia yaitu 1.680,82 Ha yang terdiri dari tanaman karet yang telah menghasilkan 60,64 Ha, tanaman karet yang belum menghasilkan 1.621 Ha. Klon-klon yang ditanam di kebun PT. PP Bajabang Indonesia antara lain : PB 260, PB 340, IRR 39, PR 300, RRIC 100, SOC 16. Tabel 1. Progres tanam tahun 2007-2013 PT. PP Bajabang Indonesia Site Tebo
Tahun Tanam Rantau Api Muara Kilis Total (Ha)

2007 2008 2009 2011 2012 2013 Total 2.1.5

60,64 117,15 62,88 85,73 52,13 56,54 435,07

121,17 105, 27 938,43 80,88 1.245,75

60,64 238,32 168,15 1.024, 16 133,01 56,54 1.680,82

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan PT. PP Bajabang Indonesia dipimpin oleh seorang Site Manager/kepala

kebun yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan perkebunan meliputi pengembangan kebun secara efektif dan professional sesuai dengan ketentuan manajemen dalam hal ini Bajabang Group. Site Manager membawahi beberapa Assisten Afdeling/Divisi dalam pelaksanaan kegiatan operasional perkebunan dan seorang Kepala Tap Control yang bertugas mengawasi mutu dan pelaksanaan produksi/penyadapan. Dalam bidang administrasi Site Manager dibantu oleh

seorang Kepala Tata Usaha (KTU). Dalam menjalankan tugasnya dibidang administrasi seorang KTU dibantu oleh petugas personalia, kasir, administrasi umum, administrasi gudang dan petugas keamanan. Sedangkan dalam bidang humas Site Manager dibantu oleh Community Development Officer (CDO)/Head of Legal. CDO merupakan penghubung antara perusahaan dengan masyarakat dalam rangka pengembangan kebun dan areal penanaman. CDO terdiri dari pemimpin CDO, kepala survey dan pemetaan, dan tim survey. Status karyawan di PT. PP Bajabang Indonesia terdiri dari Manager & staf dan karyawan non staf. Pegawai staf terdiri dari Assisten Manager, Officer dan Supervisor. Sedangkan karyawan non staff terdiri dari pegawai bulanan (BL), pengawas harian tetap (BT), karyawan harian tetap (BT), dan karyawan harian musim/lepas (BM). Secara lebih detail mengenai status ketenagakerjaan di PT. PP Bajabang Indonesia di jelaskan pada Tabel 2 Status Ketenagakerjaan dan Jumlah Karyawan (SKK)
No Job Title President Commisioner Commissioners President Director / CEO Director / Chief Officer General Manager Site Project Tebo Office Other Staff Operation

Rubber Plantation

Total

1 2

Manager Staff (Asst. Supervisor) Manager / Officer/

2 6 8

1 1 -

2 7 9

Sub Total (1) - Manager & Staff

Pegawai Bulanan (BL)

3 4 5 6 7 8 9

Karyawan Bulanan Divisi Rantau Api Karyawan Bulanan Divisi 1 Karyawan Bulanan Divisi 2 Karyawan Bulanan Divisi 3 Karyawan Bulanan Pembibitan Karyawan Bulanan Kantor/Bengkel Karyawan Bulanan Survey

1 5 1 1 1

4 -

1 5 1 1 4 1

Lanjutan Tabel 2 SKK Sub Total (2) Bulanan 9 Pengawas Harian Tetap (BT) 4 13

10 Pengawas Pemeliharaan 11 Pengawas Sadapan 12 Krani Sadapan 13 Tap Control 14 Pengawas Pengolahan & Sortasi 15 Pengawas Panenan 16 Karyawan Survey
Sub Total (3) - Pengawas/Mandor Harian Tetap (BT)

10 1 1 1 1 14

10 1 1 1 1 14

Karyawan Harian Tetap (BT)

17 Keamanan 18 Bengkel dan Angkutan 19 Karyawan Sadapan 20 Karyawan Kantor


Sub Total (4) - Pegawai Harian Tetap (BT)

7 2 4 13 -

7 2 4 13

Karyawan Harian Musim/Lepas (BM)

21 Emplasment 22 Pemeliharaan TM 23 Pemeliharaan TBM 24 Pemeliharaan Bibitan 25 Karyawan Panenan/Sadapan 26 Pengawas Pemeliharaan 27 Karyawan Kantor 28 Keamanan 29 Guru TK PAUD 30 Marebot/Pengurus Mesjid 31 Karyawan Survey 32 Bengkel dan Angkutan
Sub Total (5) - Pegawai Harian Lepas TOTAL

1 10 332 13 11 7 43 3 1 421 452

10 4 2 1 1 2 20 38 -

11 10 332 13 11 7 4 45 1 1 3 3 441 490

2.1.6

Fasilitas Kesejahteraan Karyawan Fasilitas yang disediakan oleh perusahaan berupa rumah, air listrik, sarana

ibadah, sarana pendidikan, dan sarana olahraga. Fasilitas rumah terdiri dari perumahan staff/mess dan perumahan karyawan. Untuk perumahan staff kebun Muara Kilis letaknya agak berjauhan dengan kantor induk yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama kurang lebih 2-5 menit. Perumahan untuk staff merupakan tipe rumah panggung semi permanen G2. Untuk perumahan karyawan terletak sangat dekat dengan kantor induk. Tipe perumahan karyawan sama dengan perumahan staff yaitu rumah panggung G2. Adapun untuk perumahan staff di kebun Rantau Api juga sama dengan perumahan kebun Muara Kilis, hanya saja perumahan di kebun Rantau Api bukan merupakan rumah panggung.

Gambar 1. Perumahan karyawan PT.PP. Bajabang Indonesia Tebo Sarana olahraga yang terdapat di PT. PP Bajabang Indonesia site Tebo terdiri dari lapangan futsal, tenis meja, lapangan badminton dan lapangan volley. Seluruh fasilitas olahraga tersebut dapat digunakan seluas-luasnya oleh karyawan tanpa memandang status staff dan non staff. Sarana pendidikan yang tersedia meliputi Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). SD di PT. PP Bajabang merupakan sekolah jarak jauh dari sekolah dasar di wilayah Muara Kilis sehingga jumlah muridnya terbilang sangat sedikit. Namun demikian tidak mengurangi esensi dan substansi pendidikan di wilayah perusahaan tersebut. Kegiatan belajar mengajar berjalan dengan sangat baik dan siswa-siswi yang teladan dan pintar serta memiliki rasa sopan dan hormat yang sangat tinggi terhadap orang lain. Sarana ibadah yang terdapat di PT. PP Bajabang Indonesia adalah mushalla yang letaknya sangat dekat dengan kantor induk. Mushalla tersebut bernama mushalla Al-Ikhlas. Para pegawai staff dan petugas kantor pada waktu

jam istirahat biasanya menyempatkan diri untuk sholat berjamaah di mushalla tersebut. Tunjangan yang diberikan untuk karyawan secara umum berupa Tunjangan Hari Raya (THR), bonus, tunjangan pengobatan, tunjangan BBM kendaraan dan tunjangan makan. Sedangkan tunjangan untuk pegawai staff terdiri dari tunjangan kendaraan, tunjangan pulsa dan tunjangan pembantu. Selain itu terdapat tunjangan biaya pendidikan berupa beasiswa anak, honor guru TK dan biaya pelatihan karyawan.

2.1.7 Keadaan Tanaman dan Produksi Tanaman karet yang dibudidayakan di PT. PP Bajabang Indonesia berasal dari Balai Penelitian Sungai Putih dan Balai Penelitian Sembawa. Namun saat ini PT. PP Bajabang Indonesia mampu menghasilkan bibit karet okulasi berkualitas untuk keperluan pengembangan perkebunan. Klon-klon yang ditanam di kebun PT. PP Bajabang Indonesia antara lain adalah PB 260, PB 340, IRR 39, PR 300, RRIC 100 dan SOC 16.

Gambar 2. Bibit karet okulasi berkualitas dari PT.PP Bajabang Indonesia - Tebo Tanaman karet yang ditanam di kebun PT. PP Bajabang Indonesia terdiri dari Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM). Untuk Muara Kilis tanaman belum menghasilkan terdiri dari tanaman tahun 2009, 2011, 2012 dan 2013. Sedangkan tanaman menghasilkan yaitu tanaman tahun 2007 dan 2008 berada di Rantau Api.

Tabel 3. Progres Fisik Tanam Januari Mei 2013


Keterangan Satuan Pokok Divisi 1 Ha SPH Pokok Divisi 2 Ha SPH Pokok Divisi 3 Ha SPH Pokok Jumlah Muara Kilis Divisi Rantau Api Ha SPH Pokok Ha SPH Pokok Total Tebo Ha SPH Total SD 2012 258.373 499,43 517 189.461 377,87 501 195.808 368,45 531 643.642 1.245,75 517 163.92 378,53 433 807.562 1.624,28 497 8.030 14,60 550 8.030 14,60 550 Tahun 2013 Jan 4.530 8,24 550 4.530 8,24 550 Feb Mar 5.335 9,70 550 5.335 9,70 550 10.696 19,45 550 10.696 19,45 550 Apr 2.500 4,55 550 2.500 4,55 550 Mei 31.091 56,54 550 31.091 56,54 550 Total 258.373 499,43 517 189.461 377,87 501 195.808 368,45 531 643.642 1.245,75 517 195.011 435,07 448 838.654 1.680,82 449 Ytd

Sampai dengan saat ini produksi lateks cair TM 2007 dan 2008 adalah sebesar 160.821 kg dan lump (gumpalan karet dari mangkok sadap) sebesar 23.145,30 kg sehingga total produksi keseluruhan adalah 183.966,30 kg yang produksi dapat di lihat pada Tabel 4 Produksi Tanaman Karet PT. PP Bajabang Indonesia Site Tebo
Bulan Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Target (Kg) Kg Basah 22,868 23,047 20,591 15,633 11,144 11,926 13,310 18,000 215,697 Realisasi (Kg) Lateks 18,247.00 17,634.00 14,718.00 13,593.00 13,511.50 14,813.50 7,141.50 160,821.00 Lump 2,578.20 2,534.50 2,172.80 2,429.90 2,114.80 2,342.70 1,080.20 23,145.30 Jumlah 20,825.20 20,168.50 16,890.80 16,022.90 15,626.30 17,156.20 8,221.70 183,966.30 SD 89,879.90 110,048.40 126,939.20 142,962.10 158,588.40 175,744.60 183,966.30 % dari tgt/bln 91% 88% 82% 102% 140% 144% 62% 0% 85% % dari tgt/thn 42% 51% 59% 66% 74% 81% 85% 0% 85%

2.2 Kegiatan Perusahaan Kegiatan yang ada di PT. PP Bajabang Indonesia antara lain persiapan lahan, pembibitan, pemeliharaan tanaman yang menghasilkan (TM) dan tanaman yang belum menghasilkan (TBM), pemanenan hasil (penyadapan), kerjasama kemitraan dan administrasi dengan jumlah tenaga kerja 490 orang yang terdiri dari 1 orang site manager, 40 orang pegawai tetap dan 441 orang tenaga harian lepas. Selain itu masih ditambah karyawan pemborong untuk pekerjaan yang tidak tetap melalui mekanisme borongan. 2.2.1 Pembibitan Pembibitan bertujuan untuk memproduksi bibit karet yang unggul sesuai dengan potensi produksi yang direncanakan dan memiliki homogenitas yang tinggi. Kegiatan dalam pembibitan meliputi pembuatan kebun entres dan pemeliharaan bibit hasil okulasi. Pembuatan kebun entres meliputi persiapan lahan, penanaman bibit entres, pemeliharaan kebun entres, pemupukan dan pemangkasan/panen batang entres. 2.2.2 Penanaman Legume Cover Crop (LCC) Jenis tanaman LCC yang di yang di kembangkan di PT. PP Bajabang Indonesia adalah Mucuna bracteata, karena jenis tanaman tersebut memiliki banyak keunggulan dibandingkan tanaman LCC jenis lainnya. LCC ditanam di lapangan setelah usia 2 bulan atau sudan mencapai panjang 20 cm. Penanaman LCC dilakukan setelah pembuatan lubang tanam, atau sebelum penanaman tanaman karet. Tidak perlu memasang ajir terlebih dahulu dikarenakan penanaman mengikuti barisan karet. Buat lubang tanam dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm dengan menggunakan cangkul. Lubang tanam disipakan dengan jarak 3 meter dari pohon karet tepat ditengah-tengan gawangan. Kemudian bibit mucuna ditanam dengan tidak menyertakan polybag, atau polybag harus dibuang.

2.2.3 Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan bertujuan untuk mencapai tanaman karet matang sadap tepat waktu dan mempertahankan populasi tanaman karet yang ditanam atau menekan kemungkinan tanaman karet yang mati dan

kegiatan TBM antara lain pemupukan, penyulaman, penyiangan, pemangkasan tunas palsu, pengendalian hama dan penyakit.

Berikut tabel 5 kriteria masa TBM berdasarkan usia setelah tanam


Usia 12 Bulan 13 Bulan - 24 Bulan 25 Bulan - 36 Bulan 37 Bulan - 48 Bulan 49 Bulan - 60 Bulan Sumber: SOP Pemeliharaan TBM PT. PP Bajabang Indonesia Keterangan TBM 1 TBM 2 TBM 3 TBM 4 TBM 5

2.2.4

High Stump High stump/core stump bertujuan untuk mempersipakan bibit sulaman

yang sesuai dengan jenis klon dan usia tanaman pokok yang akan disulam. High stump difungsikan sebagai bibit untuk sulaman pada TBM 2. Jumlah bibit yang akan menjadi high stump merupakan 5% dari total populasi tanaman pokok dilapangan. Apabila dalam 1 Ha tanaman pokok berjumlah 550 pohon maka bibit high stump yang disiapkan berjumlah 28 pohon. Bibit high stump yang dipersiapkan merupakan bibit dengan payung satu.

2.2.5 Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) Pemeliharaan dilakukan dengan penyiangan manual dan kimiawi, kegiatan pemeliharaan ini meliputi selektif/rawat gawangan dan kimiaswi. Selektif yaitu membersihkan gulma berkayu/perdu yang tumbuh di stripan dan digawangan. Perdu dibersihkan secara manual dengan menggunakan cangkul hingga akar perdu tersebut terangkat dari dalam tanah sampah perdu dibiarkan hingga melapuk sendiri. Penyiangan kimiawi yang dilakukan yaitu dengan strip spraying. Strip spraying merupakan kegiatan membersihkan gulma yang tumbuh di stripan dengan menggunakan herbisida. Pada stripan TM karet dapat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan knapsack sprayer atau micron herbi.

2.2.6 Pemupukan Pemupukan bertujuan untuk menjaga dan mencukupi unsur hara dan tanah sehingga mampu mendukung pertumbuhan dan potensi produksi tanaman. Jenis pupuk yang digunakan dalam pengelolaan perkebunan karet antara lain adalah pupuk kimia dan pupuk organik. Lubang pupuk dibuat dengan cara mencoal/mancangkul top soil dengan

menggunakan cangkul. Pelaksanaan aplikasi pupuk ekstra hanya dilakukan dengan cara menabur pupuk secara merata di sepanjang stripan tanaman karet dengan dosis 150 gr/pohon. Pupuk ekstra diberikan pada tanaman menghasilkan (TM) pada saat setelah musim gugur daun dan tanaman karet sudah tumbuh tunas baru.

2.2.7 Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit bertujuan untuk menjaga populasi tanaman karet dengan menekan kemungkinan tanaman yang mati akibat hama dan penyakit. Jenis hama yang sering menyerang tanaman karet di PT. PP Bajabang Indonesia adalah rayap, kera, babi, tair dan rusa. Penyakit yang sering menyerang tanaman karet adalah jamur akar putih (JAP). Pengendalian JAP dilakukan dengan cara menggunakan Fungisida yang di campur dengan air dengan takaran 4cc/liter air dan diberikan pada pohon 1 liter/pokok. fungisida berbahan aktif triadimefon seperti bayletone dengan konsentrasi 2 cc/liter. Pohon karet TM yang terserang JAP berat segera dibongkar.

2.2.8 Penyadapan Penyadapan diawali dengan persiapan penyadapan yaitu dengan

menentukan kriteria matang sadap dan sistem sadap yang akan digunakan. Setelah tanaman yang akan disadap sudah diketahui jumlahnya tahap yang dilakukan selanjutnya adalah penggambaran mal (bidang sadap) sadap yaitu pembuatan bidang sadap untuk jangka waktu penyadapan 3 bulan. Tahap selanjutnya adalah pemasangan alat sadap dan pembagian hanca sadap (pembagian areal sadap). Pelaksanaan penyadapan terbagi atas kutip hasil lump dan scrub (hasil karet di

bidang sadap), kutip lateks mengumpulkan ke TPH, penimbangan, pengangkutan dan percetakan di gudang.

2.2.9 Kerjasama Kemitraan Kemitraan adalah kerja sama pembangunan kebun karet (Kebun Kemitraan) di atas tanah yang dimilki dan atau dikuasai Koperasi yang nantinya Kebun Kemitraan tersebut bersertifikat HGU atas nama Perusahaan, dimana sebesar 50% dari hasil seluruh kebun kemitraan setelah dikurangi angsuran bank dan biaya-biaya menjadi pendapatan/penerimaan Koperasi dan sebesar 50% dari hasil seluruh kebun kemitraan setelah dikurangi angsuran bank dan biaya-biaya menjadi pendapatan/penerimaan Perusahaan. Seluruh kebun kemitraan akan dikelola oleh perusahaan sampai dengan masa perjanjian kerja sama berakhir.

Adapun data mengenai perolehan lahan dan peserta kemitraan dapat dilihat pada Tabel 6 Kegiatan Fisik Kebun Karet Unit Tebo
Nama Kegiatan Perolehan lahan Muara Kilis Rantau Api Peserta Kemitraan Muara Kilis Rantau Api Pembebasan Lahan Muara Kilis Rantau Api Land Clearing Muara Kilis Rantau Api Tanam Muara kilis Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha 1.764,62 1.352,61 412,01 1.624,28 1.245,75 4,55 1,58 14,60 5,89 8,24 20,42 9,70 16,01 19,45 4,55 1,58 5,89 20,42 16,01 Tahun 2013 s/d 2011 1.804,80 1.392,79 412,01 1.457,93 1.045,92 412,01 346,87 346,88 1,58 5,89 20,42 16,01 1,58 1,58 5,89 5,89 20,42 20,42 16,01 16,01 Jan 1,58 Feb 5,89 Mar 20,42 Apr 16,01 Mei Total Th 2013 43,90 43,90 43,90 43,90 43,90 43,90 56,54 56,54 Total s/d Mei 2013 1.848,70 1.392,79 455,91 1.501,83 1.045,92 455,91 346,87 346,88 1.808,52 1.352,61 455,91 1.680,82 1.245,75 455,91

Rantau Api Ha 378,53 14,60 8,24 9,70 19,45 Sumber: Kantor Induk PT. PP Bajabang Indonesia Site Project Tebo

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil 3.1.1. Gambaran Umum Afdeling 1 PT. PP Bajabang Indonesia di Provinsi Jambi telah memperoleh ijin lokasi seluas 10.700 ha yang terletak di Kabupaten Tebo seluas 5.700 ha (sudah ditanam 1.600 ha dan lahan siap tanam seluas 400 ha) dan memiliki 4 Afdeling/Divisi dan dan diantaranya adalah Afdeling 1 yang lokasinya di daerah Muara Kilis yang dimana berada pada bagian paling awal dari keseluruhan area PT. PP Bajabang Indonesia daerah Muara Kilis dengan jarak tempuh 12 Km dari jalan lintas. Total luas wilayah Afdeling 1 adalah 499,43 ha yang di bagi atas 22 blok dan tanaman karet yang sudah di tanam sebanyak 258.373 pohon yang umur tahun tanaman berbeda-beda mulai dari umur tahun tanam 2008 sampai umur tahun tanam 2012 dan semua tanaman adalah tanaman karet yang belum menghasilkan sehingga lokasinya sesuai untuk mengamati manajemen dan teknis pemeliharaan tenaman belum menghasilkan. Kegiatan pemeliharaan Tanaman Karet Belum Menghasilkan di Afdeling 1 adalah pemupukan, penyiangan gulma, prunning, pengendalian hama dan penyakit yang di mana setiap kegiatan saling berhubungan dan semua kegiatan tersebut dilakukan dengan baik dan efisien agar tanaman karet mampu berproduksi sesuai dengan potensi genetis yang dimilikinya.

3.1.2. Kegiatan Tanaman Belum Menghasilkan di Afdeling 1 1. Kegiatan Pemupukan Dalam kegiatan pemupukan karet tanaman belum menghasilkan menggunakan pupuk tunggal yaitu, TSP, KCL, Urea, Kieserite sedangkan Kegiatan pemupukan dimulai dari mandor mempersiapkan segala sesuatunya berkaitan dengan sarana dan prasarana pemupukan. Dimulai dengan

mengintruksikan kepada karyawan transportasi pupuk untuk melaksanakan pengambilan dan pengangkutan pupuk dari gudang dan pengangkutan tenaga kerja pemupukan. Sedangkan kendaraan pengangkutan pupuk dari gudang ke lapangan, sehari sebelum pemupukan, harus sudah dipastikan kesiapannya.

Sebelum melaksanakan pengambilan pupuk ini pihak Afdeling yang diwakili oleh krani mengurus segala bentuk administrasi pengambilan pupuk dan

memberitahukan pada bagian kepala gudang minimal 1 hari sebelum pelaksanaan pemupukan yang bertujuan untuk memastikan ketersedian pupuk di gudang. Pukul 07.00, kendaraan harus sudah mulai memuat pupuk dari gudang yang di bantu oleh tenaga kerja pemupukan. dengan perkiraan pemuatan selesai pukul 07.30, dan pupuk akan tiba dilapangan pukul 08.00. sampai di lapangan mandor membagi pos-pos lokasi pekerjaan tenaga kerja yang bertujuan untuk mengefisiesikan waktu dan tenaga selanjutnya Pupuk Tunggal di campur menjadi satu dan di berikan per pohon sesuai dengan umur pohon, pemberian pupuk menggunakan sistem chemical strip weeding dengan cara membuat lobang di daerah pohon sedalam 10cm. umur 5-10 bulan dengan jarak 20-45cm, 11-20 bulan dengan jarak 40-60cm, 21-48 bulan dengan jarak 40-90cm dan lebih dari 48 bulan 50-120cm setelah pupuk berada di lubang kemudian di tutup dengan tanah Pelaksanaan muat pupuk didalam gudang di awasi langsung bagian gudang, krani dan bagian keamanan. Pelaksanaan kegiataan pupuk di dokumentasikan pada gambar berikut:

Gambar 3. Pengangkutan pupuk

Gambar 4. Lubang pupuk

Gambar 5. Pemberian pupuk

gambar 6. Pengawasan pemupukan

Rotasi pemupukan di Afdeling 1 adalah 4 B/1 blok yang dapat di artikan 1 blok akan mendapatkan giliran pemupukan 4 bulan 1 kali dengan perkiraan waktu kegiatan 1 blok sampai 1-2 hari tergantung luas blok yang dikerjakan. Alat yang di gunakan dalam kegiatan pemupukan adalah cangkul untuk menggali lobang di sekitar pohon, parang untuk membersihkan rumput dan gulma di sekitar pohon yang dapat mengganggu kegiatan pemupukan, ember yang di gunakan tenaga kerja untuk membawa pupuk, gelas plastik adalah media untuk pemberian pupuk ke pohon dan terpal untuk alas/bawahan untuk mencampur pupuk tunggal.

2. Kegiatan Penyiangan Gulma Dalam kegiatan penyiangan dapat di lakukan dengan dua cara yaitu cara manual dan kimia, cara manual di lakukan dengan bantuan parang atau cangkul. Sedangkan cara kimia gulma di berantas menggunakan herbisida dengan cara menyemprotkan langsung larutan herbisida yang telah di campurkan dengan air dengan perbandingan 7 cc/liter air ke rumput atau gulma pengganggu. Untuk penyiangan kimia tidak di lakukan pada tanaman di bawah umur 1 tahun karena akan dapat merusak akar dan akhirnya akan mengganggu pertumbuhan karet. Pelaksanaan kegiataan penyiangan di dokumentasikan pada gambar berikut.

Gambar 7. Penyiangan Kimia

Gambar 8. Penyiangan Manual

Dalam pelaksanaan kegiatan dimulai pukul 07.00 yaitu persiapan transportasi oleh mandor untuk mengangkut herbisida, sprayer, dan tenaga kerja yang jumlahnya sebanyak 8-9 orang yang selanjutnya mandor mengambil herbisida digudang yang terlebih dahulu melapor kepada krani, selanjutnya jam

7.30 berangkat kelapangan tiba di lapangan mandor membagi lokasi kerja kepada anggota yang bertujuan mengefisienkan waktu dan tenaga dalam proses pengawasan mandor berkeliling dalam setiap lokasi pekerjaan yang di lakukan tenaga kerja Rotasi penyiangan di afdeling I adalah 1B/1 blok yang dapat di artikan 1 blok akan mendapatkan giliran pemupukan 1 bulan 1 kali dengan perkiraan waktu kegiatan 1 blok sampai 1-2 hari tergantung luas blok yang dikerjakan.

3. Kegiatan Pemangkasan Tunas Palsu/Prunning (Wiwilan) Dalam kegiatan wiwilan terdapat dua sub kegiatan yang di kerjakaan secara bersamaan yaitu adalah pemangkasan tunas palsu dan pembersihan mukuna dari pohon yang dimana alat yang digunakan dalam kegiataan wiwilan adalah gunting tunas dan parang. dalam kegiatan pemangkasan tunas palsu tunas yang di potong adalah tunas yang tumbuh di daerah 2,7m 3m dari pangkal pohon .

Gambar 9. Gunting Potong Tunas Kegiatan di laksanakan pukul 07.00 pagi yang di mulai dengan mandor mengumpulkan tenaga kerja langsung di lapangan yang di mana 1 hari sebelum nya telah mendapatkan informasi lokasi kegiataan selanjutnya membagi lokasilokasi kegiatan dalam 1 blok yang dimana untuk satu tenaga kerja dalam 1 lokasi dapat melakukan pekerjaan dengan luas wilayah 2-3 ha Rotasi wiwilan di afdeling I adalah 1B/1 blok yang dapat di artikan 1 blok akan mendapatkan giliran pemupukan 1 bulan 1 kali dengan perkiraan waktu kegiatan 1 blok sampai 1-2 hari tergantung luas blok yang dikerjakan.

4. Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Kegiatan pengendalian hama dan penyakit yang di Afdeling 1 biasa disebut pengobatan dilakukan dua tahap kegiatan tahap pertama yaitu sensus hama dan penyakit dalam satu blok yang tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat hama dan penyakit agar dapat di lakukan pengendalian dengan efektif dan efisien. Setelah dilakukan sensus yang telah didapatkan data hama dan penyakit yang menyerang dan obat untuk pengendaliannya maka selanjutnya di lakukan pengendalian hama dan penyakit, kegiatan pengendalian dimulai dengan mandor mengumpulkan tenaga kerja untuk membagikan lokasi kerja setiap tenaga kerja pada pukul 07.30 selanjutnya setelah tiba di lokasi tenaga kerja langsung di arahkan ke lokasi kerja masing-masing dan mandor berkeliing ke setiap lokasi pekerjaan untuk mengawasi pekerjaan kegiatan pengobatan. Cara pengendalian setiap hama dan penyakit yang di temukan di afdeling I berbeda-beda dan hama pengganggu yang sering di temukan di afdeling I adalah rayap, kera, tapir, babi dan rusa dan penyakit yang sering di temukan adalah akar putih dan jamur upas. Pelaksanaan kegiataan Pengobatan dokumentasikan pada gambar berikut.

Gambar 10. Pencampuran obat

Gambar 11. Pemberian obat

1) Pengendalian Hama a. Rayap (Micro termes inspiratus) a) Gejala Bagian ujung Stum atau tanaman karet muda rusak, terlihat bekas gerakan. Bagian dalam batang terdapat lubang besar. Dari ujung stum sampai akar. Akar

tanaman terputus-putus, bahkan tidak lagi berujung yang mengakibatkan batang karet mudah roboh. Gambar 12. lubang besar bekas rayap

Gambar 13. batang roboh akibat serangan rayap b) Pengendalian Pengendalian yang dilakukan dengan cara manual. Rumah rayap dihancurkan dengan menggunakan parang. Pengendalian kimiawi yaitu dengan disemprot insektisida berbahan aktif fipronil dengan dosis 2cc/liter air. b. Kera a) Gejala Pohon karet yang berdaun yang masih muda tampak tidak berdaun muda cabang dan batangnya tampak seperti digigit atau digerogoti binatang, terlebih pada tanaman yang dekat dengan hutan b) Pengendalalian Untuk mengendalikan serangan hewan ini dapat dilakukan dengan cara di usir atau di tangkap 1. Diusir Untuk mengusir kera dapat di lakukan dengan cara di buru dan untuk mempermudah pemburuan anjing dipakai dalam kegiatan pemburuan , atau dapat juga dengan ditaburkan kapur barus di sekeliling kebun terutama wilayah kebun yang dekat dengan hutan

2. Ditangkap Kera di tangkap dengan jerat kawat atau jerat tali yang dipasangkan berdekatan dengan umpan yang biasa umpan yang di gunakan adalah buah c.Tapir a) Gejala Sekeliling kulit batang Tanaman tampak habis digerogoti oleh binatang

Gambar 14 kulit batang digerogoti Tapir b) Pengendalian Pengendalian dilakukan dengan cara di usir dengan cara membunyikan bunyian keras seperti ledaka d. Babi Hutan a) Gejala Kulit dan batang tampak terkerat serta tanah di sekitarnya terbongkar b) Pengendalian Pengendalian dilakukan dengan cara diusir yaitu dengan membunyikan bunyian keras seperti memukul kentungan dan ledakan dan juga diusir dengan cara membersihkan perkebunan dari semak belukar terutama daerah yang berdekatan dengan hutan tujuan nya agar tidak di jadikan tempat berlindung babi hutan. e.Rusa a) Gejala Batang tampak bekas gigitan

(14) Gambar 15 bekas gigitan rusa Gambar 16. jejak rusa

b) Pengendalian Pengendalian dilakukan dengan cara diusir yaitu dengan membunyikan bunyian keras seperti memukul kentungan dan ledakan dan juga diusir dengan cara membersihkan perkebunan dari semak belukar terutama daerah yang berdekatan dengan hutan tujuan nya agar tidak di jadikan tempat berlindung.

2. Pengendalian Penyakit a. Penyakit Jamur Akar Putih a) Gejala Daun tanaman menjadi pucat dan kuning. Daun-daun ini kemudian gugur dan ujung rantingnya mati dan adakalanya tanaman yang sakit membentuk daun muda atau bunga dan buah pada waktu yang lebih awal. pada akar tanaman tampak benang-benang jamur putih yang agak tebal. Benang-benang tersebut menempel kuat pada akar sehingga sulit dilepas. Akar tanaman yang sakit akhirnya membusuk dan membuat pohon mudah roboh.

Gambar 17 Daun pucat dan kuning

Gambar 18 Batang terkena jamur akar putih

b) Pengendalian Pengendalian penyakit ini menggunakan Fungisida yang di campur

dengan air dengan takaran 4cc/liter air dan diberikan pada pohon 1 liter/pokok dan pencegahan untuk keliling tanaman yang terkena penyakit 0.5 liter/pokok.

2. Jamur upas a) Gejala Pada pangkal atau bagian atas percabangan tampak benang-benang berwarna putih seperti sutera. sekumpulan benang ini membentuk lapisan kerak berwarna merah. Yang akhirnya berubah menjadi lapisan tebal berwarna merah tua. Bagian tanaman yang di serang akan mengeluarkan cairan lateks berwarna coklat kehitaman yang meleleh di permukaan batang tanaman. Lambat laun kulit tanaman yang terserang akan membusuk dan berubah menjadi hitam mongering dan terkelupas pada serangan lanjut percabangan akan mati dan mudah patah oleh hembusan angin.

Gambar 19. Benang pada pangkal batang b) Pengendalian

Gambar 20. batang terkena penyakit

Pengobatan harus dilaksanakan seawall mungkin, yaitu pada saat terlihat gejala serangan awal. Pengobatan di lakukan dengan melumaskan fungisida dengan kandungan 90 0,5%, Calixin MR, Dowco 262

3.2. Pembahasan 3.2.1 Aspek Manejerial Manajemen adalah suatu rangkaian proses yang meliputi fungsi-fungsi manajemen diantaranya yaitu kegiatan perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pengarahan (Actuating), dan pengawasan (Controlling) dalam rangka memanfatkan sumberdaya yang dimiliki, baik sumber daya manusia (SDM), modal, materil, maupun teknologi secara optimal untuk mencapai tujuan. (Gumbira dan Harizt, 2004).

a. Perencanaan (Planning) pemeliharaan Perencanaan adalah suatu fungsi manajemen yang paling penting untuk merencanakan apa yang akan dikerjakan, siapa yang mengerjakan, dimana dan bagaimana caranya. Perencanaan perlu disusun terlebih dahulu sebelum melaksanakan suatu kegiatan, karena perencanaan merupakan pedoman dalam melakukan suatu kegiatan(GR Terry, 2001). Perencanaan Pemeliharaan merupakan suatu rencana kegiatan yang dibuat dan disusun pada tingkat Afdeling melibatkan asisten dan para mandor setelah itu di rekomendasikan di tingkat site manajer selanjutnya di kirim ke pusat yaitu kepada manajemen Bajabang Group untuk mendapatkan persetujuan. perencanaan dilakukan agar pelaksanaan pemeliharaan dapat berjalan sesuai dengan ketetapan, guna mencapai tujuan yang efesien dan efektif. Perencanaan pemeliharaan harus dibuat sebaik mungkin karena berkaitan dengan penyediaan biaya, material, dan tenaga kerja yang jumlahnya relatif besar. Perencanaan tersebut meliputi perencanaan tahunan dan bulanan. Perencanaan tahunan digunakan untuk mengetahui besarnya biaya operasional dan jumlah tenaga kerja. Perencanaan bulanan bertujuan untuk persiapan tenaga kerja,

pembagian rotasi blok afdeling antara kegiatan, kesiapan unit transportasi, dan kesiapan lapangan. Untuk mencapai tujuan dan kelancaran kegiatan pemeliharaan tanaman Afdeling/Divisi 1 melakukan perencanaan dalam melakukan kegiatan operasional pemeliharaan tanaman karet yang terdapat di dalam : 1. Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) adalah suatu perkiraan dalam bentuk finansial tentang anggaran satu tahun. Rencana kerja tahunan ini berisi tentang jenis pekerjaan, gaji, sosial, alat perlengkapan, dan jumlah biaya yang diperlukan dalam jangka waktu setahun. 2. Rencana Kerja Bulanan (RKB) Rencana Kerja Bulanan di buat berdasarkan RKB yang disusun dan dibuat oleh asisten Afdeling yang sudah mendapatkan persetujuan dari site manajer dan pusat yang kemudian dilaksanakan oleh mandor dan karyawan yang bersangkutan.

3. Rencana Kerja Harian (RKH) Rencana kerja harian dibuat berdasarkan rencana kerja yang dibutuhkan pada hari tersebut. Dengan adanya rencana kerja anggaran, rencana kerja bulanan dan rencana kerja harian inilah pihak manajemen kebun akan melaksanakan kegiatan yang akan direncanakan untuk priode kedepan. Akan tetapi terkadang rencana kerja harian dan rencana kerja bulanan yang telah ditetapkan pada pelaksanaannya mengalami perubahan akibat ketidak serasian anggaran yang telah ditentukan dengan realisasinya. Adapun kegiatan yang menyangkut perencanaan adalah sebagai berikut: 1. Penentuan Lokasi Pemeliharaan 2. Peralatan pemeliharaan 3. Tenaga Pemeliharaan a. Penentuan Lokasi Pemeliharaan Awalnya seluruh mandor lapangan melakukan pertemuan di kantor Afdeling, yang langsung diarahkan oleh Asisten dan Mandor 1 pertemuan ini dilakukan pada setiap bulan untuk membuat Rencana Kerja Bulanan (RKB). Setelah kegiatan pertemuan dengan Asisten selesai, maka masing-masing mandor pemeliharaan melakukan pertemuan bersama masing-masing karyawan. Pada saat pertemuan mandor mengarahkan karyawan untuk mempersiapkan segala alat yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan pemeliharaan, serta membagi lokasi kegiatan dan memberi tahu post karyawan pada pada hari tersebut. b. Peralatan Pemeliharaan Sebelum melakukan kegiatan pemeliharaan, karyawan terlebih dahulu mempersiapkan peralatan yang digunakan untuk kegiatan pelaksanaan

pemeliharaan. Karyawan harus bertanggung jawab terhadap kelengkapan alatnya masing-masing. Alat-alat yang digunakan dalam menunjang kegiatan

pemeliharaan antara lain: (1) Pemupukan : cangkul, parang, dan ember dodos, gelas pelastik (2) Pengobatan : galon, gelas pelastik, (3) Perawatan : Sprayer, parang, cangkul, gunting tunas. c. Tenaga Kerja Pemeliharaan Jumlah tenaga kerja dalam kegiatan pemeliharaan tergantung dari hasil Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RAKP) yang sudah di tetapkan oleh

manajemen Bajabang Group yang dimana jumlah tenaga kerja mengacu pada populasi pokok perblok, kondisi lahan blok dan keuangan perusahaan. Pengamatan yang dilakukan penulis di lapangan mengetahui bahwa tiap-tiap mandor pemeliharaan mempunyai karyawan dengan perbandingan yang berbeda, karena tingkat kesulitan pelaksanaannya berbeda. Berikut ini merupakan contoh perhitungan tenaga pemeliharaan Afdeling I a) Luas Afdeling I 499,43 ha yang di bagi dalam 21 blok yang masingmasing blok luas nya berbeda b) Standar manajemen Bajabang Group untuk kegiatan pemeliharaan yang dalam hal ini pemangkasan tunas adalah 0,5HK/ha yang arti nya untuk 1 tenaga bisa mengerjakan 2 ha dan pada blok I 20 luas wilayah adalah 18 ha yang arti nya tenaga yang di butuhkan dalam kegiatan pemangkasan tunas di blok I 20 sebanyak 9 tenaga. (Rencana kerja bulanan Afdeling 1 pada bulan November dan Desember dapat di lihat di halaman lampiran) Dalam pelaksanaan pemeliharaan di butuhkan pengorganisasian sebagai pelaku dalam pelaksanaan yang telah di rencanakan dan agar perencanaan yang di jalankan terorganisir.

b. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemen serta penentuan hubungan-hubungan yang selanjutnya diarahkan pada pencapaian tujuan bersama (Manullan, 2010). Adapun pihak-pihak yang termasuk kedalam organisasi pemeliharaan yang digunakan pada Afdeling 1 adalah asisten Afdeling, mandor 1, krani, mandor pemupukan, mandor pengobatan, mandor Perawatan. Adapun tugas dan fungsi dari masing-masing personil yang terlibat langsung dalam kegiatan pemeliharaan adalah sebagai berikut : 1. Asisten Afdeling bertanggung jawab kepada site manager atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di kebun pada kegiatan pemeliharaan dan

mengevaluasi seluruh kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan. asisten afdeling membawahi mandor 1 yang melakukan kegiatan pemeliharaan. 2. Mandor 1 bertanggung jawab kepada asisten afdeling dan bertugas membantu asisten afdeling dalam mengatur kegiatan pemeliharaan dan membawahi mandor pemupukan, mandor pengobatan, mandor perawatan . 3. Krani bertugas mengatur semua administrasi yang digunakan dalam proses kegiatan pemeliharaan dan bertanggung jawab kepada asisten afdeling dalam melaksanakan tugasnya. 4. Mandor pemupukan bertugas mengawasi dan mengarahkan kegiatan pelaksanaan pemupukan seperti mengatur area lahan yang akan dipupuk, tenaga kerja serta penentuan lokasi yang akan di pupuk yang mengacu pada RKB. 5. Mandor pengobatan bertugas mengawasi dan mengarahkan kegiatan pengendalian hama dan penyakit seperti sensus hama dan penyakit, mengatur jenis dan dosis obat yang di gunakan, tenaga kerja serta penentuan lokasi pengendalian yang mengacu pada RKB 6. Mandor Perawatan bertugas mengawasi dan mengarahkan kegiatan perawatan seperti kegiatan pemangkasan cabang atau tunas (wiwilan), penyiangan gulma, pembersihan mukuna dari batang karet, tenaga kerja serta penentuan lokasi perawatan tanaman yang mengacu pada RKB Adapun struktur organisasi di PT. PP Bajabang Indonesia dapat dilihat pada bagan dibawah ini :
Asisten Afdeling I Darmawan, SP.

Mandor 1 Zainuri

Krani Anhar

Mandor Pemupukan Hamdi Satria Zul

Mandor Pengobatan Anang

Mandor Perawatan Pahmi

Gambar 21. Struktur Organisasi Afdeling 1

Pengorganisasian kegiatan pemeliharaan di Afdeling 1 dikelola oleh Asisten. Seorang asisten Afdeling berhak memilih seorang mandor 1 sebagai pengawas dan penanggung jawab kegiatan lapangan. Pembagian tugas karyawan pemeliharaan dilakukan oleh mandor setiap kegiatan pemeliharaan. selain bertugas melakukan pengawasan terhadap anggotanya masing-masing Setiap individu yang terlibat dalam organisasi pemeliharaan harus memiliki kemampuan kerjasama dalam tim selain kemampuan teknis di lapangan. Setelah merencanakan dan mengorganisasikan selanjutnya adalah

pengarahah untuk kegiatan pemeliharaan yang bertujuan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan yang di rencanakan.

c. Pengarahan (Actuating) Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan ditujukan untuk mendapatkan kondisi tanaman yang mampu berproduksi sesuai standar saat tanaman tersebut memasuki tahap tanaman menghasilkan. Oleh sebab itu pengarahan pelaksanaan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan haruslah optimal sesuai dengan prosedur standar operasional pemeliharaan. Pengurangan standar pemeliharaan pada tahap ini tidaklah menguntungkan secara ekonomis dalam jangka panjang. Tanaman harus dipelihara dengan baik dan biaya pengelolaan yang baik dan akan tertutup oleh produksi yang tinggi sampai tanaman tersebut di-replanting (Ellton, 2008). Seorang pemimpin perlu memiliki integritas dan komunikasi yang baik dalam memberi pengarahan sehingga karyawan yang berada di lapangan paham dan bersemangat dalam mencapai tujuan bersama. Biasanya manager akan memberikan pengarahan terlebih dahulu kepada asisten Afdeling terkait pencapaian target perusahaan. Asisten Afdeling langsung merespon arahan tersebut dengan mengkoordinasikan kepada seluruh mandor dan kerani selanjutnya mandor memberikan kepada seluruh karyawan di Afdeling agar terjadi pengertian target bersama yang akan dicapai. Komunikasi yang tidak efektif kepada karyawan dapat menyebabkan pekerjaan tidak terarah sehingga terjadi pemborosan karena biaya yang dikeluarkan tidak mencapai target yang diinginkan oleh rencana kerja tahunan. Dalam mempengaruhi karyawannya,

seorang asisten dapat melakukan kekuasan ganjaran, yaitu menggunakan imbalan agar karyawan bekerja dengan baik, atau kekuasaan paksaan seperti memberikan sangsi apabila karyawan tidak bekerja dengan baik. Selain itu, karyawan pun dapat dipengaruhi oleh kekuasaan ahli berupa kemampuan teknis, pengalaman, dan kecerdasan teori yang dimiliki seorang pemimpin (Sumardjo, 2010). Setelah pengarahan dilakukan selanjutnya dilakukan pengawasan kegiatan pemeliharaan agar tidak terjadi kesalahan dan kekurangan dalam kegiatan pemeliharaan yang akhirnya akan berdampak pada kerugian perusahaan.

d. Pengawasan (Controlling) Pemeliharaan Pengawasan adalah proses pengaturan sebagai faktor dalam suatu perusahaan agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana (Hasibuan 2004). Menurut stoner dan handoko (1984), adanya rencana yang diatur dan digerakkan belum menjamin bahwa tujuan akan tercapai dengan sendirinya, masih diperlukan adanya kendali atau kontrol terhadap orang-orang yang bekerja sesuai dengan cara dan posisinya. Pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha memberikan petunjuk pada cara pelaksanaan agar mereka bertindak sesuai dengan rencana. Diharapkan agar para pelaksana membatasi tidakan-tindakannya mencapai tujuan sedemikian rupa sehingga tidak begitu menyimpang dari yang diperbolehkan. Dalam kegiatan pemeliharaan pengawasan berperan penting dalam menjaga suatu tingkat kuantitas dan kualitas yang baik sehingga semua mandor telah diintruksikan dapat berjalan dengan baik karena hasil dari pengawasan akan meningkatkan mutu kerja dan mutu hasil yang lebih baik. Pengawasan pemeliharaan dapat dilakukan oleh mandor, asisten , manager. Mandor melakukan pengawasan terhadap karyawannya dan wajib menegur jika terjadi kesalahan serta melaporkan kepada asisten Afdeling untuk kesalahan yang fatal. Asisten Afdeling melakukan pengawasan kepada mandor dalam mengerakkan anggotanya pada kegiatan pemeliharaan agar pekerjaan dapat selesai tepat waktu dan sesuai dengan rencana. Manager melakukan pengawasan jika terjadi kejanggal dari laporan harian ataupun bulanan untuk Afdeling I. Sedangkan tim audit pengawasannya dilakukan

dengan melihat bagian administrasi yang dalam hal ini melakukan pengawasan terhadap krani Afdeling I serta turun langsung kelapangan guna memastikan kegiatan tersebut sudah sesuai atau belum dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Pada tingkat Afdeling asisten Afdeling bertanggung jawab terhadap semua kegiatan operasional Afdeling. Untuk melakukan pengawasan pekerjaan dilapangan dilakukan oleh mandor 1 dan mandor pemeliharaan. Mandor 1 bertanggung jawab penuh terhadap atas pengawasan yang berada dibawah wewenangnya, Mandor pemeliharaan bertanggung jawab penuh atas pengawasan anggotanya. Mandor 1, mandor pemupukan, mandor pengobatan, mandor Perawatan dan krani, baik secara sendiri atau bersama-sama harus bertanggung jawab atas sempurnanya pekerjaan pemeliharaan dan menjamin hal sebagai berikut : Pemupukan o o o o Pengambilan pupuk dari gudang Pencampuran pupuk tunggal harus sesuai dengan dosis yang ditetapkan Kesesuaian pemberian dosis pupuk ke pohon Pembuatan lobang pupuk

Pengobatan o o o o o o Pengambilan obat dari gudang Dosis obat yang diberikan Pencampuran obat dengan air Kesesuaian pemberian obat ke pohon

Perawatan Kerapian memotong tunas palsu dan mukuna yang mengganggu Dosis herbisida yang di berikan untuk penyiangan kimia Pengawasan menjadi fungsi terakhir dalam manajemen agar seluruh aspek manajemen dalam mencapai tujuan bersama dapat berjalan secara optimal. Seluruh standar kerja dan prestasi kerja karyawan harus selalu dievaluasi oleh seorang pemimpin. Hal tersebut juga dapat menjadi motivasi karyawan untuk selalu bekerja dengan baik. Pengawasan ini dapat dilakukan dengan melihat laporan administrasi dan melihat langsung kondisi di lapangan. Selain

kemampuan teknis dan teori, seorang pemimpin juga harus menguasai permasalahan yang terdapat di lapangan agar dapat segera diambil keputusan atau solusinya.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan Dari hasil pelaksanaan kegiatan magang pada PT. PP. Bajabang Indonesia Tebo Perkebunan Muara Kilis Afdeling 1 pada pemeliharaan karet tanaman belum menghasilkan penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1). Penulis dapat memahami dan mempelajari proses kegiatan perkebunan karet secara umum dan kegiatan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan secara khusus. 2) Pelaksanaan manejemen pemeliharaan pada PT.PP. Bajabang Indonesia Perkebunan Muara Kilis Tebo khususnya Afdeling 1 dengan melihat penerapan aspek manajemen yaitu mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan

kegiatan pemeliharaan

sudah berjalan baik sesuai yang direncanakan, baik rencana kerja anggaran tahunan perusahaan (RKT), dan Rencana Kerja Bulanan Afdeling (RKB).

4.2.Saran Saran penulis untuk PT.PP Bajabang Indonesia Tebo adalah pengawasan dan pengarahan dalam kegiatan pemeliharaan perlu ditingkatkan lagi dikarenakan tenaga kerja harian lepas belum banyak mengetahui standar pelaksanaan operasional perusahaan dan untuk masalah pengelolaan pemeliharaan yaitu perbaikan sarana dan prasarana pemeliharaan yang terus-menerus, serta merotasi karyawan pemeliharaan pada setiap pekerjaan pemeliharaan yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan teknis pemeliharaan karet.

Lampiran 1. Peta dan luas areal PT. PP Bajabang Indonesia Site Tebo Muara kilis

Lampiran 2. Peta dan luas areal PT. PP Bajabang Indonesia Site Tebo Rantau Api

Lampiran 3. Peta dan luas areal PT. PP Bajabang Indonesia Afdeling/Divisi 1 Muara Kilis

Lampiran 5. Daftar pemakaian pupuk Afdeling/Divisi 1

RENCANA PEMUPUKAN TAHUN 2013 PERIODE BULAN SEPTEMBER DAN OKTOBER 2013 DIVISI 1 MUARA KILIS BLOK Tahun Tahun Tanam Bulan Status Areal Jumlah Statemen Pokok t (Ha) (Pkk) DOSIS PUPUK SPH PER POHON UREA G 16 2008 januari 2009/ 5th 7.40 3,507 473.92 200 SP 36 75 KCL 200 G 15 G 16 2009 2009 januari 2010/ 4th 0 1.72 25.69 815 12,233 473.84 476.18 150 150 250 250 250 250 100 100 F 16 F 26 G 12 G 15 G 16 G 17 G 18 G 20 G 24 H 16 H 17 H 18 H 19 H 20 H 21 H 22 H 24 I 19 I 20 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 april/2 th april april agustus april maret maret juli mei april januari januari pebruari pebruari april nopember desember desember desember 3.80 38.89 15.36 22.19 11.70 26.13 28.14 6.38 20.97 32.47 31.15 24.49 22.93 7.78 8.64 26.38 23.47 37.30 17.54 405.71 F 26 F 27 G15 G 24 H 21 H 22 I 19 I 24 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 januari/ 1 th januari januari februari maret maret maret april 5.12 4.54 0.31 18.07 3.72 6.46 1.88 18.81 905.14 497,827 2,273 2,273 160 9,330 2,183 3,107 1,047 10,183 258,595 239,232 443.95 500.66 516.13 516.33 586.83 480.96 556.91 541.36 285.70 75 75 75 75 75 75 75 75 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 25 25 25 25 25 25 25 25 1,835 18,204 9,133 8,952 5,658 12,690 14,308 3,634 11,936 17,673 17,822 13,863 11,959 4,072 4,017 12,684 12,384 20,776 9,884 482.89 468.09 594.60 403.42 483.59 485.65 508.46 569.59 569.19 544.29 572.13 566.07 521.54 523.39 464.93 480.82 527.65 557.00 563.51 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 33 38 39 39 44 36 42 41 36 35 45 30 36 36 38 43 43 41 43 42 39 39 35 36 40 42 42 44 50 52 52 59 48 56 54 71 71 Sep-13 DOSIS PER Ha KIESERITE UREA SP 36 95 118 119 48 47 59 40 48 49 51 57 57 54 57 57 52 52 46 48 53 56 56 44 50 52 52 59 48 56 54 36 118 119 48 47 59 40 48 49 51 57 57 54 57 57 52 52 46 48 53 56 56 11 13 13 13 15 12 14 14 24 23 30 20 24 24 25 28 28 27 29 28 26 26 23 24 26 28 28 KCL 95 KIESERITE 47 48 UREA 701 122 1,835 138 1,365 685 671 424 952 1,073 273 895 1,325 1,337 1,040 897 305 301 951 929 1,558 741 170 170 12 700 164 233 79 764 JUMLAH PER BLOK SP 36 263 204 3,058 184 1,820 913 895 566 1,269 1,431 363 1,194 1,767 1,782 1,386 1,196 407 402 1,268 1,238 2,078 988 227 227 16 933 218 311 105 1,018 KCL 701 204 3,058 184 1,820 913 895 566 1,269 1,431 363 1,194 1,767 1,782 1,386 1,196 407 402 1,268 1,238 2,078 988 227 227 16 933 218 311 105 1,018 KIESERITE 82 1,223 92 910 457 448 283 635 715 182 597 884 891 693 598 204 201 634 619 1,039 494 57 57 4 233 55 78 26 255

RENCANA KERJA BULANAN (RKB) DIVISI : SATU PERIODE : November 2013 No. Heading a 2 Jenis Pekerjaan b Strip Chemical Blok c I19 I24 H21 H22 Fisik HOK Volume Satuan HK/Ha HOK d e f=(g/d) g 1.88 Ha 1.5 18.81 Ha 1.5 3.72 Ha 1.5 6.46 Ha 1.5 30.87 Ha 1.5 30.87 30.87 I19 I24 H21 H22 1.88 18.81 3.72 6.46 30.87 30.87 30.87 F26 F27 G24 H21 H22 I19 I24 5.13 4.54 18.07 3.72 6.46 1.88 18.82 58.62 5.13 4.54 18.07 3.72 6.46 1.88 18.82 58.62 5.13 4.54 18.07 3.72 6.46 1.88 18.82 58.62 58.62 58.62 58.62 58.62 Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha 1 1 1 1 1 1 1 1 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 2 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 5 5 18 4 6 2 19 59 8 7 27 6 10 3 28 117 8 7 27 6 10 3 28 88 1 1 1 1 1 Bahan Lain-Lain Volume Satuan i j h 1.88 1.88 18.81 18.81 3.72 3.72 6.46 6.46 30.87 30.87 360.00 1.88 18.81 3.72 6.46 15 15 463 Ltr Grm Ltr Grm 1.88 18.81 3.72 6.46 45,700 45,700 45,700 45,700 Rupiah Bahan l Total Rupiah n=(g*k)+(h*l)+(j*m) Total Rupiah/ Ha o=(n/d)

HOK k

Lain-Lain m 68,550 68,550 68,550 68,550

Amiphosat Ally 3 Spot Lalang

Amiphosat Ally

Tunas Liar

52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000

Lobang Pupuk

F26 F27 G24 H21 H22 I19 I24

52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000

Pemupukan

F26 F27 G24 H21 H22 I19 I24

52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 2,198 2,931 2,931 733 20 20 Kg Kg Kg Kg Bh Bh 1988 1988 1988 37.3 17.54 8.64 26.38 90 2,500 200 100 68,550 68,550 68,550 68,550

9 10 11 2

Urea TSP KCL Kieserite Masker Sarung Tangan Kain Penyulaman Transport Bibit Ecer Bibit Strip Chemical

G24 G24 G24 I 19 I 20 H21 H22

18.07 18.07 18.07 37.3 17.54 8.64 26.38 89.86

Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha

1.5 1.5 1.5 1.5 1.5

37.3 17.54 8.64 26.38

Round up Ally

89.86 89.86 H21 H22 I19 I20 8.64 26.38 37.3 17.54 89.86 8.64 26.38 37.3 17.54 89.86

Ha Ha Ha Ha 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 1 1 1 1 1

89.86 2695.8

ltr gr 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000

Sensus Hama dan Penyakit

Ha Ha Ha
Ha Ha

4 13 19 9 45 9 26 37 18 90 20 20 6 150 180 6 180 30 23 25 1000 23 Ltr Ltr klg -

Pengendalian Hama dan Penyakit

H21 H22 I19 I20

Ha Ha Ha

Regent Bayleton Cat Hijau 1 PENGAWAS Tunjangan Jabatan Premi Pengawas Uang Makan KRANI DIVISI SEWA KENDARAAN DIKI ARDANI Premi Langsir Air ZAHARUDIN

2 3

52,000 2,300 350,000 5,000 52,000 250,000 120,000 2,000 100,000

Grand Total
Disetujui Oleh ; Muara Kilis, 20 September 2013 Dibuat Oleh;

HERMAN ARIYANTO SITE MANAGER

DARMAWAN ASST. DIV.1

RENCANA KERJA BULANAN (RKB) DIVISI : SATU PERIODE : Desember 2013 Fisik Volume d 5.11 4.54 18.07 3.72 1.88 18.82 52.14 2 Pemupukan F26 F27 G24 H21 I19 I24 5.11 4.54 18.07 3.72 1.88 18.82 52.14 52.14 52.14 52.14 52.14 Ha Ha Ha Ha Ha Ha 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 Satuan e Ha Ha Ha Ha Ha Ha HK/Ha f=(g/d) 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 HOK HOK g 8 7 27 6 3 28 78 8 7 27 6 3 28 78 h Bahan Volume Satuan i Rupiah HOK k Bahan l Lain-Lain m Total Rupiah/ Ha o=(n/d)

No. Heading a 1

Jenis Pekerjaan b Lobang Pupuk

Blok c F26 F27 G24 H21 I19 I24

Lain-Lain j

Total Rupiah n=(g*k)+(h*l)+(j*m)

52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000

52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 1,955 2,607 2,607 652 20 20 Kg Kg Kg Kg Bh Bh
5.11 4.54 18.07 Ltr Grm 5.11 4.54 18.07 Ltr 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 45,700 45,700 45,700 68,550 68,550 68,550

Urea TSP KCL Kieserite Masker Sarung Tangan Kain


3 Strip Chemical F26 F27 G24 Roundup Ally 4 Spot Lalang F26 F27 G24 Roundup 5 Tunas Liar F26 F27 G24 H21 H22 I19 I24

5.11 4.54 18.07 27.72 27.72 27.72 5.11 4.54 18.07 27.72 27.72 5.11 4.54 18.07 3.72 6.46 1.88 18.82 58.6

Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha

1.5 1.5 1.5 1.5

5.11 4.54 18.07 27.72 27.72 1,247.40

1 1 1 1

5.11 4.54 18.07 14 14

1 1 1 1 1 1 1 1

5 5 18 4 6 2 19 59 2070 2070 2070

6 7 8

Penyulaman Transport Bibit Ecer Bibit

I24 I24 I24

18.82 18.82 18.82

2,500 200 100

10

Pembuatan Jembatan Papan 5x25x300 Cm Balok 20x20x600 Cm Paku 5 inch segi Sensus Hama dan Penyakit

G15

Unit

1 1.5 2.4 7 M M Kg 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 15 15 2 Ltr Ltr kg 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 2,300 350,000 5,000 52,000 2,300 350,000 5,000 250,000 120,000 100,000 1,500,000 1,400,000 25,000

2,000,000

F26 G20 G24 H24 I19

38.89 6.38 20.97 23.47 37.3 127.01

Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha

0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 1 1 1 1 1 1

19 3 10 12 19 64 39 6 21 23 37 127

11

Pengendalian Hama dan Penyakit

F26 G20 G24 H24 I19

38.89 6.38 20.97 23.47 37.3 127.01

Regent Bayleton Cat Hijau 12 Tunas Liar


F16 F26 G12 G15 G16 G17 G18 G20 G24 H16 H17 H18 H19 H20 H21 H22 H24 I19 I20 3.8 38.89 15.36 22.19 11.7 26.13 28.15 6.38 20.97 32.47 31.15 24.49 22.93 7.78 8.64 26.38 23.47 37.3 17.54 405.72 1500

13

14

15

Potong dan Cat Corestump PENGAWAS Tunjangan Jabatan Premi Pengawas Uang Makan KRANI DIVISI Tunjangan Jabatan Premi Pengawas Uang Makan SEWA KENDARAAN DIKI ARDANI ZAHARUDIN

Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Phn

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.05

4 39 15 22 12 26 28 6 21 32 31 24 23 8 9 26 23 37 18 406 75 150 150 5 150 30 30 1 30 23 26 23

Grand Total
Muara Kilis, 20 November 2013 Dibuat Oleh;

Disetujui Oleh ;

Anda mungkin juga menyukai