Anda di halaman 1dari 8

A. Perkembangan Penggunaan Zat Pewarna Di Industri Tekstil dan Pangan A.

1 Industri Tekstil Menurut sumber diperolehnya zat warna tekstil digolongkan menjadi 2 yaitu: pertama, Zat Pewarna Alam (ZPA yaitu zat warna yang berasal dari bahan!bahan alam pada umumnya dari hasil ekstrak tumbuhan atau hewan. "edua, Zat Pewarna #intesis (ZP# yaitu Zat warna buatan atau sintesis dibuat dengan reaksi kimia dengan bahan dasar ter arang batu bara atau minyak bumi yang merupakan hasil senyawa turunan hidrokarbon aromatik seperti benzena, naftalena dan antrasena. Pada awalnya proses pewarnaan tekstil menggunakan zat warna alam. $amun, seiring kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat warna sintetis untuk tekstil maka semakin terkikislah penggunaan zat warna alam. "eunggulan zat warna sintetis adalah lebih mudah diperoleh, ketersediaan warna terjamin, jenis warna berma%am ma%am, dan lebih praktis dalam penggunaannya Meskipun dewasa ini penggunaan zat warna alam telah tergeser oleh keberadaan zat warna sintesis namun penggunaan zat warna alam yang merupakan kekayaan budaya warisan nenek moyang masih tetap dijaga keberadaannya.
Zat warna alam untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil ekstrak berbagai bagian tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji ataupun bunga. &umbuhan! tumbuhan yang dapat mewarnai bahan tekstil beberapa diantaranya adalah : daun pohon nila (indofera , kulit pohon soga tingi (Ceriops candolleana arn , kayu tegeran (Cudraina javanensis , kunyit (Curcuma , teh (The , akar mengkudu (Morinda citrifelia , kulit soga jambal (Pelthophorum ferruginum , kesumba (Bixa orelana , daun jambu biji (Psidium guajava . 'ahan tekstil yang diwarnai dengan zat warna alam adalah bahan!bahan yang berasal dari serat alam %ontohnya sutera, wol dan kapas (katun . 'ahan!bahan dari serat sintetis seperti polyester, nilon dan lainnya tidak memiliki a(initas atau daya tarik terhadap zat warna alam sehingga bahan!bahan ini sulit terwarnai dengan zat warna alam.

#alah satu kendala pewarnaan tekstil menggunakan zat warna alam adalah ketersediaan )ariasi warnanya sangat terbatas dan ketersediaan bahannya yang tidak siap pakai sehingga diperlukan proses!proses khusus untuk dapat dijadikan larutan pewarna tekstil. *leh karena itu zat warna alam dianggap kurang praktis penggunaannya. $amun dibalik kekurangannya tersebut zat warna alam memiliki potensi pasar yang tinggi sebagai komoditas unggulan produk +ndonesia memasuki

pasar global dengan daya tarik pada karakteristik yang unik, etnik dan eksklusi(. ,ntuk itu, sebagai upaya mengangkat kembali penggunaan zat warna alam untuk
tekstil maka perlu dilakukan pengembangan zat warna alam dengan melakukan eksplorasi sumber! sumber zat warna alam dari potensi sumber daya alam +ndonesia yang melimpah (-itrihana, 2./2 .

A.2 Industri Makanan Menurut 'adan Pengawasan *bat dan Makanan ('P*M penggunaannya, zat warna alam lebih aman untuk kesehatan dibandingkan dengan zat warna sintetik (pewarna %at, tekstil karena diduga mengandung logam berat dan bersi(at karsinogenik. #aat ini kesadaran masyarakat semakin meningkat untuk menggunakan zat warna alami sesuai dengan gerakan 0back to nature1, maka pada masa yang akan datang dapat diasumsikan kebutuhan zat warna alami tersebut akan semakn meningkat. *leh karena itu, kebutuhan akan kesediaan zat warna alami oleh industri pangan baik skala ke%il, menengah dan besar akan meningkat. Permasalahan yang sedang dihadapi sekarang adalah beberapa industri makanan skala ke%il dan industri rumah tangga, masih banyak yang menggunaka pewarna non makanan (sintesis karena harganya lebih murah. Pewarna sintesis warnanya relati( lebih homogen dan penggunaannya sangat e(isien karena hanya memerlukan jumlah yang sangat sedikit, namun jika terkena kontaminasi logam berat maka akan meninggalkan residu dan bila dikonsumsi dapat mengganggu kesehatan. #edangkan kelemahan pewarna alami yaitu warnanya tidak homogen, kurang stabil dan ketersediaannya yang terbatas serta harganya mahal, tetapi aman untuk dikonsumsi (2utajulu, dkk., 2..3 . '. Kenapa Harus Daun Suji Zat pewarna seperti halnya %itarasa merupakan suatu pelengkap daya tarik makanan, minuman, serta bumbu masak. Penambahan zat pewarna dalam makanan, minuman, dan bumbu masak mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap selera dan daya tarik konsumen. Pewarna yang terbukti mengganggu kesehatan, misalnya mempunyai e(ek ra%un, berisiko merusak organ tubuh dan berpotensi memi%u kanker, akan dilarang

digunakan. Penyalahgunaan zat pewarna melebihi ambang batas maksimum atau penggunaan se%ara ilegal zat pewarna yang dilarang digunakan dapat mempengaruhi kesehatan konsumen, seperti timbulnya kera%unan akut dan bahkan kematian. Pada tahap kera%unan kronis, dapat terjadi gangguan (isiologis tubuh seperti kerusakan syara(, gangguan organ tubuh dan kanker. Perkembangan teknologi menjadi salah satu (aktor pemi%u semakin berkembang dan dibutuhkannya bahan tambahan pangan. #ayangnya, penggunaannya sering kali tidak benar. #ebagai %ontoh, penggunaan pewarna tekstil untuk bahan makanan karena harganya lebih murah daripada pewarna makanan. "urangnya sosialisasi tentang dosis, man(aat, dan bahaya akibat penggunaan bahan tambahan pangan se%ara salah, mungkin menjadi salah satu penyebabnya. Penggunaan bahan tambahan pangan dewasa ini sangat beragam, mulai dari pengawet sampai pemberi aroma dan pewarna. Penggunaan pewarna sintesis4tekstil dapat digantikan dengan pewarna alam, salah satunya adalah daun suji (Pleomele angustifolia yang bisa dipakai sebagai pewarna alami makanan karena menghasilkan warna hijau yang dihasilkan oleh pigmen yang bernama kloro(il. #elain itu, daun suji memberikan aroma harum yang khas, meskipun tidak seharum daun pandan. #ebenarnya, daun suji dapat se%ara langsung dijadikan pewarna alami hanya dengan menambahkannya ke dalam masakan. $amun, ada beberapa kelemahan dalam mekanisme ini, salah satunya adalah daya tahan daun suji tersebut. "elemahan ini tampak terlihat jelas pada daun suji yang telah dipetik beberapa hari yang lalu. 5aun tersebut akan mengalami penurunan kualitas baik kualitas dari kesegaran daun maupun kualitas warna (dari hijau berubah menjadi ke%oklatan dan akhirnya hitam sehingga zat warna dalam daun suji tidak dapat digunakan lagi. *leh karena itu, untuk memaksimalkan ketahanan dari kualitas zat warna dalam daun suji perlu dilakukan ekstraksi untuk memisahkannya. #elain itu, dengan diekstraksinya zat warna hijau ini menjadi ekstrak zat hijau, maka penggunaan zat warna hijau untuk berbagai keperluan menjadi lebih praktis dan diharapkan nilai ekonomis dapat meningkat (6uniwati, dkk., 2./2 . "elebihan zat warna hijau daun tersebut adalah salah satu komponennya yang mempunyai (ungsi (isiologis bagi kesehatan yaitu kloro(il. "loro(il adalah pigmen utama berwarna hijau pada tumbuhan, memiliki struktur mirip dengan haemoglobin,

dimana atom sentral -e27 pada haemoglobin diganti dengan Mg27 pada kloro(il. "loro(il bersi(at non polar, tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol, eter dan aseton. "loro(il merupakan senyawa yang tidak stabil dan sangat peka terhadap %ahaya sehingga sulit untuk menjaga agar molekulnya tetap utuh dengan warna hijau yang sangat menarik. *leh karena kloro(il beri(at tidak stabil dan nuntuk mengatasinya perlu digunakan jenis bahan penstabil yang %o%ok. 'egitu pula untuk optimalisasi zat warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh bahan pelarut yang digunakan. #edangkan tujuan penambahan zat penstabil adalah agar diperoleh produk zat warna alam yang stabil selama penyimpanan. *leh karena itu, pada proses ekstraksi daun suji sangat dipengaruhi oleh konsentrasi pelarut dan bahan penstabil agar tidak terjadi degradasi warna (2utajulu, dkk., 2..3 . 8. Daun Suji 5aun tanaman suji berbentuk lan%et!garis, agak kaku, berwarna hijau gelap, merun%ing atau sangat run%ing dengan panjang /. sampai 29 %m dan lebar .,: sampai /,9 %m. ;enis bunga termasuk bunga majemuk, berbentuk malai dengan banyak bunga yang panjangnya 3 sampai <. %m. Pada tiap kelopak terdapat /!= bunga, tangkai bunga pendek (2,9!2,> %m . Mahkota bunga berwarna putih kekuningan, dan kalau malam hari berbau harum. 'uah yang matang berwarna jingga dengan diameter /!2 %m (6uniwati, dkk., 2./2 .

?ambar 8./ &anaman #uji ;enis Minor (Pleomele angustifolia

5. Pr!ses Pr!duksi "ang Akan Digunakan Proses pembuatan larutan zat warna alam adalah proses untuk mengambil pigmen@pigmen penimbul warna yang berada di dalam tumbuhan baik terdapat pada daun, batang, buah, bunga, biji ataupun akar. Proses eksplorasi pengambilan pigmen zat warna alam disebut proses ekstraksi. Proses ektraksi ini dilakukan dengan merebus bahan dengan pelarut air. 'agian tumbuhan yang di ekstrak adalah bagian yang diindikasikan paling kuat4banyak memiliki pigmen warna misalnya bagian daun, batang, akar, kulit buah, biji ataupun buahnya. Akstrak adalah bahan yang diambil dari bagian tanaman di sekitar kita yang ingin kita jadikan sumber pewarna alam. 5alam melakukan proses ekstraksi 4 pembuatan larutan zat warna alam perlu disesuaikan dengan berat bahan yang hendak diproses sehingga jumlah larutan zat warna alam yang dihasilkan dapat men%ukupi untuk men%elup bahan tekstil (-itrihana, 2./2 . A. Alasan Pemili#an Pr!ses "elemahan proses ini antara lain adalah : a. Adanya sedikit pelarut yang tertinggal dalam produk. ,ntuk produk!produk tertentu, terutama bahan makanan, adanya sedikit pelarut tersisa tersebut perlu dihindari. ,saha!usaha penghilangan pelarut dalam produk merupakan masalah pemisahan yang perlu dipelajari lebih lanjut. b. %. Memerlukan suhu tinggi karena daya larut akan naik dengan naiknya suhu. #uhu tinggi ini sering menimbulkan kerusakan bahan, sehingga kualitas produk turun. #elekti)itas pelarut tidak sempurna sehingga ada komponen lain yang ikut terambil dalam ekstrak. Misalnya pada ekstraksi minyak atsiri dari bunga! bungaan, diperoleh produk yang disebut %on%rete, yang masih perlu dimurnikan lagi. $amun, proses ini juga memiliki keunggulan yaitu harga alat pemroses yang lebih murah serta peralatannya mudah digunakan (Bamadhan dan Phaza, 2./. . -. $raian Pr!ses %eserta Diagram Alir Pr!ses 5aun suji dipetik dan disortir untuk mendapatkan daun yang sesuai dengan standar kualitas yang diinginkan. "emudian dilakukan penyu%ian dan dipisahkan

daun suji yang telah bersih dari kotoran kotoran yang melekat. Calu daun suji direbus. #etelah itu, larutan hasil perebusan disaring, dan ambil (iltratnya (zat warna en%er . "emudian diekstraksi menggunakan pelarut etanol :9 D dan pelarut dalam (iltrat (zat warna en%er diuapkan dengan e)aporator sampai zat warna berbentuk pasta (zat warna pekat . Calu mendinginkan zat warna pekat dalam desikator. Zat warna yang dihasilkan dalam proses ini adalah dalam bentuk pasta, untuk mempermudah dalam pengemasannya maka akan dibuat dalam bentuk serbuk sehingga lebih praktis dalam pengemasan dan penyimpanan. Zat warna ini akan diserbukkan dengan menggunakan spra dr er. Mulai 5aun suji dipetik 5aun suji disortir 5aun suji di%u%i dan dipisahkan dari kotoran yang melekat 5aun suji yang telah bersih direbus 2asil rebusan disaring dan diambil (iltratnya 5iekstraksi menggunakan etanol :9 D Pelarut dipisahkan dengan %ara e)aporasi Zat warna pekat didinginkan dalam desikator Zat warna diserbukkan menggunakan spra drier 2asil zat warna berbentuk serbuk

#elesai

?. Spesi&ikasi Pr!dukn"a Zat warna alami mempunyai keunggulan yaitu mengandung khasiat. 5aun suji berkhasiat sebagai antioksidan. #elama ini bahan!bahan alami tersebut oleh masyarakat digunakan sebagai bumbu dapur untuk penyedap pada masakan dan pewarna pada makanan karena bahan!bahan tersebut mudah didapat dan harganya juga murah. Zat warna hijau dari duan suji banyak diman(aatkan oleh masyarakat sebagai bahan aroma pada masakan dan dapat digunakan sebagai pewarna pada makanan. "elebihan zat warna hijau daun tersebut adalah salah satu komponennya yang mempunyai (ungsi (isiologis bagi kesehatan yaitu kloro(il. "elemahan kloro(il adalah karena ia merupak senyawa yang tidak stabil dan sangat peka terhadap %ahaya sehingga sulit untuk menjaga agar molekulnya tetap utuh dengan warna hijau yang sangat menarik (2utajulu, dkk., 2..3 . 2. Aplikasi Penggunaan Pr!duk #alah satu aplikasi penggunaan zat warna alami adalah pada industri tekstil atau pewarnaan pada pakaian. Pen%elupan dengan zat warna alam biasanya dilakukan dengan berulang!ulang untuk mendapatkan warna yang diinginkan. Artinya setelah di%elup kemudian diatuskan (dianginkan beberapa waktu , di%elup lagi berulangkali hingga diperoleh warna yang diinginkan kemudian baru difixer dan dikeringkan. Ada juga yang dilakukan dengan di%elup kemudian difixer , %elup lagi difixer berulang ulang hingga diperoleh warna yang diinginkan baru kemudian dikeringkan (-itrihana, 2./2 .

DA'TA( P$STAKA -itrihana, $oor. 2./2. Teknik !ksplorasi "at Pe#arna $lam %ari Tanaman %i &ekitar 'ita (ntuk Pencelupan Bahan Tekstil. ;urusan P"" -& ,$6. 2utajulu, &iurlan -arida., 2artanto, Addy #apto., #ubagja. 2..3. Proses !kstraksi "at )arna *ijau 'hlorofil $lami untuk Pangan dan 'arakterisasin a . ;urnal Biset +ndustri Eol. 2, $o. /. 'alai 'esar +ndustri Agro : 'ogor. 6uniwati, Murni., "usuma, Ari Fijaya., 6unanto, -ajar. 2./2. +ptimasi 'ondisi Proses !kstraksi "at Pe#arna dalam %aun &uji dengan Pelarut !tanol. ;urusan &eknik "imia, +nstitut #ains dan &eknologi Akprind : 6ogyakarta. Bamadhan, Ahmad Aka dan Phaza, 2aries Apri)al. 2./.. Pengaruh 'onsentrasi !tanol, &uhu dan ,umlah &tage pada !kstraksi +leoresin ,ahe ("ingiber officinale rosc- &ecara Batch. #kripsi. ;urusan &eknik "imia, -akultas &eknik, ,ni)ersitas 5iponegoro : #emarang.

Anda mungkin juga menyukai