Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa ,atas berkat dan tuntunan-Nya kami kelompok

I bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Adapun halangan dan rintangan yang kami temui dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat kerjasama, tugas ini dapat kami selesaikan alaupun masih banyak terdapat kekurangan. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah ound !are II. "ami menyadari bah a masih begitu banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar tugas makalah ini dapat menambah bagi para mahasis a dan dapat berguna untuk masa depan. a asan dan pengetahuan

Penulis

Tim Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................1 DAFTAR ISI.............................................................................................................. 2 BAB 1......................................................................................................................... 2 PENDAHULUAN........................................................................................................2 1.1 Latar Belakang.................................................................................................2 1.2 Rumusan 1." asala!..........................................................................................." et#$el#g% Penul%san........................................................................................&

1.& Tu'uan Penul%san..............................................................................................& BAB II......................................................................................................................... & PE BAHASAN.......................................................................................................... & A. De(%n%s%.............................................................................................................. ) B. Et%#l#g%............................................................................................................... ) *. Fase Luka Bakar ...............................................................................................) BAB III...................................................................................................................... 2+ PENUTUP................................................................................................................2+ ".1 Kes%m,ulan.....................................................................................................2".2 Saran.............................................................................................................. 2DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................2-

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang "ulit adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh pertama terhadap kemungkinan lingkungan yang merugikan. "ulit melindungi tubuh terhadap in#eksi, men!egah kehilangan !airan tubuh, membantu mengontrol suhu tubuh,

ber#ungsi sebagai organ eksretori dan sensori, membantu dalam proses akti$asi $itamin %, dan mempengaruhi !itra tubuh. &uka bakar adalah hal yang umum, namun merupakan bentuk !edera kulit yang sebagian besar dapat di!egah. ' (orne dan ) earingen, *+++ , . The National Institute o# -urn Medi!ine yang mengumpulkan data- data statistik dari berbagai pusat luka bakar di seluruh A) men!atat bah a sebagian besar pasien './0, merupakan korban dari perbuatan mereka sendiri. Tersiram air mendidih pada anak- anak yang baru belajar berjalan, bermain- main dengan korek api pada usia anak sekolah, !edera karena arus listrik pada remaja laki- laki, penggunaan obat bius, alkohol serta rokok pada orang de asa semuanya ini turut memberikan kontribusi pada angka statistik tersebut '-runner 1 )uddarth, *++2,. &uka bakar merupakan penyebab kematian ketiga akibat ke!elakaan pada semua kelompok umur. &aki-laki !enderung lebih sering mengalami luka bakar dari pada anita, terutama pada orang tua atau lanjut usia ' diatas .+ th, '3ohman A44am, *++5,. Pera atan luka bakar mengalami perbaikan 6 kemajuan dalam dekade terakhir ini, yang mengakibatkan menurunnya angka kematian akibat luka bakar. Pusat-pusat pera atan luka bakar telah tersedia !ukup baik, dengan anggota team yang menangani luka bakar terdiri dari berbagai disiplin yang saling bekerja sama untuk melakukan pera atan pada klien dan keluarganya. %i Amerika kurang lebih * juta penduduknya memerlukan pertolongan medik setiap tahunnya untuk injuri yang disebabkan karena luka bakar. .+.+++ diantaranya dira at di rumah sakit dengan injuri yang berat. 1.2 Rumusan asala!

2. Apa pengertian luka bakar 7 *. Apa saja penyebab luka bakar 7 8. Apa saja #ase-#ase dari luka bakar 7 9. "lasi#ikasi dari luka bakar 7

"

/. -agaimana pato#isiologis dari luka bakar 7 :. Perubahan #isiologi apa saja yang bisa terjadi 7 .. -agaiman keadaan atau kriteria pasien yang harus di rujuk ke 3umah )akit 7 5. -agaimana penanganan luka bakar 7

1.3 Metodelogi Penulisan Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan melakukan studi kepustakaan yaitu penelitian yang diperoleh dengan memba!a buku ; buku yang terkait dengan masa ni#as . )elain itu pengumpulan data juga di lakukan dengan !ara men!ari in#ormasi mengenai masa ni#as melalui media elektronik yaitu Internet. 1.4 Tujuan Penulisan 2. Agar mahasis a memahami dengan tentang luka bakar sampai pada penanganannya. *. Menjadikan mahasis a sebagai !alon petugas kesehatan yang terampil dan kompeten dalam bekerja.

BAB II PE BAHASAN

&

A. De"#n#s# &uka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam '<uyton 1 (all, 2==.,.

B. Etiologi Penyebab dari luka bakar menurut <uyton 1 (all, 2==. adalah> 2. &uka -akar )uhu Tinggi 'Thermal -urn, a. <as b. ?airan !. -ahan padat ')olid, *. &uka -akar -ahan "imia 'hemi!al -urn, 8. &uka -akar )engatan &istrik 'Ele!tri!al -urn, 9. &uka -akar 3adiasi '3adiasi Injury, C. Fase Luka Bakar @ase ; #ase luka bakar menurut <uyton 1 (all, 2==. , yaitu > 2, @ase akut %isebut sebagai #ase a al atau #ase syok. %alam #ase a al penderita akan mengalami an!aman gangguan air ay 'jalan na#as,, breathing 'mekanisme berna#as,, dan !ir!ulation 'sirkulasi,. <angguan air ay tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran perna#asan akibat !edera inhalasi dalam 95-.* jam pas!a trauma. ?edera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderita pada #ase akut. Pada #ase akut

sering terjadi gangguan keseimbangan !airan dan elektrolit 6 syok hypo$olemia akibat !edera termal yang berdampak sistemik. *, @ase sub akut -erlangsung setelah #ase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. &uka yang terjadi menyebabkan> a. Proses in#lamasi dan in#eksi. b. Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ ; organ #ungsional. !. "eadaan hipermetabolisme. 8, @ase lanjut @ase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan #ungsi organ-organ #ungsional. Problem yang mun!ul pada #ase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi, de#ormitas dan kontraktur. D. Klasifikasi luka bakar Antuk membantu mempermudah penilaian dalam memberikan terapi dan pera atan, luka bakar diklasi#ikasikan berdasarkan penyebab, kedalaman luka, dan keseriusan luka, yakni > --erdasarkan penyebab a. &uka bakar karena api &uka bakar karena api termasuk angka kejadian yang banyak dalam masyarakat. Terutama akibat kompor gas yang meledak, per!ikan api listrik atau juga akibat kelalaian saat menyalakan lilin. (al tersebut hanya merupakan beberapa !ontoh dari kejadian luka bakar karena api. (al yang perlu di aspadai pada luka bakar karena api adalah adanya kejadian !edera

inhalasi, terutama jika terdapat ri ayat terjebak di dalam suatu ruangan, sehingga komplikasi yang ditimbulkan akan lebih berat. ' Poengki, *++=, b. &uka bakar karena air panas Menurut dr Poengki '*++=, &uka bakar merupakan bahaya yang potensial terjadi di setiap rumah tangga, dan banyak laporan menunjukkan luka bakar oleh karena air panas atau !airan panas adalah jenis yang paling sering terjadi pada anak. &uka bakar pada anak :/,.0 disebabkan oleh air panas atau uap panas 's!ald,. Mayoritas dari luka bakar pada anak-anak terjadi di rumah dan sebagian besar dapat di!egah. %apur dan ruang makan merupakan daerah yang seringkali menjadi lokasi terjadinya luka bakar. Anak yang memegang o$en, menarik taplak dimana di atasnya terdapat air panas, minuman panas atau makanan panas. %alamnya luka bakar tergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya kontak dengan agen penyebab luka bakar tersebut. )uhu yang kurang dari 9++? dapat ditoleransi dalam periode yang lama tanpa menyebabkan luka bakar. !. &uka bakar karena bahan kimia Menurut )jamsuhidajat '*++/, luka bakar dapat disebabkan oleh asam, alkali dan hasil- hasil pengolahan minyak. &uka bakar alkali lebih berbahaya dari asam, sebab alkali lebih dalam merusak jaringan. )egeralah bersihkan bahan kimia tersebut dari luka bakar. "erusakan jaringan akibat luka bakar bahan kimia dipengaruhi oleh lamanya kontak, konsentrasi bahan kimia dan jumlahnya. )egera lakukan irigasi dengan air sebanyak- banyaknya, bila mungkin gunakan penyemprot air. &akukan tindakan ini dalam menit. Antuk luka bakar alkali, diperlukan kimia merupakan bubuk, sikatlah terlebih dahulu aktu *+-8+ irigasi. aktu yang lebih lama. -ila bahan sebelum aktu

Bangan memberikan bahan- bahan penetral ' neutrali4ing agent, sebab reaksi kimia i yang terjadi akibat pemberian bahan penetral dapat menimbulkan panas dan akan memperberat kerusakan yang terjadi. Antuk luka bakar pada mata, memerlukan irigasi terus- menerus selama 5 jam pertama setelah luka

bakar. Antuk irigasi ini dapat digunakan kanula ke!il yang dipasang pada sul!us palpebra. d. &uka bakar karena listrik %alam AT&) '2==., ke!elakaan akibat arus listrik dapat terjadi karena arus listrik mengaliri tubuh, karena adanya lon!atan arus, atau karena ledakan tegangan tinggi, antara lain karena petir. Arus listrik menimbulkan kelainan karena rangsangan terhadap sara# dan otot. Energi panas akibat tahanan jaringan yang dilalui arus menyebabkan luka bakar pada jaringan tersebut. Tubuh merupakan penghantar tenaga listrik, dan panas yang ditimbulkannya menyebabkan luka bakar pada tubuh. Perbedaan ke!epatan hilangnya panas dari jaringan tubuh super#i!ial dengan jaringan tubuh yang lebih dalam, menghasilkan keadaan dimana jaringan yang lebih dalam bisa mengalami nekrosis, sedangkan kulit diatasnya bisa terlihat normal.3abdomiolisis menghasilkan pelepasan mioglobin yang dapat menyebabkan kegagalan ginjal. Penanganan harus segera dilakukan pada penderita dengan luka bakar listrik meliputi perhatian terhadap jalan na#as, perna#asan, pemasangan in#use, E?<, dan pemasangan kateter. Apabila urin ber arna gelap, mungkin urin mengandung hemokhromogens. Banganlah menunggu kon#irmasi laboratorium untuk melakukan terapi terhadap mioglobinuria. Pemberian !airan harus ditingkatkan sedemikian rupa sehingga ter!apai produksi urin sekurang- kurangnya 2++ !!6 jam ' pada de asa,. -ila urin belum tampak jernih, berikan segera */ gr manitol dan tambahan 2*,/ gr manitol pada tiap penambahan 2 liter !airan untuk mempertahankan dieresis sejumlah tersebut diatas. -ila terjadi asidosis metaboli!, pertahankan per#usi sebaik mungkin dan berikan natrium bikarbonat untuk membuat urin menjadi alkalis dan meningkatkan kelarutan mioglobin dalam urin.s e. &uka bakar karena radiasi Menurut AT&) '2==., e#ek dini dari radiasi dosis tinggi akan tampak jelas dalam aktu beberapa menit atau beberapa hari. E#ek lanjut mungkin baru tampak beberapa minggu, bulan atau bahkan bertahun-tahun kemudian.

Mutasi 'pergeseran, bahan genetik dari sel-sel organ kelamin akan tampak jelas hanya jika korban pemaparan radiasi memiliki anak, dimana anaknya mungkin terlahir dengan kelainan genetik. E#ek kerusakan yang terjadi akibat radiasi tergantung kepada jumlah 'dosis,, lamanya pemaparan, ke!epatan pemaparan dan banyaknya bagian tubuh yang terkena radiasi.. %imana dosis tunggal yang diberikan dalam aktu singkat bisa berakibat #atal, tetapi dosis yang sama yang diberikan selama beberapa minggu atau beberapa bulan bisa hanya menimbulkan e#ek yang ringan. Bumlah dosis total dan ke!epatan pemaparan menentukan e#ek radiasi terhadap bahan genetik pada sel. -anyaknya bagian tubuh yang terkena radiasi Bika disebarluaskan ke seluruh permukaan tubuh, radiasi yang lebih besar dari : gray biasanya menyebabkan kematian, tetapi jika hanya diarahkan kepada sebagian ke!il permukaan tubuh 'seperti yang terjadi pada terapi kanker,, maka 8-9 kali jumlah tersebut bisa diberikan tanpa menimbulkan e#ek yang berbahaya bagi tubuh Penyebarluasan radiasi di dalam tubuh, bagian tubuh dimana sel-sel membelah dengan !epat 'misalnya usus dan sumsum tulang,, lebih mudah mengalami kerusakan akibat radiasi daripada sel-sel yang membelah se!ara lebih lambat 'misalnya otot dan tendo,. Cleh karena itu, selama menjalani terapi radiasi untuk kanker, diusahakan agar bagian tubuh yang lebih peka terhadap radiasi dilindungi sehingga bisa digunakan radiasi dosis tinggi. "e!epatan dosis adalah jumlah radiasi yang diterima seseorang selama periode aktu tertentu. "e!epatan dosis radiasi dari lingkungan yang tidak dapat dihindari adalah rendah, yaitu sekitar 2-* miligray6tahun '2 miligray sama dengan 262,+++ gray,, yang tidak menimbulkan e#ek pada tubuh. E#ek radiasi si#atnya kumulati#, setiap pemaparan baru akan ditambahkan kepada pemaparan sebelumnya untuk menentukan dosis total dan kemungkinan e#eknya pada tubuh. )emakin tinggi ke!epatan dosis atau dosis totalnya, maka semakin besar kemungkinan timbulnya resiko. Bika seseorang menjadi sakit setelah menjalani terapi radiasi atau setelah terkena radiasi dalam suatu ke!elakaan, maka kemungkinan telah

terjadi !edera akibat radiasi. Tidak ada pemeriksaan khusus untuk mendiagnosis keadaan ini. Pemeriksaan darah dan sumsum tulang berulang bisa memberikan in#ormasi tambahan tentang beratnya !edera yang terjadi. 3adiasi kronik yang pemaparannya tidak diketahui atau tidak dihiraukan, sulit atau bahkan tidak mungkin terdiagnosis. Bika diduga telah terjadi suatu !edera akibat radiasi, biasanya di!ari kemungkinan terjadinya pemaparan di tempat kerja dan dilakukan pemeriksaan kromosom 'pemba a bahan genetik di dalam sel, se!ara periodik meskipun hasilnya mungkin tidak pasti. Pemeriksaan mata juga dilakukan se!ara periodik untuk mengetahui adanya katarak. "ulit yang terkontaminasi oleh bahan radioakti# harus segera di!u!i dengan air yang banyak dan 'jika ada, dengan larutan yang memang dibuat untuk men!u!i bahan radioakti#. &uka tusuk yang ke!il harus benar-benar dibersihkan agar semua partikel radioakti# terbuang meskipun menimbulkan nyeri.n Bika bahan radioakti# tertelan, harus dirangsang untuk muntah. Pemaparan radioakti# yang berlebihan mungkin perlu dipantau dengan pemeriksaan perna#asan dan air kemih untuk radioakti#. )indroma otak akut selalu berakibat #atal, karena itu pengobatan dimaksudkan untuk mengurangi nyeri, ke!emasan dan gangguan perna#asan. Antuk mengatasi kejang diberikan obat penenang. <ejala sakit radiasi akut akibat terapi radiasi pada perut bisa dikurangi dengan obat anti-mual dan antimuntah yang diberikan sebelum pasien menjalani terapi radiasi. )indroma saluran pen!ernaan bisa diatasi dengan anti-muntah, obat penenang dan makanan lunak. ?airan diberikan sesuai dengan kebutuhan. Pada 9-: hari sesudah radiasi, dilakukan trans#usi darah berulang dan diberikan antibiotik, sampai sel-sel baru mulai tumbuh di dalam saluran pen!ernaan. Pada sindroma hematopoietik, untuk menggantikan sel darah yang hilang dilakukan trans#usi. Antuk men!egah in#eksi diberikan antibiotik dan penderita dijauhkan dari orang-orang yang sedang menderita suatu in#eksi. "adang dilakukan pen!angkokkan sumsum tulang, tetapi angka keberhasilannya rendah. &angkat pertama untuk mengatasi e#ek lanjut dari

10

pemaparan jangka panjang adalah menghilangkan sumber radiasi. -ahan radioakti# tertentu 'misalnya radium, torium dan radiostrontium, dapat dibuang dari dalam tubuh dengan obat-obatan yang menempel pada bahan tersebut dan kemudian dibuang melalui air kemih. Cbat-obat tersebut akan sangat e#ekti# jika diberikan segera setelah terjadinya pemaparan. &uka terbuka dan kanker diangkat atau diperbaiki melalui pembedahan.Pengobatan leukemia akibat radiasi adalah dengan kemoterapi. )el darah bisa digantikan melalui trans#usi tetapi tindakan ini hanya bersi#at sementara karena sumsum tulang yang telah mengalami kerusakan akibat radiasi tidak mungkin tumbuh kembali. Tidak ada pengobatan yang dapat mengembalikan kesuburan, tetapi kelainan #ungsi indung telur dan buah 4akar yang menyebabkan rendahnya kadar hormon seksual dapat diatasi dengan terapi sulih hormon. #. &uka bakar karena suhu rendah ?edera akibat suhu tubuh dingin terutama terjadi pada bagian ujung tubuh yang langsung terkena suhu dingin, seperti jari kaki dan tangan, telinga, dan hidung. @aktor kelembaban udara yang rendah serta angin ken!ang memperberat kerusakan pada daerah yang tidak terlindung pakaian. A alnya bagian tubuh yang terpajan terasa dingin, kemudian diikuti rasa tebal, lalu bagian itu kehilangan daya rasa. "adang rasa nyeri terasa menyengat atau berdenyut. "ulit mula- mula kemerahan , lalu menjadi pu!at seperti lilin.Pada aktu suhu jaringan turun, terjadi $asokonstriksi arteriol dan terjadi hipoksia sel. Benis- jenis trauma dingin ' dalam AT&) 2==. , dibagi menjadi 8 bentuk, yaitu> > @rosnip yang merupakan bentuk yang paling ringan, ditandai dengan adanya rasa nyeri, tampak pu!at dan anestesi di daerah yang terkena. "eadaan tersebut bersi#at re$ersible akan pulih setelah tindakan pemanasan dan tidak terdapat kehilangan jaringan, ke!uali bila keadaan ini berulang dalam

11

beberapa tahun, akan menyebabkan kehilangan bantalan lemak atau terjadi atro#i. @rosbite yaitu adanya pembekuan jaringan yang terjadi karena pembentukan kristal intraselluler dan oklusi mikro$askuler sehingga terjadi anoksia jaringan. -eberapa dari kerusakan jaringan terjadi akibat reper#usion injury setelah upaya penghangatan tubuh. )ama halnya seperti pada luka bakar, #rostbite biasanya dibagi menjadi 9 derajat kerusakan, Non @ree4ing Injury ' trauma dingin tidak membekukan , yaitu terjadi kerusakan endotel mikro$askuler, stasis dan oklusi $askuler Dtren!h #rostE 'kaki parit, atau kaki dan tangan ter!elup ' immersion #oot or hand, menjelaskan satu keadaan non#ree4ing injury dari tangan atau kaki, khususnya sering terjadi pada tentara, pelaut dan nelayan, sebagai akibat kontak menahun dengan Dkeadaan basahE, suhu dingin diatas titik beku. Meskipun kaki tampak hitam, tetapi tidak terjadi kerusakan jaringan dalam. Terjadi keadaankeadaan $asospasme dan $asodilatasi pembuluh darah dengan akibat bah a jaringan yang terkena mula- mula dingin dan anestetik berlanjut menjadi hyperemia dalam aktu *9 -95 jam. %engan keadaan hyperemia, terjadi rasa nyeri hebat seperti terbakar dan DdisestesiE disertai timbulnya gambaran kerusakan jaringan misalnya edema, timbulnya $esikel 6 bula , kemerahan, ekimosis dan ulserasi. %apat terjadi penyakit in#eksi berupa selulitis, lim#angitis atau gangrene. %engan selalu memperhatikan upaya- upaya hygiene kaki, dapat di!egah terjadinya penyakit tersebut. Perasaan gatal pada tangan dan kaki ' ?hilblain atau Pernio, merupakan mani#estasi kulit sebagai akibat kontak berulang dengan keadaan atau suasana lembab atau dingin, seperti terjadi pada para nelayan, atau kontak dengan keadaan dingin dan kering pada pendaki gunung. "eadaan ini terutama terjadi pada daerah muka, tibia anterior, bagian daerah dari tangan dan kaki dan pada daerah- daerah yang tidak terlindung dengan baik.

12

-erdasarkan kedalaman luka bakar> a. &uka bakar derajat I "erusakan terjadi pada lapisan epidermis "ulit kering, hiperemi berupa eritema Tidak dijumpai bullae Nyeri karena ujung-ujung sara# sensorik teriritasi Penyembuhan terjadi spontan dalam aktu /-2+ hari b. &uka bakar derajat II "erusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi in#lamasi disertai proses eksudasi. %ijumpai bulae. Nyeri karena ujung-ujung sara# teriritasi. %asar luka ber arna merah atau pu!at, sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal. &uka bakar derajat II ini dibedakan menjadi * 'dua,, yaitu > %erajat II dangkal 'super#i!ial, "erusakan mengenai bagian super#isial dari dermis, Crgan-organ kulit seperti #olikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh. Penyembuhan terjadi spontan dalam aktu 2+-29 hari. %erajat II dalam 'deep, "erusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.Crgan-organ kulit seperti #olikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh.Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa. -iasanya penyembuhan terjadi lebih dari sebulan. !. &uka bakar derajat III &uka bakar ini sangat dalam dan merusak organ-organ diba ah kulit seperti otot, syara#, tulang dan bila terjadi karena listrik dapat merusak organ-organ tubuh lainnya seperti hati, ginjal dan jantung. "ulit tampak putih dan kaku bila digerakan. "ulit yang kaku ini bila terdapat melingkar pada anggota

1"

gerak harus segera dilakukan insisi'robekan, kulit untuk menghilangkan tekanan pada pembuluh darah nadi yang ada diba ahnya. -ila tidak bagian anggota gerak bagian distal'ba ah, dari lesi akan mengalami kematian. 2. "erusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam. *. Crgan-organ kulit seperti #olikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan. 8. Tidak dijumpai bulae. 9. "ulit yang terbakar ber arna abu-abu dan pu!at. "arena kering letaknya lebih rendah dibanding kulit sekitar. /. Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar. :. Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung sara# sensorik mengalami kerusakan6kematian. .. Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi spontan dari dasar luka. d. &uka bakar derajat IF &uka bakar derajat IF adalah luka bakar yang mengenai otot, bahkan hingga ke tulang. -erdasarkan luas luka Galaupun hanya perkiraan saja, the rule o# nines tetap merupakan petunjuk yang baik dalam merupakan petunjuk yang baik dalam menilai luasnya luka bakar > kepala, . persen, dan leher, * persen, sehingga total = persenH setiap ekstremitas atas, = persenH badan bagian anterior, * I = atau 25 persenH badan bagian posterior, 28 persen, dan bokong, / persen, sehingga total 25 persenH setiap ekstremitas ba ah, * I = atau 25 persenH dan genitalia, 2 persen. Pada anak-anak terdapat perbedaan dalam luas permukaan tubuh relati#, yang umumnya mempunyai perimbangan lebih besar antara luas permukaan kepala dengan luas ekstremitas ba ah dibandingkan dengan orang de asa. Area kepala luasnya adalah 2= persen pada aktu lahir ' 2+ persen lebih besar daripada orang

1&

de asa,H hal ini terjadi akibat pengurangan pada luas ekstremitas ba ah, yang masing-masing sebesar 28 persen. %engan bertambahnya usia setiap tahun sampai usia 2+ tahun, area kepala dikurangi 2 persen dan dalam jumlah yang sama di tambah pada ekstremitas ba ah. )etelah usia 2+ tahun, di gunakan persentase de asa. &uas luka bakar yang mungkin bersi#at letal pada /+ persen dari mereka yang !edera '&A/+, adalah :+ persen pada populasi de asa muda, /+ persen pada anak-anak, dan 8/ persen pada orang tua 'lebih dari 9+ tahun, .

-erdasarkan tingkat keseriusan luka Ameri!an -urn Asso!iation menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori, yaitu> &uka bakar mayor a. &uka bakar dengan luas lebih dari */0 pada orang de asa dan lebih dari *+0 pada anak-anak. b. &uka bakar #ullthi!kness lebih dari *+0. !. Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum. d. Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat dan luasnya luka. e. Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi. &uka bakar moderat a. &uka bakar dengan luas 2/-*/0 pada orang de asa dan 2+-*+0 pada anak-anak. b. &uka bakar #ullthi!kness kurang dari 2+0. !. Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum. &uka bakar minor

1)

&uka bakar minor seperti yang dide#inisikan oleh Tro#ino '2==2, dan <riglak '2==*, adalah > a. &uka bakar dengan luas kurang dari 2/0 pada orang de asa dan kurang dari 2+ 0 pada anak-anak. b. &uka bakar #ullthi!kness kurang dari *0. !. Tidak terdapat luka bakar di daerah ajah, tangan, dan kaki. d. &uka tidak sirkum#er. e. Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, #raktur. #. Akuran dan luas luka bakar E. Patofisiologi Menurut Is inarno '*++8, luka bakar mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah sehingga air, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyebabkan edema yang dapat berlanjut pada keadaan hipo$olemia dan hemokonsentrasi. -urn sho!k ' sho!k (ipo$olemik , merupakan komplikasi yang sering terjadi, manis#estasi sistemik tubuh terhadap kondisi ini adalah > 2. 3espon kardio$askuler Perpindahan !airan dari intra$askuler ke ekstra$askuler melalui kebo!oran kapiler mengakibatkan kehilangan Na, air dan protein plasma serta edema jaringan yang diikuti dengan penurunan !urah jantung. (emokonsentrasi sel darah merah, penurunan per#usi pada organ mayor, dan edema menyeluruh. *. 3espon 3enalis %engan menurunnya $olume inra$askuler maka aliran ke ginjal dan <@3 menurun mengakibatkan keluaran urin menurun dan bisa berakibat gagal ginjal. 8. 3espon <astro Intestinal 3espon umum pada luka bakassr J *+ 0 adalah penurunan akti$itas gastrointestinal. (al ini disebabkan oleh kombinasi e#ek respon hipo$olemik dan neurologik serta respon endokrin terhadap adanya perlukaan yang luas. Pemasangan N<T men!egah terjadinya distensi abdomen, muntah dan aspirasi.

1.

9. 3espon Imonologi )ebagian basis mekanik, kulit sebgai mekanisme pertahanan dari organisme yang masuk. Terjadinya gangguan integritas kulit akan memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam luka. Pembagian 4ona kerusakan jaringan menurut A.A <N. Asmarajaya )p- '*++8, > a, Kona koagulasi yang merupakan daerah yang langsung mengalami kerusakan ' koagulasi protein , akibat pengaruh panas. b, Kona statis yang merupakan daerah yang berada langsung di luar 4ona koagulasi, di daerah ini terjadi kerusakan endotel pembuluh darah disertai kerusakan trombosit dan leukosit, sehingga terjadi gangguan per#usi ' no #lo phenomena, diikuti perubahan permeabilitas kapiler dan respon in#lamasi lokal. Proses ini berlangsung selama 2*- *9 jam pas!a !edera, dan mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan. !, Kona hiperemi yang merupakan daerah di luar 4ona statis yang ikut mengalami reaksi berupa $asodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi seluler. F. Peruba an fisiologis !ada luka bakar Menurut <uyton 1 (all, 2==. perubahan #isiologis yang terjadi saat luka bakar adalah > T#ngkatan !#%&'&lem#k (s)* T#ngkatan *#uret#k (12 /am 1 Peru$a!an @ungsi renal +,-.2 /am %ertama0 ekan#sme Dam%ak *ar# Aliran darah Cliguri renal berkurang karena desakan darah dan berkurang
1+

1,)2+ /am %ertama Interstitial ke (emodilusi $askuler Peningkatan %iuresis aliran renal desakan meningkat darah karena darah

turun ?C

"adar sodium natrium

NaL 6 direabsorbsi oleh tapi kehilangan NaL melalui eksudat dan tertahan dalam !airan ginjal,

%e#isit sodium

"ehilangan NaL %e#isit sodium melalui diuresis 'normal kembali setelah minggu, 2

"adar potassium

edema "L dilepas (iperkalemi sebagai akibat !idera jaringan sel ; sel merah, berkurang ekskresi karena #ungsi renal berkurang "ehilangan protein dalam jaringan akibat kenaikan (ipoproteinem ia ke darah "L

"L

bergerak (ipokalemi dalam

kembali

sel, "L terbuang melalui diuresis 'mulai 9-/ hari setelah bakar, luka

"adar protein

permeabilitas "eseimbanga "atabolisme "eseimbangan n nitrogen jaringan, kehilangan nitrogen negati#

"atabolisme jaringan, kehilangan

"eseimbangan nitrogen negati#

1-

protein dalam jaringan, lebih banyak kehilangan dari masukan "eseimbanga Metabolisme n asam basa anaerob karena per#usi jaringan berkurang, peningkatan asam dari produk akhir, #ungsi renal berkurang 'menyebabka n retensi produk akhir tertahan,, kehilangan bikarbonas Aliran darah renal berkurang serum Terjadi karena !idera berlangsung lama teran!am dan )tres si#at luka karena Asidosis metabolik

protein, immobilitas

"ehilangan sodium bi!arbonas melalui diuresis, hipermetabolis me produk disertai akhir peningkatan metabolisme

Asidosis metabolik

1/

psikologi Eritrosit pribadi Terjadi pe!ah menjadi &ambung #ragil ?urling ul!er 3angsangan 'ulkus gaster,, perdarahan lambung, Bantung nyeri M%@ meningkat *I lipat, merupakan glikoprotein yang yang dihasilkan oleh yang terbakar kulit toIi! pada !entral hipotalamus dan peningkatan jumlah !ortison %is#ungsi Peningkatan 4at ?C menurun jantung M%@ 'Miokard %epresant @a!tor, sampai *: unit, bertanggung ja ab terhadap syok septi! Akut di dan usus dilatasi Peningkatan paralise jumlah !ortison &uka bakar Tidak pertama terjadi (emokonsentra

karena panas, termal

pada hari ; hari si

". Kriteria #asuk $u#a %akit )etiap ke!urigaan adanya !edera saluran na#as 'ri ayat luka bakar karena api, terutama yang terjadi di dalam ruangan 'indoor,, inhalasi sap, batuk, perubahan suara, atau kesulitan berna#as.
20

Timbulnya tanda-tanda serebral ' kebingungan, disorientasi, hilang kesadaran biasanya disebabkan oleh hipoksia,.

)etiap luka bakar super#i!ial dimana luas permukaan tubuh yang terkena lebih dari 2+ 0.

)etiap luka bakar yang dalam 'deep burn, dimana luas permukaan tubuh yang terkena lebih dari 8 0.

)etiap luka bakar pada bagian tubuh yang $ital 'luka bakar pada tempat yang dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat, hilangnya kemampuan untuk mera at diri sendiri, atau ke!a!atan berat yang mengan!am seperti kasuskasus dimana terjadi kerusakan pada mata, telinga, tangan, kaki, atau genitalia,. ajah s!ara keseluruhan,

Asia yang ekstrim 'sangat muda, diba ah usia * tahunH setiap anak dengan luka bakar yang keadaan !ederanya tidak jelas dan dapat menunjukkan adanya tindak kekerasan pada anak '!hild abuse,H dan orang tua, diatas :+ tahun,.

?edera penyerta seperti #raktur, laserasi yang luas, atau trauma tumpul pada dada atau abdomen.

&. Pe#eriksaan Penunjang 2. &aboratorium > (b, (t, &eu!osit, Thrombosit, <ula darah, Elektrolit, Areum, "reatinin, Protein, Albumin, (apusan luka, Arine lengkap. *. Analisa gas darah 'bila diperlukan,. 8. 3ontgen > @oto ThoraI 9. E"<

/. ?FP > untuk mengetahui tekanan $ena sentral, diperlukan pada luka bakar lebih dari 8+ 0 de asa dan lebih dari *+ 0 pada anak.

21

'. Penatalaksanaan Prinsip penanganan luka bakar adalah penutupan lesi sesegera mungkin, pen!egahan in#eksi, mengurangi rasa sakit, pen!egahan trauma mekanik pada kulit yang $ital dan elemen di dalamnya, dan pembatasan pembentukan jaringan parut. Pada saat kejadian, hal pertama yang harus di lakukan adalah menjatuhkan korban dari sumber trauma. Padamkan api dan siram kulit yang panas dengan air. Proses koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu tinggi berlangsung terus, alau api telah di padamkan, sehingga destruksi tetapi meluas. Proses tersebut dapat di hentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan mempertahankan suhu dingin pada jam pertama. Tindakan selanjutnya adalah sebagai berikut > &akukan resusitasi dengan memberikan jalan na#as, perna#asan dan sirkulasi, yaitu> Periksa jalan na#as -ila dijumpai obstruksi jalan na#as, buka jalan na#as dengan pembersihan jalan na#as ' su!tion, dsb ,, bila perlu lakuan trakeostomi atau intubasi. -erikan oksigen Pasang i$ line untuk resusitasi !airan, berikan !airan 3& untuk mengatasi syok. Pasang kateter buli-buli untuk pemantauan diuresis Pasang pipa lambung untuk mengosongkan lambung selama ada ileus paralitik Pasang pemantau tekanan $ena sentral '?FP,, untuk pemantauan sirkulasi darah, pada luka bakar ekstensi# 'J9+0,
22

Periksa !edera yang terjadi di seluruh tubuh se!ara sistematis untu menentukan adanya !edera inhalasi, luas dan derajat luka bakar. %engan demikian jumlah dan jenis !airan yang diperlukan untuk resusitasi dapat di tentukan. %ua !ara yang la4im di gunakan untuk menghitung kebutuhan !airan pada penderita luka bakar, yaitu> 2. ?ara E$ans Antuk menghitung kebutuhan !airan pada hari pertama hitunglah > -erat badan 'kg, I 0 luka bakar I 2 !! Na?l '2, -erat -adan 'kg, I luka bakar I 2 !! larutan koloid '*, *+++ !! glukosa /0 '8,

)eparuh dari jumlah '2,,'*,, dan '8, diberikan dalam 5 jam pertama dan sisanya diberikan dalam 2: jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah !airan hari kedua. )ebagai monitoring pemberian !airan dilakukan perhitungan diuresis. *. ?ara -aIter Merupakan !ara lain yang lebih sederhana dan banyak dipakai. Bumlah kebutuhan !airan pada hari pertama dihitung dengan rumus M 0 luka bakar I -- 'kg, I 9 !!. )eparuh dari jumlah !airan ini diberikan dalam 5 jam pertama, sisanya diberikan dalam 2: jam. (ari pertama terutama diberikan elektrolit yaitu larutan 3inger laktat karena terjadi hiponatremi. Antuk hari kedua diberikan setengah dari jumlah pemberian hari pertama.

-erikan analgetik

2"

Analgetik yang e#ekti# adalah mor#in atau petidin, diberikan se!ara intra$ena. (ati-hati dengan pemberian intramus!ular karea dengan sirkulasi yang terganggu akan terjadi penimbunan di otot.

&akukan pen!u!ian luka setelah sirkulasi stabil Pen!u!ian luka dilakukan dengan debridement dan memandikan pasien dengan menggunakan !airan steril dalam bak khusus yang mengandung larutan antiseptik. Antiseptik lokal yang dapat dipakai yaitu -etadineN atau nitras argenti +,/0.

-erikan antiseptik topikal pas!a pen!u!ian luka dengan tujuan untuk men!egah dan mengatasi in#eksi yang terjadi pada luka. -entuk krim lebih berman#aat daripada bentuk salep atau ointment. Yang dapat digunakan adalah sil$er nitrate +,/0, ma#enide a!etate 2+0, sil$er sul#adia4ine 20, atau gentamisin sul#at.

-alut luka dengan menggunakan kasa gulung kering dan steril.

-erikan serum antitetanus6toksoid yaitu AT) 8+++ unit pada orang de asa dan separuhnya pada anak-anak.

PENAN<ANAN &A"A -A"A3 "(A)A)

A. &uka -akar "arena -ahan "imia6"imia i &uka bakar dapat disebabkan oleh asam alkali , dan hasil-hasil pengolahan minyak. &uka bakar alkali lebih berbahaya dari asam, sebab alkali lebih dalam
2&

merusak jaringan. )egeralah bersihkan bahan kimia tersebut dari luka bakar "erusakan jaringan akibat luka bakar bahan kimia dipengaruhi oleh lamanya kontak, konsentrasi bahan kimia dan jumlahnya. )egera lakukan irigasi sebanyak-banyaknya, bila mungkin gunakan penyemprot air. &akukan tindakan ini dalam menit. Antuk luka bakar alkali, di perlukan merupakan bubuk, sikatlah terlebih dahulu sebelum irigasi. Bangan memberikan bahan-bahan penetral 'neutrali4ing agent, sebab reaksi kimia i yang terjadi akibat pemberian bahan penetral dapat memperberat kerusakan yang terjadi. Antuk luka bakar pada mata, memerlukan irigasi terus-menerus selama 5 jam pertama setelah luka bakar. Antuk irigasi ini dapat digunakan kanula ke!il yang di pasang pada sulkus palpebra. aktu *+ ; 8+ aktu yang lebih lama. -ila bahan kimia

-. &uka -akar &istrik &uka bakar listrik terjasi karena tubuh terkena aliran listrik. &uka bakar listrik sering menyebabkan kerusakan jaringan yang lebih berat daripada luka bakar yang terlihat pada permukaannya. Penanganan harus segera dilakukan meliputi perhatian pada jalan na#as, perna#asan, pemasangan in#us, E?<,dan pemasangan kateter. Apabila urine ber arna gelap, mungkin urine mengandung hemokhromogens. Banganlah menunggu kon#irmasi laboratorium untuk melakukan terapi terhadap mioglobinuria. Pemberian !airan ditingkatkan sedemikian rupa sehingga ter!apai produksi urine sekurangkurangnya 2++ !!6jam 'de asa,. -ila urine belum tampak jernih, berikan segera */ gr manitol dan tambahkan 2*,/ gr manitol pada tiap penambahan 2 liter !airan untuk mempertahankan diuresis sejumlah tersebut di atas. -ila terjadi asidosis metabolik,

2)

pertahankan per#usi sebaik mungkin dan berikan Natrium bikarbonat untuk memberikan urine menjadi alkalis dan meningkatkan kelarutan mioglobin dalam urine.

PE3AGATAN 2. Nutrisi yang di berikan !ukup menutupi kebutuhan kalori dan keseimbangan nitrogen yang negati# pada #ase katabolisme, yaitu sebanyak */++-8+++ kalori sehari dengan kadar protein tinggi. *. Pera atan lokal dapat se!ara terbuka atau tertutup 8. Antibiotik topikal diganti satu kali dalam satu hari, didahului hidroterapi untuk mengangkat sisa-sisa krim antibiotik sebelumnya. -ila kondisi luka sangat kotor atau di jumpai banyak krusta dan atau eksudat, pemberian dapat diulang sampai dengan * ; 8 kali sehari. 9. 3ehabilitasi termasuk latihan perna#asan dan pergerakan otot dan sendi. /. Asahakan tak ada gangguan dalam penyembuhanH penyembuhan bisa di!apai se!epatnya dengan > Pera atan luka bakar yang baik. Penilaian segera daerah-daerah luka bakar derajat 8 atau * dalam. "alau memungkinkan buang kulit yang non $ital dan menambalnya se!epat mungkin. :. Asahakan mempertahankan #ungsi sendi-sendi. &atihan gerakan atau bidai dalam posisi baik. .. Aturlah proses maturasi sehingga ter!apai tanpa ada proses kontraksi yang akan mengganggu #ungsi. -ilamana luka bakar sembuh persekundam dalam 8 minggu atau lebih selalu ada timbul kemungkinan timbul parut hipertro#i dan
2.

kemungkinan kontraktur pada

aktu proses maturasi. )ebaiknya di pasang

perban O menekan, bidai yang sesuai dan anjuran untuk mengurangi edema dengan ele$asi daerah yang bersangkutan. 5. Antibiotik sistemik spe!trum luas diberikan untuk men!egah in#eksi. In#eksi dapat memperburuk derajat luka bakar dan mempersulit penyembuhan. Yang banyak dipakai adalah golongan aminoglikosida yang e#ekti# terhadap pseudomonas. =. )uplementasi $itamin dapat diberikan yaitu $itamin A 2+.+++ unit per minggu, $itamin ? /++ mg dan sul#as #erosus /++ mg.

TIN%A"AN -E%A( Eskarotomi juga dilakukan juga pada luka bakar derajat III yang melingkar padaekstremitas atau tubuh. (al ini dilakukan untuk sirkulasi bagian distal akibat pengerutan dan penjepitan dari esker. Tanda dini penjepitan berupa nyeri, kemudian kehilangan daya rasa menjadi kebal pada ujung-ujung distal. Tindakan yang dilakukan yaitu membuat irisan irisan memanjang yang membuka esker sampai penjepitan bebas. %ebridemen di usahakan sedini mungkin untuk membuang jaringan mati dengan jalan eksisi tangensial.

BAB III PENUTUP

2+

3.1 Kesi#!ulan &uka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam '<uyton 1 (all, 2==.,. 3.( %aran Mahasis a kepera atan di harapkan bisa memahami dengan jelas apa saja yang telah di bahas di dalam makalah ini, sehingga mahasis a mampu memberikan pelayanan kesehatan dengan tepat kepada masyarakat yang mengalami luka bakar .

DAFTAR PUSTAKA. A. -uku >

2-

<uyton 1 (all. '2==.,. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi =. Penerbit -uku "edoketran E<?. Bakarta (udak 1 <allo. '2==.,. Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik.Folume I. Penerbit -uku "edoketran E<?. Bakarta. &ong, -arbara ?. '2==:,. Perawatan Medikal Bedah. Folume I. 'terjemahan,. Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan "epera atan Pajajaran. -andung. Marylin E. %oenges. '*+++,. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 8. Penerbit -uku "edoketran E<?. Bakarta. Anonim. '*++=,. Kumpulan Artikel Keperawatan Asuhan Keperawatan Pada Pasien engan !uka Bakar "#om$ustio%. -. Internet http>66 .artanto.!om %i akses pada > )enin, 2.-+*6*+29 pukul 2:.*+ ita http>66a#rinapoertyheninjhauan. ordpress.!om6*+2862+6+.6=*6 %i akses pada > "amis *2-+*6*+29 pukul 2*.++ ita

2/

Anda mungkin juga menyukai