Anda di halaman 1dari 89

Batuan

Pengertian batuan :
Massa materi mineral baik yang kompak maupun yang tidak, yang menyusun bagian kerak bumi.
Batuan bisa terdiri dari kumpulan mineral maupun satu macam mineral (Whitten dan Brooks, 1972)

Dalam pandangan geologi, batuan tidak harus kompak dan keras.


Lumpur, pasir dan tanah liat (lempung) termasuk batuan.

Macam-macam batuan :
1.

2.

3.

Batuan beku = batuan magma = igneous rocks Batuan endapan = batuan sedimen = sedimentary rocks Batuan metamorfik = batuan malihan = metamorphic rocks

Batuan Beku

Batuan beku adalah


batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan magma, baik di bawah permukaan bumi maupun di atas permukaan bumi.

Magma adalah
zat cair-liat-pijar, yang merupakan senyawa silikat dan berada pada kondisi tekanan dan suhu tinggi di dalam tubuh bumi.

Ciri khas batuan beku adalah kenampakan yang kristalin, yaitu kenampakan suatu massa dari unit-unit kristal yang saling mengunci kecuali gelas, yang nonkristalin.

Komposisi.
Ada delapan mineral yang umum dijumpai sebagai penyusun batuan beku dan biasa disebut sebagai mineral batuan beku (igneous mineral).
Mineral - mineral tersebut dapat dibedakan menjadi dua kelompok :

Mineral-mineral yang tersusun dari unsur silika dan alumina, berwarna cerah, dan biasanya disebut mineral asam (mineral felsik).
Mineral tersebut adalah :

Kwarsa
Muskovit

Orthoklas Plagioklas

: jernih, putih susu seperti gelas, tanpa belahan. : jernih sampai coklat pucat, tampak sebagai lembaran-lembaran. : putih sampai merah daging belahan dua arah tegak lurus. : putih sampai abu-abu (Na), abu-abu gelap (Ca)

Mineral-mineral yang tersusun oleh unsur-unsur besi, magnesium dan kalsium, berwarna gelap, dan biasa disebut mineral basa (mineral mafik).
Mineral-mineral tersebut adalah :

Olivin

: kuning kehijauan, kristal berbutir seperti gula pasir. Piroksin : hijau tua hitam suram, prismatik pendek, belahan dua arah tegak lurus. Hornblende : hitam mengkilat, prismatik panjang, belahan dua arah Biotit : hitam, kecoklat-coklatan tampak sebagai lembaran.

Tekstur
Tekstur adalah kenampakan batuan yang berkaitan dengan derajat pengkristalan, ukuran, bentuk dan susunan butir mineral dalam batuan.

Derajat pengkristalan meliputi :

Holokristalin : semuanya kristal Hipokristalin : kristal dan gelas volkanik Holohialin : semuanya gelas volkanik

Bentuk bentuk kristal diklasifikasikan sebagai berikut :


Euhedral Subhedral

Anhedral

: bentuk dan batas kristal baik : bentuk sedang,batas kristal ada yang baik ada yang jelek : bentuk dan batas kristal jelek

Ukuran butir (Williams dkk., 1954) :


Halus

: < 1mm

Sedang
Kasar Sangat kasar

: 1 -5 mm
: 5 30 mm : > 30 mm

Pola susunan butir diklasifikasikan :

Fanerik granular : bila butiran mineral dapat dilihat dengan mata telanjang dan berukuran seragam

Afanitik : bila butiran-butiran mineral sangat halus sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Porfiritik : dibedakan menjadi dua Faneraporfiritik, bila butiran-butiran mineral yang besar (mineral sulung atau fenokris) dikelilingi oleh mineral-mineral yang berukuran butir lebih kecil (masa dasar) yang dapat dikenal dengan mata telanjang.

Porfiroafanitik, bila

butiran-butiran mineral sulung (fenokris) dikelilingi oleh masa dasar yang afanitik

Gelasan (glassy) : bila batuan beku tersusun oleh mineral gelas.


Fragmental : bila batuan beku tersusun oleh fragmen-fragmen batuan beku hasil letusan (erupsi) gunungapi.

Struktur
Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda.
Macam-macam struktur :

Masif, bila batuan pejal, tanpa retakan maupun lubang-lubang gas. Jointing, bila batuan nampak mempunyal retakan-retakan, kenampakan ini akan sangat jelas apabila dilihat dilapangan.

Vesikuler, bila batuan mempunyai lubang-lubang gas. Bila lubang-lubang sangat banyak maka disebut :

Skorian (scoriaceous), bila lubang banyak dan tidak saling berhubungan, umumnya dijumpai,pada batuan beku basa. Pumisan bila lubang sangat banyak dan saling berhubungan umumnya dijumpai pada batuan beku asam. Aliran (flow), bila ada kesan orientasi sejajar, baik oleh kristal-kristal maupun oleh lubang-lubang gas.

Amigdaloidal, bila lubang-lubang gas pada batuan beku terisi oleh mineral-mineral sekunder (yang terbentuk setelah pembekuan magma).

Klasifikasi
Batuan baku dapat diklasifikasikan antara lain bardasarkan :

Sifat-sifat kimianya, dibedakan menjadi :

Batuan beku asam, bila terutama tersusun oleh mineral-mineral asam, kandungan silika > 66%, kuarts minimal 10%, ortoklas minimal 2/3 dari total feldspar, biasanya berwarna cerah, putih sampai abu-abu cerah.

Termasuk didalamnya kelompok Granit Ryolit.

Batuan beku sedang (intermediate), bila tersusun oleh mineral-mineral antara asam dan basa, kadar silika 55% - 66% biasanya berwarna abu-abu sampai kehitaman.
Termasuk didalamnya Diorit - Andesit. adalah kelompok

Batuan beku basa, bila tersusun oleh mineral-mineral basa, kandungan silika 45% 52%, biasanya berwarna abu-abu gelap sampai hitam karena jumlah mineral mafik banyak.
Termasuk Gabro - Basalt. didalamnya kelompok

Batuan beku ultra basa, bila tersusun oleh mineral-mineral yang sangat basa,kandungan silika < 45%, biasanya berwarna hijau sampai hijau kehitam-hitaman.
Termasuk didalamnya adalah Dunite dan Peridotite

Teksturnya, dibedakan menjadi batuan yang bertekstur :

Fanerik

granular : kelompok Granit - Gabro. Porfiritik : granit porfiri andesit porfiri. Afanitik : kelompok ryolit - basalt. Gelasan : obsidian. Fragmental : aglomerat, tuff.

Komposisi mineralnya, dibedakan menjadi :

Kelompok Granit - Riolit, terutama tersusun oleh mineral-mineral: kwarsa, orthoklas, plagioklas Na, kadang-kadang ada hornblede, biotit, muskovit. Kelompok Diorit Andesit : terutama tersusun oleh plagioklas, hornblende, mineral-mineral lainnya yang mungkin adalah kwarsa biotit, piroksen, orthoklas.

Kelompok Gabro - Basalt : terutama tersusun oleh olivin plagioklas Ca, piroksen, mineral-mineral yang mungkin adalah hornblende.
Kelompok Ultra Basa : terutama tersusun oleh olivine, mineral-mineral lainnya yang mungkin adalah plagioklas dan piroksen.

BATUAN SEDIMEN

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil rombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktifitas kimia maupun organisme, yang diendapkan pada cekungan sedimentasi yang kemudian mengalami pembatuan.

Komposisi
Dalam batuan sedimen dapat dijumpai fragmen batuan maupun mineral. Mineral-mineral yang umum dijumpai dalam batuan sedimen antara lain kwarsa, feldspar, kalsit, dolomit, mika dan mineral lempung.

Tekstur
Berdasarkan kejadiannya batuan sedimen dibedakan menjadi sedimen klastik dan nonklastik. Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil litifikasi material-material hasil rombakan batuan yang telah ada sebelumnya. Batuan sedimen nonklastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari material-material hasil aktifitas kimia (termasuk biokimia) dan biologis. Dari kedua macam mekanisme pembentukan batuan sediment tersebut dikenal tekstur klastik dan nonklastik.

Tekstur klastik
Yang perlu diperhatikan pada batuan sedimen yang bertekstur klastik adalah ukuran butir dan bentuk butir. Untuk ukuran butir dipakai klasifikasi ukuran butir dari Wenthworth pada Tabel 1.
Bentuk butir yang utama ada dua macam yaitu membulat dan meruncing. Bentuk butir akan mempengaruhi penamaan bila butiran penyusunnya lebih besar dari 2 mm.

Tabel 1. Skala ukuran butir menurut Wenthworth Nama Boulder (bangkah) Cobble (berangkal) Pebble (kerakal) Granule (kerikil) Sand (pasir) Silt (lanau) Clay (lempung) Ukuran butir (mm) lebih besar dari 256 64 256 4 64 24 1/16 2 1/256 - 1/16 lebih kecil dari 1/256

Tekstur nonklastik
Semua batuan sedimen nonklastik mempunyai teksturnonklastik. Cir khas tekstur nonklastik adalah adanya kristal-kristal saling menjari, tidak ada ruang antar butir dan umumnya monomineralik. Kristal-kristal dalam batuan sedimen nonklastik dapat berbentuk serabut, lembaran atau butiran kristal.

Butiran kristal dalam struktur nonklastik diklasifikasikan menjadi : Nama Ukuran butir kristal (mm) berbutir kasar lebih besar dari 5 berbutir sedang 1-5 berbutir halus lebih kecil dari 1

Beberapa tekstur nonklastik yang penting adalah :

Amorf : partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau berupa kolaid, nonkristalin misalnya rijang. Oolit : tersusun oleh kristal-kristal yang berbentuk bulat elipsoid, terkumpul seperti telur ikan, ukuran butirnya 0,25 - 2,0 mm. misalnya batugamping oolit. Pisolitik : seperti oolitik, tetapi ukuran butirnya lebih besar dari 2 mm, misalnya batugamping pisolitik. Sakaroidal : partikel-partikel berbutir halus, sama besar, misalnya batugamping sakaroidal. Kristalin : bila tersusun oleh kristal-kristal yang besar.

Struktur
Struktur pada batuan sedimen lebih tergantung pada hubungan antara kelompok-kelompok sedimen dari pada hubungan antar butir yang mengontrol dan menentukan tekstur. Struktur sediment lebih baik bila dipelajari di lapangan dari pada pada contoh genggaman.

Struktur sedimen dibedakan menjadi tiga macam :

Struktur fisik : struktur yang terbentuk oleh, proses proses fisika, misalnya arus, golombang. beberapa macam struktur tersebut adalah :
Berlapis,

terlihat di lapangan sebagai susunan yang berlapis-lapis. Bila ketebalan individu masing-masing lapisan lebih dari 1 cm disebut berlapis, bila kurang disebut laminasi. Bergradasi, bila butiran-butiran dalam tubuh batuan sedimen berubah secara gradual, samakin halus atau semakin kasar. Silang siur, yaitu satu seri perlapisan yang saling potong memotong dalam tubuh batuan sedimen. Masif, bila dalam tubuh batuan sedimen tidak terlihat. struktur sedimen.

Struktur kimia : terbentuk oleh proses-proses kimia. Macamnya antara lain :

Konkresi, bila berbentuk bulat. Nodule, bila berbentuk tidak teratur.

Struktur organik : terbentuk oleh aktifitas organisme. Contohnya struktur reef pada batugamping.

Penamaan Batuan
Penamaan batuan sedimen klastik ditentukan terutama oleh ukuran butir dan bentuk butir penyusun, selain itu juga. dengan komposisi atau struktur. Ukuran butir dalam sedimen klastik bias seragam bisa tidak.

Pada yang tidak seragam dikenal : Fragmen, yaitu butirannya berukuran lebih besar dari pasir. Matriks, yaitu butiran-butiran yang berukuran lebih kecil dari fragmen dan terdapat di sela-sela fragmen. Semen, yaitu material yang sangat halus (hanya dapat dilihat dengan mikroskop) yang berfungsi sebagai pengikat. Semen umumnya terdiri dari silika, kalsit, oksida besi, dan lempung.

Penamaan batuan sedimen nonklastik lebih banyak ditentukan dari komposisi kimianya. Batuan sedimen klastik Beberapa contoh penaman :

Berdasarkan ukuran butir


batupasir, bila butiranya berukuran pasir batupasir krikilan, butiran dominan berukuran pasir tetapi ada yang berukuran kerikil dan cukup banyak.

Berdasarkan ukuran dan bentuk

konglomerat, bila bentuk fragmennya dominan bulat. breksi, bila bentuk fragmennya dominan meruncing.

Berdasarkan ukuran dan komposist

batupasir kwarsa, batupasir yang banyak mengandung kwarsa. batulempung gampingan, batulempung yang mengandung mineral karbonat.

Ukuran butir dan struktur

serpih,(shale), batulempung berlaminasi batupasir berlapis, batupasir berstruktur berlapis

Khusus untuk penamaan batuan sedimen klastik yang komposisi utamanya terdiri dari mineral karbonat.

Kalsirudit, bila ukuran butirnya lebih besar dari pasir Kalkarenit, bila ukuran butirnya pasir Kalsilutit, bila butirnya berukuran lempung.

Batuan sedimen nonklastik

batugamping kristalin bila tersusun oleh kristal-kristal kalsit. batugamping koral, bila tersusun oleh koral. batudolomit, bila tersusun oleh dolomit. rijang, bila tersusun oleh silika.

BATUAN METAMORF

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh proses metamorfisme pada batuan yang telah ada sebelumnya.

Proses metamorfisme sendiri adalah proses perubahan mineral, tekstur atau struktur batuan dalam keadaan padat akibat perubahan tekanan dan suhu yang tinggi dalam kerak bumi tanpa perubahan pada komposisi kimia.

Tipe metamorfisme

Metamorfisme sentuh atau termal : metamorfisme yang terjadi akibat intrusi magma atau ekstrusi lava. Perubahan yang terjadi akibat temparatur yang tinggi. Metamorfisme regional : motamorfisme yang terjadi pada daerah yang luas akibat pembentukan pegunungan atau orogenesa.Batuan yang termetamorfisme diakibatkan terutama oleh keanaikan tekanan dan temperatur yang sedang. Metamorfisme dinamik : metamorfisme yang terjadi pada daerah yang mengalami dislokasi intensif, biasanya berdaerah sempit, misal akibat patahan.

Komposisi mineral
Mineral pada batuan metamorf dapat dikelompokkan dalam dua macam yaitu : Mineral yang tahan terhadap proses metamorfisme. Mineral baru yang terbentuk selama atau akibat proses metamorfisme.

Sebagai contoh, kwarsa adalah mineral yang sangat stabil, sehingga mampu bertahan terhadap proses metamorfisme (kondisi baru) dan oleh sebab itu kwarsa hadir dalam batuan metamorf. Dilain hal mineral lempung akan berubah menjadi mineral lain selama proses metamorfisme sesuai dengan kondisinya yang baru.

Tekstur
Tekstur dalam batuan metamorf menyangkut mangenai rekristalisasi dari mineral yang sangat dipengaruhi oleh temperatur yang terjadi saat metamorfisme.

Tekstur dalam batuan metamorf dibedakan atas dua macam : Kristaloblastik, yaitu mineral-mireral batuan asal sudah mengalami kristalisasi kembali seluruhnya pada waktu terjadi metamorfisme. Relict texture atau tekstur sisa, yaitu tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan tekstur batuan asalnya. Penamaanya biasanya, diawali dengan blasto, misalnya blastoporfiritik. Tekstur dalam batuan metamorf akan dicerminkan oleh ukuran dan bentuk butir penyusun.

Struktur
Struktur batuan metamorf merupakan hubungan antar butir-butir penyusun dalam batuan metamorf. Struktur dalam batuan metamorf dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur foliasi dan nonfoliasi.

Struktur foliasi, yaitu struktur batuan metamorf yang disebabkan oleh adanya penjajaran mineral-mineral penyusun batuan. Dibedakan lagi menjadi :

Slaty cleavage, yaitu kenampakan (kesejajaran) pada batuan metamorf yang berbutir halus ditunjukkan oleh kehadiran bidang-bidang belah yang sangat rapat. Keteraturan bidang-bidang belah tersebut merupakan percerminan susunan mineral-mineral yang sangat halus. Nama batuannya disebut slate (batu sabak).

Phyllitic, yaitu struktur yang hampir sama dengan slaty cleavage, tapi tingkatannya lebih tinggi, ditunjukkan oleh kahadiran kilap sutra yang disebabkan oleh kehadiran mika yang sangat halus. Nama batunnya disebut phillit (filit). Schistosic, yaitu struktur foliasi yang disebabkan oleh penjajaran mineral-mineral pipih. Kenampakan belahannya lebih jelas dari filit sehingga lebih mudah dibelah. Nama batuannya disebut sekis.

Gneissic,

yaitu struktur foliasi yang diperlihatkan, oleh penjajaran mineral-mineral granular atau berbutir kasar, umumnya berupa kwarsa dan feldspar. Struktur ini seringkali memperlihatkan belahan-belahan tidak rata (perlapisan mineral membentuk jalur yang putus-putus). Nama batuannya disebut gneis (genis).

Struktur Nonfoliasi, yaitu struktur batuan metamorf yang dicirikan dengan tidak adanya penjajaran mineral-mineral yang ada dalam batuan metamorf tersebut. Dibedakan lagi menjadi :

Hornfelsik (hornfels), yaitu struktur batuan motamorf dimana butir-butirnya equidimensional dan tidak menunjukkan pengarahan atau orientasi. Nama batuannya disebut hornfels.

Kataklastik,

yaitu struktur yang terdiri dari pecahan -pecahan atau fragmen-fragmen batuan atau mineral. Kelompok batuan/ mineral tersebut tidak menunjukkan arah. Misalnya breksi patahan yang biasanya dijumpai pada zona-zona patahan atau sesar. Milonitik, struktur hampir sama dengan kataklastik, tetapi butirannya lebih halus dan dapat dibelah-belah seperti schistose. Struktur milonitik ini disebabkan oleh sesar yang sangat kuat, sehingga fragmennya lebih halus dan biasanya menunjukkan foliasi.

Penamaan Batuan Metamorf


Penamaan batuan metamorf didasarkan atas susunan mineral atau strukturnya (untuk yang foliasi) dan diberi keterangan-komposisi mineralnya. Misalnya sekis mika garnetan. Untuk batuan yang berstruktur nonfoliasi didasarkan atas komposisinya, untuk komposisi tertentu mempunyai nama tertentu.

The Rock Cycle - Interrelationships

The rillustrates the relationships between Earths internal and external processes and relates the formation of the major rock groups to external (weathering, transportation, deposition) and internal processes (melting, metamorphism).

The Rock Cycle - A Plate Tectonic Perspective


Plate movement drives the rock cycle and is responsible for the recycling of rocks from one major group to another. For example, heat and pressure generated along convergent boundaries may lead to melting of and metamorphism of rocks in the descending ocean plate and thereby lead to formation of new igneous and metamorphic rocks.

Anda mungkin juga menyukai