Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH FREKUENSI MENGKONSUMSI JUNK FOOD TERHADAP DMF KONSUMEN

I. Latar Belakang Dewasa ini, junk food merupakan makanan yang sudah tidak asing lagi bagi kebanyakan orang. Junk food adalah makanan yang memiliki sedikit kandungan gizi, atau makanan yang sebetulnya kandungan nutrisinya cukup tapi mengandung zat-zat yang tidak sehat jika dikonsumsi terus-menerus. Seperti yang telah diketahui oleh banyak kalangan, junk food merupakan makanan yang tidaklah baik bagi kesehatan tubuh. Namun hal itu tidak lekas membuat orang-orang meninggalkan makanan ini. Bahkan ada orang yang menggantungkan apa yang ia makan pada junk food. Sedangkan DMF adalah indeks karies yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak seseorang mengalami insidensi karies. DMF sendiri, merupakan singkatan dari Dickey, Missing dan Filling. Dickey mengindiksikan pada gigi yang terkena karies. Missing merupakan gigi yang hilang karena karies, sedangkan filling merupakan gigi yang ditumpat karena karies. Seperti yang juga diketahui banyak orang, karies gigi merupakan penyakit multifaktorial, salah satunya adalah makanan. Makanan yang mengandung karbohidrat, khususnya sukrosa. Pada junk food, seperti soda, pastilah terkandung banyak sekali sukrosa. Hal inilah yang dapat menyebabkan insidensi karies meningkat. Terlebih lagi, sebuah survei menyatakan bahwa keinginan seseorang yang sudah terbiasa makan junk food akan menjadi lebih besar untuk mengkonsumsinya ketika malam hari. Apabila seseorang mengkonsumsi junk food sebelum tidur dan dia lupa untuk menggosok gigi, maka akan meningkatkan terjadinya karies. Dengan adanya trend masa kini, yaitu junk food yang semakin merakyat, maka memungkinkan juga meningkatnya insidensi karies. Bisa dilihat dari kesehariannya, restauran cepat saji seakaan tidak pernah sepi dari pengunjung. Hal ini menunjukkan minat yang tinggi pada junk food, dan memungkinkaninsidensi karies yang meningkat Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang akan dibahas adalah : Apakah frekuensi pengkonsumsian junk food berpengaruh pada DMF? Manfaat a. Bagi Institusi Pendidikan Menambah ilmu pengetahuan dan memberikan informasi tentang hbungan antara frekuensi konsumsi karies terhadap DMF b. Bagi Responden - Memberi informasi tentang frekuensi yang tepat untuk mengkonsumsi junk food

II.

III.

- Memberi informasi tentang makanan yang dapat menimbulkan karies gigi c. Bagi Petugas Kesehatan Sebagai pertimbangan sumber referensi ketika akan mengadakan penyuluhan d. Bagi Peneliti Sebagai wadah untuk mengaplikasikan ilmu dan mengasah kemampuan peneliti untuk berfikir kritis IV. Tujuan a. Tujuan umum: Untuk mengetahui pengaruh junk food pada DMF masyarakat yang mengkonsumsinya. b. Tujuan khusus: - Mengidentifikasi jenis junk food yang dapat menyebabkan karies - Mengidentifikasi hubungan antara jenis junk food dengan kejadian karies gigi - Mengidentifikasi hubungan antara frekuensi konsumsi junk food dengan kejadian karies gigi

PENGARUH FREKUENSI MENGKONSUMSI JUNK FOOD TERHADAP DMF KONSUMEN


I. Kerangka Konsep
Sisa sukrosa dan gloukosa pada gigi Konsumsi junk food berlebihan

Bakteri melekat pada enamel

Bakteri (Streptococcus Mutans)

Plak

Asam Laktat

pH mulut < 5,5

Demineralisasi

Karies meningkat

DMF meningkat

Konsumsi junk food yang berlebih secara langsung sisa sukrosa serta glukosa yang ada dalam rongga mulut meningkat. Terlebih apabila frekuensi menyikat konsumen sangat kurang. Sukrosa dan glukosa memiliki kariogenitas tinggi. Sukrosa dan glukosa dapat dimetabolismekan sehingga terbentuk polisakarida intrasel dan ekstrasel yang memungkinkan bakteri dapat melekat pada permukaan gigi (enamel) dan menimbulkan plak. Plak ini menyediakan cadangan energi bagi metabolisme kariogenik selanjutnya, serta bagi perkembangbiakan bakteri kariogenik meski gula telah dihilangkan. Bakteri yang menempel pada permukaan gigi yang bergula akan melakukan fermentasi yaitu

mengubah sukrosa dan glukosa menjadi asam laktat melalui proses glikolisis menghasilkan asam yang akan menurunkan pH mulut menjadi < 5,5. Dalam keadaan seperti ini bakteri dapat melarutkan enamel dan terjadi demineralisasi. Kandungan asam yang terdapat dalam junk food juga memiliki andil dalam menurunkan pH mulut. Proses karies akan terjadi ketika pH mulut dibawah 5,5 da akan terhenti apabila pH kembali menjadi normal. Bila untuk seterusnya pH mulut normal, maka karies yang terbentuk akan menjadi karies terhenti. Namun dengan konsumsi asam yang terdapat dalam junk food terus menerus, pH akan seringkali turun menjadi dibawah 5,5. Dengan turunnya pH terus menerus, maka karis juga akan terus berlanjut bahkan tidak dapat dipungkiri adanya kemungkinan karies rampan. Terbentuknya karies rampan ini secara langsung juga akan meningkatkan nilai DMF konsumen. II. Hipotesis Hipotesis yang dapat diambil adalah Frekuensi pengkonsumsian junk food berpengaruh pada DMF konsumen

Anda mungkin juga menyukai