Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keppres No.80 Tahun 2003 tentang pengadaan barang/jasa telah dirubah
dan digantikan dengan Perpres No.54 tahun 2010 yang secara hukum resmi
dinyatakan berlaku sejak ditanda tangani oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada tanggal 6 Agustus 2010.
Pada kenyataannya peraturan-peraturan hukum itu sangatlah banyak,
sehingga menimbulkan kurang adanya kepastian hukum. Peraturan-peraturan
yang dipakai dalam proyek pemerintah ada yang sudah ketinggalan jaman tetapi
masih digunakan. Maka disempurnakanlah Kepres No. 16 Tahun 1994 tentang
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta Pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa Pada Instansi Pemerintah dengan Keppres No. 18
Tahun 2000, lalu disempurnakan kembali dengan Keppres No. 80 Tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah
dan terakhir perubahannya Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
Perpres No. 54 Tahun 2010 Pasal 1, memberikan definisi tentang
Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan Barang/Jasa
adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh
Kementrian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainya yang
prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh
kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.
1

Pengadaan barang/jasa sangat diperlukan oleh suatu instansi atau lembaga di
Indonesia dalam rangka mensukseskan pembangunan disegala bidang.
Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan


1
Republik Indonesia. 2010. Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. Jakarta : Fokusmedia. Hal. 2.
2

rakyat.
2
Oleh karena itu dalam proses pembangunan perlu adanya partisipasi dari
seluruh lapisan mayarakat agar terciptanya tujuan dari pembangunan nasional
tersebut dan hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat
sebagai peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan merata.
Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah
merupakan pedoman bagi Peraturan Materiil Universitas Pembangunan Nasional
Veteran (UPN Veteran) dalam hal pengadaan barang/jasa dikarenakan
sebagian besar aset UPN Veteran adalah milik Kementerian Pertahanan
sehingga sebagian pengadaan barang/jasa menggunakan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN). Selain itu prinsip-prinsip yang terkandung didalam
Perpres No. 54 Tahun 2010 dirasa sangat sesuai untuk diterapkan dalam Peraturan
Materiil UPN Veteran dalam hal pengadaan barang/jasa.
Peraturan pelaksanaan pengadaan barang/jasa di UPN Veteran diatur
didalam Keputusan Ketua Yayasan Kesejahteraan Pendidikan Dan Perumahan
No: KEP/12/YKPP/III/2008 tanggal 5 Maret 2008 tentang Peraturan Materiil
Badan Pelaksana Pendidikan dalam hal pengadaan barang/jasa, yang menjelaskan
bahwa materiil adalah semua materiil berupa materiil habis pakai dan materiil
tidak habis pakai yang terdiri atas barang bergerak dan barang tidak bergerak
yang berada dan digunakan oleh BP DIK, UPN Veteran Jakarta dan LPTTN.
3

Disamping itu terdapat pembinaan materiil yang merupakan segala usaha,
kegiatan dan pekerjaan yang berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian,
penggiatan dan pengendalian terhadap penentuan kebutuhan, pengadaan,
pemeliharaan dan penghapusan materiil BP DIK.
4

Upaya Pembinaan Materiil bertujuan untuk terwujudnya tertib administrasi
materiil menjamin kondisi materiil tetap dalam keadaan siap secara kwantitatif
maupun kwalitatif sesuai dengan perkembangan keadaan/teknologi sehingga akan

2
Djumialdji. 2006. Hukum Bangunan Dasar-Dasar Hukum Dalam Proyek Dan
Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Rhineka Cipta. Hal. 1.
3
Peraturan Materiil Badan Pelaksana Pendidikan UPN Veteran No:
KEP/12/YKPP/III/2008. Hal. 1.
4
Ibid
3

selalu dapat mendukung pelaksanaan tugas pokok BP DIK dalam membina UPN
Veteran dan LPTTN. Badan Pelaksana Pendidikan (BP DIK) adalah lembaga
pelaksana yang bernaung dibawah Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan
Perumahan (YKPP) yang melakukan pembinaaan terhadap UPN Veteran (UPN
Veteran Jakarta, UPN Veteran Jogjakarta, UPN Veteran Jawa Timur) dan
SMA Taruna Nusantara di Magelang.
Dalam hal pengadaan barang/jasa khususnya di UPN Veteran Jakarta,
antara pihak-pihak yang melaksanakannya perlu adanya suatu perjanjian. Salah
satu bentuk perjanjian itu adalah kontrak pengadaan barang/jasa.
Pengadaan Barang/Jasa di UPN Veteran Jakarta yang diatur dalam
Peraturan Materiil No: KEP/12/YKPP/III/2008 perlu dikaji atau dianalisa dengan
meninjau Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
agar pelaksanaan peraturan pengadaan barang/jasa dapat berjalan sesuai dengan
prinsipnya yaitu efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil atau tidak
diskriminatif, dan akuntabel. Selain analisa terhadap Peraturan Materiil No:
KEP/12/YKPP/III/2008, perlu juga dilakukan analisa terhadap pelaksanaan
pengadaan barang/jasa di UPN Veteran Jakarta ditinjau dengan Perpres No. 54
Tahun 2010 dan dasar hukum yang mengatur tentang perjanjian/kontrak
(KUHPerdata).

B. Perumusan Masalah
Adapun pokok permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah
sebagai berikut :
1. Apakah Peraturan Materiil UPN Veteran No: KEP/12/YKPP/III/2008
dalam hal pengadaan barang/jasa telah sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah?
2. Apakah pelaksanaan kontrak pengadaan barang/jasa di UPN Veteran
Jakarta yang mendasari pada Peraturan Materiil No: KEP/12/YKPP/III/2008
telah sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah?
4

3. Bagaimana bentuk perlindungan hukum bagi para pihak yang bersengketa
dalam melakukan kontrak pengadaan barang/jasa?

C. Ruang Lingkup Penulisan
Sesuai dengan judul pada skripsi ini merupakan suatu analisa mengenai
implementasi Peraturan Materiil di UPN Veteran yang berpedoman pada
Perpres No. 54 Tahun 2010 tepengadaan barang/jasa pemerintah, maka jelaslah
bahwa masalah yang akan dibahas sangat kompleks dan luas. Oleh karena itu,
penulis membatasi masalah hanya pada ruang lingkup analisa terhadap Peraturan
Materiil UPN Veteran No: KEP/12/YKPP/III/2008 dalam hal pengadaan
barang/jasa berikut pelaksanaan kontrak pengadaan barang/jasa di UPN
Veteran Jakarta ditinjau dari Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, serta bentuk perlindungan hukum bagi para pihak yang
bersengketa dalam melakukan kontrak pengadaan barang/jasa.

D. Maksud Dan Tujuan Penulisan
Dalam penulisan skripsi yang berjudul Implementasi Peraturan Materiil
UPN Veteran No: KEP/12/YKPP/III/2008 ditinjau dari Perpres No. 54 Tahun
2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dimaksudkan sebagai tugas
akhir mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jakarta, untuk memenuhi syarat-syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Hukum,
pada Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
Adapun tujuannya untuk menelaah lebih lanjut apakah Peraturan Materiil
UPN Veteran No: KEP/12/YKPP/III/2008 dalam hal pengadaan barang/jasa
sudah sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 serta untuk mengetahui bentuk
perlindungan hukum bagi para pihak yang bersengketa dalam melakukan kontrak
pengadaan barang/jasa.
Untuk itu penulis berharap dapat memberikan sumbangan penulisan
kepada Kementerian Pertahanan dan Yayasan Kesejahteraan Pendidikan Dan
Perumahan (YKPP) serta Badan Pelaksana Pendidikan (BP DIK) dan khususnya
5

UPN Veteran Jakarta dalam rangka perbaikan sistem pengadaan barang/jasa
sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 sehingga kontrak pengadaan
barang/jasa dapat berjalan sesuai dengan prinsipnya yaitu efisien, efektif, terbuka
dan bersaing, transparan, adil atau tidak diskriminatif, dan akuntabel.

E. Kerangka Teori Dan Kerangka Konseptual
1. Kerangka Teori
Hukum kontrak adalah hukum yang mengatur tata cara, hal-hal yang
harus dipatuhi, dan penegakan kontrak itu sendiri. Dengan kata lain hukum
kontrak menetapkan garis-garis besar bagaimana kontrak tersebut akan,
sedang, dan telah dilaksanakan oleh masing-masing pihak.
5
Pengaturan umum
tentang kontrak diatur dalam KUHPerdata buku III.
Dalam Perpres No.54 Tahun 2010 Pasal 1 ayat 22, memberikan
definisi mengenai kontrak pengadaan barang/jasa yang selanjutnya disebut
kontrak adalah perjanjian tertulis antara pejabat pembuat komitmen (PPK)
dengan penyedia barang/jasa atau pelaksana swakelola.
6
Kontrak pengadaan
barang merupakan kontrak yang dikenal dalam kegiatan pengadaan barang
yang dilakukan oleh pemerintah, dimana sumber pembiayaannya berasal dari
APBN/APBD.
Menurut Peraturan Materiil UPN Veteran No:
KEP/12/YKPP/III/2008 mengenai pengadaan barang/jasa pasal 14 ayat 1,
memberi penjelasan yang dimaksud pengadaan barang/jasa pada dasarnya
adalah perolehan atau penambahan barang/jasa berupa peralatan,
perlengkapan, jasa konsultasi dan lain-lain.
7

Pengadaan sendiri adalah perolehan materiil yang biayanya didukung
dari anggaran BP DIK, UPN Veteran atau LPTTN. Perolehan dari pihak

5
Wicaksono, Satryo, Frans. 2008. Panduan Lengkap Membuat Surat-Surat
Kontrak. Jakarta : Transmedia Pustaka. Hal. 1.
6
Republik
Indonesia
, Perpres No. 54 Tahun 2010, Op. Cit, hal. 5.
7
Peraturan Materiil Badan Pelaksana Pendidikan, Op.Cit, hal. 11.

6

lain yang tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan AD/ART YKPP serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perolehan meliputi Wakaf,
Hibah, Hibah Wasiat dan perolehan lainnya seperti dalam bentuk tukar guling,
Build Operate Transfer (BOT), sewa beli dan yang akan diatur tersendiri.
Pelaksanaan kegiatan pengadaan barang ini dapat dilakukan secara
swakelola dan/atau penyedia barang. Dilaksanakan secara swakelola artinya
adalah :
a. Dilaksanakan sendiri secara langsung oleh instansi penanggung jawab
anggaran.
b. Institusi pemerintah penerima kuasa dari penanggung jawab anggaran,
misalnya perguruan tinggi negeri atau lembaga penelitian atau ilmiah
pemerintah.
c. Kelompok masyarakat penerima hibah dari penanggung jawab anggaran.
Dilaksanakan oleh penyedia barang artinya adalah bahwa pengadaan
barang itu dilaksanakan oleh penyedia barang. Barang adalah suatu benda
dalam berbagai uraian, yang meliputi :
a. Bahan baku
b. Bahan setengah jadi
c. Barang jadi atau peralatan
d. Spesifikasinya ditetapkan oleh pengguna barang.
2. Kerangka Konseptual
Sesuai judul yang diajukan penulis yaitu Implementasi Peraturan
Materiil UPN Veteran No: KEP/12/YKPP/III/2008 ditinjau dari Perpres No.
54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dapat diambil
istilah-istilah yang dapat dijelaskan secara luas antara lain:
a. Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan.
8

b. Sumber hukum materiil adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan hukum (pengaruh terhadap pembuat undang-undang,

8
Anwar, Desy. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Amelia.
Hal. 129.
7

pengaruh terhadap keputusan hakim, dan sebagainya), peraturan yang ikut
mempengaruhi materi (isi) dari aturan-aturan hukum, atau tempat dari
mana materi hukum itu diambil. Sumberr hukum materiil ini merupakan
faktor yang membantu pembentukan hukum.
9

c. Unversitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, yang selanjutnya
disingkat UPN VJ menurut KEP/12/YKPP/III/2008 adalah universitas
atau yayasan yang berada dalam pembinaan Yayasan Kesejahteraan
Pendidikan dan Perumahan.
10

d. Peraturan Materiil UPN Veteran dalam hal pengadaan barang/jasa No:
KEP/12/YKPP/III/2008 adalah Peraturan Materiil Badan Pelaksana
Pendidikan (BP DIK) berkedudukan sebagai Peraturan Yayasan
Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan (YKPP), yang mengatur
tentang pembinaan materiil dilingkungan BP DIK , UPN Veteran dan
LPTTN dengan tujuan agar administrasi materiil tertib, teratur dan
berkelanjutan.
11

e. Pemilik Materiil BP Dik, yang selanjutnya disebut Pemilik Materiil adalah
Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan atau disingkat YKPP,
yaitu yayasan yang menerima pelimpahan wewenang dari Dephan untuk
membina dan mengembangkan UPN Veteran dan LPTTN.
12

f. Kuasa Materiil BP Dik, yang selanjutnya disebut Kuasa Materiil, adalah
Kepala BP Dik YKPP, yang bertindak umtuk dan atas nama pemilik
materiil mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam pembinaan
materiil di lingkungan BP Dik.
13

g. Pembantu Kuasa Materiil BP Dik, yang selanjutnya disebut Pembantu
Kuasa Materiil adalah Rektor UPN Veteran/Ka. LPTTN, yang

9
Huda, Nimatul. 2006. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta. Hal. 31.
10
Peraturan Materiil Badan Pelaksana Pendidikan, Op.Cit, hal. 1.
11
Ibid, hal.2.
12
Ibid, hal. 1.
13
Ibid hal. 2.
8

mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu dalam pembinaan
materiil BP Dik sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya.
14

h. Bendaharawan Materiil BP Dik, yang selanjutnya disebut Pengawas
Materiil adalah Kepala Badan Pelaksana Harian atau disingkat Kepala
BPH/Waka Sekmin yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
sehari-hari sebagai Pengawas terhadap pelaksanaan kebijakan pemilik dan
kuasa materiil serta penerapan peraturan materiil di lingkungan UPN
Veteran/LPTTN.
15

i. Pengawas Materiil BP Dik, yang selanjutnya disebut Pengawas Materiil
adalah Kepala Badan Pelaksana Harian atau disingkat Kepala BPH/Waka
Sekmin yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab sehari-hari
sebagai Pengawas terhadap pelaksanaan kebijakan pemilik dan kuasa
materiil serta penerapan peraturan materiil di lingkungan UPN
Veteran/LPTTN.
16

j. Kepala Unit Organisasi disingkat Ka. UO, adalah Pimpinan UO Pengguna
Materiil yaitu Rektor UPN Veteran dan Ka. LPTTN, yang mempunyai
wewenang dan tanggung jawab yang melekat pada jabatannya di
lingkungan UPN Veteran dan LPTTN.
17

k. Kepala Satuan Kerja disingkat Ka Satker, adalah Pimpinan Satker di
lingkungan BP Dik dan LPTTN sebagai pengguna Materiil BP Dik.
18

l. Inventaris kekayaan milik BP Dik, adalah semua materiil yang harus
dipertanggung jawabkan sebagai kekayaan BP Dik, UPN Veteran dan
LPTTN, baik yang masih berada dalam persediaan maupun yang sedang
dalam penggunaan.
19

m. Kontrak, yang berasal dari bahasa Inggris contract, adalah An agreement
between two or more persons which creates an obligation to do or not to

14
Ibid
15
Ibid
16
Ibid
17
Ibid
18
Ibid
19
Ibid
9

do a particular thing. Its essentials are competent parties, subject matter,
a legal consideration, mutuality of agreement, and mutuality of obligation.
The writing which contains the agreement of parties, with the terms and
conditions, and which serves as a proof of the obligation.
20
Jadi kontrak
adalah suatu persetujuan diantara dua atau lebih orang yang menciptakan
kewajiban untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal khusus.
Dengan demikian kontrak memiliki unsur-unsur, yaitu pihak-pihak yang
kompeten, pokok yang disetujui, pertimbangan hukum, persetujuan timbal
balik, dan kewajiban timbal balik.
21
Maka ciri-ciri kontrak yang utama
adalah kontrak merupakan suatu tulisan yang memuat persetujuan dari
para pihak, lengkap dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat, serta
yang berfungsi sebagai alat bukti tentang adanya (seperangkat) kewajiban.
n. Barang, menurut Perpres No. 54 Tahun 2010 adalah setiap benda baik
berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak yang
dapat diperdangangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh
pengguna barang.
22

o. Jasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perbuatan yang baik
atau berguna dan bernilai bagi orang lain, negara, instansi. Perbuatan
yang memberikan segala sesuatu yang diperlukan orang lain; layanan,
servis, aktivitas, kemudahan, manfaat, dsb yang dapat dijual kepada orang
lain (konsumen) yang menggunakan atau menikmatinya.
23

p. Pengadaan Barang/Jasa, menurut Perpres No.54 Tahun 2010 adalah
kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya

20
Contract Drafting Struktur Dan Standar Dokumen Kontrak,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/chapterII.pdf
21
Mashudi, H. 2008. Pengertian-Pengertian Elementer Hukum Perjanjian
Perdata. Bandung : Mandar Maju. Hal. 31.
22
Republik Indonesia, Perpres No. 54 Tahun 2010, Op. Cit, hal. 3.
23
Dessy Anwar, Op. Cit, hal. 148.
10

yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai
diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.
24


F. Metode Penelitian
Didalam mengungkapkan permasalahan dan pembahasan yang berkaitan
dengan materi penulisan dan penelitian, data-data atau informasi yang akurat
sangat diperlukan. Untuk itu digunakan sarana penelitian ilmiah yang
mendasarkan pada metode sistimatika, dan pemikiran tertentu agar dapat
mempelajari serta menjelaskan setiap gejala atau faktor yang menjadi fakta
didalam penulisan skripsi ini. Penulis menggunakan metode penelitian sebagai
berikut :
1. Metode penelitian kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif (yuridis
normative), yakni penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
pustaka atau data sekunder. Selanjutnya mengumpulkan data atau bahan yang
akan dianalisa dan diteliti sehingga nantinya mendukung teori-teori yang
diperoleh dari bahan kepustakaan.
Adapun bahan hukum primer yaitu semua dokumen peraturan yang
mempunyai kekuatan hukum mengikat dan ditetapkan oleh pihak-pihak
berwenang, yakni berupa KUHPerdata, Undang-undang serta Peraturan
pelaksanaan perundang-undangan lainnya. Bahan hukum primer ini akan
menjadi bahan yang sangat penting peranannya dalam penelitian skripsi ini.
Bahan hukum sekunder yaitu semua dokumen resmi yang
merupakaninformasi atau hasil kajian dari kontrak pengadaan barang/jasa,
seperti seminar hukum, buku-buku, karya ilmiah, majalah, artikel, jurnal
hukum dan beberapa sumber dari situs internet yang berkaitan dengan
penelitian skripsi ini. Sedangkan bahan hukum tersier yaitu semua dokumen
yang berisi konsep-konsep dan keterangan-keterangan yang mendukung

24
Republik Indonesia, Perpres No. 54 Tahun 2010, Op. Cit, hal. 2.
11

bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus, ensiklopedia,
dan lain-lain.
2. Metode Penelitian Lapangan (Field Research)
Sehubungan dengan pengumpulan data atau bahan-bahan yang
diperlukan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini, juga dilakukan studi
lapangan, yakni pengumpulan data-data mengenai objek yang diteliti, dalam
hal ini dilakukan melalui wawancara dengan pejabat dan mantan pejabat yang
menangani pelaksanaan pengadaan barang/jasa di UPN Veteran Jakarta,
seperti Kepala Biro Umum, Kepala bagian Sarana dan Prasarana serta pejabat
lain yang terkait.

G. Sistematika Penulisan
Sistematika ini dibuat dengan tujuan agar pembahasan tulisan ini menjadi
lebih terarah sehingga apa yang menjadi tujuan penulisan dapat tercapai dan dapat
dijabarkan secara jelas. Sistematika dari tulisan ini tersusun sebagai berikut:
BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang memaparkan ilustrasi guna
memberikan informasi yang bersifat umum dan menyeluruh serta
sistematis terdiri dari uraian latar belakang permasalahan, rumusan
masalah, ruang lingkup penulisan, maksud dan tujuan penulisan,
kerangka teori dan kerangka konseptual, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Umum Mengenai Kontrak Dan Proses Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang akan diuraikan dalam sub bab, yaitu
perihal kontrak/perjanjian, asas-asas kontrak, syarat-syarat sah
kontrak, serta akibat hukum suatu kontrak menurut Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata. Disamping itu terdapat penjelasan
mengenai tinjauan umum mengenai pengadaan barang/jasa, para
pihak didalam organisasi pengadaan, penyedia barang/jasa, prinsip-
prinsip yang terkandung didalamnya, tahap per tahap pelaksanaan
pengadaan barang/jasa berikut metode-metode yang digunakan,
12

hingga penyelesaian perselisihan didalam pengadaan barang/jasa
menurut Perpres No. 54 Tahun 2010.
BAB III : Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Di UPN Veteran Jakarta yang
berisi uraian mengenai pasal-pasal didalam Peraturan Materiil No:
KEP/12/YKPP/III/2008 dan substansi kontrak pengadaan
barang/jasa di UPN Veteran Jakarta. Selain itu terdapat
wawancara seputar pengadaan barang/jasa di UPN Veteran oleh
mantan Kepala Biro Umum, Drs. Djamhari Hamza, SH, MH, MM.
BAB IV : Analisa Terhadap Peraturan Materiil No: KEP/12/YKPP/III/2008
dan kontrak Pengadaan Barang/Jasa Di UPN Veteran Jakarta
Ditinjau Dari Perpres No. 54 Tahun 2010.
BAB V : Kesimpulan Dan Saran
Bab ini akan memuat kesimpulan dan saran dari penulis sehubungan
dari pembahasan dalam rumusan masalah.

Anda mungkin juga menyukai